Bacalah terlebih dahulu bagian sebelumnya yang bertajuk :Teori-Teori Palsu Sekitar Kebangkitan Yesus : Dia Hanya Pingsan, Tidak Mati
Oleh : J. Hampton Keathley, III, Th.M
Kondisi-Kondisi dan Fakta-Fakta Salib
Yohanes 19:31-35 “Karena hari itu hari persiapan dan supaya pada hari Sabat mayat-mayat itu tidak tinggal tergantung pada kayu salib--sebab Sabat itu adalah hari yang besar--maka datanglah orang-orang Yahudi kepada Pilatus dan meminta kepadanya supaya kaki orang-orang itu dipatahkan dan mayat-mayatnya diturunkan. Maka datanglah prajurit-prajurit lalu mematahkan kaki orang yang pertama dan kaki orang yang lain yang disalibkan bersama-sama dengan Yesus; tetapi ketika mereka sampai kepada Yesus dan melihat bahwa Ia telah mati, mereka tidak mematahkan kaki-Nya, tetapi seorang dari antara prajurit itu menikam lambung-Nya dengan tombak, dan segera mengalir keluar darah dan air. Dan orang yang melihat hal itu sendiri yang memberikan kesaksian ini dan kesaksiannya benar, dan ia tahu, bahwa ia mengatakan kebenaran, supaya kamu juga percaya.”
Markus 15:43-45 “Karena itu Yusuf, orang Arimatea, seorang anggota Majelis Besar yang terkemuka, yang juga menanti-nantikan Kerajaan Allah, memberanikan diri menghadap Pilatus dan meminta mayat Yesus. Pilatus heran waktu mendengar bahwa Yesus sudah mati. Maka ia memanggil kepala pasukan dan bertanya kepadanya apakah Yesus sudah mati. Sesudah didengarnya keterangan kepala pasukan, ia berkenan memberikan mayat itu kepada Yusuf.
Kondisi-kondisi dan fakta-fakta ini membuktikan Yesus telah mati. Dia mati berdasarkan penilaian para prajurit, berdasarkan penilaian Pilatus, berdasarkan penilaian orang-orang Yahudi yang meminta penjaga untuk ditempatkan di kuburan, dan dalam penilaian para perempuan yang pergi ke kubur untuk persiapan jasad yang harus dilakukan dengan membaluri rempah-rempah pada jasad Yesus.
Oleh : J. Hampton Keathley, III, Th.M
Kondisi-Kondisi dan Fakta-Fakta Salib
Yohanes 19:31-35 “Karena hari itu hari persiapan dan supaya pada hari Sabat mayat-mayat itu tidak tinggal tergantung pada kayu salib--sebab Sabat itu adalah hari yang besar--maka datanglah orang-orang Yahudi kepada Pilatus dan meminta kepadanya supaya kaki orang-orang itu dipatahkan dan mayat-mayatnya diturunkan. Maka datanglah prajurit-prajurit lalu mematahkan kaki orang yang pertama dan kaki orang yang lain yang disalibkan bersama-sama dengan Yesus; tetapi ketika mereka sampai kepada Yesus dan melihat bahwa Ia telah mati, mereka tidak mematahkan kaki-Nya, tetapi seorang dari antara prajurit itu menikam lambung-Nya dengan tombak, dan segera mengalir keluar darah dan air. Dan orang yang melihat hal itu sendiri yang memberikan kesaksian ini dan kesaksiannya benar, dan ia tahu, bahwa ia mengatakan kebenaran, supaya kamu juga percaya.”
Markus 15:43-45 “Karena itu Yusuf, orang Arimatea, seorang anggota Majelis Besar yang terkemuka, yang juga menanti-nantikan Kerajaan Allah, memberanikan diri menghadap Pilatus dan meminta mayat Yesus. Pilatus heran waktu mendengar bahwa Yesus sudah mati. Maka ia memanggil kepala pasukan dan bertanya kepadanya apakah Yesus sudah mati. Sesudah didengarnya keterangan kepala pasukan, ia berkenan memberikan mayat itu kepada Yusuf.
Kondisi-kondisi dan fakta-fakta ini membuktikan Yesus telah mati. Dia mati berdasarkan penilaian para prajurit, berdasarkan penilaian Pilatus, berdasarkan penilaian orang-orang Yahudi yang meminta penjaga untuk ditempatkan di kuburan, dan dalam penilaian para perempuan yang pergi ke kubur untuk persiapan jasad yang harus dilakukan dengan membaluri rempah-rempah pada jasad Yesus.
Kondisi Fisik Yesus Setelah Penyaliban
Jika Kristus hanya jatuh pingsan, Dia masih dalam keadaan setengah sadar. Memerlukan waktu yang lama untuk proses penyembuhan. Dalam kondisinya yang sudah melemah, Dia tidak dapat berjalan sejauh 7 mil ( 11,26 Km) di jalan Emaus. Sangat tidak mungkin bagi seseorang (yang hanya disadarkan dari pingsan sebagai akibat berbagai sengsara yang dijalani Yesus dengan pukulan-pukulan dan penyaliban) untuk dengan cepatnya memberikan kesan bahwa Dia telah Menaklukan kematian dan kubur,Raja Damai. Faktanya demikianlah hal ini dipercayai yang telah mengubah para murid dan telah menjadi fondasi pelayanan-pelayanan selanjutnya.
Menambahkan pada tiga hal yang telah disebutkan diatas, ada situasi-situasi dan fakta-fakta lain yang harus dijelaskan seperti penggeseran batu yang menutup kubur dan penjaga kubur Yesus.
Teori Halusinasi
Teori ini dalam Kesimpulannya
Teori ini mengatakan semua penampakan diri Yesus pasca kebangkitan sesungguhnya hanyalah pemunculan-pemunculan yang terjadi dan diyakini secara keliru karena sebenarnya orang yang melihat mengalami halusinasi. Dalam pandangan ini, semua penampilan diri Yesus pasca kebangkitan dapat diabaikan.
Sanggahan
Bagaimana bisa begitu banyak orang mengalami halusinasi—khususnya 500 orang sekaligus? Lebih jauh lagi, penampilan-penampilan itu terjadi dalam kondisi-kondisi yang berbeda dan dalam rentang waktu yang luas dan berbeda. Dan, jangan lupa, para murid sejak semula enggan untuk percaya pada kebangkitan! Ini melibatkan sebuah mujizat kebutaan untuk berpikir tidak ada kebangkitan.
Markus 16:11-16 “Tetapi ketika mereka mendengar, bahwa Yesus hidup dan telah dilihat olehnya, mereka tidak percaya. Sesudah itu Ia menampakkan diri dalam rupa yang lain kepada dua orang dari mereka, ketika keduanya dalam perjalanan ke luar kota. Lalu kembalilah mereka dan memberitahukannya kepada teman-teman yang lain, tetapi kepada merekapun teman-teman itu tidak percaya. Akhirnya Ia menampakkan diri kepada kesebelas orang itu ketika mereka sedang makan, dan Ia mencela ketidakpercayaan dan kedegilan hati mereka, oleh karena mereka tidak percaya kepada orang-orang yang telah melihat Dia sesudah kebangkitan-Nya. Lalu Ia berkata kepada mereka: "Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk. Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan, tetapi siapa yang tidak percaya akan dihukum.”
Lukas 24:11-12 “Tetapi bagi mereka perkataan-perkataan itu seakan-akan omong kosong dan mereka tidak percaya kepada perempuan-perempuan itu. Sungguhpun demikian Petrus bangun, lalu cepat-cepat pergi ke kubur itu. Ketika ia menjenguk ke dalam, ia melihat hanya kain kapan saja. Lalu ia pergi, dan ia bertanya dalam hatinya apa yang kiranya telah terjadi.
Yohanes 20:24-30 “Tetapi Tomas, seorang dari kedua belas murid itu, yang disebut Didimus, tidak ada bersama-sama mereka, ketika Yesus datang ke situ. Maka kata murid-murid yang lain itu kepadanya: "Kami telah melihat Tuhan!" Tetapi Tomas berkata kepada mereka: "Sebelum aku melihat bekas paku pada tangan-Nya dan sebelum aku mencucukkan jariku ke dalam bekas paku itu dan mencucukkan tanganku ke dalam lambung-Nya, sekali-kali aku tidak akan percaya." Delapan hari kemudian murid-murid Yesus berada kembali dalam rumah itu dan Tomas bersama-sama dengan mereka. Sementara pintu-pintu terkunci, Yesus datang dan Ia berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata: "Damai sejahtera bagi kamu!" Kemudian Ia berkata kepada Tomas: "Taruhlah jarimu di sini dan lihatlah tangan-Ku, ulurkanlah tanganmu dan cucukkan ke dalam lambung-Ku dan jangan engkau tidak percaya lagi, melainkan percayalah." Tomas menjawab Dia: "Ya Tuhanku dan Allahku!" Kata Yesus kepadanya: "Karena engkau telah melihat Aku, maka engkau percaya. Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya."
Teori halusinasi pada dasarnya tidak dapat diterima karena teori ini bertentangan dengan hukum-hukum dan prinsip-prinsip dimana para psikiatris menyatakan hal esensial untuk terjadinya halusinasi. Psikiatris mengklaim:
Jika Kristus hanya jatuh pingsan, Dia masih dalam keadaan setengah sadar. Memerlukan waktu yang lama untuk proses penyembuhan. Dalam kondisinya yang sudah melemah, Dia tidak dapat berjalan sejauh 7 mil ( 11,26 Km) di jalan Emaus. Sangat tidak mungkin bagi seseorang (yang hanya disadarkan dari pingsan sebagai akibat berbagai sengsara yang dijalani Yesus dengan pukulan-pukulan dan penyaliban) untuk dengan cepatnya memberikan kesan bahwa Dia telah Menaklukan kematian dan kubur,Raja Damai. Faktanya demikianlah hal ini dipercayai yang telah mengubah para murid dan telah menjadi fondasi pelayanan-pelayanan selanjutnya.
Menambahkan pada tiga hal yang telah disebutkan diatas, ada situasi-situasi dan fakta-fakta lain yang harus dijelaskan seperti penggeseran batu yang menutup kubur dan penjaga kubur Yesus.
Teori Halusinasi
Teori ini dalam Kesimpulannya
Teori ini mengatakan semua penampakan diri Yesus pasca kebangkitan sesungguhnya hanyalah pemunculan-pemunculan yang terjadi dan diyakini secara keliru karena sebenarnya orang yang melihat mengalami halusinasi. Dalam pandangan ini, semua penampilan diri Yesus pasca kebangkitan dapat diabaikan.
Sanggahan
Bagaimana bisa begitu banyak orang mengalami halusinasi—khususnya 500 orang sekaligus? Lebih jauh lagi, penampilan-penampilan itu terjadi dalam kondisi-kondisi yang berbeda dan dalam rentang waktu yang luas dan berbeda. Dan, jangan lupa, para murid sejak semula enggan untuk percaya pada kebangkitan! Ini melibatkan sebuah mujizat kebutaan untuk berpikir tidak ada kebangkitan.
Markus 16:11-16 “Tetapi ketika mereka mendengar, bahwa Yesus hidup dan telah dilihat olehnya, mereka tidak percaya. Sesudah itu Ia menampakkan diri dalam rupa yang lain kepada dua orang dari mereka, ketika keduanya dalam perjalanan ke luar kota. Lalu kembalilah mereka dan memberitahukannya kepada teman-teman yang lain, tetapi kepada merekapun teman-teman itu tidak percaya. Akhirnya Ia menampakkan diri kepada kesebelas orang itu ketika mereka sedang makan, dan Ia mencela ketidakpercayaan dan kedegilan hati mereka, oleh karena mereka tidak percaya kepada orang-orang yang telah melihat Dia sesudah kebangkitan-Nya. Lalu Ia berkata kepada mereka: "Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk. Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan, tetapi siapa yang tidak percaya akan dihukum.”
Lukas 24:11-12 “Tetapi bagi mereka perkataan-perkataan itu seakan-akan omong kosong dan mereka tidak percaya kepada perempuan-perempuan itu. Sungguhpun demikian Petrus bangun, lalu cepat-cepat pergi ke kubur itu. Ketika ia menjenguk ke dalam, ia melihat hanya kain kapan saja. Lalu ia pergi, dan ia bertanya dalam hatinya apa yang kiranya telah terjadi.
Yohanes 20:24-30 “Tetapi Tomas, seorang dari kedua belas murid itu, yang disebut Didimus, tidak ada bersama-sama mereka, ketika Yesus datang ke situ. Maka kata murid-murid yang lain itu kepadanya: "Kami telah melihat Tuhan!" Tetapi Tomas berkata kepada mereka: "Sebelum aku melihat bekas paku pada tangan-Nya dan sebelum aku mencucukkan jariku ke dalam bekas paku itu dan mencucukkan tanganku ke dalam lambung-Nya, sekali-kali aku tidak akan percaya." Delapan hari kemudian murid-murid Yesus berada kembali dalam rumah itu dan Tomas bersama-sama dengan mereka. Sementara pintu-pintu terkunci, Yesus datang dan Ia berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata: "Damai sejahtera bagi kamu!" Kemudian Ia berkata kepada Tomas: "Taruhlah jarimu di sini dan lihatlah tangan-Ku, ulurkanlah tanganmu dan cucukkan ke dalam lambung-Ku dan jangan engkau tidak percaya lagi, melainkan percayalah." Tomas menjawab Dia: "Ya Tuhanku dan Allahku!" Kata Yesus kepadanya: "Karena engkau telah melihat Aku, maka engkau percaya. Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya."
Teori halusinasi pada dasarnya tidak dapat diterima karena teori ini bertentangan dengan hukum-hukum dan prinsip-prinsip dimana para psikiatris menyatakan hal esensial untuk terjadinya halusinasi. Psikiatris mengklaim:
-
Hanya orang jenis tertentu yang mengalami
halusinasi-halusinasi. Mereka yang mengalami biasanya memiliki tingkat stres yang tinggi, daya imajinasi
yang tinggi, dan orang yang sangat cemas. Faktanya, umumnya hanya orang
yang paranoid dan schizoperenic yang
mengalami halusinasi. Tetapi Kristus
memperlihatkan dirinya ke banyak tipe orang yang berbeda. Penampakan dirinya
tidak terbatas hanya pada orang-orang dengan keadaan psikologikal tertentu.
- Halusinasi terkait dengan alam bawah
sadar seseorang—merujuk pada pengalaman-pengalaman masa lalu tertentu dan penampakan
Yesus secara jasmani jelas bukan
pengalaman masa lalu dimanapun.
- Halusinasi-halusinasi biasanya terbatas pada kapan dan dimana hal-hal itu terjadi. Halusinasi-halusinasi
biasanya terjadi dalam sebuah atmosfir nostalgia atau dalam sebuah tempat
dengan lingkungan sekeliling yang tidak
asing bagi orang tersebut untuk memuaskan hasratnya.
- Halusinasi terjadi pada orang ketika ada sebuah semangat antisipasi atau pengharapan yang menjanjikan. Catatan sejarah memperlihatkan tidak ada antisipasi apapun yang ada. Mereka cenderung untuk tidak mempercayai bahka setelah mereka diberitahukan tentang kebangkitan.
Untuk studi lebih lanjut lihat Evidence That Demands A Verdict, hal. 257f, dan The Resurrection Factor, hal. 82f.
Teori Peniruan Diri Yesus atau Seseorang yang diserupakan seperti Yesus
Teori didefinisikan
Ini adalah pandangan yang menyatakan bahwa pemunculan-pemunculan diri Yesus itu sesungguhnya bukan Yesus sama sekali, tetapi seseorang yang diserupakan dengan Dia. Inilah yang dikatakan para penentang, ini terbukti karena dalam sejumlah kasus mereka sama sekali tidak mengenali mereka pada awalnya (atau sama sekali).
Sanggahan
-
Para murid enggan untuk percaya kepada kebangkitan, penuh keraguan dan sulit untuk yakin kecuali itu sungguh-sungguh
Yesus, sebagaimana dengan kasus Tomas.
- .Sangat tidak mungkin untuk menyerupai luka-luka yang dimiliki Kristus. Ini adalah bukti yang
dimiliki Kristus kepada Thomas bahwa dia
memang sungguh-sungguh Yesus (bandingkan dengan Yohanes 20:24f)
- Pada saat-saat mereka tidak mampu untuk mengenali Dia merupakan sebuah
fenomena dari tubuh Yesus yang telah
dimuliakan dimana kedaan tidak dapat mengenali itu adalah sesuatu yang memang dia maksudkan seperti halnya dalam Lukas
24:16, “Tetapi ada sesuatu yang menghalangi mata
mereka, sehingga mereka tidak dapat mengenal Dia.”
- Orang-orang ini telah melakukan
perjalanan bersama dengan Tuhan
Yesus selama tiga tahun dan merupakan
hal yang mencengangkan bahwa siapapun diantara mereka dapat tidak mengetahui bahwa itu adalah seseorang yang merupakan
tiruan terutama terkait dengan keenganan mereka untuk percaya
pada kebangkitan
- Mereka bertemu didalam ruang-ruang yang terkunci dalam sejumlah kasus, dan Dia secara tiba-tiba muncul dalam tubuhnya yang telah dimuliakan. Tidak seorangpun dapat meniru perbuatan ajaib ini selain daripada Kristus yang telah bangkit.
Selanjutnya : Teori Kebangkitan Spiritual dan Teori Pencurian
False Theories Against the Ressurection of Christ| diterjemahkan dan diedit oleh : Martin Simamora
No comments:
Post a Comment