Abolisi atau berakhirnya pelaksanaan Hukum Perjanjian Lama telah dijanjikan dalam Yeremia 31:30 dan diafirmasi atau ditegaskan oleh Firman Tuhan : bahwa hukum itu diahiri/digenapi ( 2 Korintus 3:6-13; Efesus 2:15). Perjanjian Baru memproklamasikan bahwa Kristus adalah penggenap hukum (Roma 10:4); bagi mereka yang beriman kepada Kristus-jika anda beriman, maka anda tidak diwajibkan untuk menjalankan hukum Musa (10 perintah-perintah Tuhan). Faktanya kita diperintahkan untuk tidak memeliharanya sebagai .
Kita telah diberitahu bahwa Yesus menyudahi yang pertama (kesepakatan/perjanjian) sehingga Ia dapat menegakkan yang kedua, berarti ini adalah dua hal yang berbeda, dan juga bukan sebuah kelanjutan (Ibrani 10:5-9); sehingga sekarang kebenaran yang dari Tuhan disingkapkan dalam pribadi Kristus, tanpa bantuan hukum (Roma 3:21-22). Apa yang merupakan bayang-bayang telah berlalu dan kita sekarang memiliki terang itu.
Ini juga sebuah hal kebenaran :
Galatia 2:21 :"Aku tidak menolak kasih karunia Allah. Sebab sekiranya ada kebenaran oleh hukum Taurat, maka sia-sialah kematian Kristus." Paulus sedang menekankan kebenaran yang sedang dipindahkan kedalam diri orang percaya. Galatia 3:21 "Sebab andaikata hukum Taurat diberikan sebagai sesuatu yang dapat menghidupkan, maka memang kebenaran berasal dari hukum Taurat.
Sehingga Paulus dalam hal ini memperjelas sebagai seorang yang dahulunya mematuhi hukum Musa secara ketat, bahwa tidak ada hukum yang dapat memindahkan kebenaran kedalam diri kita (sehingga ada kebenaran dalam diri kita) bahkan jika kita mematuhinya sebaik yang dapat kita capai, bila kita memiliki kemampuan untuk melakukan kebenaran, kebenaran hanya dapat datang pada diri orang yang menjaga hukum itu secara sempurna. Lalu mengapa ada yang tetap bersikukuh kepada hukum sementara kita gagal untuk memenuhi beberapa hukum-hukum tertentu.
Mereka tidak ingin melihat Kristus sebagai pemenuhan hukum-hukum sehingga mereka membutakan diri mereka sendiri terhadap anugerah kebenaran yang diberikan secara cuma-cuma kepada kita. Karena tidak ada yang dapat merangkul sekaligus kedua kesepakatan/perjanjian itu, harus salah satu dari keduanya. Mereka yang berada dalam kuasa hukum telah dibebaskan (Roma 7:6) sehingga mereka mati terhadapnya (Roma 7:4). Kita sebagai orang-orang percaya tidak berada dibawah hukum lagi, tetapi dibawah anugerah (Roma 6:14). Kita telah diperingatkan bahwa orang-orang Kristen yang terus berupaya menjalankan hukum itu agar dibenarkan dan disucikan telah menjadi terlepas dari anugerah (Galatia 5:4). Sehingga mengapa ada orang yang bersikukuh bahwa orang Kristen harus tetap menjalankan hukum Perjanjian Lama yang telah diberikan kepada Musa?
Ada beberapa alasan mengapa hal ini terjadi, mereka telah salah diajarkan oleh gereja mereka, mereka keliru dalam memahami perjanjian-perjanjian itu dan bagaiamana masing-masing kerja perjanjian itu; hukum-hukum mana yang diberlakukan kembali didalam Kristus dan mana yang tidak. Atau mereka belum melihat topiknya, atau mereka malas dan sudah puas dan tidak peduli untuk berubah... ada sejumlah alasan, hal mendasar adalah mereka salah dan membahayakan diri mereka sendiri dan orang lain jika mereka menyebarkan kesalahan orang-orang Galatia ini (Paulus menujukan suratnya kepada para penganut Judaisme dalam kitab Galatia yang percaya kepada Kristus tetapi juga masih memegang hukum itu).
Oleh para pemelihara Sabbath- mereka menunjukan argumen bahwa Yesus disembah pada hari Sabtu sebanyak 1.700 kali. Yesus juga pergi ke rumah ibadah, kita tidak; kita adalah entitas baru, gereja. Jika Kristus adalah contoh bagi kita Ia juga menjalankan seluruh seremonial Hukum Musa. Apakah para penganut Taurat melakukan hal ini? Tidak; argumen-argumen mereka yang lemah tidak membantu posisi mereka, tetapi mereka memiliki berbagai bantahan.
Argumen para pemelihara Hukum lainnya adalah, jika kita tidak mematuhi 10 perintah hari ini maka kita bisa mencuri dan berbohong, kita bisa membunuh seseorang dan melakukan perzinahan dan sebagainya. Mereka mengabaikan bahwa ada banyak kesalahan dimana mereka tidak menjalankan dekalog (10 Perintah) tersebut dengan baik. Menurut logika mereka sendiri, kita kemudian dapat menjadi pemabuk dan seorang homoseksual karena ini tidak termasuk dalam 10 perintah tetapi pada Hukum Musa (yang memiliki 603 perintah yang mereka abaikan dan hanya menjalankan 10 perintah saja) yang menentang hal ini. Mereka menyatakan telah melakukan (hukum Musa). Sehingga argumen mereka dalam hal ini lemah.
Argumen buruk lainnya adalah : menjalankan 10 perintah memiliki signifikansi yang lebih besar karena "Apa yang Tuhan telah tuliskan dengan jari-Nya sendiri adalah kekal dan apa yang dituliskan oleh Musa tidak kekal." Tidak ada yang bisa memisahkan hukum apapun dari yang lainnya karena semuanya ditulis oleh tangan Tuhan. Ia memerintahkan bangsa Israel untuk mematuhi semua hukum. Adakah satu orang pun dalam Perjanjian Lama yang hanya menjalankan 10 Perintah sebagai yang terpisah dari hukum lainnya dan menetapkannya setelah semua diberikan? Dimana Alkitab ada memberikan 10 prioritas diatas yang lainnya? Seluruh hukum/perintah adalah sebuah unit yang disebut HUKUM MUSA, sebagaimana yang dirujuk kedalam Perjanjian Baru oleh Yesus. Apa yang mereka katakan ketika kita mendapatkan bahwa perintah yang asli-yang Tuhan tuliskan dengan jarinya sendiri telah dihancurkan dan Musa sendiri yang menuliskannya kembali 10 perintah itu diatas 2 loh batu (Keluaran 34:27-28; Keluaran 31:23). Saya pikir ada yang mengabaikan detail kecil ini yang menyalahi argumen legal mereka.
Ini sebabnya mengapa kitab suci berkata dalam Nehemia 9:13-14"Engkau telah turun ke atas gunung Sinai dan berbicara dengan mereka dari langit dan memberikan mereka peraturan-peraturan yang adil, hukum-hukum yang benar serta ketetapan-ketetapan dan perintah-perintah yang baik.Juga Kauberitahukan kepada mereka sabat-Mu yang kudus dan memberikan kepada mereka perintah-perintah, ketetapan-ketetapan dan hukum-Mu dengan perantaraan Musa, hamba-Mu. Ini tepat seperti apa yang dinyatakan Yohanes 1:17," hukum telah datang melalui Musa."
Paulus menggambarkan perjanjian Musa dalam 2 Korintus 3:7 (10 Perintah) dengan perjanjian itu "telah selesai" didalam Kristus. Jika anda didalam Kristus maka Anda TIDAK perlu memelihara Perjanjian Lama. Mengapa? Karena seseorang tidak dapat setia kepada Kristus dan disaat yang sama mengikat diri dengan Musa.
Para pemelihara hukum mengklaim bahwa 10 Perintah bukanlah Perjanjian Lama? Mereka akan mengakui bahwa Perjanjian Lama telah usai tetapi TIDAK untuk 10 Perintah. Sokongan biblikal yang mereka gunakan tidak ada. Faktanya justru menentang keras mereka. Alkitab jelas mengajarkan bahwa Sabbat adalah bagian dari Perjanjian LAMA. Ulangan 4:13 :"Dan Ia memberitahukan kepadamu perjanjian, yang diperintahkan-Nya kepadamu untuk dilakukan, yakni Kesepuluh Firman dan Ia menuliskannya pada dua loh batu (Ulangan 9:9,11; 2 Tawarikh 6:11)." 2 Korintus 3:2-11 juga membuktikan Perjanjian Lama adalah 10 Perintah yang disebut hukum Musa. Ayat 1-3 Perjanjian Lama telah ditulis dengan tinta diatas loh-loh batu."
"Aku akan mengadakan perjanjian baru dengan kaum Israel dan dengan kaum Yehuda,"Ibrani 8:7-8 :sekiranya perjanjian yang pertama itu tidak bercacat, tidak akan dicari lagi tempat untuk yang kedua" Ayat 8. Karena ditemukan kelemahan dalam perjanjian lama, Ia berkata :""Sesungguhnya, akan datang waktunya," demikianlah firman Tuhan, "Aku akan mengadakan perjanjian baru dengan kaum Israel dan dengan kaum Yehuda."
Tuhan berkata bahwa Perjanjian yang pertama tidak dibangun untuk selamanya dan tidak dapat hidup memayungi orang percaya yang ada didalam Kristus yang ada didalam Perjanjian BARU. Perjanjian BARU itu adalah diri YESUS sendiri, yang meniadakan yang pertama sehingga IA dapat mendirikan yang kedua; artinya perjanjian pertama dan perjanjian Kedua tidak sam, yang pertama akan berahir (Ibrani 10:5-9).
Tuhan telah menyebutkan bahwa Hukum/Taurat, Perjanjian Lama bersifat temporer, siapa yang tahu lebih baik apakah para pemelihara Hukum ataukah Tuhan. Percaya apa yang Tuhan telah katakan dalam Perjanjian Baru, anda akan dibebaskan oleh anugerah. Hanya Perjanjian Baru saja merupakan perjanjian abadi. Perjanjian Baru dijalankan oleh pelayanan Roh Kudus, ini lebih mulia, dan selalu abadi, Ibrani 13:20. Ibrani 8:7-13 mengutip Yeremia 31:31 bahwa dalam masa Yeremia sekalipun telah dikatakan :" Sekarang bahkan perjanjian pertama yaitu loh batu dan ini akan lenyap," sebagaimana selubung Musa yang menutupi wajahnya. Perbandingan ini dibuat untuk memperlihatkan kemulian Perjanjian Lama akan memudar untuk digantikan dengan kemuliaan yang lebih besar, kemuliaan Tuhan sendiri.
Kisah Para Rasul 2:42 menyatakan bahwa gereja mula-mula mengikuti doktrin "para rasul", bukan hukum-hukum Perjanjian Lama.
Dimanapun para rasul berada tidak pernah mengajar gereja dalam surat-surat yang mereka kirimkan, bahwa mereka/gereja diwajibkan untuk memelihara hukum Perjanjian Lama, atau Sabbath. Mereka mengajarkan sebaliknya karena mereka memahami apa makna Perjanjian Baru bagi mereka, kemerdekaan.
Martin Simamora |Letusreason.org
No comments:
Post a Comment