Oleh : John Owen
[Bagian1]Sekarang, sarana-sarana adalah semua hal yang digunakan untuk mencapai tujuan yang telah diusulkan,--- seperti makanan untuk mempertahankan hidup,berlayar dengan kapal bagi dia untuk melintasi laut, hukum-hukum untuk kedamaian masyarakat manusia…
Tujuan yang dibidik Yudas pergi kepada imam-imam, melakukan tawar-menawar dengan mereka, mengarahkan prajurit-prajurit ke taman, mencium Kristus, yang merupakan penghianatan atas Tuannya; tetapi tujuan bagi yang memiliki seluruh maksud penangkapan yang telah dirancangkan itu adalah mendapatkan 30 keping perak: ”Apa yang hendak kamu berikan kepadaku, supaya aku menyerahkan Dia kepada kamu?" (Matius 26:15). Tujuan yang Tuhan ingin timbulkan oleh kematian Kristus adalah pemenuhan/pemuasan keadilannya
… sarana-sarana sama sekali tidak memiliki kebaikan apapun … tetapi semata sebagai yang membawa kepada tujuan yang mana sarana itu memang pantas untuk mencapai tujuan
Natur dari sebuah tujuan secara umum, dan sejumlah perbedaannya.
I.Tujuan secara umum adalah hal yang telah dimaksudkan untuk diselesaikan didalam agen dan oleh operasi/tindakan yang dikerjakan secara akurat hanya pada natur agen tersebut, dan memberikan dirinya sendiri bagi operasi tersebut,--dimana operasi ini diarahkan pada dirinya, dan telah ditetapkan dan dikhususkan didalam dirinya untuk mencapainya, sebagai sebuah hal baik dan diinginkan oleh dirinya dalam situasi atau kondisi dimana dia ada didalamnya.
Sehingga tujuan yang diaplikasikan Nuh terhadap dirinya sendiri dalam membangun bahtera adalah pelestarian/mempertahankan dirinya dan orang-orang lain. Menurut kehendak Tuhan, dia telah membuat sebuah bahtera untuk melestrikan/mempertahankan dirinya dan keluarganya dari banjir : ” Lalu Nuh melakukan semuanya itu; tepat seperti yang diperintahkan Allah kepadanya, demikianlah dilakukannya,” Kejadian 6:22.
Itulah yang dilakukan agen, atau tujuan yang dia terapkan pada
dirinya, karena untuk mencapai tujuan
yang telah dia lakukan, disebut sarana; yang mana keduanya menyelesaikan semua alasan yang bekerja didalam intelektual (pemikiran) yang bebas dari agen-agen
yang melakukan, sebab saya disini khusus
berbicara mengenai hal semacam ini yang
bekerja berdasarkan memilih atau
pemilihan. Sehingga Absalom
meniatkan pemberontakan terhadap ayahnya, untuk memiliki mahkota dan
kerajaan bagi dirinya sendiri, “Sesudah
itu Absalom menyediakan baginya sebuah kereta serta kuda dan lima puluh orang
yang berlari di depannya” ( 2 Samuel 15:1); dan selanjutnya, dengan
keputusan-keputusan yang adil, dan
pemenuhan janji yang mengkilap, “Absalom
mencuri hati orang-orang Israel” ayat 6; kemudian berpura-pura
mempersembahkan korban di Hebron, di tempat ini dia membuat sebuah persekongkolan
yang kuat, ayat 12; --kesemuanya ini adalah sarana
yang telah dia gunakan untuk mencapai
tujuan yang sebelumnya telah dia ajukan bagi dirinya.
II.
Antara dua hal ini, tujuan dan sarana, ada hubungan ini,
yaitu ( walaupun ada banyak jenis) keduanya saling menyebabkan satu sama lain. Tujuan merupakan yang
terutama, prinsipil, menggerakan
penyebab atau alasan sebuah aksi keseluruhan.
Karena tujuan inilah yang menjadi maksud seluruh aksi. Tidak ada agen yang mengaplikasikan
dirinya sendiri pada tindakan tetapi
pada sebuah tujuan; dan tujuan
itu tidak bertekad pada
efek, hal, cara, atau gaya kerja
dalam derajat tertentu, dan tujuan
tidak akan mengerjakan satu hal lebih daripada yang lain. Semua penghuni dunia
yang tua ini menginginkan dan memaksudkan kesatuan dan hidup berdampingan,dengan berangkali
sejumlah kesepakatan untuk memberikan
keamanan bagi mereka terhadap badai
kedua,mereka berteriak, “"Marilah
kita dirikan bagi kita sebuah kota dengan sebuah menara yang puncaknya sampai
ke langit, dan marilah kita cari nama, supaya kita jangan terserak ke seluruh
bumi," Kejadian 11:4. Pertama, Mereka
membentangkan sasaran dan rancangan, dan kemudian
mengeluarkan sarana dalam pemahaman mereka yang dapat membawa
pada hasil utama yang dikehendaki.
Dan kemudian nyata bahwa seluruh dasar pertimbangan dan metode
aksi/tindakan dimana seorang
pekerja bijak atau agen, berdasarkan pada
kebijakan atau nasihat, yang
diajukan pada dirinya diambil dari tujuan
yang hendak dia bidik; yakni, dalam niat dan
kesepakatan/rancangan yang dibuat, permulaan semua tatanan dimana hal tersebut bekerja didalamnya.
2 Samuel 3:27 Yoab membunuh Abner, dari 'Nuremberg Bible (Biblia Sacra Germanaica)' (coloured woodcut) CREDIT :Private Collection / The Stapleton Collection / The Bridgeman Art Library |
Sekarang, sarana-sarana adalah semua hal yang digunakan untuk mencapai tujuan yang telah diusulkan,--- seperti makanan untuk mempertahankan hidup,berlayar dengan kapal bagi
dia untuk melintasi laut, hukum-hukum untuk kedamaian masyarakat manusia;
dan semua hal ini mengadakan dasar
penyebab tujuan, dalam cara yang bagaimanapun. Keberadaan sarana-sarana itu
demi tujuan-tujuan, dan tujuan itu muncul keluar dari sarana-sarana,
mengikuti mereka baik secara
moral sebagai area larangan mereka,
atau secara alami sebagai buah atau produk mereka. Pertama dalam pengertian moral. Ketika tindakan dan
tujuan harus diukur atau dipertimbangkan dalam
perujukan pada sebuah aturan moral, atau hukum yang telah disuratkan
pada agen, maka sarana-sarana adalah
penyebab yang layak atau berjasa dari tujuan; seperti, jika saja Adam tetap berada dalam
ketidakbersalahannya, dan andaikan
melakukan segala hal sesuai dengan hukum yang telah diberikan kepada dia,
tujuan yang didapatkan karenanya sebuah hidup diberkati hingga kekekalan;
terkait sekarang tujuan dari setiap tindakan berdosa adalah kematian, tujuan yang telah
didapatkan adalah kematian, kutuk dari hukum. Kedua, ketika sarana-sarana semata dianggap hanya
didalam relasi alami, maka sarana-sarana tersebut
secara instrumen merupakan
penyebab tujuan yang efisien. Jadi Yoad
berniat atas kematian Abner, “kemudian ditikamnyalah dia di sana pada
perutnya, sehingga mati,” 2 Samuel 3:27. Dan ketika Benaya, dengan
perintah Salomo, ditimpakanlah atas
Simei luka-luka oleh Benaya yang
efisien mendatangkan kematian,” 1Raja
2:46. Dimana terkait hal ini
tidak ada perbedaan antara membunuh
orang tak bersalah dan mengeksekusi
seorang penjahat, tetapi
sehubungan kedua hal ini ada dibawah
pertimbangan moral, tujuan-tujuan mereka mengikuti
kelayakan-kelayakan, dalam hubungan dengan
keselarasan terhadap aturan, sehingga ada “jarak yang amat besar”- χάσμα μέγα-chasma
mega diantara keduanya.
III.Pada pertimbangan sebelumnya, dengan dasar cacat dan kebusukan sejumlah agen (karena kalau tidak hal-hal ini adalah kebetulan), mengajukan dua macam tujuan dari hal-hal ini—pertama tujuan kerja, dan tujuan pelaku atau orang yang melakukan; tujuan tindakan dan tujuan agen; karena ketika sarana-sarana yang telah ditugaskan untuk mencapai setiap tujuan tidak sepandan untuk mencapai tujuan, atau, tidak pas untuk mencapai tujuan, mengacu pada aturan yang mendasari agen itu bekerja, maka itu tidak bisa tidak dia harus mengarahkan sasaran/tujuan pada satu satu hal dan hal lain berikutnya, dalam kaitannya dengan moralitas tindakan. Jadi Adam terpikat masuk kedalam sebuah hasrat untuk menjadi seperti Tuhan; hal ini sekarang dia jadikan sasarannya, yang berefek dia memakan buah terlarang, dan tindakan ini mengontrakan sebuah kesalahan yang dia tidak sasarkan. Tetapi ketika agen bertindak betul sebagaimana semestinya dilakukan—ketika agen membidik sebuah tujuan yang tepat untuk dibidik, memiliki kesempurnaan dan kondisi agen yang sempurna, dan bekerja dengan sarana-sarana semacam ini sebagai patut dan sesuai dengan tujuan yang telah diajukan—tujuan dari kerja/tindakan dan pelaku yang mengerjakan adalah satu dan sama; seperti ketika Habel bermaksud beribadah kepada Tuhan, dia telah mempersembahkan sebuah korban melalui iman, berkenan padanya; atau sebagai seorang manusia, menginginkan keselamatan melalui Kristus, menerapkan pada dirinya untuk mendapatkan sebuah minat kepada dia. Sekarang, alasan satu-satunya akan keragaman ini adalah, bahwa agen-agan sekunder, seperti orang-orang yang memiliki seperangkat tujuan dan telah ditentukan tindakan-tindakannya oleh Tuhan yang memberikan kepada mereka sebuah aturan atau hukum eksternal untuk dikerjakan, yang akan selalu menyertai mereka dalam tindakan-tindakan mereka, apakah mereka mau atau tidak untuk mematuhinya . Hanya Tuhan, yang memiliki kehendak/kemauan dan kerelaan yang merupakan satu-satunya aturan/kaidah dari semua tindakan-tindakan yang nyata terbuktu pada Tuhan, tidak pernah dapat menyimpangkan tindakan-tindakannya, atau tidak memiliki tujuan apapun yang menyertai atau tindakan-tindakan yang mengikuti menyimpang dari apa yang telah dimaksudkan.
III.Pada pertimbangan sebelumnya, dengan dasar cacat dan kebusukan sejumlah agen (karena kalau tidak hal-hal ini adalah kebetulan), mengajukan dua macam tujuan dari hal-hal ini—pertama tujuan kerja, dan tujuan pelaku atau orang yang melakukan; tujuan tindakan dan tujuan agen; karena ketika sarana-sarana yang telah ditugaskan untuk mencapai setiap tujuan tidak sepandan untuk mencapai tujuan, atau, tidak pas untuk mencapai tujuan, mengacu pada aturan yang mendasari agen itu bekerja, maka itu tidak bisa tidak dia harus mengarahkan sasaran/tujuan pada satu satu hal dan hal lain berikutnya, dalam kaitannya dengan moralitas tindakan. Jadi Adam terpikat masuk kedalam sebuah hasrat untuk menjadi seperti Tuhan; hal ini sekarang dia jadikan sasarannya, yang berefek dia memakan buah terlarang, dan tindakan ini mengontrakan sebuah kesalahan yang dia tidak sasarkan. Tetapi ketika agen bertindak betul sebagaimana semestinya dilakukan—ketika agen membidik sebuah tujuan yang tepat untuk dibidik, memiliki kesempurnaan dan kondisi agen yang sempurna, dan bekerja dengan sarana-sarana semacam ini sebagai patut dan sesuai dengan tujuan yang telah diajukan—tujuan dari kerja/tindakan dan pelaku yang mengerjakan adalah satu dan sama; seperti ketika Habel bermaksud beribadah kepada Tuhan, dia telah mempersembahkan sebuah korban melalui iman, berkenan padanya; atau sebagai seorang manusia, menginginkan keselamatan melalui Kristus, menerapkan pada dirinya untuk mendapatkan sebuah minat kepada dia. Sekarang, alasan satu-satunya akan keragaman ini adalah, bahwa agen-agan sekunder, seperti orang-orang yang memiliki seperangkat tujuan dan telah ditentukan tindakan-tindakannya oleh Tuhan yang memberikan kepada mereka sebuah aturan atau hukum eksternal untuk dikerjakan, yang akan selalu menyertai mereka dalam tindakan-tindakan mereka, apakah mereka mau atau tidak untuk mematuhinya . Hanya Tuhan, yang memiliki kehendak/kemauan dan kerelaan yang merupakan satu-satunya aturan/kaidah dari semua tindakan-tindakan yang nyata terbuktu pada Tuhan, tidak pernah dapat menyimpangkan tindakan-tindakannya, atau tidak memiliki tujuan apapun yang menyertai atau tindakan-tindakan yang mengikuti menyimpang dari apa yang telah dimaksudkan.
IV.
Kembali ; tujuan
setiap agen bebas ini adalah
entah itu hal yang mau dia timbulkan dari apa yang dilakukan, atau untuk hal yang memiliki
tujuan dari apa yang dia lakukan untuk menimbulkan dampak. Ketika seorang pria membangun sebuah rumah untuk disewakan,
itu adalah maksud dari membangun rumah yang ingin dia hasilkan; maksud
inilah yang menggerakan dia melakukannya, dia menyukai untung. Dokter menyembuhkan pasien, dan tindakan menyembuhkan ini digerakan oleh
upahnya. Tujuan yang dibidik Yudas
pergi kepada imam-imam,
melakukan tawar-menawar dengan mereka, mengarahkan prajurit-prajurit ke
taman, mencium Kristus, yang merupakan
penghianatan atas Tuannya; tetapi
tujuan bagi yang memiliki seluruh maksud
penangkapan yang telah dirancangkan itu
adalah mendapatkan 30 keping perak: ”Apa yang
hendak kamu berikan kepadaku, supaya aku menyerahkan Dia kepada kamu?" (Matius 26:15). Tujuan yang
Tuhan ingin timbulkan oleh kematian Kristus adalah pemenuhan/pemuasan
keadilannya; tujuan bagi
yang memiliki maksud dari apa yang telah dia lakukan adalah agung , atau
untuk kemuliaannya sendiri; atau subordinat, kita ada bersama dengan dia.
V. Lebih lanjut, sarana-sarana ada dua macam:-- Pertama, sarana-sarana yang memiliki kebaikan sejati didalam sarana-saran itu sendiri tanpa referensi apapun lebih lanjut; walaupun tidak terlalu dianggap seperti kita menggunakannya untuk sarana-sarana, Tidak ada saran, sebagai sebuah sarana yang dianggap sebagai baik didalam sarana itu sendiri, tetapi hanya sebagai yang membawa pada sebuah hasil yang diinginkan hingga mencapai tujuan; adalah inkonsisten atau tidak kompatibel pada natur sarana-sarana tersebut, untuk menganggapnya sebagai baik pada sarana-sarana itu sendiri. Studi itu sendiri merupakan tindakan yang mulia dari jiwa itu sendiri; tetapi, membidik pada hikmat atau pengetahuan, kita menganggap studi sebagai baik hanyalah sejauh studi itu memang memandu pada tujuan semacam itu, jika tidak demikian sebagai sebuah “banyak belajar melelahkan badan,” Pengkhotbah 12:12. Kedua, sarana-sarana sama sekali tidak memiliki kebaikan apapun, seperti dianggap ada didalam sarana-sarana itu, tetapi semata sebagai yang membawa kepada tujuan yang mana sarana itu memang pantas untuk mencapai tujuan. Sarana-sarana menerima sebuah kebaikan mereka (yang mana ini relatif), untuk maksud itulah sarana-sarana itu ditunjuk, didalam sarana-sarana itu tidak ada hal dalam cara apapun untuk diinginkan; itu seperti memotong sebuah kaki atau sebuah tangan untuk kelestarian hidup, menggunakan ramuan pahit untuk tujuan kesehatan, melempar jagung dan muatan kedalam laut untuk mencegah kapal tenggelam. Dari hal semacam ini kematian Kristus, seperti yang akan kita deklarasikan setelah ini.
V. Lebih lanjut, sarana-sarana ada dua macam:-- Pertama, sarana-sarana yang memiliki kebaikan sejati didalam sarana-saran itu sendiri tanpa referensi apapun lebih lanjut; walaupun tidak terlalu dianggap seperti kita menggunakannya untuk sarana-sarana, Tidak ada saran, sebagai sebuah sarana yang dianggap sebagai baik didalam sarana itu sendiri, tetapi hanya sebagai yang membawa pada sebuah hasil yang diinginkan hingga mencapai tujuan; adalah inkonsisten atau tidak kompatibel pada natur sarana-sarana tersebut, untuk menganggapnya sebagai baik pada sarana-sarana itu sendiri. Studi itu sendiri merupakan tindakan yang mulia dari jiwa itu sendiri; tetapi, membidik pada hikmat atau pengetahuan, kita menganggap studi sebagai baik hanyalah sejauh studi itu memang memandu pada tujuan semacam itu, jika tidak demikian sebagai sebuah “banyak belajar melelahkan badan,” Pengkhotbah 12:12. Kedua, sarana-sarana sama sekali tidak memiliki kebaikan apapun, seperti dianggap ada didalam sarana-sarana itu, tetapi semata sebagai yang membawa kepada tujuan yang mana sarana itu memang pantas untuk mencapai tujuan. Sarana-sarana menerima sebuah kebaikan mereka (yang mana ini relatif), untuk maksud itulah sarana-sarana itu ditunjuk, didalam sarana-sarana itu tidak ada hal dalam cara apapun untuk diinginkan; itu seperti memotong sebuah kaki atau sebuah tangan untuk kelestarian hidup, menggunakan ramuan pahit untuk tujuan kesehatan, melempar jagung dan muatan kedalam laut untuk mencegah kapal tenggelam. Dari hal semacam ini kematian Kristus, seperti yang akan kita deklarasikan setelah ini.
VI.Hal-hal inilah yang menjadi diajukan secara umum, tugas kita selanjutnya harus mengakomodasi hal-hal tersebut pada apa yang akan diulas; yang mana akan kita lakukan secara berurutan, dengan membentangkan pekerjaan agen, sarana-sarana yang dibuat dan tujuan yang hendak dihasilkan, dalam karya besar penebusan kita; karena tiga hal ini harus dipertimbangkan secara berurutan dan secara berbeda, sehingga kita dapat memiliki sebuah pemahaman yang benar dari keseluruhan: masuk kedalam yang pertama, σὺν Θεῷ - sýn Theó̱ (bersama Tuhan) kita akan masuk kedalam bab ketiga.
Bab 2 pada Buku 1 selesai .
Bersambung ke Bab 3
The Death of Death in the Death of Christ, Book I Chapter 2 “the nature of an end in general, and some distinctions about it”|diterjemahkan dan diedit oleh : Martin Simamora
No comments:
Post a Comment