Berpakaian sebuah Jubah dan Berlilitkan sebuah Ikat
Pinggang
Wahyu 1 :13
Dan di tengah-tengah kaki dian itu ada seorang serupa Anak Manusia, berpakaian jubah yang panjangnya sampai di kaki, dan dadanya berlilitkan ikat pinggang dari emas.
Dan di tengah-tengah kaki dian itu ada seorang serupa Anak Manusia, berpakaian jubah yang panjangnya sampai di kaki, dan dadanya berlilitkan ikat pinggang dari emas.
Hal berikutnya yang dilihat Yohanes (ayat 13) adalah, Anak
Manusia “berpakaian sebuah jubah yang panjangnya mencapai kaki, dan dadanya
berlilitkan ikat pinggang dari emas.” Kata
yang diterjemahkan “ jubah yang panjangnya mencapai kaki” tidak ada
digunakan pada bagian manapun dalam Perjanjian Baru, tetapi didalam Perjanjian
Lama kata ini hampir selalu merujuk pada
jubah imam besar. Dan pita emas
yang meliliti dadanya memperlihatkan dua
hal ; fakta bahwa pita emas itu ada di
bagian tinggi—tidak dikenakan pada pinggang tetapi melingkari bagian dada—dan
fakta bahwa tali atau ikat pinggang itu
emas, memperlihatkan bahwa keimamatan yang diusungnya sangat besar.
Bacalah terlebih dahulu : Pandang Yesus (1) : Memperbarui Fokus Kekekalan Ditengah-Tengan Kesulitan
& Pesona Dunia
Yesus tidak hanya Anak Manusia dari Daniel 7 yang menerima
kekuasaan kekal atas segala bangsa; dia juga imam besar terakhir yang menyudahi semua tugas-tugas imam di bait
suci.
Daniel 7 :13-14
(13)Aku terus melihat dalam penglihatan malam itu, tampak datang dengan awan-awan dari langit seorang seperti anak manusia; datanglah ia kepada Yang Lanjut Usianya itu, dan ia dibawa ke hadapan-Nya. (14) Lalu diberikan kepadanya kekuasaan dan kemuliaan dan kekuasaan sebagai raja, maka orang-orang dari segala bangsa, suku bangsa dan bahasa mengabdi kepadanya. Kekuasaannya ialah kekuasaan yang kekal, yang tidak akan lenyap, dan kerajaannya ialah kerajaan yang tidak akan musnah.
(13)Aku terus melihat dalam penglihatan malam itu, tampak datang dengan awan-awan dari langit seorang seperti anak manusia; datanglah ia kepada Yang Lanjut Usianya itu, dan ia dibawa ke hadapan-Nya. (14) Lalu diberikan kepadanya kekuasaan dan kemuliaan dan kekuasaan sebagai raja, maka orang-orang dari segala bangsa, suku bangsa dan bahasa mengabdi kepadanya. Kekuasaannya ialah kekuasaan yang kekal, yang tidak akan lenyap, dan kerajaannya ialah kerajaan yang tidak akan musnah.
Tidak lagi dibutuhkan adanya korban-korban hewan beserta
dengan tugas-tugas keimamatan mereka. Ayat 5 berkata Kristus “ sudah membebaskan kita dari
dosa-dosa kita oleh darahnya.” Imam ini begitu
hebatnya sehingga dia telah memberikan darahnya sendiri satu kali dan
selamanya hingga penghabisan zaman melenyapkan dosa satu kali untuk selamanya
dengan mengorbankan dirinya.
Dia berdiri diantara kaki-kaki dian—dia sedang berdiri disini
dengan kita hari ini—sebagai dia yang berotoritas dan bekuasa selamanya
dan dia yang terahir, pengampunan yang
pasti untuk dosa-dosa kita.
Kepala dan Rambutnya Putih Seperti Bulu Domba dan Salju
Wahyu 1:14
Kepala dan rambut-Nya putih bagaikan bulu yang putih metah, dan mata-Nya bagaikan nyala api
Kepala dan rambut-Nya putih bagaikan bulu yang putih metah, dan mata-Nya bagaikan nyala api
Kemudian Yohanes melihat (ayat 14) “kepala dan rambutnya
putih seperti wol/bulu domba, seperti
salju.” Ini menakjubkan, karena dalam
bab yang sama ini di Daniel dimana Yohanes mendapatkan gambaran “seorang serupa Anak Manusia” (ayat 13=14),
Allah Bapa digambarkan seperti ini dalam
ayat 9, “Sementara aku terus melihat, takhta-takhta diletakkan, lalu
duduklah Yang Lanjut Usianya; pakaian-Nya putih seperti salju dan rambut-Nya
bersih seperti bulu domba.” Dengan kata lain Yohanes sedang menggambarkan Anak
Manusia dalam terminologi yang digunakan untuk Tuhan sendiri.
Saya berpendapat Yohanes menginginkan kita untuk melihat sesuatu disini mengenai usia Kristus yang lanjut dan hikmat dan kehormatan yang datang
bersama usia lanjutnya —usia kekekal!
Dalam budaya Amerika masa kini, kita menghormati proses
menjadi semakin awet muda. Seseorang dikagumi jika dia tetap dapat terlihat muda, tidak dihormati jika dia memiliki usia kehormatan.
Alkitab telah melihat hal ini dalam cara yang lain. Amsal 16:31 berkata,” Rambut putih adalah mahkota yang indah, yang
didapat pada jalan kebenaran.” Terlebih lagi didalam hukum Tuhan telah
diperintahkan,” Engkau harus bangun berdiri di hadapan orang ubanan dan engkau
harus menaruh hormat kepada orang yang tua dan engkau harus takut akan Allahmu;
Akulah TUHAN.” (Imamat 19:32).
Salah satu alasan kita tidak ingin bertambah
tua karena tua dikaitkan dengan
usia menua yang disertai dengan tenaga
yang melemah, tenaga membuat kehidupan
bernilai—kapasitas untuk melihat dan mendengar dan berpikir secara jernih dan
bergerak dan tidak sakit. Tetapi kesemua hal ini bukanlah milik penuaan karena menjadi tua itu sendiri. Semua hal
tersebut menjadi milik usia lanjut/tua
yang dalam kesia-siaan/tanpa arah dan dunia yang jatuh kedalam dosa. Saat Tuhan
menyingkirkan dosa dan kutuk, dan membangun langit baru dan bumi baru, tua
tidak akan diikuti dengan konotasi-konotasi negatif tadi. Tua hanya akan
dikaitkan dengan bertumbuhnya hikmat dan wawasan dan kedewasaan. Semua kekuatan
tetap ada disana. Semua kekuatan-kekuatan mental tetap ada. Semua penglihatan
dan pendengaran dan kelincahan. Tidak ada hal hebat mengenai masa muda yang
akan terhilang. Yang ada hanyalah ditambahkannya semua kekuatan dan keindahan
dan kedalaman usia.
Inilah yang dilihat Yohanes dalam diri Yesus. Yesus sebagai Yang Lanjut Usianya dengan semua hikmat kekal dan semua kedewasaan
dan pertambahan usia, tetapi Yesus tidak
lemah atau letih atau tertatih-tatih
dalam langkahnya.
Matanya “Seperti sebuah Nyala
Api”
Wahyu 1:14
Kepala dan rambut-Nya putih bagaikan bulu yang putih metah, dan mata-Nya bagaikan nyala api.
Kepala dan rambut-Nya putih bagaikan bulu yang putih metah, dan mata-Nya bagaikan nyala api.
Tempatkan gambaran ini bersama dengan hal selanjutnya yang dilihat Yohanes pada
ahir ayat 14,” Kepala dan rambut-Nya putih bagaikan bulu yang putih metah, dan
mata-Nya bagaikan nyala api.” Mata Anak Manusia bukanlah mata yang rabun nan
redup kemuliaannya. Kedua matanya dengan kejernihan tertajam. Kedua matanya
tidak sedikitpun luput atas berbagai peristiwa yang berlangsung di alam
semesta. Dan kedua matanya menyalak dengan energi.
Kita semua tahu mata yang berat nyaris terpejam yang menandakan rasa kantuk berat atau yang pandangannya gelap dan setengah tertutup dengan perasaan
tanpa semangat atau dengan marah. Dan kita tahu bahwa mata yang memiliki
kehidupan disertai dengan hal mengagumkan dan kegairahan dan pengharapan dan
ekspektasi dan tenaga. Mata Yesus seperti sebuah api yang menyala-nyala. Apa yang kita lihat
kemudian adalah rambut putih seperti salju dan mata seperti api—hikmat dan
kedewasaan sebagai YANG LANJUT USIANYA yang disertai dengan kekuatan dan vitalitas
dan antusiasme dimasa muda—seperti seorang
pengantin pria yang keluar dari kamarnya dengan kekuatan dan pengharapan, dan
juga dengan kedalaman dan kematangan tahun-tahun yang begitu banyak akan hidup dan pernikahan.
Jika anda menatap pada Yesus dalam mengahiri tahun ini, ingatlah dia tidak lelah dan tidak menjadi letih atau
kehabisan tenaga atau tidak berdaya. Sebaliknya kedua matanya menyala
dengan api, dengan pengharapan dan kekuatan yang
tidak dapat dipadamkan.
Ketika Yesus berpikir tentang rencana-rencananya bagimu dan
gereja Baptis Betlehem dan bagi Amerika dan bagi semua bangsa di dunia, dia
tidak menjadi lamban tanpa kepastian atau letih dan bagi Amerika dan semua bangsa
di dunia di tahun depan, dia tidak
lamban atau letih atau bosa. Kedua matanya adalah api yang menyala
dengan hasrat dan semangat yang penuh dan sangat berkeinginan untuk melakukan
apa yang dia kehendaki untuk
dilakukan dimana tahun demi tahun
mendatang diletakan ditempatnya dalam
perjalanan sejarah.
Begitu banyak…
Ada lebih banyak lagi. Begitu banyak hal yang Yohanes telah lihat. Selalu ada lebih banyak yang tidak kita lihat didalam diri Yesus. Ada kaki perunggu dan suara seperti suara banyak air dan tangan kanan dengan tujuh bintang dan sebilah pedang tajam keluar dari mulutnya dan wajahnya bersinar seperti matahari dalam kekuatan penuh. Dan ada sebuah reaksi Yohanes dan reaksi Yesus terhadap reaksi Yohanes.
Hal inilah yang akan kita lihat sebagai tidakan terahir
bersama pada Kamis malam saat kita mengambil komuni dan memasuki tahun yang
baru.
Memandang Yesus
Tetapi saat ini pandanglah hal ini : Dia ada ditengah-tengah
kaki dian—gereja-gereja—sebagai Anak Manusia, Dia dengan kuasa atas segala
bangsa-bangsa dan dengan kekuasaan kekal dan kemuliaan. Dia adalah Imam Besar
Agung yang telah menghapus dosa-dosa umatnya sekali dan selama-lamanya.
Dia sama tuanya dan sama bijaknya dan
sama dewasanya dengan Yang Lanjut
Usianya dengan Mahkota Putih yang
Besar, serta dengan kedua mata dengan nyala api yang sama seperti masa mudanya dan kuat dan dengan pengharapan dan antusiasme
akan rencana-rencananya bagi anda
dan bagi gereja ini dan bagi dunia ini, yang tak dapat dihentikan.
Tataplah
Yesus dalam menjalani dan mengahiri tahun ini dan biarlah kuasa kemuliaannya dan pengampunan keimamatannya dan hikmat yang
dimiliki dalam lanjut usianya dan pengharapannya yang penuh hasrat
memenuhi anda dengan keyakian yang segar sehingga tahun ini tidak
dijalani dengan sia-sia, dan di tahun
mendatang akan menjadi kuas yang torehannya
telah diarahkan pada kanvas kehidupanmu dan pada kanvas sejarah hingga
keeping-keping karya Tuhan diselesaikan.
Selesai
A Year-End Look At Jesus Christ, by John Piper |
diterjemahkan dan telah diedit/dimodifikasi pada beberapa bagian kecil tanpa mengubah pesan aslinya, oleh : Martin Simamora
Foto : Tomang Interchange- Jakarta (Istimewa)
Foto : Tomang Interchange- Jakarta (Istimewa)
No comments:
Post a Comment