Alkitab
berkata bahwa Yesus menyerahkan nyawanya secara sukarela dan memberikan dirinya
disalibkan agar dosa-dosa kita diampuni. Hal ini telah ditetapkan sebelumnya
oleh Bapa, untuk mengutus Anak ke dunia
dan mati pada hari raya Paskah Yahudi sebagai domba Tuhan bagi dosa-dosa kita
(Sebagaimana diperkenalkan oleh Yohanes Pembaptis kepada orang-orang Israel)
sebagaimana dinyatakan dalam Yohanes 4:14 “Bapa telah mengutus Anak sebagai
Juru selamat.”
Yesus telah menjelaskan kepada murid-muridnya “berkata, “Anak Manusia harus diserahkan kedalam tangan orang-orang berdosa, dan disalibkan, dan pada hari ketiga bangkit kembali.” (Lukas 24:7)
Tuhan
telah memiliki sebuah rencana sejak waktu penciptaan, 1 Petrus 1:20 “Ia telah
dipilih sebelum dunia dijadikan, tetapi karena kamu baru menyatakan diri-Nya
pada zaman akhir . “Bahwa Anak akan menjadi Domba yang disembelih semenjak
dunia dibentuk (Wahyu 13:8).” Oleh
kepercayaan kita akan injil bahwa kita akan “mewarisi kerajaan yang telah dipersiapkan bagi kamu sejak
pembentukan dunia.” (Matius 25:34).
Pada
pengadilan dihadapan kaisar di pagi-pagi sekali mereka menolak pembebasan Yesus dan meminta Barabas seorang pembunuh agar dilepaskan
sebagai gantinya. Mereka meminta agar Yesus disalibkan. Para
pemimpin agama telah mengetahui pra
peradilannya di Roma dan mendorong orang-orang untuk menyuarakan penghukuman
bagi Yesus, memastikan penghukuman bagi Yesus terjadi (Lukas 23:23)
Bahkan andaipun orang-orang Yahudi tidak memohonkan agar Yesus disalib, ia tetap akan wafat pada hari itu, dalam hal ini, kematiannya telah ditetapkan sebelumnya dalam Kitab Suci, sebagai nubuat/profetik.
Apa
yang dapat kita pelajari dari khotbah Petrus pada Pentakosta? Ada lebih banyak lagi yang mendengarkan
penyaliban Kristus dibandingkan dengan yang melihat dengan mata sendiri yaitu
mereka yang melihat peristiwa itu. Salib dimana Yesus terpaku adalah gambaran terhadap
ratusan ribu korban-korban hewan yang dipersembahkan sebelum penyaliban terjadi. Petrus menunjukan
bahwa Yesus telah dipakukan di kayu salib oleh “tangan-tangan manusia jahat,”
namun Ia yang telah “menyerahkan dirinya oleh rencana yang telah ditetapkan
sebelumnya dan oleh penentuanTuhan sebelumnya” (Kisah Para
Rasul 2:23). Yesus mengambil posisi kita dan mengalami derita murka Tuhan
terhadap dosa-dosa kita, menggenapi rencana Tuhan yang telah ditetapkan
sebelumnya, yang dinyatakan dalam banyak
prediksi yang dikemukakan para nabi. Semua sejarah ini menghantarkan ke
peristiwa ini.
Kisah
Para Rasul 2:23-24 “Dia yang diserahkan Allah menurut maksud dan rencana-Nya,
telah kamu salibkan dan kamu bunuh oleh tangan bangsa-bangsa durhaka. Tetapi
Allah membangkitkan Dia dengan melepaskan Dia dari sengsara maut, karena tidak
mungkin Ia tetap berada dalam kuasa maut itu. Ayat 36-37 : Jadi seluruh kaum Israel harus
tahu dengan pasti, bahwa Allah telah membuat Yesus, yang kamu salibkan itu,
menjadi Tuhan dan Kristus." Ketika mereka mendengar hal itu hati mereka
sangat terharu, lalu mereka bertanya kepada Petrus dan rasul-rasul yang lain:
"Apakah yang harus kami perbuat, saudara-saudara?"
Orang-orang
Yahudi yang bertobat dan melepaskan diri dari kepemimpinan Israel dan
telah dibaptis, menerima Roh Kudus yang sama.
Penyaliban
yang tercatat dalam Perjanjian Baru tidak menimpakan kesalahan semata pada
bangsa Yahudi dan jelas bahkan tidak ada
petunjuk generasi-genarasi penerus Israel harus bertanggungjawab dan dihukum karenanya. Injil
Yohanes menggunakan terminologi “orang-orang Yahudi”, kerap hal ini digunakan
untuk menggambarkan penentangan terhadap Yesus. Sebagaimana yang juga ketika Petrus menulis tetang kepemimpinan dalam Kisah Para
Rasul 4:10 “maka ketahuilah oleh kamu sekalian dan oleh seluruh umat Israel,
bahwa dalam nama Yesus Kristus, orang Nazaret, yang telah kamu salibkan, tetapi
yang telah dibangkitkan Allah dari antara orang mati--bahwa oleh karena Yesus
itulah orang ini berdiri dengan sehat sekarang di depan kamu.”
Paulus
kemudian dalam 1 Korintus 2:8 menulis ;” Tidak ada dari penguasa dunia ini yang
mengenalnya, sebab kalau sekiranya mereka mengenalnya, mereka tidak menyalibkan
Tuhan yang mulia.”
Kemudian
ada bagian dalam Roma yang juga memiliki bagian yang serupa dengan hal diatas,
tanpa Pilatus
Yesus tidak akan disalibkan.
Markus
15:5 :” Tetapi Yesus sama sekali tidak menjawab lagi, sehingga Pilatus merasa heran.”
Yesus dalam Injil Yohanes memperjelas siapa yang bertanggungjawab atas kematiannya :” Bapa mengasihi Aku, oleh karena Aku memberikan nyawa-Ku untuk menerimanya kembali. Tidak seorangpun mengambilnya dari pada-Ku, melainkan Aku memberikannya menurut kehendak-Ku sendiri. Aku berkuasa memberikannya dan berkuasa mengambilnya kembali. Inilah tugas yang Kuterima dari Bapa-Ku." (Yohanes 10:17-18)
Yesus
bertanggungjawab atas kematiannya sendiri. Ia memilih waktu dan cara
penggenapan kitab suci (anak domba paskah) dengan mati sebagai korban kita bagi dosa dan bangkit kembali dari
kematian untuk memberikan hidup kekal kepada mereka yang menerimanya. Nubuat
Yesaya 53 yang menggambarkan penderitaan-penderitaan Messias,” Apabila ia
menyerahkan dirinya sebagai korban penebus salah, ia akan melihat keturunannya,
umurnya akan lanjut, dan kehendak TUHAN akan terlaksana olehnya” Yesaya 53:10.
Kematian Yesus menggenapi kehendak Tuhan.
Kita
melihat Yesus menundukkan dirinya kepada kehendak Tuhan ketika Ia berdoa di Getsemani : Maka Ia
maju sedikit, lalu sujud dan berdoa, kata-Nya: "Ya Bapa-Ku, jikalau
sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku, tetapi janganlah
seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki."
(Matius 26:39)
“Cawan
ini” merujuk pada penderitaan yang telah ia ketahui akan ia alami yang akan
memisahkan dirinya dari hubungan kekal yang ia miliki dengan Bapa.
Yesus
berdoa dari kayu salib ,”Bapa ampunilah mereka karena mereka tidak tahu apa
yang mereka perbuat,” (Lukas 21:34) ini mengekspresikan pengampunan Tuhan
hingga kepada mereka yang bertanggungjawab atas kematiannya. Ada orang-orang tertentu yang menyebut
kematian Yesus dan menggelar sebuah pengadilan untuk menuntaskannya, karena
melanggar 22 hukum mereka sendiri dalam melakukan pengadilan Yesus.
Tangan
pengampunan yang terentang menjangkau
orang-orang Yahudi setelah kebangkitan Yesus. Petrus berkata, “Hai
saudara-saudara, aku tahu bahwa kamu telah berbuat demikian karena ketidaktahuan,
sama seperti semua pemimpin kamu. Tetapi dengan jalan demikian Allah telah
menggenapi apa yang telah difirmankan-Nya dahulu dengan perantaraan
nabi-nabi-Nya, yaitu bahwa Mesias yang diutus-Nya harus menderita. Karena itu
sadarlah dan bertobatlah, supaya dosamu dihapuskan” (Kisah Para
Rasul 3:17-19) Mereka mengabaikan makna rohaninya, para rasul mengingatkan
mereka, menasihati mereka untuk percaya dalam namanya.
Orang-orang Yahudi, dimulai saat Pentakosta telah mendengarkan berita ini , ribuan telah meresponnya. Buku Kisah Para Rasul memperlihatkan merekalah orang Yahudi yang menjadi gereja pertama . Doa Yesus di kayu salib untuk pengampunan telah dijawab, dan pengampunan itu masih berlangsung.
Siapa
yang bertanggungjawab atas kematian Yesus
digambarkan oleh para rasul dalam Kisah
Para Rasul 4:24-28 :” Ketika teman-teman mereka mendengar hal itu,
berserulah mereka bersama-sama kepada Allah, katanya: "Ya Tuhan, Engkaulah
yang menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya. Dan oleh Roh Kudus
dengan perantaraan hamba-Mu Daud, bapa kami, Engkau telah berfirman: Mengapa
rusuh bangsa-bangsa, mengapa suku-suku bangsa mereka-reka perkara yang sia-sia?
Raja-raja dunia bersiap-siap dan para pembesar berkumpul untuk melawan Tuhan
dan Yang Diurapi-Nya. Sebab sesungguhnya telah berkumpul di dalam kota ini
Herodes dan Pontius Pilatus beserta bangsa-bangsa dan suku-suku bangsa Israel
melawan Yesus, Hamba-Mu yang kudus, yang Engkau urapi, untuk
melaksanakan segala sesuatu yang telah Engkau tentukan dari semula oleh kuasa
dan kehendak-Mu.
Kebencian
baik dari kepemimpinan Saduki dan Farisi telah menjadi sebuah konspirasi
melawan Messias, dipimpin oleh Kayafas, Imam Tinggi. Tujuannya adalah untuk
menahan Yesus secara diam-diam, dan membunuhnya sebelum orang-orang
menyadarinya akan apa yang telah terjadi (Matius 26:14-16; Markus 14;11; Lukas
22:5)
Semuanya
ini terjadi ” untuk apapun yang
dilakukan tanganmu dan apapun tujuanmu telah ditentukan sebelumnya agar
terjadi,” untuk menggenapi rencana Tuhan yang telah ditentukan sebelumnya.
Tanggungjawab kematian Yesus ada di tangan Tuhan yang memiliki Anak yang oleh
kehendaknya mati untuk menggenapi tujuan-tujuannya.
Ibrani
12:2-3 :” Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus, yang
memimpin kita dalam iman, dan yang membawa iman kita itu kepada kesempurnaan,
yang dengan mengabaikan kehinaan tekun memikul salib ganti sukacita yang
disediakan bagi Dia, yang sekarang duduk di sebelah kanan takhta Allah. Ingatlah
selalu akan Dia, yang tekun menanggung bantahan yang sehebat itu terhadap
diri-Nya dari pihak orang-orang berdosa, supaya jangan kamu menjadi lemah dan
putus asa.
Suka
cita semacam ini datang oleh penderitaan terbesar sehingga Ia dapat
menyelamatkan anda. Berita Injil adalah
“Kuasa Tuhan untuk menyelamatkan setiap orang yang percaya, pertama-tama bagi
orang Yahudi dan juga bagi orang Yunani (orang bukan Yahudi) Roma 1:16.
Martin
Simamora | Who Killed Jesus,
letusreason.org
No comments:
Post a Comment