Perbuatan daging telah nyata, yaitu...iri hati (Galatia 5:19-20)
Ada saat dimana kita iri hati terhadap kepemilikan harta benda orang lain, pekerjaan, kesehatan, dan sejenisnya. Dalam saat-saat semacam ini kita merasa tidak puas dengan situasi diri kita saat ini, dan kita percaya orang-orang lain memiliki situasi yang "lebih baik" daripada kita. Kitab suci menyatakan bahwa iri hati datang dari sifat kedagingan kita. Oleh karena itu, kita harus berupaya menjadi cukup dengan segala sesuatu yang telah disediakan Tuhan bagi kita--tetapi bagaimana menjadi puas dengan apa yang Tuhan sediakan? Bagaimana kita berjalan dalam Roh sehingga kita terhindar dari iri hati?
Pertanyaan Besar hari ini : Apakah Engkau Puas dengan penyediaan Tuhan atas hidupmu?
Ada saat dimana kita iri hati terhadap kepemilikan harta benda orang lain, pekerjaan, kesehatan, dan sejenisnya. Dalam saat-saat semacam ini kita merasa tidak puas dengan situasi diri kita saat ini, dan kita percaya orang-orang lain memiliki situasi yang "lebih baik" daripada kita. Kitab suci menyatakan bahwa iri hati datang dari sifat kedagingan kita. Oleh karena itu, kita harus berupaya menjadi cukup dengan segala sesuatu yang telah disediakan Tuhan bagi kita--tetapi bagaimana menjadi puas dengan apa yang Tuhan sediakan? Bagaimana kita berjalan dalam Roh sehingga kita terhindar dari iri hati?
Ketimbang berfokus pada bagaimana agar tidak iri hati, kita seharusnya mengingat perintah Kitab suci untuk mengasihi Tuhan lebih dari segala sesuatunya, dan mengasihi sesama juga. Ayat berikut ini dengan jelas memperlihatkan bahwa iri hati tidak dapat tinggal bersama dengan kasih sejati :
- 1 Korintus 13:4-6
(4) Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong.(5) Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain.(6) Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran.
Kasih sejati berasal dari Tuhan (Yohanes 3:16; 1Yohanes 4:16) dan kasih semcam ini berlawanan dengan iri hati. Jika kita mengasihi Tuhan sebagaimana Tuhan mengasihi kita, kita akan peduli terhadap kesehatan kehidupan rohani sesama dan turut senang akan berbagai hal baik yang telah Tuhan lakukan dalam kehidupan mereka. Hal-hal harta benda memiliki keterkaitan rohani yang kecil karena harta benda bersifat sementara. Mengapa iri hati terhadap hal-hal yang sementara? Jika kita melihat orang yang nampak mulia dalam hal-hal yang bersifat sementara bukan dalam Tuhan, maka kita seharusnya bersedih bagi mereka, bukan iri hati. Lebih jauh lagi, kasih tidak mementingkan diri sendiri; kasih memperhatikan sesama ketika mereka gagal atau terpedaya.
Jika kita memiliki kasih yang sejati, kita tidak akan menjadi iri hati. Kita sepatutnya memperhatikan kebenaran akan karakter Tuhan yang disebutkan beberapa kali dalam Perjanjian Lama. Ulangan 4:24 menyatakan , "Sebab TUHAN, Allahmu, adalah api yang menghanguskan, Allah yang cemburu." Tuhan adalah Pencipta dan layak menerima seluruh kemuliaan dan puja. Ketika hal lain menjadi pujaan bukan Tuhan, Ia cemburu. Tuhan memiliki hak untuk cemburu, dan Ia tahu bahwa menyembah diri-Nya adalah hal terbaik bagi kita. Kita, disisi lain, tidak akan pernah menjadi Tuhan dan tidak boleh cemburu terhadap ambisi-ambisi egois.
Kesehatan anda bisa jadi bukan yang terbaik, atau anda mungkin tidak memiliki semua yang anda inginkan agar dapat hidup nyaman. Ingat, sebagai orang berdosa, kita sungguh layak untuk mati, sehingga kita seharusnya sungguh bersyukur untuk semua penyediaan atau pemberian yang kita miliki sekarang, tak peduli betapa kecilnya, karena yang kita miliki adalah anugerah pemberian Tuhan.
Dan yang utama dan terutama sebagai orang-orang Kristen, kita harus memuji Tuhan untuk berkat-berkat rohani yang berlimpah, termasuk didalamnya keselamatan melalui Yesus Kristus yang kita terima secara cuma-cuma. Orang-orang Kristen memiliki semua kebutuhannya didalam Tuhan Yesus Kristus. Terimakasih Tuhan untuk semua yang telah Yesus lakukan bagi saya.
Martin Simamora |Are You Content with God’s Provision for Your Life?-Jeremy Ham |answersingenesis.org
No comments:
Post a Comment