Dan siap sedialah pada segala waktu untuk memberi pertanggungan jawab kepada tiap-tiap orang yang meminta pertanggungan jawab dari kamu tentang pengharapan yang ada padamu, tetapi haruslah dengan lemah lembut dan hormat (1 Petrus 3:15)
Orang-orang Kristen harus siap untuk memberi pertanggungan jawab (mempertahankan/membela) atas keyakinannya. Terminologi Yunani untuk mempertahankan (apologia) adalah kata yang dalam terminologi bahasa Inggris : apology dan turunannya apologetics (dalam bahasa Indonesia menjadi aplogi dan apologetika). Istilah ini kerap bermakna mempertahankan secara formal dalam ruang pengadilan (bandingkan dengan Kisah Para Rasul 25:16; 2 Timotius 4:16), tetapi Paulus juga menggunakan kata ini secara informal untuk menunjukan kemampuannya untuk menjawab mereka yang menanyainya (Filipi 1:16).
Orang-orang Kristen harus siap untuk memberi pertanggungan jawab (mempertahankan/membela) atas keyakinannya. Terminologi Yunani untuk mempertahankan (apologia) adalah kata yang dalam terminologi bahasa Inggris : apology dan turunannya apologetics (dalam bahasa Indonesia menjadi aplogi dan apologetika). Istilah ini kerap bermakna mempertahankan secara formal dalam ruang pengadilan (bandingkan dengan Kisah Para Rasul 25:16; 2 Timotius 4:16), tetapi Paulus juga menggunakan kata ini secara informal untuk menunjukan kemampuannya untuk menjawab mereka yang menanyainya (Filipi 1:16).
Segala waktu mengindikasikan kebutuhan orang-orang percaya untuk selalu bersiap secara konstan dan kesiapan merespon, baik dalam situasi formal atau informal, kepada setiap orang yang yang meminta untuk memberikan pertanggung jawab mengapa mereka hidup dan percaya dalam cara yang mereka jalankan. Pertanggung jawab pada dasarnya adalah logos, "kata' atau "pesan," dan ini memanggil semua orang percaya untuk dapat pada saat seseorang bertanya (present tense-bentuk sekarang) untuk memberikan kata-kata yang tepat dalam merespon berbagai pertanyaan mengenai Injil.
Injil diidentifikasi sebagai pengharapan dalam diri orang-orang yang percaya. Pengharapan adalah sinonim dengan iman Kristen karena merupakan motif bagi yang ada pada diri orang percaya menerima Kristus sebagai Tuhan dan Juru Selamat yang merupakan antisipasi mereka untuk meloloskan diri dari neraka dan memasuki kemuliaan yang kekal (bandingkan dengan Kisah Para Rasul 26:6; Efesus 1:18; 4:4; Kolose 1:23; Ibrani 10:23). Jadi Pengharapan menjadi titik api penjelasan apapun yang rasional yang harus diberikan terkait keselamatan yang rasional.
Pembelaan orang percaya akan pengharapan dihadapan mereka yang tidak mempercayainya, yang menanyainya harus tegas dan tanpa kompromi, tetapi pada saat yang sama dilakukan dalam cara yang lemah lembut dan hormat .
Kelemahlembutan merujuk pada kesabaran atau kerendahan hati, tidak dalam pemahaman kelemahan tetapi dalam makna tidak mendominasi (bandingkan dengan Efesus 4:15,"membicarakan kebenaran dalam kasih"). Tuhan sendiri dicirikan dengan kebajikan semacam ini, sebagaimana Paulus :"Sekarang Aku, Paulus, diriku sendiri mendorong engkau dengan kesabaran dan kelemahlembutan Kristus" ( 2Korintus 10:1a)
Hormat mengekspresikan pengabdian kepada Tuhan, sebuah penghormatan penuh terhadap kebenaran-Nya, dan bahkan hormat kepada pribadi yang sedang mendengarkannya (Kolose 4:6; 2 Timotius 2:24-26).
Orang-orang Kristen yang tidak dapat memberikan penjelas biblikal yang jelas mengenai imannya (bandingkan dengan 1 Tesalonika 5:19-22; 1 Yohanes 2:14) akan menjadi tidak aman saat ia menghadapi pertanyaan-pertanyaan soal-soal yang berat (bandingkan dengan Efesus 4:14-15). Dalam beberapa hal ketakamanan posisinya dapat membahayakan jaminan keselamatan yang dimilikinya. Serangan dunia dapat menggulung mereka yang tidak meletakan iman dan kasihnya didalam dadanya, dan sebagai pelindung kepala, pengharapan akan keselamatan.
John MacArthur, Always Ready | Martin Simamora
No comments:
Post a Comment