Oleh : J. Hampton Keathley, III, Th.M
Pengantar
Philip Schaff, sejarahwan besar menuliskan, “maksud sejarahwan bukan untuk merekonstruksi sebuah sejarah dari ide-ide yang telah dibangun sebelumnya dan menyesuaikannya dengan kesukaan kita, tetapi untuk mereproduksi sejarah dari bukti terbaik dan membiarkan sejarah untuk berkata bagi dirinya sendiri.” Terkait bermacam-macam teori manusia yang berupaya untuk menjelaskan kejadian kebangkitan, Josh McDowell, yang telah melakukan serangkaian investigasi yang luar biasa pada kebangkitan dan keunikan-keunikan Alkitab, menulis :
Banyak teori-teori yang telah diajukan, berupaya untuk memperlihatkan kebangkitan Yesus Kristus merupakan sebuah penipuan. Saya percaya kebanyakan orang yang muncul dengan teori-teori ini pasti memiliki dua buah otak—satu diantaranya telah hilang, dan otak satunya lagi berupaya menemukan otak yang hilang itu. Sejarahwan-sejarahwan pasti menjadi anti historis dengan menciptakan sejumlah ide-ide mereka sendiri ( The Ressurection Factor,p.76).
Ketika mempertimbangkan bukti dan mengevaluasi apa yang telah terjadi pada Paskah pertama itu, kita harus memahami dua prinsip :
-
Teori-teori atau penjelasan-penjelasan alternatif harus mempertimbangkan semua kisah atau
kejadian disekitar kebangkitan Kristus.
- Tidak ada yang boleh sama sekali memaksakan bukti masuk kedalam kesimpulan yang telah terlebih dahulu dibangun sebelumnya, tetapi biarkanlah bukti berkata bagi dirinya sendiri ( Lihat McDowell, hal.76).
Studi ini
akan mencakup hanya sejumlah penjelasan-penjelasan teoritikal yang paling popular
yang telah lama dimunculkan, secara umum
oleh orang-orang non Kristen atau para teolog liberal yang kerap
menggunakan sebuah pemelintiran moral untuk menjelaskan kisah
kebangkitan Yesus Kristus. Mereka menolak bukti bukan karena bukti tidak memadai, tetapi
karena implikasi-implikasi moralnya pada kehidupan mereka. Sebuah karya yang
sangat baik pada keseluruhan subyek kebangkitan adalah The Ressurection Factor
karya Josh McDowell.
Teori Jatuh Pingsan
atau Teori Kebangkitan
Teorinya Telah Ditentukan
Teori Jatuh Pingsan
atau Teori Kebangkitan
Teorinya Telah Ditentukan
Yesus tidak
benar-benar mati, Dia hanya jatuh pingsan, oleh karena itu murid-murid
hanya melihat seorang Kristus yang yang telah dipulihkan atau disadarkan dari
keadaan pingsan. Kristus dipakukan pada sebuah salib dan mengalami kondisi
shock, kesakitan dan kehilangan darah. Tetapi bukannya benar-benar mati, Dia hanya kehilangan
kesadaran atau jatuh pingsan akibat keletihan. Ketika dia telah ditempatkan
didalam kubur, Dia masih dalam keadaan hidup dan para murid, mengira Dia mati,
menguburkannya hidup-hidup. Setelah beberapa jam, Dia sadarkan diri didalam
kubur yang dingin, bangkit, dan pergi meninggalkan kubur.
Sanggahannya
Teori ini sepenuhnya mengabaikan bukti-bukti kematianNya dan akan membutuhkan sebuah mujizat yang lebih besar daripada kebangkitan. Menurut teori ini:
Sanggahannya
Teori ini sepenuhnya mengabaikan bukti-bukti kematianNya dan akan membutuhkan sebuah mujizat yang lebih besar daripada kebangkitan. Menurut teori ini:
Udara dingin dan lembab didalam kubur, bukannya membunuh Dia, malahan menyembuhkannya. Dia melepaskan kain-kain yang melekat pada tubuhnya, menyingkirkan batu dengan mendorong, bertarung dengan para penjaga dan segera setelah itu memperlihatkan dirinya kepada murid-muridnya sebagai Tuhan kehidupan (McDowell, hal.98).
Kain Kafan Yang Tergeletak Didalam Kubur
- Matius 28:6 “Ia tidak ada di sini, sebab Ia telah bangkit, sama seperti yang telah dikatakan-Nya. Mari, lihatlah tempat Ia berbaring.”
- Markus 16:6 “tetapi orang muda itu berkata kepada mereka: "Jangan takut! Kamu mencari Yesus orang Nazaret, yang disalibkan itu. Ia telah bangkit. Ia tidak ada di sini. Lihat! Inilah tempat mereka membaringkan Dia.”
- Lukas 24:12 Sungguhpun demikian Petrus bangun, lalu cepat-cepat pergi ke kubur itu. Ketika ia menjenguk ke dalam, ia melihat hanya kain kapan saja. Lalu ia pergi, dan ia bertanya dalam hatinya apa yang kiranya telah terjadi.
- Yohanes 20:5-8 Ia menjenguk ke dalam, dan melihat kain kapan terletak di tanah; akan tetapi ia tidak masuk ke dalam. Maka datanglah Simon Petrus juga menyusul dia dan masuk ke dalam kubur itu. Ia melihat kain kapan terletak di tanah, sedang kain peluh yang tadinya ada di kepala Yesus tidak terletak dekat kain kapan itu, tetapi agak di samping di tempat yang lain dan sudah tergulung. Maka masuklah juga murid yang lain, yang lebih dahulu sampai di kubur itu dan ia melihatnya dan percaya.
Teori Yesus Jatuh Pingsan tidak dapat menjawab masalah kain-kain kafan yang tergeletak berserakan, persis disekeliling tubuh Yesus saat dibaringkan didalam kubur. Kristus pasti telah melakukan sebuah mujizat untuk menggeliat melepaskan diri dari balutan kain kafan yang membalut ketat tubuhnya yang dipenuhi dengan luka di sekujur tubuhnya, yang dibaluri dengan sekitar lebih dari seratus pond atau sekitar 45 Kg rempah-rempah tanpa seseorang yang menolongnya untuk melepaskan kain yang membalut tubuhnya, sebagaimana yang terjadi pada Yohanes 11.
Selanjutnya : Situasi-Situasi YangMelingkupi Salib
False Theories Against the Ressurection of Christ| diterjemahkan dan diedit oleh : Martin Simamora
No comments:
Post a Comment