Yesus menuntun kita dengan berbagai macam cara. Terkadang
dia membuat langkah selanjutnya secara jelas, sebenderang siang hari. Pada lain
waktu, seperti Petrus dalam Yohanes
21:1-14, rasanya seperti kita ditinggalkan untuk melalui kekacauan, hanya untuk
mengetahui bahwa Yesus memimpin melalui ketidakjelasan yang kita alami.
Yohanes 21:1-14
… (4) Ketika hari mulai
siang, Yesus berdiri di pantai; akan tetapi murid-murid itu tidak tahu, bahwa itu
adalah Yesus. (5) Kata Yesus kepada mereka: "Hai anak-anak, adakah kamu
mempunyai lauk-pauk?"Jawab mereka: "Tidak ada." (6) Maka kata
Yesus kepada mereka: "Tebarkanlah jalamu di sebelah kanan perahu, maka
akan kamu peroleh."Lalu mereka menebarkannya dan mereka tidak dapat
menariknya lagi karena banyaknya ikan. (7) Maka murid yang dikasihi Yesus itu
berkata kepada Petrus: "Itu Tuhan." Ketika Petrus mendengar, bahwa
itu adalah Tuhan, maka ia mengenakan pakaiannya, sebab ia tidak berpakaian,
lalu terjun ke dalam danau. (8) Murid-murid yang lain datang dengan perahu
karena mereka tidak jauh dari darat, hanya kira-kira dua ratus hasta saja dan
mereka menghela jala yang penuh ikan itu. (9) Ketika mereka tiba di darat,
mereka melihat api arang dan di atasnya ikan dan roti. (10) Kata Yesus kepada
mereka: /"Bawalah beberapa ikan, yang baru kamu tangkap itu. (11) Simon
Petrus naik ke perahu lalu menghela jala itu ke darat, penuh ikan-ikan besar:
seratus lima
puluh tiga ekor banyaknya, dan sungguhpun sebanyak itu, jala itu tidak koyak
(12) Kata Yesus kepada mereka: "Marilah dan sarapanlah." Tidak ada di
antara murid-murid itu yang berani bertanya kepada-Nya: "Siapakah
Engkau?" Sebab mereka tahu, bahwa Ia adalah Tuhan (13) Yesus maju ke
depan, mengambil roti dan memberikannya kepada mereka, demikian juga ikan itu.
(14) Itulah ketiga kalinya Yesus menampakkan diri kepada murid-murid-Nya
sesudah Ia bangkit dari antara orang mati.
“Saya pergi menangkap ikan.”
Petrus tidak tahu apa lagi yang harus dilakukan. Beberapa minggu
lalu merupakan waktu menegangkan yang tak tergambarkan dengan mimpi buruk
penyaliban Yesus dan kebangkitannya yang ajaib yang terlalu besar untuk
digambarkan dengan kata-kata.
Sekarang dia sedang duduk
bersama dengan Tomas, Natanael, Yakobus, dan dua murid lainnya. Mereka semata
menanti. Kehilangan arah. Yesus tidak ada disana dan dia tidak memberitahukan
apa yang harus dilakukan selanjutnya.
Petrus biasanya tahu apa yang
harus dilakukan selanjutnya : mempersiapkan jala, pergi menangkap ikan, mengambil
hasil tangkapan dan menjualnya ke pasar. Menjala ikan merupakan pekerjaan yang
berat dan terkadang berbahaya. Tetapi Petrus tahu apa yang dulu diharapkan dari
Yesus. Kenangan yang sangat dikenalinya itu menenangkannya.
Jadi selama dia tidak tahu apa
lagi yang harus dilakukan, dia berpikir bahwa dia berangkali harus melakukan
sesuatu yang produktif. Yang lainnya menimpali,”Kami akan pergi denganmu.”
Petrus bukanlah satu-satunya yang gelisah.
Sepanjang malam mereka menjala.
Lempar dan tarik. Tidak hasil. Lempar dan tarik. Tidak ada hasil. Mencobanya di
sisi lain kapal. Tidak ada hasil. Pindahkan kapal. Tidak ada hasil. Ke tempat yang lebih dalam. Tidak ada hasil. Ke
tempat yang lebih dangkal. Tidak ada hasil. Dimanakah ikanya? Tidak ada. Ide
siapakah ini? Bisa jadi ada satu dua kata makian saat itu.
Ketika hari telah mencapai
siang, mereka mendengar suara dari tepi pantai. “Anak-anak, apakah kalian
mempunya ikan?” Yakobus merespon dengan kesal, “Tidak!” “Lemparkan jalamu ke
sisi kanan kapal dan kamu akan menangkap beberapa ikan.”
Biasanya hal seperti ini akan
melukai. Tetapi perintah-perintah ini sangat mereka kenali. Perintah ini pernah
mereka terima sebelumnya. Petrus dan
Yohanes saling menatap satu sama lain dan kemudian melemparkan jala itu. Berat yang
sekonyong-konyong nyaris saja menyeret mereka keluar dari kapal. Mana mungkin bisa!
Tapi ya! Ikan! Dan ikan-ikan itu sangat banyak! Mereka bahkan nyaris tidak
dapat mengangkat jala kedalam kapal.
Mata Yohanes membelalak
sama besarnya dengan mata ikan ketika dia menatap Petrus dan
berkata,” Itu Tuhan!” Petrus memberikan
jala kepada Natanael, melepaskan pakaian bagian luarnya kemudian
melompat, meninggalkan yang lainnya menari jala yang menggelembung
besar dipenuhi ikan.
Ketika mereka tiba di pantai,mereka
menemukan Yesus sedang mempersiapkan sarapan pagi untuk mereka. Yesus sudah
mempunyai ikan! Dengan anggunnya dan berangkali dengan kasih sayang yang
menggoda, Yesus berkata,” Bawakan beberapa ikat yang kamu baru saja tangkap.”
Kemudia dia menyajikan sarapan pagi buat mereka.
Dan kemudian Yesus memberikan instruksi-instruksi
selanjutnya kepada Petrus
Empat Prinsip Didalam Kisah Ini
Ini adalah Yesus yang dahulu, yang sama, selalu memimpin
dengan anggun dan melayani
murid-muridnya yang kebingungan. Dan karena kita adalah murid-muridnya
di abad 21 maka kita pun sama mudahnya dibingungkan, sangat baik bagi kita
untuk mengingay sejumlah prinsip dari
kisah diatas.
Pertama,
menantikan Yesus adalah pengalaman umum bagi semua murid. Kadang kita
menantikan arahan. Kadang kita terjebak di sebuah tempat yang sangat sulit,
menantikan pembebasan. Kadang kita menanti untuk memahami tujuan-tujuan-Nya.
Kadang kita menanti ketetapan-Nya. Waktunya Yesus dan tujuan-tujuan-Nya tidak
selalu jelas bagi kita, walaupun semuanya itu adalah selalu yang terbaik bagi
kita. Sehingga Yesus menginginkan iman kita berdiam di batu karang Firmannya dan tidak pada pasir situasi.
Kedua,
ketika kita tidak yakin apa yang harus
dilakukan selanjutnya, sebagaimana diungkapkan Elizabeth Elliott,” Lakukan hal selanjutnya.” Saya yakin para murid telah berdoa untuk mendapatkan tuntunan
selama hari-hari tersebut tetapi tidak ada instruksi jelas yang datang. Menjala ikan kelihatannya sebuah ide yang
baik saja. Dan memang itulah yang Tuhan inginkan untuk mereka lakukan. Yesus
telah menuntun mereka, hanya saja dalam cara yang berbeda. Selagi mereka
melakukan hal selanjutnya itu, Yesus menemui mereka dan
mengarahkan mereka.
Ketiga, Yesus sepenuhnya memegang kendali. Petrus dan
sahabat-sahabatnya adalah nelayan-nelayan yang berpengalaman. Mereka telah
melakukan yang terbaik untuk mendapatkan ikan, namun demikian tidak ada yang
didapat. Tetapi pagi itu mereka
mendapatkan (kembali) bahwa Yesus berdaulat atas semua keputusan mereka, atas
kapal, atas laut,dan berdaulat atas waktu.
Keempat,
Yesus sendiri selalu melayani kita, bahkan ketika kita tidak dapat melihat hal
tersebut. Dia melayani kita dalam setiap cara yang dapat kita pikirkan: mulai
dari menebus dosa-dosa kita, panggilan kita, hingga kepada ikan yang kita
tangkap, hingga kepada sarapan pagi di pantai, hingga kepada rumah kekekalan
kita. Yesus senang bekerja untuk mereka yang menantikan dia :
Yesaya 64:4
Tidak ada telinga
yang mendengar, dan tidak ada mata yang melihat seorang allah yang bertindak
bagi orang yang menanti-nantikan dia; hanya Engkau yang berbuat demikian.
Dalam mengikut Yesus ada
saat-saat dimana kita mengalami kebingungan yang sangat intensif dan
masa-masa kebingungan dalam menantikan. Yesus tidak menginginkan kita menjadi panik
dalam masa itu. Yesus memegang kendali dalam setiap situasi. Ketika anda tidak
memahami jalan-jalannya, percayalah pada Firmannya.
Dan ketika anda tidak yakin apa yang akan anda lakukan
selanjutnya, maka lakukanlah hal selanjutnya itu.
WhenYou Aren’t Sure What to Do Next, by Jon Bloom | diterjemahkan oleh : Martin
Simamora
No comments:
Post a Comment