F O K U S

Nabi Daud Tentang Siapakah Kristus

Ia Adalah Seorang Nabi Dan Ia Telah   Melihat Ke Depan Dan Telah Berbicara Tentang Kebangkitan Mesias Oleh: Blogger Martin Simamora ...

Showing posts with label Kasih Tuhan. Show all posts
Showing posts with label Kasih Tuhan. Show all posts

0 Bertumbuh Dalam Kasih Karunia dan Pengenalan



Oleh: Dr. John Frame

Bertumbuh Dalam Kasih Karunia dan Pengenalan



Tetapi bertumbuhlah dalam kasih karunia dan dalam pengenalan akan Tuhan dan Juruselamat kita, Yesus Kristus. Bagi-Nya kemuliaan, sekarang dan sampai selama-lamanya.- 2 Petrus 3:18



Khotbah ini datang dari hati dalam sebuah cara yang spesial, karena, setelah banyak pembicaraan dengan Tuhan dan menelisik firmannya, itulah yang  saya pikir apa yang paling perlu untuk didengarkan, pada hari ini. Ini tidak harus menjadi area kebutuhan  kita  yang terbesar, tetapi ini memang ada diantara subyek-subyek yang saya pikir, saya dapat  menggumulinya dan memberikan manfaat, inilah yang terlihat paling keras  berteriak meminta perhatian kita.

Subyek itulah yang disumarikan dalam ayat terakhir dari teks kita ini: “Tetapi bertumbuhlah dalam kasih karunia dan dalam pengenalan akan Tuhan dan Juru selamat kita, Yesus Kristus. Bagi-Nya kemuliaan, sekarang dan sampai selama-lamanya” (2 Petrus 3:18).

Orang Kristen bertumbuh, itulah subyeknya; itulah kebutuhan kita. Bayi-bayi manis dan menggemaskan dalam banyak hal. Tetapi jika seseorang tetap seorang bayi selama 10 tahun, 20 tahun, sesuatu yang sangat salah sedang terjadi. Kita akan mendapatkan bahwa di dalam “bayi” itu sesuatu yang sangat menyedihkan, sesuatu yang sangat abnormal.

0 Galatia 3:15-29, Sebuah Dialog Tradisi, Taurat Vs Anugerah



Oleh: Dr. John Frame

Galatia 3:15-29, Sebuah Dialog Tradisi, Taurat Vs Anugerah


Galatia 3:15-17 Saudara-saudara, baiklah kupergunakan suatu contoh dari hidup sehari-hari. Suatu wasiat yang telah disahkan, sekalipun ia dari manusia, tidak dapat dibatalkan atau ditambahi oleh seorangpun. Adapun kepada Abraham diucapkan segala janji itu dan kepada keturunannya. Tidak dikatakan "kepada keturunan-keturunannya" seolah-olah dimaksud banyak orang, tetapi hanya satu orang: "dan kepada keturunanmu", yaitu Kristus. Maksudku ialah: Janji yang sebelumnya telah disahkan Allah, tidak dapat dibatalkan oleh hukum Taurat, yang baru terbit empat ratus tiga puluh tahun kemudian, sehingga janji itu hilang kekuatannya.

Ada banyak pengajaran baik dalam teks ini, tetapi memang sulit untuk mengkomunikasikannya kepada orang lain. Sebagaimana dilakukan para teolog, kami secara luar biasa tergoda untuk masuk ke dalam banyak bahasa teknis. Tetapi  biarkan saya  untuk  sedikit menjauh dari hal semacam itu  dengan menggunakan sarana sebuah  konstruksi imajinatif, jika anda bersedia untuk mengikuti saya.

Katakanlah bahwa anda seorang Yunani yang hidup di abad pertama (saya akan memanggilmu Jason), dan anda  mendengar seorang pengkhotbah bernama Paulus sedang membicarakan seorang lain bernama Yesus. Yesus ini, ujarnya, telah melakukan  mujizat-mujizat, telah mati sebagai seorang korban penebus dosa, dan telah bangkit kembali. Dan Paulus berkata bahwa jika kamu percaya pada Yesus, Tuhan akan mengampuni seluruh dosa-dosamu, setiap dari mereka. Sesuatu mencengkram  hatimu, dan anda berlari kepada Paulus:

0 Rasisme, Lonceng Maut Kemanusiaan



Oleh: Martin Simamora


Rasisme, Lonceng Maut Kemanusiaan




Kolose 3:11  dalam hal ini tiada lagi orang Yunani atau orang Yahudi, orang bersunat atau orang tak bersunat, orang Barbar atau orang Skit, budak atau orang merdeka, tetapi Kristus adalah semua dan di dalam segala sesuatu.

Ketika saya mendengar dan menonton berita di televisi bahwa Amerika Serikat sedang dilanda kerusuhan bernuansa rasialisme di Ferguson, sekali lagi dan berangkali untuk kali ke sekiannya, saya diyakinkan bahwa Rasisme dan diskriminasi dalam segala wujudnya dapat menjadi lonceng maut kemanusiaan. Manusia oleh hal ini dapat menjadi brutal untuk saling menghancurkan tak hanya manusia lainnya, namun peradaban manusia itu sendiri. Walau  tak semematikan bom atom hirosima dan nagasaki, namun rasisme memiki semacam radiasi nuklir yang “kekal”dan tak pernah benar-benar lenyap  residunya, sekali itu meledak di sebuah wilayah atau negara. Saya tak akan spesifik mengulas apa yang sedang berlangsung di AS dan juga  tidak akan berbicara secara khusus dalam terminologi-terminologi sosiologi apalagi politik yang pelik. Namun demikian, saya menilai penting untuk mencukil apa yang ditulis oleh Profesor Thomas  M.Saphiro dalam bukunya berjudul “The Hidden Cost of Being African American: How Wealth Perpetuates Inequality.” Saya akan cukup serius menyentuh buku ini, untuk kemudian kita bergerak menyorot isu ini dalam sudut pandang pengajaran Kristen.

2 Ketika Raja Salomo Tak Seindah Bunga


Oleh: Martin Simamora

Ketika  Raja Salomo Tak Seindah  Bunga




namun Aku berkata kepadamu: Salomo dalam segala kemegahannyapun tidak berpakaian seindah salah satu dari bunga itu.- Matius 6:29

Dalam Alkitab, Salomo dikenal sebagai  seorang raja yang paling bijak dan seorang raja yang paling kaya. Salomo adalah manusia terbijak yang pernah hidup melampaui semua orang paling berkhikmat di eranya, hikmat yang datang dari Tuhan sendiri:


1 Raja 4:29 (29)Dan Allah memberikan kepada Salomo hikmat dan pengertian yang amat besar, serta akal yang luas seperti dataran pasir di tepi laut,(30) sehingga hikmat Salomo melebihi hikmat segala bani Timur dan melebihi segala hikmat orang Mesir.(31) Ia lebih bijaksana dari pada semua orang, dari pada Etan, orang Ezrahi itu, dan dari pada Heman, Kalkol dan Darda, anak-anak Mahol; sebab itu ia mendapat nama di antara segala bangsa sekelilingnya.(32) Ia menggubah tiga ribu amsal, dan nyanyiannya ada seribu lima.(33) Ia bersajak tentang pohon-pohonan, dari pohon aras yang di gunung Libanon sampai kepada hisop yang tumbuh pada dinding batu; ia berbicara juga tentang hewan dan tentang burung-burung dan tentang binatang melata dan tentang ikan-ikan.(34) Maka datanglah orang dari segala bangsa mendengarkan hikmat Salomo, dan ia menerima upeti dari semua raja-raja di bumi, yang telah mendengar tentang hikmatnya itu.

Bahkan ketenaran hikmatnya dapat membuat seorang ratu mengunjunginya hanya untuk berteka-teki dengannya, untuk mengetahui sehebat apakah hikmat raja Salomo (1 Raja10:1), dan semuanya dapat dijawab oleh Salomo ( 1 Raja 10:3). Hikmatnya ini mendatangkan kekayaan  yang tiada tara ( baca 1Raja 10:14-29). 


Tetapi mengenai Salomo, Yesus berkata bahwa dalam segala kemegahannyapun tidak berpakaian seindah salah satu dari  bunga bakung! Ini sebuah pernyataan yang memaksa siapapun harus mengernyitkan dahi atas pernyataan Yesus yang mengejutkan ini. Mengapa demikian?

0 Seperti Aku...



Oleh : Martin Simamora

Seperti  Aku...



Bacalah lebih dulu “KetikaYesus Mencintaiku

Yohanes 15:10 “...seperti Aku menuruti perintah Bapa-Ku dan tinggal di dalam kasih-Nya.”

Yesus telah  menyatakan kasihnya, menyatakan cintanya dan mengungkapkan seperti apa cinta atau kasihnya kepada murid-murid yang telah dipilihnya, sebuah cinta yang megah dan telah ada atau berlangsung bahkan sejak bumi  dan segenap alam semesta ini belum ada : “Seperti Bapa telah  mengasihi Aku, demikianlah juga Aku telah mengasihi kamu.” Yesus   meminta  tinggalah didalam kasihku itu.” Sebuah kasih yang bahkan mempersatukan Yesus dengan murid-murid sebagaimana Bapa dan Yesus adalah satu (Yohanes 10:30, ini adalah pernyataan yang membuat murka orang-orang  Yahudi : Yohanes 10:31-33). Apa yang Yesus minta adalah “tinggalah” atau “berdiamlah” di situ, didalam kasih-Nya, kasih yang mempersatukan Yesus dengan murid-murid-Nya. Disinilah jantung kehidupan setiap orang percaya bahwa  dengan tinggal didalam kasih Yesus maka bukan hanya Yesus dan para murid yang dipersatukan namun juga setiap orang percaya dipersatukan oleh kasih itu, sama seperti Bapa dan Yesus adalah satu. Ini adalah jantung kehidupan orang percaya, hidup diluar ini maka tidak ada sesuatu  yang pantas disebut sebagai kehidupan selain kematian. Segala sesuatu diluar Kristus adalah kematian sebab hanya didalam Kristus ada kehidupan ( Yohanes 1:4 “Dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia.“)

0 Ketika Yesus Mencintaiku



Oleh : Martin Simamora

Ketika Yesus Mencintaiku


“Seperti Bapa telah mengasihi Aku, demikianlah juga...”

Seperti apakah  Yesus mencintaiku dan anda sebagai anak-anak yang telah dipilihnya? Apakah kasih atau cintanya  masih dapat diperbandingkan dengan  cinta atau kasih yang dapat dijumpai di dunia ini? Tentu saja jika itu adalah sejenis cinta yang masih dapat diperbandingkan dengan  cinta atau kasih yang ada di dunia ini maka tentu saja tidak ada istimewanya. Jika cinta atau kasih Yesus itu terbukti oleh pengorbanannya di kayu salib hingga mati, maka dalam hal ini dunia pun masih dapat menggugatnya pada poin  cinta dan pengorbanan  nyawa bukanlah hal asing di dunia ini. Dunia pun memiliki kisah-kisahnya tersendiri.


Cinta Yesus kepadaku dan anda harus terlepas dari segala gagasan yang dapat dikompetisikan  dari segala hal yang ada di dunia ini. Cinta Yesus kepada para muridnya haruslah secara absolut tak dapat didekati oleh cinta dunia yang seagung apapun! Jika tidak maka dunia masih sanggup menawarkan cinta atau kasih  yang  baik dan bernilai.

Ketika Yesus mencintaimu atau mengasihiku maka pasti dengan sebuah cinta yang tak sekedar memeluk dirimu erat-erat di sepanjang hidupmu, namun juga sebuah cinta yang telah  berlangsung sejak sebelum dunia ini ada. Sebuah cinta yang telah ada sebelum cinta itu dibutuhkan oleh manusia.

0 Tuhan Tidak Dapat Mencegah Manusia Untuk Berbuat Jahat?- Bagian 19

Oleh : Martin Simamora


Tuhan Tidak Dapat Mencegah Manusia Untuk Berbuat Jahat? 



Bacalah lebih dulu Bagian 18

Sekarang, mari kita kembali ke kisah Yesus sebagaimana  Injil mencatat dan menuturkannya. Yesus Kristus yang sedang menghadapi pengadilan yang dipimpin PontiusPilatus – Gubernur dan sekaligus Hakim bagi Yesus, akan menghasilkan keputusan penting atas dirinya.

Yohanes 19: “(1)Lalu Pilatus mengambil Yesus dan menyuruh orang menyesah Dia...(4) Pilatus keluar lagi dan berkata kepada mereka: "Lihatlah, aku membawa Dia ke luar kepada kamu, supaya kamu tahu, bahwa aku tidak mendapati kesalahan apapun pada-Nya."(5) Lalu Yesus keluar, bermahkota duri dan berjubah ungu. Maka kata Pilatus kepada mereka: "Lihatlah manusia itu!"(6) Ketika imam-imam kepala dan penjaga-penjaga itu melihat Dia, berteriaklah mereka: "Salibkan Dia, salibkan Dia!" Kata Pilatus kepada mereka: "Ambil Dia dan salibkan Dia; sebab aku tidak mendapati kesalahan apapun pada-Nya."(7) Jawab orang-orang Yahudi itu kepadanya: "Kami mempunyai hukum dan menurut hukum itu Ia harus mati, sebab Ia menganggap diri-Nya sebagai Anak Allah."(8) Ketika Pilatus mendengar perkataan itu bertambah takutlah ia,(9) lalu ia masuk pula ke dalam gedung pengadilan dan berkata kepada Yesus: "Dari manakah asal-Mu?" Tetapi Yesus tidak memberi jawab kepadanya.(10) Maka kata Pilatus kepada-Nya: "Tidakkah Engkau mau bicara dengan aku? Tidakkah Engkau tahu, bahwa aku berkuasa untuk membebaskan Engkau, dan berkuasa juga untuk menyalibkan Engkau?"(11) Yesus menjawab: "Engkau tidak mempunyai kuasa apapun terhadap Aku, jikalau kuasa itu tidak diberikan kepadamu dari atas. Sebab itu: dia, yang menyerahkan Aku kepadamu, lebih besar dosanya."

(12) Sejak itu Pilatus berusaha untuk membebaskan Dia, tetapi orang-orang Yahudi berteriak: "Jikalau engkau membebaskan Dia, engkau bukanlah sahabat Kaisar. Setiap orang yang menganggap dirinya sebagai raja, ia melawan Kaisar."...(14) Hari itu ialah hari persiapan Paskah, kira-kira jam dua belas. Kata Pilatus kepada orang-orang Yahudi itu: "Inilah rajamu!"(15) Maka berteriaklah mereka: "Enyahkan Dia! Enyahkan Dia! Salibkan Dia!" Kata Pilatus kepada mereka: "Haruskah aku menyalibkan rajamu?" Jawab imam-imam kepala: "Kami tidak mempunyai raja selain dari pada Kaisar!"    



Kita akan meninggalkan sejenak rangkaian  pertanyaan Bung Andy Wicaksono yang masih akan mewarnai sajian saya. Jawaban  saya atas pertanyaannya akan “melebur” di seluruh badan penjelasan pada bagian ini. Baiklah, apa yang menarik dari adegan diatas ini?

0 Tuhan Tidak Dapat Mencegah Manusia Untuk Berbuat Jahat?- Bagian 18

Oleh : Martin Simamora



Tuhan Tidak Dapat Mencegah Manusia Untuk Berbuat Jahat?



Bacalah lebih dulu bagian17

Memang sungguh sulit untuk dibantah bagaimana Yesus secara ketat mengaitkan dirinya dengan Perjanjian Lama; tudingan kelompok  ateis bahwa Yesus tidak lebih baik daripada Tuhan Perjanjian Lama atau setidak-tidaknya Yesus memangmengafirmasi semua kitab Perjanjian Lama dengan demikian dimanipulasi untuk justru mengontradiksikan Yesus dengan nubuat-nubuat Perjanjian Lama atau bahkan dikatakan bahwa Yesus terkait dengan PL semata-mata adalah rekayasa semua penulis Injil!


Namun bagi orang percaya sejati, Injil Markus. Misalnya, justru akan memberikan sebuah sudut pandang yang sangat keras terkait relasi kokoh antara Yesus dan Perjanjian Lama :

Markus 9:2-7  “Enam hari kemudian Yesus membawa Petrus, Yakobus dan Yohanes dan bersama-sama dengan mereka Ia naik ke sebuah gunung yang tinggi. Di situ mereka sendirian saja. Lalu Yesus berubah rupa di depan mata mereka,(3) dan pakaian-Nya sangat putih berkilat-kilat. Tidak ada seorangpun di dunia ini yang dapat mengelantang pakaian seperti itu. Maka nampaklah kepada mereka Elia bersama dengan Musa, keduanya sedang berbicara dengan Yesus.(5) Kata Petrus kepada Yesus: "Rabi, betapa bahagianya kami berada di tempat ini. Baiklah kami dirikan tiga kemah, satu untuk Engkau, satu untuk Musa dan satu untuk Elia."(6) Ia berkata demikian, sebab tidak tahu apa yang harus dikatakannya, karena mereka sangat ketakutan.(7) Maka datanglah awan menaungi mereka dan dari dalam awan itu terdengar suara: "Inilah Anak yang Kukasihi, dengarkanlah Dia."


Injil Matius memberikan juga sebuah perspektif yang sangat ketat terkait relasi antara Yesus dengan Perjanjian Lama, khususnya Musa:


Matius 19:6-8 “(6) Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia."(7) Kata mereka kepada-Nya: "Jika demikian, apakah sebabnya Musa memerintahkan untuk memberikan surat cerai jika orang menceraikan isterinya?"(8)Kata Yesus kepada mereka: "Karena ketegaran hatimu Musa mengizinkan kamu menceraikan isterimu, tetapi sejak semula tidaklah demikian.”

0 Tuhan Tidak Dapat Mencegah Manusia Untuk Berbuat Jahat?- Bagian 17

Oleh : Martin Simamora



Tuhan Tidak Dapat Mencegah Manusia Untuk Berbuat Jahat?


Bacalah lebih dulu bagian16
Apakah sedemikian pentingnya perihal “Allah telah  menetapkan sebelumnya,” untuk dibicarakan sebagai salah satu fondasi iman Kristen? Atau terlampau dibesar-besarkan sebagai teramat penting? Jika ya, apakah yang menjadi dasar terkokoh? Mengulangi kembali apa yang telah saya nyatakan sebelumnya: baik Allah dan Yesus Kristus sendiri melontarkannya. Bahkan Yesus Kristus berkata bahwa  Perjanjian Lama pada dasarnya berbicara tentang dirinya yang  belum dan akan digenapi secara pasti. Mari kita lihat salah satu pernyataan Yesus tentang hal ini, dalam sebuah cara yang keras terhadap ketakpercayaan para pendengar “istimewanya” :

Lukas 24:25-27 “Lalu Ia berkata kepada mereka: "Hai kamu orang bodoh, betapa lambannya hatimu, sehingga kamu tidak percaya  segala sesuatu, yang telah dikatakan para nabi! Bukankah Mesias harus menderita semuanya itu untuk masuk ke dalam kemuliaan-Nya?" Lalu Ia menjelaskan kepada mereka apa yang tertulis tentang Dia  dalam seluruh Kitab Suci, mulai dari kitab-kitab Musa dan segala kitab nabi-nabi. [Yohanes 5:39-40, 1 Korintus 15:3, Matius 26:54, Markus 9:12, Lukas 24:46,]


Yesus  secara terus terang, tegas dan keras menyatakan betapa segala sesuatu terkait dirinya telah dituliskan jauh sebelumnya didalam kitab suci sebagaimana telah dikatakan para nabi. Yesus mengklaim bahwa segala sesuatu yang dia telah, sedang dan akan lakukan telah  dikatakan para nabi. Yesus mengatakan sebuah fakta “Allah telah menetapkan sebelumnya” dalam sebuah cara yang teramat keras bagi manusia bahwa dia harus menderita untuk kemuliaan-Nya? (saya sudah mengulas perihal ini pada seri sebelumnya). Kepada mereka yang TIDAK PERCAYA akan hal ini, Yesus mengatakan : “hai kamu orang bodoh.” Inilah sebuah jawaban dari Yesus terkait dirinya dalam bingkai “Allah telah menetapkan sebelumnya.” Coba juga bandingkan dengan PENJELASAN YESUS bagaimana tanggung jawab manusia dan  betapa manusia dalam hal ini TIDAK terberangus KEHENDAK BEBASNYA [bacalah bagian 11 dari serial ini] dalam injil Matius 18:7; 26:24; 26:31-35; 26:56; Injil Markus 14:21.

0 Tuhan Tidak Dapat Mencegah Manusia Untuk Berbuat Jahat?- Bagian 16

Oleh : Martin Simamora


Tuhan Tidak Dapat Mencegah Manusia Untuk Berbuat Jahat?


Bacalah lebih dulu bagian15
Saya sekilas telah mendeklarasikan bahwa ateisme dalam dosis ringan namun mematikan telah menyusup kedalam gereja; saya  menunjukan bahwa kala gereja berkata “Tuhan tidak dapat mencegah manusia untuk berbuat jahat,” maka racun ateisme yang digambarkan si orang gila ala Nietzchse sudah menyebar ke seluruh organ orang percaya, penginjil bahkan si hamba Tuhan/pendeta. Pada kesempatan ini, saya ingin mengutip seorang tokoh ateisme kaliber internasional yang disegani reputasinya dalam upayanya “membasmi” Tuhan dan atau agama, almarhum Christopher Hitchens. Kutipan berikut ini saya ambil dari karyanya tersohor berjudul “GOD IS NOT GREAT : How Religion Poisons Everything,” pada bab ke 8 “The “New” Testament Exceeds the Evil of the “Old” One :

The "New" Testament Exceeds the Evil of the "Old" One
The work of rereading the Old Testament is sometimes tiring but always necessary, because as one proceeds there begin to occur some sinister premonitions. Abraham—another ancestor of all monotheism—is ready to make a human sacrifice of his own firstborn. And a rumor comes that "a virgin shall conceive, and bear a son." Gradually, these two myths begin to converge. It's needful to bear this in mind when coming to the New Testament, because if you pick up any of the four Gospels and read them at random, it will not be long before you learn that such and such an action or saying, attributed to Jesus, was done so that an ancient prophecy should come true. (Speaking of the arrival of Jesus in Jerusalem, riding astride a donkey, Matthew says in his chapter 21, verse 4, "All of this was done, that it might be fulfilled which was spoken by the prophet." The reference is probably to Zechariah 9:9, where it is said that when the Messiah comes he will be riding on an ass. The Jews are still awaiting this arrival and the Christians claim it has already taken place!) If it should seem odd that an action should be deliberately performed in order that a foretelling be vindicated, that is because it is odd. And it is necessarily odd because, just like the Old Testament, the "New" one is also a work of crude carpentry, hammered together long after its purported events, and full of improvised attempts to make things come out right.

[Perjanjian “Baru” Jauh Melampaui Jahatnya Perjanjian “Lama”: Melakukan pembacaan berulang pada Perjanjian Lama terkadang membosankan tetapi selalu perlu, karena manakala seseorang melakukannya, ada mulai muncul/ditemukan beberapa keyakinan atau kepercayaan akan peristiwa-peristiwa teramat buruk yang akan terjadi di masa mendatang. Abraham—moyang lainnya bagi semua monoteisme—sedang bersiap untuk mengadakan sebuah kurban manusia, anak kandung pertamanya. Dan sebuah rumor tampil bahwa “seorang perawan akan mengandung, dan melahirkan seorang putera.” 


Secara bertahap, dua mitos ini mulai bergerak menuju satu titik pertemuan. Adalah  perlu untuk mengingat hal ini dalam benak ketika beralih ke Perjanjian Baru, karena jika anda memilih injil manapun dari empat injil dan membacanya secara acak, tidak akan berlama-lama sebelum anda mempelajari berbagai macam tindakan dan perkataan yang diatributkan pada yesus, telah dilakukan sehingga sebuah nubuat kuno menjadi terwujud. (Berbicara kedatangan Yesus  ke Yerusalem dengan menunggangi seekor keledai, Matius berkata dalam bab 21, ayat 4,” Hal itu terjadi supaya genaplah firman yang disampaikan oleh nabi.” Rujukannya berangkali pada Zakaria 9:9, dimana dikatakan bahwa ketika Mesias datang dia akan menunggangi seekor keledai. Orang-orang Yahudi masih menantikan kedatangan ini dan orang-orang Kristen mengklaim bahwa peristiwa  ini telah terjadi!). 


Jika hal ini sedemikian janggal dimana sebuah aksi harus secara sengaja dilaksanakan agar supaya sebuah ramalan terbukti benar, hal itu karena memang janggal adanya. Dan memang sewajarnyalah janggal karena, tepat seperti Perjanjian Lama, Perjanjian “Baru” juga merupakan sebuah karya konstruksi yang keji, dan penuh dengan upaya-upaya yang diimprovisasi untuk membuat hal-hal bergulir secara benar.]

0 Tuhan Tidak Dapat Mencegah Manusia Untuk Berbuat Jahat?- Bagian 15

Oleh : Martin Simamora




Tuhan Tidak Dapat Mencegah Manusia Untuk Berbuat Jahat?
Bacalah lebih dulu  bagian 14
Ketika anda berpendapat dan percaya bahwa Tuhan tidak dapat mencegah manusia untuk berbuat jahat, mengacu pada kebanyakan fakta betapa manusia-manusia jahat dapat secara bebas melakukan kejahatannya dan Tuhan tidak mencegahnya; bahkan tidak terlihat bertindak sebagaimana Polisi  akan segera bertindak mencegahnya bilamana dia berada di lokasi kejadian. Ini sebetulnya lebih dari sekedar benih-benih meragukan  Tuhan; ini pada puncaknya akan meragukan  keselamatan adalah tindakan kedaulatan Allah terhadap manusia, bahkan Allah sendiri melakukan penjaminan atas apa yang diberikanNya.( bandingkan dengan Efesus 1:3-6; Ibrani 6:17-18;Efesus 1:11, Yoh 1:12-13, KPR 4:12;Roma 8:28-29)

Pemikiran bahwa Tuhan tidaklah seandal atau sehebat yang dikemukakan oleh Kitab Suci, pun  telah sejak lama berkembang menjadi sebuah pandangan umum yang normal-normal saja dalam dunia yang tidak selalu membahagiakan ini. Hanya untuk sebuah contoh, pada bagian “parable of the madman,” (perumpamaan orang gila) yang  dapat ditemukan dalam karya Friedrich Nietzcshe  berjudul “The Gay Science,” halaman 119 [Nietzcshe sendiri  dikenal sebagai filsuf yang menantang fondasi-fondasi Kristen], perhatikan kalimat-kalimat ini:

Have you not heard of that madman who lit a lantern in the bright morning  hours, ran to the market-place, and cried incessantly: "I am looking for God! I am looking for God!" As many of those who did not believe in God were standing together there, he excited considerable laughter. [“Tidakkah kamu ada mendengar orang  dengan tingkah yang gila menyalakan sebuah lentera pada saat pagi yang  cerah, berlari ke pusat bisnis, dan berteriak tanpa henti :”Aku mencari Tuhan! Aku mencari Tuhan!” Banyak dari mereka yang tidak percaya kepada Tuhan sedang  berkerumun di sana, dia tertawa terbahak-bahak penuh makna.]

‘Have you lost him, then?’ said one.  [‘Apakah kamu kehilangan dia, saat ini?’ ujar salah satu dari kerumumunan.]
‘Did he lose his way like a child?’ said another. [‘Apakah Tuhan telah kesasar seperti seorang anak?’ kata yang lainnya]
‘Or is he hiding? Is he afraid of us? Has he gone on a voyage? or emigrated?’ [“Atau apakah Tuhan sedang bersembunyi? Apakah dia takut  dengan kita? Telah lenyapkah dia dalam sebuah perjalanan panjang? Atau telah pergikah dia meninggalkan dunia ini?’]

Thus they shouted and laughed. The madman sprang in to their midst and pierced them with his glances.[mendengarkannya,mereka berteriak dan tertawa-tawa. Orang  yang bertingkah gila itu menyeruak ke tengah-tengah kerumunan tersebut dan memaku mereka dengan tatapan matanya]

‘Where has God gone?’ he cried. [‘Kemanakah Tuhan telah pergi?’]
‘I shall tell you.  [ Aku akan  beritahu anda]
We have killed him - you and I.[ Kita telah  membunuhnya-kamu dan aku]
We are his murderers. [Kita asdalah pembunuh-pembunuhnya]


Kita tidak akan mengulas Nietzcshe sama sekali. Tidak sama sekali! Selain hanya hendak menunjukan bahwa meragukan Tuhan hingga derajat yang merendahkan serendah-rendahnya adalah hal yang sangat mudah menyerang kemanusiaan kita yang fana kala kita melihat sekeliling kita; kala kita membaca koran; kala kita menyaksikan berita-berita di TV; kala kita menyaksikan keadilan dapat diserongkan. Dan apakah menurutmu Allah benar-benar ada? Jika ada, mengapa Dia membiarkan kejahatan beranak pinak? Tetapi yang paling menakutkan jika peraguan terhadap Tuhan ini bersifat LATEN seperti “Tuhan tidak dapat mencegah manusia untuk berbuat jahat,”maka gereja sebetulnya sudah disusupi “ateisme” dalam dosis “ringan,” namun ini sudah memiliki daya rusak permanen pada optik-optik mata orang-orang percaya. Ketika matanya melihat realita suram dunia ini maka akan dipersepsikan sebagai Tuhan telah kehilangan kebesaran dan kedaulatannya atau Tuhan tidak lagi Tuhan.

0 Tuhan Tidak Dapat Mencegah Manusia Untuk Berbuat Jahat?- Bagian 14

Oleh : Martin Simamora



Tuhan Tidak Dapat Mencegah Manusia Untuk Berbuat Jahat?
Ilustrasi dari " I’ve Loved You So Long" deep-focus.com


Bacalah  lebih dulu bagian13
Kita sudah melihat dari jarak yang amat dekat, dari Yesus sendiri bagaimana dia menyatakan apa-apa saja yang  HARUS terjadi; kita baru  saja melihat sebuah penggenapan atas apa yang telah ditetapkan untuk harus terjadi :

Matius 26:31 “Maka berkatalah Yesus kepada mereka: "Malam ini kamu semua akan tergoncang imanmu karena Aku. Sebab ada tertulis: Aku akan membunuh gembala dan kawanan domba itu akan tercerai-berai.”

Sebuah indikator teramat vital bahwa apa yang baru saja terjadi, para murid yang   meninggalkan dia bahkan melarikan diri, bukanlah sebuah indikasi bahwa Yesus takluk kepada sejarah manusia! Sebaliknya sejarah manusia telah menjadi OBYEK KEDAULATAN ALLAH yang berdiam didalam manusia Yesus melalui “ketetapan Allah yang telah ditetapkan jauh sebelum semua pelaku bahkan ada di dunia ini”. SEJARAH MANUSIA TIDAK PERNAH  MENETAPKAN APA YANG HARUS DIALAMI OLEH YESUS, sebaliknya: KEDAULATAN ALLAH YANG BERDIAM DIDALAM YESUS TELAH MENETAPKAN BAGAIMANA SEJARAH MANUSIA BERLANGSUNG. Kita melihat betapa Allah sepenuhnya berdaulat, tidak ada satupun peristiwa KEJUTAN yang dihadapi Yesus; tidak ada satu peristiwa boleh terjadi di dunia ini tanpa dia menghendaki. Termasuk boleh tidaknya telinga seseorang terputus oleh pedang:

Lukas 22: 49  : “Ketika mereka, yang bersama-sama dengan Yesus, melihat apa yang akan terjadi, berkatalah mereka: "Tuhan, mestikah kami menyerang mereka dengan pedang?" Dan seorang dari mereka menyerang hamba Imam Besar sehingga putus telinga kanannya. Tetapi Yesus berkata: "Sudahlah itu." Lalu Ia menjamah telinga orang itu dan menyembuhkannya.”

0 Tuhan Tidak Dapat Mencegah Manusia Untuk Berbuat Jahat?- Bagian 13

Oleh : Martin Simamora



Tuhan Tidak Dapat Mencegah Manusia Untuk Berbuat Jahat?


Bacalah lebih dulu bagian 12
Setelah dua kali Yesus memberitahukan bahwa dia harus ke Yerusalem dan akan dibunuh di sana, maka satu kali lagi Yesus memberitahukan hal yang sama. Namun, dalam kali ini  disertai dengan sebuah  tindakan “pembuka” bagi pewujudannya dan sebuah perincian  lebih  lengkap bagaimana dia akan disembelih atau dibunuh :

Matius 20:17-19 “Ketika Yesus akan pergi ke Yerusalem, Ia memanggil kedua belas murid-Nya tersendiri dan berkata kepada mereka di tengah jalan: Sekarang kita pergi ke Yerusalem dan Anak Manusia akan diserahkan kepada imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, dan mereka akan menjatuhi Dia hukuman mati. Dan mereka akan menyerahkan Dia kepada bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah, supaya Ia diolok-olokkan, disesah dan disalibkan, dan pada hari ketiga Ia akan dibangkitkan."


Kini situasinya adalah : para murid melihat dan mengalami secara personal, bagaimana ketetapan Allah tidak hanya dinyatakan oleh Yesus sebagai sebuah firman Yesus tetapi dalam sebuah dinamika pewujudannya. Dengan kata sederhana, para murid kini telah memasuki dan hidup dalam "zona peristiwa" yang bertautan keras dengan ketetapan Allah yang sungguh keras; sebuah  kehidupan baru yang akan membentuk masa depan mereka; sebuah kehidupan baru yang akan “mengepung” kehendak bebas mereka sebab bagaimanapun  tak hanya mata, tetapi jiwa dan pikiran mereka akan terarah pada Yesus Kristus sebagai jantung ketetapan Allah yang telah membelenggu  bola bumi beserta segenap isinya. Bahkan, penguasa dunia – si Setan pun tak kuasa telah turut menjadi Obyek ketetapan Allah. Dalam hal ini bukan pada levelnya lagi para manusia untuk meributkan  porsi kehendaknya atau berpikir bahwa karya Yesus ini semata hanya menebus manusia menjadi manusia merdeka dari belenggu dosa, dan dalam kemerdekaan itu seolah manusia-manusia itu memiliki kemandirian untuk boleh memilih percaya kepada Yesus atau tidak. Seolah Allah tidak berkuasa atas orang-orang yang telah Dia pilih sendiri melalui penarikan.

0 Tuhan Tidak Dapat Mencegah Manusia Untuk Berbuat Jahat?- Bagian 12

Oleh : Martin Simamora



Tuhan Tidak Dapat Mencegah Manusia Untuk Berbuat Jahat?


Bacalah lebih dulu bagian11
Filipus dan Andreas, bahkan orang banyak, juga tercatat, telah   lebih dahulu menghadapi apa yang  telah  dihadapi oleh Petrus, sebuah realita  dalam bingkai “Allah telah menetapkan,” yang kali ini  wujudnya adalah:  “...Telah tiba saatnya Anak Manusia dimuliakan - Yohanes 12:23” Menurut anda, bagaimana semestinya peristiwa yang akan mendatangkan kemuliaan itu? Melalui peritiwa mencekam? Peristiwa menyedihkan? Atau Peristiwa mengagumkan dan membahagiakan?  Pasti atau hampir semua orang, normalnya, tidak akan membayangkan hal-hal kelam  berwujud tragedi.
Oposisi “pengharapan manusia” terhadap Tuhan, pun nampak nyata dan keras menghantam kemampuan manusia untuk menerimanya dalam damai, apalagi sukacita.

Mari kita mendengarkan penjelasan  Yesus ,pada kesempatan ini, bagaimana dia HARUS mati :

Sesungguhnya jikalau biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji saja; tetapi jika ia mati, ia akan menghasilkan banyak buah.” Yesus sedang mengaitkan “dimuliakan” dengan “jatuh dan mati. ” (Yohanes 12:24)


Yesus sedang membicarakan sebuah jenis kematian yang menghasilkan banyak buah, sebab dia berkata “jika ia mati, ia akan menghasilkan banyak buah.” Dengan demikian, haruslah dipahami sedari awal, kematiannya bukanlah sebuah hal yang akan menggagalkan kemuliaanya atau akan menjadi batu sandungan bagi para murid-nya. Kematiannya akan menghasilkan banyak buah! Tetapi jelas ini sungguh teramat sukar dan jiwa telah terlanjur digentarkan!

0 Tuhan Tidak Dapat Mencegah Manusia Untuk Berbuat Jahat?- Bagian 11

Oleh : Martin Simamora


Tuhan Tidak Dapat Mencegah Manusia Untuk Berbuat Jahat?

Peter strikes Malchus
at Jesus’ arrest in the Garden of Gethsemane
Bacalah lebih dulu Bagian10
Petrus, bukan satu kali itu saja berusaha “menjauhkan” Yesus dari peristIwa kelam; bukan satu kali itu saja dia tidak memikirkan apa yang dipikirkan Allah. Bahkan, semenjak Yesus menyatakan ““...harus pergi ke Yerusalem dan menanggung banyak penderitaan, lalu dibunuh,...” kelihatannya Petrus adalah seorang murid  yang siap melindungi  Yesus dengan segenap jiwa dan raganya. Bahkan Pedang adalah bukti betapa dia tidak bermain-main untuk “menjauhkan Yesus dari peristiwa kelam : ”Lalu Simon Petrus, yang membawa pedang, menghunus pedang itu, menetakkannya kepada hamba Imam Besar dan memutuskan telinga kanannya. Nama hamba itu Malkhus (Yohanes 18:10)” Pada yang pertama, Petrus telah memperlihatkan ketidaksetujuannya akan apa yang terjadi pada Yesus melalui kata-kata. Pada yang kedua, Petrus mewujudkan kata-katanya melalui Pedang. Pedangnya berbicara, refleksi sempurna akan pikiran, perkataan dan perbuatannya. Tetapi,  Yesus, untuk kedua kalinya, menyatakan bahwa hal itu HARUS, itu dikehendakinya untuk terjadi : ”Kata Yesus kepada Petrus: "Sarungkan pedangmu itu; bukankah Aku harus minum cawan yang diberikan Bapa kepada-Ku?” (Yohanes 18:11). HARUS dan DIKEHENDAKI oleh Bapa sendiri untuk dialami oleh Yesus. “SARUNGKAN PEDANGMU.” Yesus melakukan intervensi untuk memastikan semua yang menjadi KEHENDAK BAPA  terjadi, bahwa dia harus minum cawan!

0 Tuhan Tidak Dapat Mencegah Manusia Untuk Berbuat Jahat?- Bagian 10

Oleh : Martin Simamora


Tuhan Tidak Dapat Mencegah Manusia Untuk Berbuat Jahat?

Michiel van der Borch, Last Supper Christ gives a piece of bread to Judas,
Koninklijke Bibliotheek, The Hague, 1332. REFLECTIONS
Bacalah  lebih dulu bagian 9
Mempertanyakan secara khusus :“apakah Tuhan tidak dapat mencegah manusia untuk berbuat jahat?” Berangkali akan  ada yang berupaya membantah, bahwa kejahatan keji yang menimpa diri Yesus, pada dasarnya memang  sebuah peristiwa yang dibiarkan terjadi atau dikehendaki atau telah ditetapkan jauh sebelumnya(bandingkan dengan Matius 26:53); hanya SEMATA kejahatan, dan memang mata manusia akan melihat dia tidak berdaya atas persekongkolan jahat terhadap dirinya (bandingkan dengan Yohanes 11:45-47), sebab pada akhirnya dia tidak memiliki sokongan politis yang bagaimanapun dari para  penguasa manapun!

Yohanes Pembaptis dengan tegas telah menyatakan bahwa Yesus sebetulnya datang ke dunia ini, bukan sebagai sosok yang gagah perkasa apalagi seorang tokoh kampiun, penggambaran Yesus sebagai Mesias jelas terlihat janggal di telinga manusia dahulu apalagi moderen: “...Lihatlah Anak domba Allah,” (Yohanes 1:29). Dan perhatikan bagaimana Rasul Petrus menggambarkan Yesus, selaras dengan Yohanes Pembaptis : “dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus yang sama seperti darah anak domba yang tak bernoda dan tak bercacat” ( 1 Petrus 1:19).  Petrus bahkan menyatakan bahwa: ”Ia telah dipilih sebelum dunia dijadikan,” (1 Petrus 1:20). 

0 Tuhan Tidak Dapat Mencegah Manusia Untuk Berbuat Jahat? - Bagian 9

Oleh : Martin Simamora



Tuhan Tidak Dapat Mencegah Manusia Untuk Berbuat Jahat?


Bacalah lebih dulu bagian8
Ketika  kejahatan, kesadisan, kekejaman, kehilangan, bencana dan malapetaka melanda bahkan terlihat sedemikian leluasa dan mematikan, maka Tuhan disangkakan sebagai tidak dapat mencegah hal-hal jahat atau bahkan tidak dapat mencegah manusia untuk berbuat jahat atau tidak dapat mencegah hal-hal buruk. Kita sudah melihat atau menjumpai  “pola” semacam ini  dalam  Perjanjian Lama, pun sebentar lagi akan kita temui dalam Perjanjian Baru. Bagaimana Yesus sendiri menyingkapkan fakta sebenarnya ketika orang-orang jahat melakukan tindak kejahatan terhadap Yesus ; ketika kemalangan dan penderitaan tak terkatakan menimpanya?“Apakah  Tuhan tidak dapat mencegah manusia untuk mlakukan kejahatan terkeji Pada dirinya?” Perhatikan perkataan Yesus berikut ini, sebagai sebuah “indikator” pandu  yang sangat penting, untuk melihat apa yang DISANGKA manusia dari sudut pandang Tuhan:


Matius 26:53 “Atau kausangka, bahwa Aku tidak dapat berseru kepada Bapa-Ku, supaya Ia segera mengirim lebih dari dua belas pasukan malaikat membantu Aku?”

Mengapa Yesus berkata demikian? Tetapi sebelum kita  meninjau  Yesus, mari kita melihat lebih ke belakang lagi pada sejumlah kejadian atau peristiwa unik  yang dapat membuat  manusia (termasuk saya dan anda kala membacanya) MENYANGKA bahwa Dia  TIDAK DAPAT BERBUAT APA-APA atas  peristiwa-peristiwa jahat, bencana, kesedihan, malapetaka.

0 Apa Yang Harus Kuperbuat Untuk Memperoleh Hidup Kekal?

Oleh : Martin Simamora


Apa Yang Harus Kuperbuat Untuk Memperoleh Hidup Kekal?

Ilustrasi : Kejahatan jalanan- dailymail.co.uk

Lukas 10:25-29 “ (25) Pada suatu kali berdirilah seorang ahli Taurat untuk mencobai Yesus, katanya: "Guru, apa yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?" (26) Jawab Yesus kepadanya: "Apa yang tertulis dalam hukum Taurat? Apa yang kaubaca di sana?" (27) Jawab orang itu: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu dan dengan segenap akal budimu, dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri." (28) Kata Yesus kepadanya: "Jawabmu itu benar; perbuatlah demikian, maka engkau akan hidup." (29) Tetapi untuk membenarkan dirinya orang itu berkata kepada Yesus: "Dan siapakah sesamaku manusia?"

Teks diatas memberikan sejumlah informasi penting yang harus diperhatikan keberadaannya. Pertama, Lukas memberitahu kepada kita bahwa MOTIF UTAMA ahli  Taurat dalam dialog yang dibangunnya adalah untuk MENCOBAI Yesus. Kedua,  jawaban ahli taurat atas pertanyaan Yesus secara jitu memperlihatkan kegagalan ahli taurat UNTUK MEMPEROLEH hidup kekal. Terakhir, ahli Taurat  bersiasat untuk membenarkan dirinya dengan kebenarannya sendiri namun tetap gagal secara telak.


Satu hal  teramat penting dan tidak  terbantahkan adalah: “apa yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup kekal,” adalah kebutuhan pokok manusia. Dalam derajat yang sangat  fanapun pertanyaan ini akan dimaknai bagaimana agar saya dapat hidup selama-lamanya tidak mengalami kematian; demikian juga bagi si ahli Taurat dalam pandangannya. Aksi mencobai Yesus dengan demikian dapat dikatakan sebagai memiliki nilai strategis bagi dirinya pribadi, setidaknya dia ingin memperlihatkan kepada Yesus bahwa dirinya sudah melakukan apa yang seharusnya DILAKUKAN sebagaimana dituntut oleh Hukum Taurat. Kelihatannya Yesus memiliki nilai penting bagi dia, tentu kita tidak akan berupaya menebak isi benaknya sebab itu bukan poin pentingnya.
Anchor of Life Fellowship , Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri - Efesus 2:8-9