Yoh. 15:5 Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa.
Suatu hari saya diminta membawakan firman kepada murid-murid institut pertanian. Dalam hati saya tersenyum - koq bisa-bisanya saya diberikan anugerah demikian, saya yang menanam apa saja mati: bunga mawar layu dalam beberapa hari, kemudian tanaman hias pun dalam waktu satu minggu lebih mati kering bahkan kaktus yang memerlukan minimum perawatan juga bernasib sama. God really has a good sense of humour!
Saya lalu mulai mencoba mengerti dunia flora dalam Alkitab dan dalam sekejap langsung terhenyak melihat begitu banyaknya gambaran tentang dunia flora di dalamnya. Lembar- lembar awal Alkitab mencatat bahwa Adam dan Hawa setelah diciptakan, ditempatkan di Taman Eden. Mereka boleh makan buah dari pohon apa saja yang buahnya berbiji, kecuali pohon pengetahuan baik dan jahat. Setelah mereka berdosa, mereka menyemat daun ara. Lompat langsung ke Perjanjian Lama, bangsa Israel digambarkan sebagai kebun anggur Allah yang diharapkan menghasilkan buah yang manis tetapi mereka terus menghasilkan buah yang masam. Di Perjanjian Baru Tuhan Yesus banyak memakai perumpamaan tentang dunia flora, antara lain perumpamaan lalang dan gandum, perumpamaan penabur, ladang sudah menguning, biji sesawi, dan lain-lain. Lalu di akhir penutup Alkitab, orang Kristen yang taat sampai akhir dijanjikan boleh makan dari pohon kehidupan.
Dari semua gambaran tentang tanaman, orang Kristen digambarkan sebagai ranting dari
pokok anggur yaitu Tuhan Yesus. Kenapa dari begitu banyak variasi pohon dan tumbuh-
tumbuhan di Palestina yang begitu subur, Tuhan Yesus memilih tanaman anggur? Saya
percaya jawabannya diberikan sendiri oleh Tuhan Yesus di pasal 15 Injil Yohanes:
1. Ranting anggur ketika terputus dari pokok anggur, tidak berguna apa-apa lagi selain
dicampakkan ke dalam api. Ranting pohon lain masih bisa berguna, misalnya kayu kelapa
bisa menghasilkan banyak kerajinan seperti mangkuk kecil, asbak, dan lain-lain; ranting kayu
jati bisa menjadi tongkat dan perabotan rumah lainnya; namun ranting anggur untuk menjadi
tusuk gigi pun tidak cocok.
2. Ranting anggur yang kurus lembut itu bisa menghasilkan buah anggur yang sangat lebat
selama tetap menempel pada pokok anggur dan bersedia dipotong (pruning).
Tema ini terlalu limpah sebenarnya, tetapi dalam kesempatan ini … orang Kristen sejati
adalah mereka yang tinggal di dalam Dia dan berbuah banyak. Mari kita merenung sejenak
tentang identitas “flora” kita: pertama-tama, apakah kita tetap tinggal di dalam Pokok Anggur
Sejati, yaitu Tuhan Yesus Kristus? Dan kedua, jikalau ya, apakah kita berbuah lebat bagi-
Nya? Apakah engkau ranting sejati atau ranting kering yang harus dicampakkan ke dalam
api?
by Heruarto Halim, PILLAR
No comments:
Post a Comment