Ketika Masalah Mendekat ke Rumah Kita
Ulangan
13:6-11
(6)
Apabila saudaramu laki-laki, anak ibumu, atau anakmu laki-laki atau anakmu
perempuan atau isterimu sendiri atau sahabat karibmu membujuk engkau diam-diam,
katanya: Mari kita berbakti kepada allah lain yang tidak dikenal olehmu ataupun
oleh nenek moyangmu, (7) salah satu allah bangsa-bangsa sekelilingmu, baik yang
dekat kepadamu maupun yang jauh dari padamu, dari ujung bumi ke ujung bumi, (8)
maka janganlah engkau mengalah kepadanya dan janganlah mendengarkan dia.
Janganlah engkau merasa sayang kepadanya, janganlah mengasihani dia dan
janganlah menutupi salahnya, (9) tetapi bunuhlah dia! Pertama-tama tanganmu
sendirilah yang bergerak untuk membunuh dia, kemudian seluruh rakyat. (10) Engkau
harus melempari dia dengan batu, sehingga mati, karena ia telah berikhtiar
menyesatkan engkau dari pada TUHAN, Allahmu, yang telah membawa engkau keluar
dari tanah Mesir, dari rumah perbudakan. (11) Maka seluruh orang Israel akan
mendengar dan menjadi takut, sehingga mereka tidak akan melakukan lagi
perbuatan jahat seperti itu di tengah-tengahmu.
Merupakan soal tersendiri menghukum mati seorang nabi palsu
yang tidak kita kenal baik, seseorang yang tidak akrab dengan kita. Menjadi
soal yang lebih serius lagi untuk bersikap
secara keras dengan seorang nabi palsu
yang merupakan anggota keluarga kita.
Disinilah kepatuhan terhadap perintah-perintah Tuhan menjadi demikian
menyakitkan. Tuhan dalam hal ini ingin
memastikan bahwa apa yang Dia minta secara umum untuk diterapkan pada peristiwa-peristiwa yang spesifik.
Bacalah terlebih dahulu bagian-bagian sebelumnya :
Nabi-Nabi Palsu-1 (bagian1)
Nabi-Nabi Palsu-1 (bagian 2) : Menguji Nabi-Nabi Palsu
Hal ini perlu karena kita memiliki sebuah kecenderungan untuk melepaskan perintah-perintah umum dari situasi-situasi spesifik. Mari saya gambarkan. Saya tidak tahu berapa kali saya telah berbicara dengan seseorang yang datang kepada saya untuk berkonsultasi karena sejumlah masalah dengan pasangan atau dengan anak. Mereka mengatakan kepada saya dengan mengungkapkan dosa yang mereka telah perbuat, dan bertanya apa yang harus dilakukan. Ketika saya tanya apakah mereka menerapkan Matius 18:15-20, mereka kerap melihat saya dengan tercengang. Mereka percaya bahwa instruksi umum ini berlaku untuk hubungan-hubungan lainnya (dengan anggota jemaat lain di gereja mereka, atau dengan bos/rekan sekerja yang Kristen), tetapi mereka nampaknya tidak memegang instruksi-instruksi ini untuk juga diterapkan pada keluarga. Karena kecenderungan untuk “melepaskan” tindakan spesifik dari perintah-perintah umum, Tuhan bergerak dari perintah-perintah yang bersifat umum terkait nabi-nabi palsu ke situasi-situasi yang sangat khusus. Apa yang seharusnya dilakukan oleh seorang Israel jika “nabi palsu” yang muncul adalah seorang anggota keluarga mereka? Ulangan 13:6-11 memberitahukan kepada mereka dalam hal-hal yang sangat spesifik.
Hal ini perlu karena kita memiliki sebuah kecenderungan untuk melepaskan perintah-perintah umum dari situasi-situasi spesifik. Mari saya gambarkan. Saya tidak tahu berapa kali saya telah berbicara dengan seseorang yang datang kepada saya untuk berkonsultasi karena sejumlah masalah dengan pasangan atau dengan anak. Mereka mengatakan kepada saya dengan mengungkapkan dosa yang mereka telah perbuat, dan bertanya apa yang harus dilakukan. Ketika saya tanya apakah mereka menerapkan Matius 18:15-20, mereka kerap melihat saya dengan tercengang. Mereka percaya bahwa instruksi umum ini berlaku untuk hubungan-hubungan lainnya (dengan anggota jemaat lain di gereja mereka, atau dengan bos/rekan sekerja yang Kristen), tetapi mereka nampaknya tidak memegang instruksi-instruksi ini untuk juga diterapkan pada keluarga. Karena kecenderungan untuk “melepaskan” tindakan spesifik dari perintah-perintah umum, Tuhan bergerak dari perintah-perintah yang bersifat umum terkait nabi-nabi palsu ke situasi-situasi yang sangat khusus. Apa yang seharusnya dilakukan oleh seorang Israel jika “nabi palsu” yang muncul adalah seorang anggota keluarga mereka? Ulangan 13:6-11 memberitahukan kepada mereka dalam hal-hal yang sangat spesifik.
Matius 18:15-20
(15) Apabila saudaramu berbuat dosa, tegorlah dia di bawah empat mata. Jika ia mendengarkan nasihatmu engkau telah mendapatnya kembali.(16) Jika ia tidak mendengarkan engkau, bawalah seorang atau dua orang lagi, supaya atas keterangan dua atau tiga orang saksi, perkara itu tidak disangsikan. (17) Jika ia tidak mau mendengarkan mereka, sampaikanlah soalnya kepada jemaat. Dan jika ia tidak mau juga mendengarkan jemaat, pandanglah dia sebagai seorang yang tidak mengenal Allah atau seorang pemungut cukai. (18) Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya apa yang kamu ikat di dunia ini akan terikat di sorga dan apa yang kamu lepaskan di dunia ini akan terlepas di sorga (19) Dan lagi Aku berkata kepadamu: Jika dua orang dari padamu di dunia ini sepakat meminta apapun juga, permintaan mereka itu akan dikabulkan oleh Bapa-Ku yang di sorga. (20) Sebab di mana dua atau tiga orang berkumpul dalam Nama-Ku, di situ Aku ada di tengah-tengah mereka."
(15) Apabila saudaramu berbuat dosa, tegorlah dia di bawah empat mata. Jika ia mendengarkan nasihatmu engkau telah mendapatnya kembali.(16) Jika ia tidak mendengarkan engkau, bawalah seorang atau dua orang lagi, supaya atas keterangan dua atau tiga orang saksi, perkara itu tidak disangsikan. (17) Jika ia tidak mau mendengarkan mereka, sampaikanlah soalnya kepada jemaat. Dan jika ia tidak mau juga mendengarkan jemaat, pandanglah dia sebagai seorang yang tidak mengenal Allah atau seorang pemungut cukai. (18) Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya apa yang kamu ikat di dunia ini akan terikat di sorga dan apa yang kamu lepaskan di dunia ini akan terlepas di sorga (19) Dan lagi Aku berkata kepadamu: Jika dua orang dari padamu di dunia ini sepakat meminta apapun juga, permintaan mereka itu akan dikabulkan oleh Bapa-Ku yang di sorga. (20) Sebab di mana dua atau tiga orang berkumpul dalam Nama-Ku, di situ Aku ada di tengah-tengah mereka."
Apakah nabi palsu itu seorang saudara laki-laki, seorang
anak laki-laki atau seorang anak perempuan, atau isterimu, atau seorang sahabat
dekat, Tuhan menginstruksikan orang-orang Israel untuk berurusan dengan setiap
nabi palsu yang muncul sebagaimana Tuhan telah perintahkan di ayat 1-5. Apapun tuhan
yang mereka perkenalkan, entah tuhan yang berasal dari daerah sekitar atau dari tempat jauh
(dengan anggapan bahwa beribadah kepada tuhan ini tidak terlalu dianggap berbahaya),
apakah tuhan yang diperkenalkan itu sudah dikenal atau sama sekali baru, orang
yang menyembah dan melayani Tuhan tidak diperbolehkan mendengarkan kepada orang yang dikasihi ini namun telah berpaling
dari Tuhan untuk mengikuti tuhan yang lain.
Nabi palsu, tak peduli sedekat apapun hubungan kita miliki
dengan mereka, haruslah dibunuh (dalam konteks
teks ini). Kepatuhan terhadap perintah ini tidak hanya membebaskan bangsa Irael dari sebuah
bahaya si jahat, tetapi hal
ini juga menjadi sebuah contoh
bagi bangsa-bangsa lainya dan berperan sebagai sebuah peringatan kepada
siapapun yang berupaya menyesatkan orang-orang lain dari Tuhan.
Perjalanan
yang Jauh dari
Tuhan
Ulangan 13:12-18
(12)
Apabila di salah satu kota yang diberikan TUHAN,
Allahmu, kepadamu untuk diam di sana, kaudengar
orang berkata: (13) Ada orang-orang dursila
tampil dari tengah-tengahmu, yang telah menyesatkan penduduk kota mereka dengan berkata: Mari kita
berbakti kepada allah lain yang tidak kamu kenal, (14) maka haruslah engkau
memeriksa, menyelidiki dan menanyakan baik-baik. Jikalau ternyata benar dan
sudah pasti, bahwa kekejian itu dilakukan di tengah-tengahmu, (15) maka
bunuhlah dengan mata pedang penduduk kota itu,
dan tumpaslah dengan mata pedang kota
itu serta segala isinya dan hewannya. (16) Seluruh jarahan harus kaukumpulkan
di tengah-tengah lapangan dan harus kaubakar habis kota dengan seluruh jarahan itu sebagai
korban bakaran yang lengkap bagi TUHAN, Allahmu. Semuanya itu akan tetap
menjadi timbunan puing untuk selamanya dan tidak akan dibangun kembali. (17) Dari
barang-barang yang dikhususkan itu janganlah apapun melekat pada tanganmu,
supaya TUHAN berhenti dari murka-Nya yang bernyala-nyala itu, menunjukkan belas
kasihan-Nya kepadamu, mengasihani engkau dan membuat jumlahmu banyak, seperti
yang dijanjikan-Nya dengan sumpah kepada nenek moyangmu. (18) Sebab dengan
demikian engkau mendengarkan suara TUHAN, Allahmu, untuk berpegang pada segala
perintah-Nya, yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, dengan melakukan apa
yang benar di mata TUHAN, Allahmu."
Kepatuhan terhadap perintah-perintah Tuhan terkadang mudah. Ada dua situasi dimana
perintah untuk membunuh nabi-nabi palsu teramat sulit.
Pertama ketika hal ini melibatkan para sahabat atau keluarga. Kita baru saja mengulasnya di Keluaran 13:6-11. Kedua ketika masalah ini jauh dari kita, dimana kita berpikir masalah ini akan sangat sulit berdampak pada kita. Jika tetangga sebelah rumah saya rumahnya terbakar, saya pasti akan sangat peduli dengan musibah itu. Saya tidak hanya menelepon petugas pemadam kebakaran dan melaporkan kebakaran, saya akan pergi keluar rumah dengan sebuah selang air, membantu untuk memadamkan api. Saya melakukannya tidak hanya karena saya ingin menolong tetangga saya, tetapi juga karena api itu dapat menjalar membakar rumahku juga jika tidak dipadamkan segera. Sekarang ketika rumah seseorang di sebuah kota kecil yang tidak jauh, atau di kota lainya, saya tidak berupaya untuk terlibat, karena kejadiannya jauh dan nampaknya tidak akan memberi efek buruk pada saya.
Hal yang sama juga
demikian terkait dengan nabi-nabi palsu dan ayat 12-18 membahas ini. Nabi-nabi
palsu itu seperti kanker. Jika mereka diizinkan untuk ada dalam satu bagian
dalam Israel,
kejahatan mereka berangkali akan meluas ke bagian-bagian lain pada bangsa ini.
Jauh tidak menjadi faktor bagaimana Israel yang saleh merespon si jahat. Bahkan jika sebuah masalah potensial muncul di kota yang jauh, orang Israel yang telah belajar mengenai hal jahat ini harus bertindak tegas dalam menghadapi situasi ini. Oleh karena itu, tidak seorang Israel boleh mengabaikan sebuah informasi dari petunjuk apapun atau sebuah rumor mengenai hal jahat ini, sekalipun hal jahat ini bisa jadi ada di lokasi yang jauh.
Kabar atau berita apapun mengenai hal jahat ini yang sampai ditelinga seseorang harus disikapi secara serius. Saya teringat dengan tiang-tiang petunjuk di bandara-bandara diseluruh dunia, yang dibaca seperti ini : “Menyebutkan senjata-senjata atau bom-bom apapun dengan maksud apapun akan dianggap secara sangat serius.” Dengan kata lain, para penumpang diperingatkan agar mereka lebih tidak coba-coba membuat candaan mengenai sebuah bom, atau mereka akan mendapatkan diri mereka sendiri berhadapan dengan sebuah kesulitan yang sangat besar.
Tingkat keseriusan yang sama harus diambil dalam merespon rumor-rumor nabi-nabi dan ibadah-ibadah palsu, dimanapun di Israel. Rumor itu harus diinvestigasi secara hati-hati untuk melihat jika ada substansi apapun terkait nabi-nabi palsu.
Jauh tidak menjadi faktor bagaimana Israel yang saleh merespon si jahat. Bahkan jika sebuah masalah potensial muncul di kota yang jauh, orang Israel yang telah belajar mengenai hal jahat ini harus bertindak tegas dalam menghadapi situasi ini. Oleh karena itu, tidak seorang Israel boleh mengabaikan sebuah informasi dari petunjuk apapun atau sebuah rumor mengenai hal jahat ini, sekalipun hal jahat ini bisa jadi ada di lokasi yang jauh.
Kabar atau berita apapun mengenai hal jahat ini yang sampai ditelinga seseorang harus disikapi secara serius. Saya teringat dengan tiang-tiang petunjuk di bandara-bandara diseluruh dunia, yang dibaca seperti ini : “Menyebutkan senjata-senjata atau bom-bom apapun dengan maksud apapun akan dianggap secara sangat serius.” Dengan kata lain, para penumpang diperingatkan agar mereka lebih tidak coba-coba membuat candaan mengenai sebuah bom, atau mereka akan mendapatkan diri mereka sendiri berhadapan dengan sebuah kesulitan yang sangat besar.
Tingkat keseriusan yang sama harus diambil dalam merespon rumor-rumor nabi-nabi dan ibadah-ibadah palsu, dimanapun di Israel. Rumor itu harus diinvestigasi secara hati-hati untuk melihat jika ada substansi apapun terkait nabi-nabi palsu.
Ayat 12-18 memperkenalkan 3
faktor tambahan untuk apa yang telah diperintahkan dalam ayat 1-5.
Pertama, si jahat yang ditangani sekarang berada di jarak yang jauh dan tersembunyi. Tidak didalam rumah seseorang atau keluarga ( seperti pada ayat 6-11), tetapi di beberapa kota yang jauh lokasinya. Kedua, hal jahat itu baru sebatas dugaan, dan oleh karena itu harus diinvestigasi. Karena dugaan hal jahat ini jauh jaraknya, hal ini dilaporkan sebagai sebuah rumor, dan bukan sebagai fakta. Sekalipun sebuah rumor, dan sekalipun berada di tempat yang jauh, dugaan ini harus disikapi secara serius. Terakhir, si jahat bukan hanya satu nabi palsu. Hal jahat sudah meluas ke seluruh kota, sehingga seluruh kota itu harus dihancurkan untuk melenyapkan bangsa yang berasal dari si jahat. Tidak hanya orangnya, tetapi semua kepunyaan mereka, harus dihancurkan. Singkatnya, kota orang Israel yang telah jatuh kedalam ibadah palsu harus dihadapi dalam cara yang sama persis dengan perlakuan yang ditimpakan pada kota-kota orang Kanaan,
Pertama, si jahat yang ditangani sekarang berada di jarak yang jauh dan tersembunyi. Tidak didalam rumah seseorang atau keluarga ( seperti pada ayat 6-11), tetapi di beberapa kota yang jauh lokasinya. Kedua, hal jahat itu baru sebatas dugaan, dan oleh karena itu harus diinvestigasi. Karena dugaan hal jahat ini jauh jaraknya, hal ini dilaporkan sebagai sebuah rumor, dan bukan sebagai fakta. Sekalipun sebuah rumor, dan sekalipun berada di tempat yang jauh, dugaan ini harus disikapi secara serius. Terakhir, si jahat bukan hanya satu nabi palsu. Hal jahat sudah meluas ke seluruh kota, sehingga seluruh kota itu harus dihancurkan untuk melenyapkan bangsa yang berasal dari si jahat. Tidak hanya orangnya, tetapi semua kepunyaan mereka, harus dihancurkan. Singkatnya, kota orang Israel yang telah jatuh kedalam ibadah palsu harus dihadapi dalam cara yang sama persis dengan perlakuan yang ditimpakan pada kota-kota orang Kanaan,
Kesimpulan
Orang dapat menarik sebuah nafas lega, mengatakan pada dirinya sendiri bahwa perintah ini diberikan kepada bangsa Israel
berabad-abad yang lalu. Karena mereka tinggal di tanah Kanaan sudah lama dan sangat jauh, dan karena kita sekarang hidup dalam
sebuah dispensasi yang berbeda,
tentu saja kita tidak diwajibkan menjalankan perintah-perintah ini, bukan?
Jawabannya dapat dipastikan demikian sehingga kita tidak memberlakukan
perintah-perintah ini persis seperti orang-orang Israel masa lalu yang wajib
menerapkannya. Jika demikian adanya, lalu apakah tujuannya mempelajari teks
ini? Mari saya berikan beberapa cara dimana teks kita ini memiliki keterkaitan dengan kita
yang hidup di zaman sekarang ini.
Pertama,
teks kita ini menerangi pembacaan Perjanjian Lama. Ketika kita sampai pada
kisah Bileam di kitab Bilangan, kita akan melihat bahwa Bileam adalah seorang
nabi palsu. Kita akan mengerti mengapa nabi-nabi palsu begitu berbahaya dan
mengapa Tuhan pada akhirnya mengambil nyawa nabi ini. Kita akan melihat
bagaimana orang-orang Israel
harus berurusan dengan nabi-nabi palsu, dan mengapa bangsa ini jatuh kedalam
penghakiman ilahi karena pemujaan berhala yang mereka lakukan. Teks kita ini bersama dengan Ulangan
18, mempersiapkan kita untuk studi kita tentang nabi-nabi Perjanjian Lama.
Kedua,
Teks yang kita pelajari ini menginformasikan
betapa bahayanya nabi-nabi palsu itu sesungguhnya, bagaimana mereka bisa
dikenali, dan bagaimana seharusnya kita menghadapi mereka. Tentu saja, saya tidak bermaksud bahwa kita
melempari mereka dengan batu pada nabi-nabi palsu masa kini yang mempraktekan
atau memperkenalkan agama-agama lain. Saya tidak bermaksud bahwa kita harus belajar dari teks
kita bahwa Tuhan menginginkan umatnya untuk bertidak cepat dan tegas ketika
mereka berjumpa dengan seorang nabi palsu.
Perjanjian Baru memiliki banyak hal yang mennyatakan nabi-nabi palsu dan
guru-guru palsu. Sementara kita tidak disuruh membunuh nabi-nabi palsu ini,
kita harus menyingkirkan mereka dari dalam gereja. Dan apakah mereka ini dekat
dengan kita, atau mereka ini ada di tempat yang jauh, kita harus melihat bahaya
yang mereka berikan, dan oleh karena itu berkomitmen pada diri sendiri untuk
bertindak tegas untuk menyingkitkan pengaruh dan pengajaran mereka dari gereja.
Dengan mengatakan hal ini, saya
berupaya mendekatkan teks ini lebih dekat lagi dengan rumah kita.
Hal terutama dari
semuanya, kita harus bersiap menghadapi
nabi-nabi palsu hari ini, persis seperti
orang-orang Israel
yang mengantisipasi keberadaan mereka di masa lampau. Yesus telah memperingatkan nabi-nabi
palsu ( Matius 7:15-23; 24:23-25)
sebagaimana juga yang dilakukan Paulus (Kisah Para
Rasul 20:28-31), dan Petrus ( 2 Petrus 2: 1 dan seterusnya), dan Yohanes ( 1
Yohanes 4:1). Mereka tidak hanya
mendatangi kita dari luar ( 2 Yohanes 1 :4-11) tetapi juga dari dalam ( Kisah
Para Rasul 20:28-31; 2 Petrus 2:12-22). Beberapa jemaat
ini akan menyambut nabi-nabi palsu dengan sangat baik (Matius 24:24; 2
Tesalonika 2:9). Kita harus secara konstan
mewaspadai para pria atau perempuan semacam ini, yang akan berupaya
menuntun kita kepada kesesatan. Sebagai sebuah
indikator , kita dapat mengantisipasi apakah mereka nabi-nabi palsu dengan memperhatikan apakah mereka menambahkan atau
mengurangi yang tertulis dalam kitab
suci ( lihat Ulangan 12:32; Wahyu 22:18-19), atau mereka akan berupaya
memelintirkan nats-nats kitab suci ( 2
Petrus 3:14-18)
Nabi-nabi palsu mengatakan kepada kita apa yang ingin kita
dengarkan, dan mereka memanfaatkan tabiat keberdosaan kita. Mereka menyentuh hasrat-hasrat dan kedagingan kita,
menjanjikan apa yang tidak dapat mereka berikan :
2 Petrus 2:17-19
(17) Guru-guru palsu itu adalah seperti mata air yang kering, seperti kabut yang dihalaukan taufan; bagi mereka telah tersedia tempat dalam kegelapan yang paling dahsyat. (18) Sebab mereka mengucapkan kata-kata yang congkak dan hampa dan mempergunakan hawa nafsu cabul untuk memikat orang-orang yang baru saja melepaskan diri dari mereka yang hidup dalam kesesatan. (19) Mereka menjanjikan kemerdekaan kepada orang lain, padahal mereka sendiri adalah hamba-hamba kebinasaan, karena siapa yang dikalahkan orang, ia adalah hamba orang itu.
(17) Guru-guru palsu itu adalah seperti mata air yang kering, seperti kabut yang dihalaukan taufan; bagi mereka telah tersedia tempat dalam kegelapan yang paling dahsyat. (18) Sebab mereka mengucapkan kata-kata yang congkak dan hampa dan mempergunakan hawa nafsu cabul untuk memikat orang-orang yang baru saja melepaskan diri dari mereka yang hidup dalam kesesatan. (19) Mereka menjanjikan kemerdekaan kepada orang lain, padahal mereka sendiri adalah hamba-hamba kebinasaan, karena siapa yang dikalahkan orang, ia adalah hamba orang itu.
Nabi-nabi palsu ini adalah sebuah ujian iman kita dan
komitmen kita kepada Tuhan. Orang-orang semacam ini tidak menjadi perhatian
para pemimpin gereja; para pemimpin gereja seharusnya memberikan perhatian yang
terutama pada para nabi palsu, kita semua harus waspada sehingga mereka tidak
memperdaya kita, dan kita mengikuti mereka untuk melukai kita sendiri. Dan
ketika kita menjadi sadar akan keberadaan mereka, kita harus melibatkan diri
kita sendiri untuk menghadapi mereka.
Pertahanan kita sederhana dan jelas. Kita harus melakukan
seperti apa yang dilakukan orang-orang Israel lampau sebagaimana
diinstruksikan. Kita harus percaya
dan menaati. Kita harus secara konstan
ada didalam Firman-Nya, mempelajari Firman, mengajarkan Firman Tuhan kepada
orang lain dan mematuhi perintah-perintahanya. Mari kita berkomitmen untuk melakukan hal ini secara
tepat, untuk memercayai dan mematuhi Tuhan, kepada kemuliaanya, dan untuk
kebaikan kita.
Bagian1 SELESAI
False Prophets, Part1 , Study By : Bob Deffinbaugh | diterjemahkan oleh : Martin Simamora
No comments:
Post a Comment