Saya amat
tertantang dalam sejumlah kesempatan,
sejujurnya, sebagaimana yang anda ketahui, diantaranya untuk menelusuri satu
ayat. Pada kesempatan ini saya telah
menjelajahi di keseluruhan bab, dan kini kita akan menjelajahi seluruh kitab.
Dan kitab itu adalah Ester. Anda bisa membuka Alkitab anda bila berkenan,
membuka pada kitab Ester, dan ini merupakan kelanjutan dalam serial “Twelve
Unlikely Heroes,” dalam alkitab, Perjanjian Lama dan Baru.
Bertahun-tahun, kita telah mempelajari kitab Ester di Gereja
Grace Community dan mendapatkan bahwa ini adalah sebuah kitab yang luar biasa.
Ester merupakan salah satu dari dua kitab dalam Alkitab dimana nama Tuhan tidak
disebutkan. Penguasa yang menjadi kisah dalam kitab ini, disebutkan 175 kali;
Tuhan tidak pernah ada disebutkan. Dan walau demikian bagi siapapun yang membaca kitab ini dengan
pengertian, Tuhan adalah karakter utama dalam kitab ini. Tuhan menempatkan dirinya sendiri tampil dalam cara-cara yang mengagumkan,
walaupun Tuhan tidak disebutkan didalam kisah kitab ini.
Mari saya bawa anda kembali melihat sejarah. Kali ini akan
sedikit seperti kuliah, jadi mari bersabar mengikuti penjelasannya. Kala itu
tahun 480 Sebelum Masehi (Saya menyukai
sejarah; anda tahu itu) dan pasukan Persia
yang sangat banyak berbaris maju dengan sebuah determinasi untuk menghadapi
kekuatan-kekuatan pemberontak dari Atena dan sekutu-sekutu Yunani, Persia
menggelar sebuah kekuatan militer yang
sangat besar.
Sumber-sumber kuno menyebutkan jumlah pasukan Persia sebanyak
satu juta pasukan. Atau sumber-sumber moderen yang menyebutkan jumlah yang
lebih sedikit dan memperkirakan jumlah pasukannya adalah ratusan ribu. Setidak-tidaknya Persia
menggelar sebuah kekuatan militer yang masif.
Pada saat itu, Kerajaan Persia
membentang dari Libya
masa kini dan Afrika dan terus hingga ke Pakistan di Asia. Ini merupakan
kerajaan terbesar dalam sejarah, kerajaan terbesar kedua setelah Kerajaan
Babilonia, tetapi paling baik yang dapat kita katakan, ada sekitar 50 juta
orang dalam Kerajaan Persia pada masa
itu. Mereka telah menaklukan Kerajaan Babilonia/Kaldean pada tahun 539 Sebelum
Masehi dan orang-orang Persia telah
mendiami untuk mendominasi dunia Timur Tengah, dan berlansung selama dua ratus
tahun sebelum mereka ditaklukan orang-orang Yunani, yang kemudian ditaklukan
oleh orang-orang Roma.
Tetapi pada dasarnya wilayah-wilayah Yunani telah ditaklukan
oleh Kerajaan Persia
dibawah kepemimpinan Darius, dan itu terjadi pada tahun 550 dan seterusnya. Pasukan
Darius telah dikalahkan oleh orang-orang Athena dalam sebuah pertempuran
terkenal di Marathon
pada tahun 490. Darius yang murka berketetapan hati untuk menundukan
musuh-musuh Yunaninya. Darius
mengumpulkan sebuah pasukan yang
hebat. Dia akan kembali dan dia akan membalas orang-orang Yunani atas
kemenangan mereka dalam pertempuran di
Marathon, pertempuran terkenal itu dimana seorang pria berlari sejauh 26 mil, dan jarak inilah
yang menjadi jarak marathon dimasa moderen kini. Jadi raja ini, Darius,
memiliki banyak kehendak besar untuk memuaskan dahaga pembalasan dendam. Akan
tetapi, Darius terlanjur mati sebelum dia dapat memenuhi pembalasannya. Dan
upaya pembalasan dendam ini berlanjut di
tangan puteranya. Ini seorang pria bernama Xerxes, Xerxes—nama yang terkenal
bagi orang yang mengetahui sejarah—yang hidup antara 519-465 BC, memegang kekuasaan pada tahun 486, dan kita dia
bertakhta, perintah pertamanya yang harus dikerjakan adalah berurusan dengan
Mesir di Babilon karena mereka membuat masalah bagi Xerxes dan dia harus
menundukan mereka. Xerxes gagal melakukannya, lantas mengarahkan pandangannya
pada Yunani untuk melakukan pembalasan
yang mematikan atas Yunani atas apa yang telah mereka lakukan selama ayahnya
memerintah. Xerxes mengumpulkan 250 ribu pasukan. Mereka ditempatkan didaerah yang kini adalah Turki masa kini, dan mereka
menantikan perintah untuk melintas
memasuki Yunani. Agar dapat melintasi Yunani, pasukan besar ini harus memiliki sarana-sarana untuk dapat
menyeberang. Mereka membuat semua rencana untuk menyeberang dan mereka
melakukannya. Akan tetapi, hal-hal yang direncanakan tidak berjalan seperti
yang diharapkan Xerxes, dan pasukan Xerxes mencapai Atena, mereka merangsek
kota itu tetapi pasukan-pasukan Yunani pada akhirnya menaklukan pasukan-pasukan
Persia dan memukul mundur mereka kembali keluar dari Yunani.
Ada beberapa pertempuran terkenal—Pertempuran Thermopylae,
300 orang Sparta, anda berangkali tahu ini; Pertempuran Salamis, dimana
angkatan laut Persia berhasil dihancurkan total oleh pasukan Yunani. Saya pikir mereka kehilangan sebanyak 300 kapal
perangnya. Kesemuanya ini hendak menyatakan bahwa ada sejarah perang antara
Kerajaan Persia,
yang menguasai kerajaan dunia, dan orang-orang Yunani yang akan mengambil alih dunia
sebagai kerajaan hebat selanjutnya.
Xerxes berperang
berulangkali melawan orang-orang Yunani.
Dan dia berhasil meraih sejumlah sukses,
tetapi ada lebih banyak kekalahan ketimbang kemenangan hingga akhirnya seorang
pria bernama Alexander the Great muncul,
yang adalah seorang Yunani, dan ImperiumPersia ditaklukan selamanya. Dan
Alexander the Great menaklukan dunia Timur Tengah dan menegakan apa yang kita
kenal sebagai Imperium Yunani yang
hebat.
Sekarang apa hubungannya kisah-kisah diatas ini
dengan kitab Ester? Dan ada lebih banyak detail mengenai hal ini dalam buku Twelve Unlikely Heroes,
tetapi apa kaitannya dengan kitab Ester?
Tentunya kisah-kisah
diatas ada kaitannya dengan Kitab Ester : kerajaan yang oleh orang-orang Yunani disebuat Xerxes
yang kisahnya saya sampaikan tadi, memiliki nama yang berbeda dalam bahasa
Persia—namanya adalah Khasayarsha; dalam bahasa Ibrani : Ahashverosh; dalam
Alkitab bahasa Inggrismu Ahasuerus, dalam Alkitab Indonesia : Ahasyweros, dan
itulah nama yang akan anda temukan dalam Kitab Ester .
Raja dalam Kitab Ester tidak lain adalah Xerxes, anak
laki-laki Darius yang memerangi Yunani
dan pada akhirnya kehilangan Imperium Persia, jatuh
ketangan orang-orang Yunani. Inilah pria
yang mencoba menaklukan Yunani dengan seperempat juta pasukan. Inilah pria itu,
Ahasyweros, raja dalam kitab Ester, yang menjadi penguasa Imperium setelah
kematian ayahnya. Dan dialah pria yang hatinya ditaklukan oleh seorang anak Yahudi yang yatim bernama Ester. Dan ketika kesempatan datang,
dia menggunakan pengaruhnya untuk
meyelamatkan ras Yahudi dari genosida. Itulah kisah Ester, bagaimana seorang
wanita melalui pemeliharaan Tuhan telah
menyelamatkan orang-orang Yahudi dari pemusnahan.
Kitab ini dinamai sesuai namanya, bukan karena dia yang telah menulis kitab ini. Kita tidak tahu
siapa yang menulisnya; berangkali Mordekai menulisnya, sepupu Ester. Berangkali
Ezra menulisnya; berangkali Nehemiah menulisnya atau beberapa orang Yahudi yang
tinggal di Persia di masa itu, seseorang yang memahami situasi Persia dan
seseorang yang juga memahami budaya Yahudi dan memiliki sebuah pengetahuan yang
terperinci mengenai keduanya.
Tetapi siapapun penulisnya, penulis sesungguhnya
adalah Tuhan. Dibalik berbagai peristiwa yang berlansung sedemikian kompleksnya
terdapat pemeliharaan Tuhan yang sungguh baik. Jadi mari kita mulai dari
permulaan kitab ini. Anda dapat membuka bab 1; kita akan bergerak dengan sangat
cepat. Kitab ini dibuka dengan penggambaran ekspansi kerajaan Ahasyweros. Dan kerajaan ini membentang dari
Etiopia, dan sebagaimana telah saya katakan, hingga ke ujung-ujung India, sepanjang Libya
masa kini hingga ke Pakistan.
Ahasyweros bukanlah anak satu-satunya Darius, dia adalah cucu Cyrus the Great,
penguasa Persia
yang mengeluarkan dekrit bahwa orang-orang Yahudi boleh kembali ke tanah air
mereka setelah 70 tahun pendudukan. Begitulah kitab Ester memulai.
Banyak orang Yahudi kembali ke Israel dibawah dekrit Cyrus, kakek
Xerxes. Mereka kembali; mereka membangun kembali kota Yerusalem. Mereka membangun kembali bait
suci, bait kedua. Mereka membagun diri mereka kembali di tanah mereka. Akan
tetapi, ada sejumlah besar orang Yahudi yang diasingkan ke Babilon yang masih
ada disana. Mereka berdiam disana, mereka tersebar, mereka berketurunan, dan mereka semua menjalani
kehidupan dalam imperium Persia.
Beberapa tahun dalam pemerintahan Ahasyweros atau Xerxes,
kitab Ester mengemukakan ketika
Xerxes menggelar pertemuan besar selama
6 bulan yang digelar raja di ibukota
Susan, atau Susa sebagaimana kota itu
disebut. Peristiwa ini terjadi pada tahun 483 BC dan ini merupakan sebuah
pertemuan perencanaan perang yang strategis, sebuah sesi enam bulan membahas strategi perang. Dan
perang apa? Raja akan melakukan persiapan final untuk melakukan invasi ke
Yunani yang telah saya ceritakan, dan rencana ini tidak berhasil. Tetapi dia akan membuat
rencana-rencananya. Dia sangat percaya
diri akan kemampuannya untuk menjatuhkan
Yunani, yakin bahwa kekuatan-kekuatan
militernya akan mencapai kemenangan gemilang.
Lalu Ahasyweros mengakhiri pertemuan militer
yang berlangsung 6 bulan itu,
berencana mengakhirinya dengan 7 hari jamuan makan. Sekarang lihat pada
Alkitabmu dan lihat pada Ester bab 1, dan perhatikan perayaan pesta yang megah
yang diselenggarakan sebagai antisipasi untuk kemenangan yang akan diraih.
Di situ tirai-mirai dari pada kain lenan, mori halus dan kain ungu tua, yang terikat dengan tali lenan halus dan ungu muda bergantung pada tombol-tombol perak di tiang-tiang marmar putih, sedang katil emas dan perak ditempatkan di atas lantai pualam, marmar putih, gewang dan pelinggam. Minuman dihidangkan dalam piala emas yang beraneka warna, dan anggurnya ialah anggur minuman raja yang berlimpah-limpah, sebagaimana layak bagi raja (Ester 1:6-7)
Di situ tirai-mirai dari pada kain lenan, mori halus dan kain ungu tua, yang terikat dengan tali lenan halus dan ungu muda bergantung pada tombol-tombol perak di tiang-tiang marmar putih, sedang katil emas dan perak ditempatkan di atas lantai pualam, marmar putih, gewang dan pelinggam. Minuman dihidangkan dalam piala emas yang beraneka warna, dan anggurnya ialah anggur minuman raja yang berlimpah-limpah, sebagaimana layak bagi raja (Ester 1:6-7)
Ini merupakan 7 hari mabuk bersama, jika anda mau yang
digelar oleh seorang raja Persia.
Pada hari ke-tujuh perayaan, Ahasyweros, setelah seminggu kemabukan dan melakukan apapun juga
yang dimaui, ia memutuskan ingin menampilkan isterinya, benar? Namanya adalah
Wasti, Ratu Wasti. Sehingga Xerxes
memerintahkan isterinya untuk tampil pada hari ke-tujuh dan menampilkan dirinya
dengan gaun kebesaran kerajaan.
Yang mengejutkan ratu menjawab,”Saya tidak datang ke
pestamu.” Nampaknya terkait dengan martabatnya yang dapat ternoda kala dia tampil dihadapan kerumunan pria yang
hampir semuanya mabuk, dia tidak datang. Beberapa pihak mengemukakan bahwa ratu
berangkali hamil akibat hubungan dengan anaknya, seorang pria bernama
Artaxerxes, nama yang dikenal dalam sejarah. Ratu merasa tidak nyaman dilihat
oleh orang banyak. Dia berkata, “saya tidak datang.” Ahasyweros geram. Ini
adalah pembangkangan publik. Ini
pelecehan dihadapan umum. Ini
membuatnya terlihat buruk dihadapan keluarga kerajaan, serta juga dengan orang-orang yang ada disana. Dan menurut Ester bab 1,
ayat 17 dan 18, dia khawatir bahwa
raha…bahwa tindakan ratu akan memulai gerakan kebebasan perempuan; jika ratu
dapat melakukan ini, maka setiap wanita akan melakukannya.
Karena kelakuan sang ratu itu akan merata kepada
semua perempuan, sehingga mereka tidak menghiraukan suaminya, apabila
diceritakan orang: Raja Ahasyweros menitahkan, supaya Wasti, sang ratu, dibawa
menghadap kepadanya, tetapi ia tidak mau datang. Pada hari ini juga isteri para
pembesar raja di Persia dan Media yang mendengar tentang kelakuan sang ratu
akan berbicara tentang hal itu kepada suaminya, sehingga berlarut-larutlah
penghinaan dan kegusaran (Ester 1:17-18)
Sehingga Ahasyweros mencopot Wasti dari posisi ratu. Dia
tidak lagi ratu dan raja menyebarkan kabar bahwa dia tidak lagi menjadi ratu. Dia kemudian mengumumkan
maksudnya untuk mendapatkan seorang ratu baru. Dan dia secara jelas menyatakan
bahwa tidak seorangpun dapat membantah raja, tak kecuali ratu atau dia akan
dibuang dan digantikan.
Bersambung : Bagian 2
Esther: For Such a Time As This, by John Mac Arthur | diterjemahkan oleh : Martin
Simamora
No comments:
Post a Comment