Gereja Kristen Injili Nusantara (GKIN)
”R E V I V A L”
”R E V I V A L”
Kebaktian Minggu : Jam 09.00 di Hotel Sylvia Lt.4;
Pemahaman Alkitab : Rabu, Jam 17.00 di Hotel Dewata
Khotbah Minggu, 5
Agustus 2012
PELAJARAN
DARI SANG TABIB
By. Pdt. Esra Alfred
Soru, STh, MPdK.
Luk 1:1-4 – (1)
Teofilus yang mulia, Banyak orang telah berusaha menyusun suatu berita tentang peristiwa-peristiwa
yang telah terjadi di antara kita, (2) seperti yang disampaikan kepada kita
oleh mereka, yang dari semula adalah saksi mata dan pelayan Firman. (3) Karena
itu, setelah aku menyelidiki segala peristiwa itu dengan seksama dari asal
mulanya, aku mengambil keputusan untuk membukukannya dengan teratur bagimu, (4)
supaya engkau dapat mengetahui, bahwa segala sesuatu yang diajarkan kepadamu
sungguh benar.
Tema kita hari ini adalah “PELAJARAN DARI SANG TABIB”.
Sesuai dengan tema ini, maka kita akan belajar dari sang tabib, tetapi tabib
siapakah yang dimaksud di sini? Dan hal apakah yang bias kita pelajari darinya?
(Kita akan mengerti semua ini setelah khotbah ini selesai). Teks yang kita baca
ini adalah pendahuluan Injil Lukas, dan menurut saya teks ini memberikan banyak
informasi kepada kita terkait dengan latar belakang penulisan Injil Lukas ini
seperti penerima Injil ini yang disebutkan namanya sebagai “Teofilus yang
mulia”, juga alasan penulisan Injil ini, tujuannya dan tekhnik penulisannya.
Sayangnya waktu kita yang terbatas tidak memungkinkan saya untuk membahas
semuanya ini. Dalam khotbah ini saya hanya akan membahas 2 hal penting terkait
dengan penulisan Injil Lukas ini :
I. PENULIS INJIL LUKAS.
Kita akan belajar tentang penulis Injil Lukas ini. Atau dengan kata lain kita akan mencari tahu siapa sesungguhnya penulis Injil Lukas ini. Mengapa hal ini harus dibahas? Bukankah dari namanya “Injil Lukas” berarti Lukaslah yang menulis Injil ini? Tunggu dulu! Masalahnya tidak sesederhana itu. Perlu diketahui bahwa di dalam naskah aslinya maupun dalam manuscript-manuscript yang awal, sama sekali tidak ada keterangan tentang siapa penulis Injil ini. Judul “INJIL LUKAS” yang ada di dalam Alkitab bahasa Indonesia kita maupun “The Gospel According To LUKE” dalam Alkitab-Alkitab manuscript-manuscriptnya awal. Jadi Injil ini berbeda dengan surat-surat Paulus yang dengan jelas mencantumkan nama Paulus di dalamnya sebagai penulis dari surat-surat itu. Karena itulah di kalangan para sarjana Alkitab terjadi perdebatan yang panjang tentang penulis dan Injil ini. Kebanyakan sarjana Liberal menolak kepenulisan Lukas atas Injil ini, tetapi para sarjana Injili menerima Lukas sebagai penulisnya.Bahasa Inggris seperti nampak dalam gambar di bawah ini :
hanyalah keterangan yang diberikan oleh Lembaga-Lembaga Alkitab berdasarkan
tradisi tetapi tidak ada dalam tulisan aslinya maupun Keterangan awal bahwa Lukaslah yang
menulis Injil ini
muncul sekitar tahun 200 M dari seorang bapak gereja bernama Irenaeus di mana
Irenaeus menulis : “Lukas, teman seperjalanan Paulus, telah mencatat
Injil yang diberitakan Paulus, dalam suatu kitab”. Pada tahun 1740, seorang
Italia bernama L.A.
Muratori menemukan suatu naskah kuno berupa sebuah daftar yang berisi berisi
catatan-catatan ringkas mengenai sejumlah kitab Perjanjian Baru dan
pengarang-pengarangnya. Dalam naskah kuno yang terkenal dengan sebutan “The
Muratorian Canon” (sesuai nama penemunya) tertulis kata-kata berikut ini :
“Kitab
Injil ketiga adalah karangan Lukas, Lukas ini seorang dokter, mengarangnya
sesudah Kristus naik ke sorga, ketika Paulus membawa dia serta sebagai teman
seperjalananya, atas tanggung jawabnya sendiri tetapi sesuai dengan pandangan
Paulus; ia sendiri tidak pernah melihat Yesus secara badani, tetapi dalam
penyelidikannya telah sejauh mungkin ia mengusut ke belakang, dan mulai
menceritakan lahirnya
Yohanes Pembaptis…”
Dari
sinilah tradisi bahwa Lukas yang menulis Injil ini terus berkembang dan dalam
Alkitab-Alkitab tua nama Lukas dimunculkan di sana
sebagai penulis Injil ini seperti dalam salah satu naskah kuno Vulgata
berbentuk vellum dalam gambar di bawah ini :
Para sarjana Injili memang menggunakan data-data sejarah itu untuk meneguhkan kepenulisan Lukas atas Injil ini tetapi itu adalah bukti eksternalnya. Para sarjana Injili juga mengemukakan bukti internal untuk meneguhkan kepenulisan Lukas atas Injil ini. Bukti internal ini terkait dengan hubungan antara Injil Lukas dan kitab Kisah Para
Para sarjana Injili memang menggunakan data-data sejarah itu untuk meneguhkan kepenulisan Lukas atas Injil ini tetapi itu adalah bukti eksternalnya. Para sarjana Injili juga mengemukakan bukti internal untuk meneguhkan kepenulisan Lukas atas Injil ini. Bukti internal ini terkait dengan hubungan antara Injil Lukas dan kitab Kisah Para
Rasul.
Luk 1:1 mengatakan bahwa Injil ini ditujukan kepada Teofilus.
Luk
1:1 - Teofilus yang mulia, Banyak orang telah berusaha
menyusun suatu berita tentang peristiwa-peristiwa yang telah terjadi di antara
kita
Nama
Teofilus ini lalu muncul kembali dalam permulaan kitab Kisah Para Rasul dan ada
keterangan ‘dalam bukuku yang pertama’.
Kis
1:1 - Hai Teofilus, dalam bukuku yang pertama aku menulis
tentang segala sesuatu yang dikerjakan dan diajarkan Yesus
Ini
berarti penulis Injil Lukas adalah orang yang sama dengan penulis Kisah Para
Rasul di mana penerimanya juga sama. Jadi kalau kita bisa mengetahui siapa
penulis Kisah Para Rasul, maka kita bisa mengetahui siapa penulis Injil Lukas
sebagaimana dikatakan Merill C. Tenney :
“Jati
diri penulis bergantung dari hubungan antara Injil ketiga ini dengan Kisah Para
Rasul. Bila Injil Lukas dan Kisah Para Rasul ditulis oleh orang yang sama, kita
dapat menerapkan bukti-bukti kepenulisan dalam isi Kisah Para
Rasul pada Lukas, dan sebaliknya. (Survei Perjanjian Baru, hal.
216).
Karena
itu marilah kita memeriksa kitab Kisah Para Rasul. Dari kitab Kisah Para Rasul,
terlihat bahwa penulis kitab Kisah Para Rasul ini juga ada bersama-sama Paulus
di dalam pelayanannya. Ini nampak lewat penggunaan kata ganti ‘kami’ dalam
sejumlah ayat :
Kis
16:10 - Setelah Paulus melihat penglihatan itu, segeralah kami mencari
kesempatan untuk berangkat ke Makedonia, karena dari penglihatan itu kami menarik
kesimpulan, bahwa Allah telah memanggil kami untuk memberitakan Injil
kepada orang-orang di sana.
Kis
20:5-6 – (5) Mereka itu berangkat lebih dahulu dan menantikan kami di
Troas. (6) Tetapi sesudah hari raya Roti Tidak
Beragi kami berlayar dari Filipi dan empat hari kemudian sampailah kami
di Troas dan bertemu dengan mereka. Di
situ kami tinggal tujuh hari lamanya.
Tetapi
perlu diketahui bahwa kata ganti “kami” yang menunjuk pada Paulus dan penulis
kitab Kisah Para Rasul ini baru muncul dalam Kis 11:28 yang memang tidak nampak
dalam Alkitab bahasa Indonesia, tetapi ada di dalam salah satu Codex yang
bernama Codez Bazae yang bunyi demikian :
Kis
11:28 (Codez Bazae) – Dan terjadilah kesukacitaan yang besar, dan ketika kami
berkumpul bersama, salah seorang dari antara mereka, yang bernama Agabus,
berbicara, menyatakan bahwa seluruh dunia akan dilanda suatu kelaparan besar…”
Kis 11:28 ini terjadi di Antiokhia di mana Paulus dan
Barnabas memberitakan Injil dan penulis kitab Kisah Para Rasul memakai kata
ganti “mereka” yang menunjuk pada Paulus dan Barnabas dan dengan demikian ia
belum termasuk di dalamnya.
Kis 11:25-26 – (25) Lalu pergilah Barnabas ke Tarsus untuk mencari
Saulus; dan setelah bertemu dengan dia, ia membawanya ke Antiokhia. (26) Mereka
tinggal bersama-sama dengan jemaat itu satu tahun lamanya, sambil mengajar
banyak orang. Di Antiokhialah murid-murid itu untuk pertama kalinya disebut
Kristen.
Jadi sewaktu Paulus dan Barnabas datang ke Antiokhia,
penulis Kisah Para Rasul belum bersama-sama dengan Paulus (makanya disebut
“mereka) tetapi mulai mulai dari Antiokhia jugalah ia bergabung dengan Paulus
(makanya disebut “kami). Dengan demikian bisa disimpulkan bahwa penulis kitab
Kisah Para Rasul ini adalah orang Antiokhia yang menjadi percaya kepada Yesus
karena pelayanan Paulus dan Barnabas di Antiokhia. Dengan demikian dia pasti
bukan orang Yahudi melainkan orang Antiokhia (Siria).
Selanjutnya, di dalam Kisah Para Rasul 27-28 diceritakan
bahwa Paulus ditangkap dan dibawa ke Roma untuk diadili, dan di sana ia lalu dipenjara
dalam sebuah penjara rumah. Dan penulis kitab Kisah Para Rasul ini juga
menyertai Paulus sampai ke Roma.
Kis 27:1-2 – (1) Setelah diputuskan, bahwa kami akan
berlayar ke Italia, maka Paulus dan beberapa orang tahanan lain diserahkan kepada
seorang perwira yang bernama Yulius dari pasukan Kaisar. (2) Kami naik
ke sebuah kapal dari Adramitium yang akan berangkat ke pelabuhan-pelabuhan di sepanjang
pantai Asia, lalu kami bertolak.
Aristarkhus, seorang Makedonia dari Tesalonika, menyertai kami.
Kis 28:16 - Setelah kami tiba di Roma, Paulus
diperbolehkan tinggal dalam rumah sendiri bersamasama seorang prajurit yang
mengawalnya.
Jadi penulis kitab Kisah Para Rasul ini kelihatannya adalah
teman pelayanan Paulus, dia menyertai Paulus dalam seluruh perjalanan
pelayananya, bahkan sampai ke Roma dan sangat mungkin tinggal bersama Paulus
dalam penjara rumah di Roma. Nah, siapakah orang ini ? Kita belum bisa menebak karena
dari dalam penjara Paulus menulis beberapa surat, dan dari surat-surat itu terlihat
bahwa ada lebih dari 1 orang pernah tinggal bersama Paulus dalam penjara.
Misalnya :
Filemon 23-24 – (23) Salam kepadamu dari Epafras,
temanku sepenjara karena Kristus Yesus, (24) dan dari Markus, Aristarkhus,
Demas dan Lukas, teman-teman sekerjaku.
Kol 4 :10-14 – (10) Salam kepada kamu dari Aristarkhus,
temanku sepenjara dan dari Markus,...(11) dan dari Yesus, yang
dinamai Yustus... (12) Salam dari Epafras kepada kamu; .. (14) Salam
kepadamu dari tabib Lukas yang kekasih dan dari Demas.
Dari 2 ayat di atas terlihat ada nama Epafras, Markus,
Aristarkhus, Yesus Yustus, Demas dan Lukas. Mereka adalah orang-orang yang
pernah tinggal dengan Paulus di penjara Roma dan karena itu rasanya salah satu
dari mereka adalah penulis dari kitab Kisah Para Rasul. Mari kita melihatnya
satu per satu :
a. Epafras.
Kelihatannya tidak mungkin kalau Epafras adalah penulis Kisah Para Rasul karena jelas dia adalah utusan dari jemaat Filipi untuk melayani Paulus dalan penjara sehingga dia pasti tidak menyertai perjalanan misi Paulus sebelumnya.
Fil 4:18 - Kini aku telah menerima semua yang perlu dari
padamu, malahan lebih dari pada itu. Aku berkelimpahan, karena aku telah
menerima kirimanmu dari Epafroditus, ...’
b. Markus.
Markus juga tidak mungkin karena Markus ini pernah berpisah
dengan Paulus dalam pertikian dengan Barnabas sehingga Markus pasti tidak
menyertai Paulus di dalam perjalanan misinya.
Kis 15:37-40 – (37) Barnabas ingin membawa juga Yohanes
yang disebut Markus; (38) tetapi Paulus dengan tegas berkata, bahwa tidak baik
membawa serta orang yang telah meninggalkan mereka di Pamfilia dan tidak mau
turut bekerja bersama-sama dengan mereka. (39) Hal itu menimbulkan perselisihan
yang tajam, sehingga mereka berpisah dan Barnabas membawa Markus juga
sertanya berlayar ke Siprus. (40) Tetapi Paulus memilih Silas, ...’
Belakangan entah bagaimana Markus ini lalu kembali
bergabung dengan Paulus.
Kol 4:10 - Salam kepada kamu ... dari Markus,
kemenakan Barnabas -- tentang dia kamu telah menerima pesan; terimalah dia,
apabila dia datang kepadamu
Tetapi pernah berpisahnya dia dengan Paulus membuat dia
tidak bisa dianggap sebagai penulis kitab Kisah Para Rasul.
c. Aristarkhus.
Aristarkhus memang menyertai perjalanan Paulus tetapi dia mengikutinya
di tengah jalan dan kelihatannya dia dibedakan dari penulis kitab Kisah Para
Rasul.
Kis 27:2 - Kami naik ke sebuah kapal dari
Adramitium yang akan berangkat ke pelabuhanpelabuhan di sepanjang pantai Asia, lalu kami bertolak. Aristarkhus, seorang
Makedonia dari Tesalonika, menyertai kami
d. Yesus Yustus.
Yesus, yang disebut Yustus ini tidak mungkin adalah penulis
Kisah Para Rasul karena bersama dengan Markus dan Aristarkhus adalah orang
Yahudi sedangkan penulis Kisah Para Rasul bukan orang Yahudi.
Kol 4:10-11 – (10) Salam kepada kamu dari Aristarkhus,
temanku sepenjara dan dari Markus, kemenakan Barnabas … (11) dan dari Yesus,
yang dinamai Yustus. Hanya ketiga orang ini dari antara mereka yang
bersunat yang menjadi temanku sekerja untuk Kerajaan Allah; mereka itu telah
menjadi penghibur bagiku.
e. Demas.
Demas juga tidak mungkin karena dia akhirnya menjadi murtad
dan meninggalkan Paulus.
2 Tim 4:9-10a – (9) Berusahalah supaya segera datang
kepadaku, (10) karena Demas telah mencintai dunia ini dan meninggalkan aku.
Ia telah berangkat ke Tesalonika….”
f. Lukas.
Inilah orang yang paling mungkin sebagai penulis kitab
Kisah Para Rasul.
Kelihatannya ada banyak orang menemani Paulus di dalam
penjara tetapi setelah semuanya pergihanya tinggal Lukas yang menyertai Paulus
dan setia kepadanya, mungkin sampai akhir hayatnya.
2 Tim 4:6-11 – (6) Mengenai diriku, darahku sudah mulai
dicurahkan sebagai persembahan dan saat kematianku sudah dekat. (7) Aku telah
mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah
memelihara iman. (8) Sekarang telah tersedia bagiku mahkota kebenaran yang akan
dikaruniakan kepadaku oleh Tuhan, Hakim yang adil, pada hari- Nya; tetapi bukan
hanya kepadaku, melainkan juga kepada semua orang yang merindukan kedatangan-Nya.
(9) Berusahalah supaya segera datang kepadaku, (10) karena Demas telah mencintai
dunia ini dan meninggalkan aku. Ia telah berangkat ke Tesalonika. Kreskes telah
pergi ke Galatia dan Titus
ke Dalmatia. (11) Hanya Lukas yang tinggal
dengan aku. Jemputlah Markus dan bawalah ia ke mari, karena pelayanannya
penting bagiku.
Dari keterangan Paulus, terlihat bahwa Lukas memang bukan
seorang Yahudi di mana namanya bersama Demas disebut secara terpisah dari nama
Aristarkhus, Markus dan Yesus Yustus yang adalah orang Yahudi.
Kol 4:10-11,14 – (10) Salam kepada kamu dari Aristarkhus,
temanku sepenjara dan dari
Markus, kemenakan
Barnabas … (11) dan dari Yesus, yang dinamai Yustus. Hanya ketiga orang
ini dari antara mereka yang bersunat yang menjadi temanku sekerja untuk
Kerajaan Allah; mereka itu telah menjadi penghibur bagiku. (14) Salam
kepadamu dari tabib Lukas yang kekasih dan dari Demas.
Dari semua ini rasanya harus disimpulkan bahwa memang Lukas
adalah penulis kitab Kisah Para Rasul. Dia memenuhi semua indikator penulis
Kisah Para Rasul yang ada.
Jika Lukas adalah penulis kitab Kisah Para Rasul, dan
seperti dijelaskan di atas bahwa penulis kitab Kisah Para Rasul dan Injil Lukas
adalah orang yang sama, maka harus disimpulkan bahwa penulis Injil Lukas itu
memang adalah Lukas, rekan pelayanan rasul Paulus. Lukas ini adalah seorang
tabib / dokter.
Kol 4:14 - Salam kepadamu dari tabib Lukas yang
kekasih dan dari Demas.
Sangat mungkin dengan profesi dan keahliannya sebagai tabib
/ dokter, Lukas melayani Paulus dalam urusan kesehatan sebagai dokter pribadi
karena Paulus memang sering mengalami sakit.
2 Kor 12:7 - Dan supaya aku jangan meninggikan diri
karena penyataan-penyataan yang luar biasa itu, maka aku diberi suatu duri
di dalam dagingku, yaitu seorang utusan Iblis untuk menggocoh aku, supaya
aku jangan meninggikan diri.
Para penafsir mengatakan bahwa “duri dalam daging” ini
kemungkinan besar adalah penyakit fisik tertentu yang dialami Paulus. Mungkin
sakit mata yang dialaminya dalam penglihatan di Damsyik. Bandingkan :
Gal 4:13 - Kamu tahu, bahwa aku pertama kali telah
memberitakan Injil kepadamu oleh karena aku sakit pada tubuhku.
Ingat, Paulus tidak pernah mengecam Lukas dalam hal ini,
dan ini menunjukkan bahwa kekristenan tidak mengecam dokter atau pun obat.
Yesus sendiri secara implisit memperbolehkan orang menggunakan tabib / dokter.
Luk 5:31 - Lalu jawab Yesus kepada mereka, kata-Nya:
"Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit
Jadi Lukas adalah seorang tabib dan karena itu sesuai tema
kita “PELAJARAN DARI SANG TABIB”, maka maksudnya adalah kita akan belajar dari
tabib Lukas ini.
Tradisi juga mengatakan bahwa Lukas juga adalah seorang
pelukis yang sangat mahir. Sebuah lukisan Maria dalam sebuah Katedral di
Spanyol saat ini dianggap sebagai hasil karya Lukas.
Lepas dari benar tidaknya tradisi ini, memang tidak dapat
dipungkiri bahwa perasaan seorang seniman melekat pada diri seorang Lukas dan itu
nampak dalam Injil yang ditulisnya. Barclay menyebut Lukas sebagai seorang yang
‘mampu melihat hal-hal yang hidup’.
Wycliffe Bible Commentary – Tradisi telah menyimpan beberapa legenda menarik
tentang dirinya, walaupun mungkin tidak otentik. Menurut kisah-kisah ini, Lukas
adalah seorang seniman yang telah melukis perawan Maria. Dia tidak pernah
menikah, dan usia tuanya dilewatkan di Bithinia, tempat dia meninggal. Legenda
lain menyebutkan bahwa dia mati sebagai martir di Yunani. (Vol 3, hal.
214).
Matthew Henry - Jerome
mengatakan bahwa Lukas meninggal dunia pada usia delapan puluh empat tahun, dan
tidak pernah menikah. Beberapa orang menulis bahwa ia mati sebagai martir, namun….tidak
ada kejelasan di mana dan bilamana hal itu terjadi. (Injil Lukas
1-12, hal. xvi).
II. KEISTIMEWAAN INJIL LUKAS.
Kita sudah mengetahui bahwa Lukas adalah penulis Injil Lukas
ini. Dan sekarang kita akan mengalihkan perhatian kita kepada Injil karangan
Lukas ini. Jika kita membaca Injil Lukas dengan teliti, sebenarnya Injil Lukas
ini memiliki sejumlah keistimewaan dibanding dengan Injil-Injil yang lain. Apa
saja keistimewaannya? Ada
banyak tapi saya hanya akan menyebutkan beberapa saja :
a. Gaya
penulisannya populer.
Pada masa itu ada suatu gaya tulis yang populer di kalangan para
cendikiawan dan ahli-ahli sejarah. Gaya
tulis itu dimulai dengan suatu deklarasi tentang tulisan itu dan sering
disertai dengan gambaran penyelidikan sebelumnya. Perhatikan gaya tulis ini sebagaimana digunakan
Herodotus, seorang ahli sejarah Yunani :
Herodotus : “Inilah
hasil-hasil penyelidikan Herodotus dari Halicarnassus”.
Bandingkan pula dengan kata-kata sejarawan Yunani yang
bernama Dionysius yang hidup pada masa Aleksander Agung dan pernah belajar
selama 22 tahun di Roma untuk mempersiapkan bukunya tentang sejarah Roma.
Dionysius memulai bukunya dengan kata-kata sebagai berikut :
Dionysius : “Sebelum
saya menulis, saya mengumpulkan keterangan-keterangan, baik secara lisan dari
pihak orang-orang yang sangat terpelajar dengan siapa saya bergaul, maupun
dengan perantaraan riwayat-riwayat yang ditulis oleh orang-orang Roma tentang
tokoh-tokoh yang dibicarakan penulis-penulis itu dengan penuh pujian.
Sekarang bandingkan dengan pendahuluan Injil Lukas :
Luk 1:1-4 – (1) Teofilus yang mulia, Banyak orang telah
berusaha menyusun suatu berita tentang peristiwa-peristiwa yang telah terjadi
di antara kita, (2) seperti yang disampaikan kepada kita oleh mereka, yang dari
semula adalah saksi mata dan pelayan Firman. (3) Karena itu, setelah aku menyelidiki
segala peristiwa itu dengan seksama dari asal mulanya, aku mengambil keputusan untuk
membukukannya dengan teratur bagimu, (4) supaya engkau dapat mengetahui, bahwa segala
sesuatu yang diajarkan kepadamu sungguh benar.
Terlihat bahwa gaya
tulis populer inilah yang dipakai Lukas dalam permulaan Injilnya bahkan kelihatannya
kata-kata Lukas lebih lengkap dari kata-kata Herodotus dan Dionysius. Ini
berarti bahwa lewat Injilnya Lukas hendak mengatakan bahwa apa yang ditulisnya
tidak kalah bobot dan nilainya dari tulisan-tulisan sejarah yang diakui zaman
itu bahkan tulisannya adalah yang paling mulia.
B.J. Boland – Demikian
juga Lukas tampil ke muka dengan pendahuluan ini seolah-olah ia seorang ahli
sejarah; dari berbagai pihak ia mengumpulkan bahan-bahan, ia memeriksa
bahanbahan itu dengan teliti dan kritis, dan berdasarkan segala persiapan itu,
ia menulis sebuah buku tentang kejadian yang paling penting dalam sejarah
dunia, yakni kedatangan Yesus Kristus , kematian-Nya dan kebangkitan-Nya, dan
pekerjaan Roh Kudus…”. (Tafsiran Alkitab Injil Lukas; hal.
14).
b. Bahasa Yunaninya terbaik.
Hal lain yang menarik dari Injil Lukas ini adalah bahwa
bahasa Yunani yang digunakannya adalah bahasa Yunani yang terbaik pada masa itu
dan itu menjadikan bahasa Yunani dari Injil Lukas adalah bahasa Yunani terbaik
dalam seluruh Perjanjian Baru. Perhatikan beberapa komentar berikut ini :
William Barclay : “Empat
ayat pertama merupakan bahasa Yunani yang hampir-hampir tanpa cacat dalam
Perjanjian Baru”. (Pemahaman Alkitab Setiap Hari – Injil Lukas; hal.
3).
Alkitab Hidup Berkelimpahan : “Kitab ini mempunyai kesusastraan terbaik dari semua
Injil, menunjukkan gaya
penulisan dan isi yang luar biasa, kosa kata kaya dan penguasaan bahasa Yunani
yang baik sekali”.
B.J. Boland : “Bahasa
dan gaya
tulisannya membuktikan bahwa pengarang adalah tergolong “orang-orang
cendekiawan” pada zaman dahulu itu. Ditinjau dari sudut bahasa, Injil karangan Lukas
melebihi segala kitab dan surat
lain dalam Perjanjian Baru. Sekalipun Lukas menggunakanbahasa Koine (semacam
bahasa Yunani sehari-hari), setiap kali ternyata bahwa ia juga mengenal bahasa
“Yunani tinggi” dengan baik”. (Tafsiran Alkitab Injil Lukas; hal.
4).
c. Kisahnya terlengkap.
Injil Lukas adalah Injil yang paling lengkap yang
menginformasikan kepada kita tentang
kehidupan Sang Juruselamat di bumi ini, mulai dari
kelahiran hingga kenaikan-Nya ke sorga.
Tentang kelahiran Yesus, Injil Markus dan Injil Yohanes
tidak mencatatnya sama sekali. Injil Lukas memang mencatatnya tetapi secara
ringkas saja. Tetapi Injil Lukas mencatatnya secara detail mulai dari
pemberitahuan tentang kelahiran Yesus (Luk 1:26-38), nyanyian pujian Maria (Luk
1 :46-56), kelahiran Yesus Kristus dan cerita para gembala (Luk 2:120), Yesus
disunat dan kisah tentang Simeon dan Hana (Luk 2 :39). Semua ini tidak ada di
dalam Injil-Injil yang lain.
Tentang masa kecil Yesus, Injil Lukas satu-satunya Injil
yang menceritakannya hingga masa remaja Yesus ketika berumur 12 tahun (Luk 2
:40-52).
Injil Lukas juga satu-satunya Injil yang mencatat kisah
kelahiran Yohanes Pembaptis mulai dari pemberitahuan tentang kelahiran Yohanes
Pembaptis (Luk 1 :5-25), kunjungan ibu Yohanes Pembaptis dan kepada ibu Yesus
(Luk 1 :39-45), kelahiran Yohanes Pembaptis (Luk 1 :57-66), nyanyian pujian
Zakharia (Luk 1 :67-80). Injil Matius dan Markus hanya menceritakan tentang Yohanes
saat dia sudah memulai pelayananya.
Injil Lukas juga membagi pelayanan Yesus ke dalam tiga
bagian besar yakni pelayanan di Galilea dan sekitarnya (Luk 4:14-9:50),
pelayanan pada perjalanan terakhir ke Yerusalem (Luk 9:51- 19:27) dan minggu
terakhir di Yerusalem (Luk 19:28-24:43). Jadi memang dengan tepat dapat dikatakan
bahwa Injil Lukas adalah Injil yang terlengkap.
d. Catatan medisnya teliti dan akurat.
Injil Lukas juga adalah Injil yang sangat teliti di dalam
catatan medisnya. Ini tentu saja terkait dengan profesi Lukas sebagai seorang tabib
yang jelas membuat ia menaruh perhatian yang detail kepada masalah-masalah
penyakit. Coba bandingkan keterangan Lukas dengan keterangan Matius dan Markus
dalam beberapa kasus berikut :
- Kasus
demamnya mertua Petrus.
Mat 8:14 - Setibanya di rumah Petrus, Yesus pun melihat ibu mertua Petrus terbaring karena sakit demam.
Mark 1:30 - Ibu mertua Simon terbaring karena sakit demam. Mereka segera memberitahukan keadaannya kepada Yesus.
Luk 4:38 - Kemudian Ia meninggalkan rumah ibadat itu dan pergi ke rumah Simon. Adapun ibu mertua Simon demam keras dan mereka meminta kepada Yesus supaya menolong dia.
Terlihat bahwa keterangan Lukas (demam keras) lebih akurat dari Matius dan Markus (sakit demam).
- Kasus
orang kusta.
Mat 8:2 - Maka datanglah seorang yang sakit kusta kepada-Nya, lalu sujud menyembah Dia dan berkata: "Tuan, jika Tuan mau, Tuan dapat mentahirkan aku”.
Mark 1:40 - Seorang yang sakit kusta datang kepada Yesus, dan sambil berlutut di hadapan- Nya ia memohon bantuan-Nya, katanya: "Kalau Engkau mau, Engkau dapat mentahirka aku”.
Luk 5:12 - Pada suatu kali Yesus berada dalam sebuah kota. Di situ ada seorang yang penuh kusta. Ketika ia melihat Yesus, tersungkurlah ia dan memohon: "Tuan, jika Tuan mau, Tuan dapat mentahirkan aku."
Terlihat bahwa keterangan Lukas (penuh kusta) lebih akurat dari Matius dan Markus (sakit kusta).
- Kasus
orang yang mati sebelah tangan.
Mat 12:10 - Di situ ada seorang yang mati sebelah tangannya. Mereka bertanya kepada-Nya:"Bolehkah menyembuhkan orang pada hari Sabat?" Maksud mereka ialah supaya dapat mempersalahkan Dia.
Mark 3:1 - Kemudian Yesus masuk lagi ke rumah ibadat. Di situ ada seorang yang mati sebelah tangannya.
Luk 6:6 - Pada suatu hari Sabat lain, Yesus masuk ke rumah ibadat, lalu mengajar. Di situ ada seorang yang mati tangan kanannya.
Terlihat bahwa keterangan Lukas (mati tangan kananya) lebih akurat dari Matius dan Markus (mati sebelah tangannya).
- Kasus
Petrus memotong telinga hamba imam besar.
Mat 26:51 - Tetapi seorang dari mereka yang menyertai Yesus mengulurkan tangannya, menghunus pedangnya dan menetakkannya kepada hamba Imam Besar sehingga putus telinganya.
Mark 14:47 - Salah seorang dari mereka yang ada di situ menghunus pedangnya, lalu menetakkannya kepada hamba Imam Besar sehingga putus telinganya.
Luk 22:50 - Dan seorang dari mereka menyerang hamba Imam Besar sehingga putus telinga kanannya.
Terlihat bahwa keterangan Lukas (putus telinga kanannya) lebih akurat dari Matius dan Markus (putus telinganya).
Dari semua ini terlihat bahwa tabib Lukas mencatat semua peristiwa mujizat dengan sangat hati-hati hingga detailnya, lebih dari Matius dan Markus. Ini sesuai dengan apa yang dijelaskannya dalam bagian pendahuluan:
Luk 1:3 – aku menyelidiki segala peristiwa itu dengan seksama dari asal mulanya, aku mengambil keputusan untuk membukukannya dengan teratur bagimu
Perlu juga ditambahkan bahwa Injil Lukas adalah satu-satunya Injil yang memberikan keterangan tentang penderitaan fisik yang Yesus alami di taman Getsemani di mana keringat-Nya seperti titik-titik darah.
Luk 22:44 - Ia sangat ketakutan dan makin bersungguh-sungguh berdoa. Peluh-Nya menjadi seperti titik-titik darah yang bertetesan ke tanah.
Gejala ini di dalam ilmu kedokteran dikenal dengan istilah “HEMATIDROSIS” atau “HEMATOHIDROSIS”. Gejala apakah ini? Perhatikan penjelasan berikut :
Alexander Metherell - Apa yang terjadi adalah kegelisahan yang hebat yang mengakibatkan terlepasnya zat-zat kimia yang memecahkan kapiler-kapiler dalam kelenjar-kelenjar keringat. Akibatnya terjadi sedikit pendarahan dalam kelenjar ini dan keringat yang keluar disertai dengan darah. (The Case for Christ, hal. 252)
Dr. Frederick Zugibe - Walaupun kondisi medis seperti ini relatif jarang ada, kondisi ini luas diketahui, dan telah banyak kasus seperti ini. Istilah klinisnya adalah "hematohidrosis." "Sekitar kelenjar keringat, ada banyak pembuluh darah berbentuk seperti jaring." Di bawah tekanan yang besar pembuluh-pembuluh tersebut menyusut. Kemudian saat kegelisahan berlalu "pembuluh darah mengembang sampai mencapai ambang pecah. Darah mengalir masuk ke kelenjar keringat." Sementara kelenjar keringat menghasilkan banyak keringat, darah terdorong ke permukaan kulit - keluar sebagai tetesan darah. (www.ChristianAnswers.Net).
Lagi-lagi ini menunjukkan kepiawaian Lukas dalam mencatat gejala-gejala dan informasiinformasi medis. Ini dikarenakan profesinya yang adalah seorang tabib.
e. Catatan sejarah sekuler yang akurat.
Selain semua hal di atas, Injil Lukas juga memberikan
catatan sejarah sekuler yang akurat yang tidak disebutkan atau mendapat
perhatian dari Injil yang lain. Ia menyebutkan hampir semua orang penting dalam
dunia politik dan agama pada masa itu.
Luk 3:1-2 – (1) Dalam tahun kelima belas dari
pemerintahan Kaisar Tiberius, ketika Pontius Pilatus menjadi wali
negeri Yudea, dan Herodes raja wilayah Galilea, Filipus, saudaranya,
raja wilayah Iturea dan Trakhonitis, dan Lisanias raja wilayah
Abilene, (2) pada waktu Hanas dan Kayafas menjadi Imam Besar,
datanglah firman Allah kepada Yohanes, anak Zakharia, di padang gurun.
Demikianlah sejumlah keistimewaan dan keunggulan Injil
Lukas.
III. PELAJARAN ROHANI (PELAJARAN DARI SANG TABIB LUKAS).
Setelah mengetahui bahwa Lukas adalah penulis Injil Lukas
ini dan juga melihat keistimewaan dan kelebihan Injilnya, sekarang kita harus
belajar sesuatu dari orang ini. Pelajaran apakah yang bisa kita terima dari
sang tabib Lukas ini? Ada
banyak hal yang bisa kita teladani dari tabib Lukas ini seperti :
a. Kesetiaannya : di mana ia begitu setia di dalam pelayanan dan juga setia
kepada Paulus, orang yang telah memperkenalkan Kristus kepadanya. Di dalam
pelayanan Paulus ada banyak kesulitan / tantangan yang dihadapi (lapar, haus,
diusir, dihina, mau dibunuh, tenggelam, dll) dan Lukas yang ikut dengannya
pasti ikut mengalaminya. Tetapi ia tetap setia. Ia tidak mundur dari pelayanan
itu, ia tidak meninggalkan Paulus sendiri. Ia juga menyertai Paulus sampai ke
Roma untuk diadili, bahkan setelah Paulus dipenjara Roma pun, dia tetap
bersama-sama dengan Paulus dan melayaninya. Kesetiaan Lukas terhadap pelayanan
dan Paulus ini persis seperti kata-kata Paaulus :
2 Tim 3:14 - Tetapi hendaklah engkau tetap berpegang
pada kebenaran yang telah engkau terima dan engkau yakini, dengan selalu
mengingat orang yang telah mengajarkannya kepadamu.
Ya! Kesetiaan Lukas kepada pelayanan dan orang yang memperkenalkannya
kepada Kritus harus menjadi teladan bagi kita. Mungkin di dalam pelayanan kita
di gereja ini, ada banyak kesulitan dan tantangan kita hadapi, tapi maukah
saudara belajar setia?
Mungkin dari gereja ini juga saudara menerima Kristus dan memperoleh hidup yang kekal, dari gereja ini juga saudara dididik untuk menjadi Kristen yang dewasa dan mengerti Firman Tuhan, maukah saudara setia kepada gereja ini sepanjang gereja ini benar-benar melayani Tuhan? Maukah saudara setia pada gereja ini dalam semua kesulitan yang dihadapi?
Mungkin dari gereja ini juga saudara menerima Kristus dan memperoleh hidup yang kekal, dari gereja ini juga saudara dididik untuk menjadi Kristen yang dewasa dan mengerti Firman Tuhan, maukah saudara setia kepada gereja ini sepanjang gereja ini benar-benar melayani Tuhan? Maukah saudara setia pada gereja ini dalam semua kesulitan yang dihadapi?
b. Kerinduannya agar orang lain bertumbuh dalam iman : di mana ia sangat rindu agar Teofilus bias mengenal
kebenaran tentang Yesus Kristus. Dia rela bekerja keras (menyelidiki, menyusun)
dalam menulis Injilnya yang hebat ini dan tujuannya sebagaimana yang ia katakan
:
Luk 1:3-4 – (3) Karena itu, setelah aku menyelidiki
segala peristiwa itu dengan seksama dari asal mulanya, aku mengambil
keputusan untuk membukukannya dengan teratur bagimu, (4) supaya engkau
dapat mengetahui, bahwa segala sesuatu yang diajarkan kepadamu sungguh benar
Kata “diajarkan” (ayat 4) berasal dari kata Yunani
“KATECHEO” yang lalu menurunkan kata “katekisasi”. Jadi ini berarti bahwa
Teofilus ini sudah menerima pelajaran katekisasi, tetapi Lukas merasa belum
puas. Ia menulis Injil ini supaya Teofilus yakin bahwa apa yang ia terima dalam
pelajaran katekisasi itu sungguh benar. Inilah kerinduan sang tabib. Ia selalu
rindu membuat iman orang lain bertumbuh walaupun itu dibayar dengan sangat
mahal yakni kerja kerasnya.
Maukah saudara bekerja keras di dalam pelayanan masing-masing (Pemuda, Sekolah Minggu, katekisasi, kelas PA, dll) dengan tujuan agar banyak orang boleh bertumbuh di dalam iman? Itu juga yang sudah saya lakukan, saya bekerja keras di dalam mempersiapkan setiap khotbah dan pelajaran dalam kelas PA kita. Saya bekerja mati-matian dan maksimal dengan tujuan agar saudara bias bertumbuh di dalam iman dan pengetahuan akan kebenaran.
Maukah saudara bekerja keras di dalam pelayanan masing-masing (Pemuda, Sekolah Minggu, katekisasi, kelas PA, dll) dengan tujuan agar banyak orang boleh bertumbuh di dalam iman? Itu juga yang sudah saya lakukan, saya bekerja keras di dalam mempersiapkan setiap khotbah dan pelajaran dalam kelas PA kita. Saya bekerja mati-matian dan maksimal dengan tujuan agar saudara bias bertumbuh di dalam iman dan pengetahuan akan kebenaran.
c. Kesediannya untuk memberikan yang terbaik dari dirinya
untuk Yesus Juruselamatnya : di mana ia memberikan segenap kemampuannya, karunianya,
kerja kerasnya, perjuangannya sehingga Injil yang terbaik ini bisa ada di
tangan kita hari ini dan banyak orang boleh mengenal Yesus Kristus melalui
Injil karangannya. Bagi Lukas, Yesus Kristus adalah pribadi yang unik dan
karenanya Ia layak menerima segala yang terbaik. Ini seharusnya menjadi
pelajaran bagi kita bahwa dalam hidup kekristenan kita, Kristus seharusnya
menerima segala yang terbaik dari kita karena Ia sudah terlebih dahulu
memberikan yang terbaik bagi kita (hidup-Nya sendiri).
Sangatlah disayangkan ada banyak orang Kristen tidak
menyadari hal ini. Itulah sebabnya mereka tidak tahu memberikan yang terbaik
bagi Juruselamatnya. Bahkan para penganut kepercayaan kafir pun mengerti satu
prinsip bahwa yang terbaiklah yang harus diberikan pada sesembahan mereka.
Dalam Alkitab kita dapat menemukan begitu banyak contoh yang mengajarkan
prinsip semacam ini :
- Maria rela memberikan dan menuangkan minyak narwastu murni yang sangat mahal harganya di kaki Yesus (Yoh 12:3).
- Janda miskin memberikan seluruh uangnya (2 peser) kepada Allah (Luk 21:2-4).
- Rasul Paulus telah memberikan seluruh hidupnya untuk melayani Kristus bahkan mati dianggapnya sebagai keuntungan (Fil 1:21; 3:7).
- Para Majus juga melakukan hal yang sama. Hasil-hasil terbaik dari negeri mereka (mas, mur dan kemenyan) justru dipersembahkan di hadapan Yesus, Raja yang baru lahir itu (Mat 2).
Belajar dari sang tabib Lukas ini harus membuat kita tahu dan sadar untuk mempersembahkan yang terbaik bagi Yesus. Kalau anda bisa bernyanyi, bernyanyilah yang terbaik untuk Yesus (jangan bermain-main dalam memuji Tuhan atau dalam beribadah).
Kalau anda bisa bermain musik, bermainlah yang terbaik bagi
Yesus. Kalau anda ingin memberikan persembahan/kolekte, berilah yang terbaik
bagi Yesus (bukan dari sisa belanja). Kalau anda bisa berkhotbah, berkhotbahlah
yang terbaik demi Yesus. Kalau anda bisa mengajar Sekolah Minggu, mengajarlah yang
terbaik demi Yesus. Kalau anda bisa menulis, menulislah yang terbaik bagi
Yesus.
Kalau anda ingin menyerahkan seorang anakmu menjadi hamba
Tuhan / Pendeta, serahkanlah yang terbaik, yang terpintar dan yang paling taat
bagi Yesus (bukan menyerahkan yang paling bodoh atau yang paling nakal).
Kalau anda mampu berargumentasi/berapologia dengan baik, berapologialah
yang terbaik bagi Yesus dan kebenaran Firman-Nya dalam menghadapi semua penyimpangan
kebenaran. Kalau anda dikaruniai kemampuan mencipta lagu, ciptalah lagu yangterbaik bagi Yesus sama seperti yang dibuat Fanny Crosby.
Singkatnya, apa saja yang kita buat dalam dunia, kita harus
melakukannya dengan sungguh-sungguh dan yang terbaik buat Tuhan dan Juruselamat
kita Yesus Kristus. Saya percaya bahwa Yesus tentu bangga dan senang dengan apa
yang telah dibuat oleh tabib Lukas. Saya juga percaya bahwa Yesus pun bangga
dan hati-Nya akan disenangkan ketika melihat umat tebusan-Nya melakukan dan
mempersembahkan segala yang terbaik dalam hidup mereka bagi kemuliaan nama-Nya. Marilah
di hari ulang tahun gereja kita yang ke 4 ini, kita semua bertekad untuk
memberi yang terbaik bagi Yesus dengan satu tujuan agar dapat menyenangkan
hati-Nya dan memuliakan-Nya.
- AMIN -
No comments:
Post a Comment