Oleh : Martin Simamora
Seperti
Aku...
Bacalah
lebih dulu “KetikaYesus Mencintaiku”
Yohanes
15:10 “...seperti Aku menuruti
perintah Bapa-Ku dan tinggal di dalam
kasih-Nya.”
Yesus
telah menyatakan kasihnya, menyatakan
cintanya dan mengungkapkan seperti apa cinta atau kasihnya kepada murid-murid
yang telah dipilihnya, sebuah cinta yang megah dan telah ada atau berlangsung
bahkan sejak bumi dan segenap alam
semesta ini belum ada : “Seperti Bapa telah mengasihi Aku, demikianlah juga Aku
telah mengasihi kamu.” Yesus
meminta “tinggalah didalam kasihku itu.”
Sebuah kasih yang bahkan mempersatukan Yesus dengan murid-murid sebagaimana
Bapa dan Yesus adalah satu (Yohanes 10:30, ini adalah pernyataan yang membuat
murka orang-orang Yahudi : Yohanes
10:31-33). Apa yang Yesus minta adalah “tinggalah”
atau “berdiamlah” di situ, didalam
kasih-Nya, kasih yang mempersatukan Yesus dengan murid-murid-Nya. Disinilah
jantung kehidupan setiap orang percaya bahwa
dengan tinggal didalam kasih Yesus maka bukan hanya Yesus dan para murid
yang dipersatukan namun juga setiap orang percaya dipersatukan oleh kasih itu,
sama seperti Bapa dan Yesus adalah satu. Ini adalah jantung kehidupan orang
percaya, hidup diluar ini maka tidak ada sesuatu yang pantas disebut sebagai kehidupan selain
kematian. Segala sesuatu diluar Kristus adalah kematian sebab hanya didalam
Kristus ada kehidupan ( Yohanes 1:4 “Dalam Dia ada hidup dan hidup itu
adalah terang manusia.“)
DALAM SEBUAH GADING RELASI KASIH YANG SEMPURNA
Seperti Aku menuruti
perintah Bapa-Ku telah menjadi acuan yang sedang diunjukan oleh Yesus kepada
setiap murid-muridnya. Apa yang penting menjadi perhatian bagi kita adalah,
bahwa ketika Yesus menyatakan hal
semacam ini maka para murid bukan dalam
posisi “orang-orang luar.” Maksudnya seperti seorang wanita menerima ungkapan cinta dari seorang
pria namun tidak pernah bersatu dalam sebuah kesatuan pernikahan. Yesus telah
mengungkapkan sedari awal bahwa seperti Bapa mengasihi Dia maka demikian juga Aku telah mengasihi kamu.
Mari
sejenak kita melihat seperti apakah
Yesus menuruti perintah Bapa-Ku:
- Yohanes 8:29 “Dan Ia,
yang telah mengutus Aku, Ia menyertai
Aku. Ia tidak membiarkan Aku sendiri, sebab Aku senantiasa berbuat apa yang berkenan kepada-Nya."
- Yohanes 8:55 “padahal kamu tidak mengenal Dia, tetapi Aku mengenal Dia. Dan jika Aku berkata: Aku tidak mengenal Dia, maka Aku adalah pendusta, sama seperti kamu, tetapi Aku mengenal Dia dan Aku menuruti firman-Nya.“
Perhatikan
secara cermat! Ketika Yesus berkata “seperti
Aku menuruti perintah Bapa-Ku,” maka
senantiasa dalam sebuah relasi kasih
atau cinta “seperti Bapa telah mengasihi Aku.” Perhatikan :”Ia menyertai
Aku,” “Ia tidak membiarkan Aku sendiri,”
“Aku mengenal Dia.” Dengan
kata lain, tidak pernah Yesus menuruti perintah Bapa seperti dalam hubungan
antara dua pihak yang tidak memiliki hubungan yang terlampau istimewa untuk dapat
dikenali begitu saja oleh manusia. Ini sebuah relasi yang memang sangat
istimewa dalam hal yang bagaimanapun sehingga memang tidak memiliki pembanding
yang pantas untuk merepresentasikan kemegahannya. Hanya perkataan Yesus saja
yang dapat kita jadikan tolak ukur
kemegahannya.
Yesus
pada Yohanes 8:55 secara luar biasa memberi penekanan dan argumentasi yang
senyata-nyatanya terkait hubungan dengan
Bapa yang dimiliki olehnya. Yesus bahkan mengatakan “Jika Aku berkata : Aku tidak
mengenal Dia, maka Aku adalah pendusta.” Menjawab orang-orang
yang mempertanyakan eksistensi dan relasinya dengan Bapa
Sebuah
pernyataan yang luar biasa berani untuk menjawab tudingan orang-orang Yahudi
bahwa Yesus telah kerasukan setan. Tudingan ini dilemparkan oleh orang-orang
Yahudi sebab Yesus secara berani mendudukan dirinya memiliki hubungan dengan
Bapa dalam sebuah derajat yang mengatasi waktu dan dalam sebuah eksklusifitas
yang tak dapat dijangkau dan diusahakan oleh manusia manapun dan dalam cara yang
sesempurna apapun oleh manusia!
Perhatikan
bagaimana Yesus membuat orang-orang Yahudi terbelalak oleh rentet pernyataan
Yesus tak terbantahkan begitu mengeksklusifkan dirinya dengan Bapa dan
sekaligus mendudukan dirinya mengatasi ruang dan waktu :
- Yohanes 8:14 “Jawab
Yesus kepada mereka, kata-Nya: "Biarpun Aku bersaksi tentang diri-Ku
sendiri, namun kesaksian-Ku itu benar, sebab Aku
tahu, dari mana Aku datang dan ke
mana Aku pergi. Tetapi kamu tidak
tahu, dari mana Aku datang dan ke mana Aku pergi. “
- Perhatikan
bagaimana Yesus menekankan relasinya dengan Bapa yang begitu intim : Yohanes
8:16” dan jikalau Aku menghakimi, maka penghakiman-Ku itu benar, sebab Aku
tidak seorang diri, tetapi Aku
bersama dengan Dia yang mengutus
Aku. “
- Yohanes 8:18 “Akulah yang bersaksi tentang diri-Ku sendiri, dan juga Bapa, yang mengutus Aku, bersaksi tentang Aku."
Penjelasan Yesus
terkait kedekatannya atau relasi yang dimilikinya dengan Bapa dalam cara yang semacam ini, telah mencuatkan
sebuah tanya yang sangat kritikal bagi siapapun sebab ini terkait dengan siapakah Yesus sejatinya. Mengetahui
siapa Yesus sejatinya akan menjelaskan
mengapa Yesus memiliki sebuah hubungan yang begitu agung dengan Bapa.
Ya....sebuah hubungan kasih yang teramat agung sehingga Yesus pun hanya dapat
berkata kepada murid-muridnya “seperti Bapa telah mengasihi Aku, demikian
jugalah Aku telah mengasihimu.”
Dan
didalam bait Allah (Yoh 8:20), tempat dimana Yesus
memaparkannya, orang-orang Yahudi pun bertanya:
Maka kata mereka kepada-Nya: "Di manakah Bapa-Mu?" – Yoh 8:19
Ini adalah sebuah
pertanyaan yang sewajarnya sebab, penjelasan Yesus kepada audiens adalah
penjelasan yang melampaui apa yang mereka pahami. Yesus sedari awal
menjelaskan terkait eksistensi dirinya : “Aku tahu, dari
mana Aku datang dan ke mana Aku pergi. Tetapi kamu
tidak tahu, dari mana Aku datang dan ke
mana Aku pergi.“
Ini
membuat Yesus menjadi misterius bagi
orang-orang Yahudi. Bagaimana mungkin ada seseorang
yang berkata “dari mana Aku datang dan
ke mana Aku pergi, KAMU TIDAK TAHU.”
Seolah Yesus bukan manusia yang dilahirkan dari rahim seorang ibu (tentu saja Yesus tidak sedang menyangkali
hal ini, tidak sama sekali!). Jika demikian, DIMANAKAH BAPAMU?
Menjawab
pertanyaan ini, Yesus menjawab:
Jawab Yesus: "Baik Aku, maupun Bapa-Ku tidak kamu kenal. Jikalau sekiranya kamu mengenal Aku, kamu mengenal juga Bapa-Ku."
Jawaban Yesus ini
sungguh membelalakan mata para penanyanya. Apa yang ditanyakan adalah Bapa-Mu? Tetapi jawaban Yesus
mengindikasikan secara tegas dan kuat bahwa apa yang terpenting BUKAN DIMANA
tetapi MENGENAL BAPA. Malangnya bagi orang-orang Yahudi tersebut, bahwa Yesus
menegaskan untuk MENGENAL BAPA sangat ditentukan oleh MENGENAL YESUS. Sebab
Yesus disini sedang menunjukan betapa Dia dan Bapa ada didalam sebuah persatuan yang tak terpisahkan satu sama lain baik SEBELUM berinkarnasi, SETELAH
berinkarnasi dan SETELAH (kelak terjadi setelah itu) kembali ke Sorga (Yohanes
8:21), pada tempat kemuliaan miliknya.
Yesus mengenal Bapa yang tak dapat dikenali oleh orang-orang Yahudi dalam
sebuah relasi yang tak terpisahkan satu
sama lain, sebuah keintiman yang tak teretakan sedikit saja.
Relasi Yesus dengan
Bapa yang sedang diintroduksi oleh Yesus
kepada orang banyak adalah sebuah relasi yang disarati oleh keintiman yang tak
terpisahkan dan dalam keintiman itu terdapat kepatuhan Anak kepada Bapa dalam
cara yang sangat eksklusif atau hanya Yesus yang dapat dan berkuasa untuk
melakukan dan menyatakannya:
Yohanes 8:26 akan tetapi Dia, yang mengutus Aku, adalah benar, dan apa yang Kudengar dari pada-Nya, itu yang Kukatakan kepada dunia."
Menjawab pertanyaan
orang-orang Yahudi dimana Bapamu, demikianlah cara Yesus menjelaskannya, bahwa
pertama-tama dia memperlihatkan
bagaimana hubungan atau relasi intim yang dimiliki olehnya bersama
dengan Bapa. Namun mereka tetap tidak dapat memahaminya : Yohanes 8:27 Mereka
tidak mengerti, bahwa Ia berbicara kepada mereka tentang
Bapa.
Ya ..Yesus berbicara tentang Bapa
sebagai YANG DIA KENALI SEDEMIKIAN INTIMNYA bahwa Bapa dan Yesus saling
mengasihi satu sama lain, saling mempercayai satu sama lain, tidak ada
sedikitpun keretakan yang bagaimanapun.
Saya ingin katakan, kesempurnaan relasi yang dimiliki oleh Yesus
dengan Bapa dapat saya gambarkan dengan
ADA GADING YANG TAK RETAK....sebuah GADING RELASI KASIH YANG
SEMPURNA. Yesus memiliki Gading relasi yang sempurna dengan Bapanya, bahkan
sejak kekelan! Bandingkan dengan:
Yohanes 17:5 “Oleh sebab itu, ya Bapa,
permuliakanlah Aku pada-Mu sendiri dengan kemuliaan yang Kumiliki di hadirat-Mu
sebelum dunia ada.”
Yohanes 1:1,14 “Pada mulanya adalah
Firman; Firman itu bersama-sama
dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. Ia
pada mulanya bersama-sama dengan Allah...(14) Firman itu telah
menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat
kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal
Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.
Yohanes 8:58 “Kata Yesus kepada mereka:
"Aku berkata kepadamu, sesungguhnya sebelum Abraham jadi, Aku telah ada."
Lalu
bagaimana memandang perkataan Yesus yang ini : “Aku senantiasa berbuat apa yang berkenan kepada-Nya?“ HANYA SATU CARA untuk memahami Yesus yang senantiasa berbuat apa
yang berkenan; HANYA SATU CARA untuk memahami Yesus yang senantiasa tidak pernah sedikitpun
mengecewakan; HANYA SATU CARA untuk
memahami Yesus yang senantiasa memenuhi apa yang dikehendaki atau didambakan
oleh Bapa!
SATU-SATUNYA
CARA untuk memahami itu adalah: Yesus
MEMILIKI GADING RELASI KASIH YANG SEMPURNA DENGAN BAPA. Sebuah relasi yang
dikuasai oleh kasih yang dimiliki Bapa kepada Yesus; Bapa mengasihi Anak dan
Anak mengasihi Bapa, itulah yang membuat Yesus sempurna dalam menuruti apa yang
menjadi kehendak Bapa.
GADING
RELASI KASIH YANG SEMPURNA Fondasi Bagi
Yesus Untuk Melakukan Permintaan Bapa Secara Sempurna
Yohanes 5:20 “Sebab Bapa mengasihi Anak dan Ia menunjukkan kepada-Nya segala sesuatu yang dikerjakan-Nya sendiri, bahkan Ia akan menunjukkan kepada-Nya pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar lagi dari pada pekerjaan-pekerjaan itu, sehingga kamu menjadi heran. “
Hubungan kasih yang
dimilki Bapa dan Anak ini memiliki
spektrum kasih yang teramat megah, sehingga akan membuat manusia manapun akan
terjungkal jika dia mempelajarinya tanpa memiliki kasih semacam ini yang akan menolongnya. Tak ada yang dapat
mempelajari untuk memiliki pemahaman yang tak berkonflik tanpa dia terlebih
dahulu berada didalam Kristus dan Kristus didalam dia.
Dalam Bapa mengasihi Anak, Bapa
menunjukan kepada Yesus segala
sesuatu yang dikerjakannya
sendiri.
Ini adalah relasi yang harus atau hanya
mungkin terjadi sejak kekekalan, bukan sebuah relasi yang baru saja terjadi
kala Anak hadir di dunia ini. Relasi
semacam ini juga menunjukan sebuah keidentikan yang sempurna akan kuasa yang
dimiliki oleh Yesus, yang dibuktikan atau
dipertunjukan melalui pekerjaan-pekerjaan. Bahkan mencakup membangkitkan orang mati dan menghidupkan barangsiapa yang dimaui
(Yohanes 5:20) dan melakukan penghakiman, Anak berkuasa melakukan penghakiman
sebagaimana Bapa (Yohanes 5:21).
Dalam Bapa mengasihi
Anak, maka Bapa memiliki maksud yang sungguh luar biasa dan telah menjungkalkan banyak orang Yahudi dan
masih terus menjungkalkan banyak manusia
hingga kini, yaitu KEHORMATAN. Bahwa Anak dalam Bapa
mengasihinya pun MENERIMA PENGHORMATAN sebagaimana BAPA juga (Yohanes5:23).
Dalam hal anak
menerima PENGHORMATAN sebagaimana juga
Bapa, sekali lagi, yang
mencuat adalah sebuah relasi yang teramat intim dimiliki Yesus dengan Bapa:
“Barangsiapa
tidak menghormati Anak, ia juga tidak menghormati Bapa, yang
mengutus Dia.” Ini adalah sebuah identifikasi
yang teramat mulia yang dilekatkan pada diri Yesus! Ini adalah sebuah
GADING RELASI YANG SEMPURNA, MUSTAHIL MELIHAT ADA RETAK SEMIKRO APAPUN PADA
GADING RELASI JENIS INI!
Murid-Murid
Atau Orang-Orang Percaya Hidup Dalam Gading Relasi Kasih Yang Sempurna
Lantas, setelah kita
melihat sebuah gading relasi yang
sempurna pada relasi Yesus dengan Bapa, apa yang terjadi pada setiap orang
percaya yang telah menerima cinta Yesus yang kemegahannya senilai sebagaimana
Bapa mengasihi Yesus!
Ketika Yesus berkata “seperti
Aku menuruti perintah Bapa-Ku dan tinggal di dalam kasih-Nya“ ketika berkata :
Yohanes 15:10 “Jikalau kamu menuruti perintah-Ku, kamu akan tinggal di dalam kasih-Ku, seperti Aku menuruti perintah Bapa-Ku dan tinggal di dalam kasih-Nya. “
Ketika Yesus menuntut setiap
murid-murid-Nya untuk menuruti perintah yang dikeluarkan Yesus, maka itu tepat
seperti Yesus TELAH menuruti perintah
Bapa ; ketika Yesus berkata tinggalah di dalam kasih Yesus maka itu tepat
seperti Yesus tinggal di dalam kasih
Bapa. Jika dalam hal Yesus mencintai setiap murid atau orang-orang percaya
mengakibatkan persatuan antara Yesus dengan
para murid sehingga dalam hal ini juga dalam persatuan dengan Bapa yang
dimiliki oleh Yesus Kristus, maka segala sesuatu yang kita kerjakan terkait apa
yang diperintahkan oleh Yesus pun terjadi dalam Gading Relasi Kasih Yang
Sempurna.
Itulah sumber kepatuhan
kita, yaitu kasih Kristus didalam kita dan kita di dalam Kristus, yaitu kasih
Kristus yang hidup dan menghidupi setiap orang percaya. Kepada Gading Relasi
Kasih Yang Sempurna inilah kita menyandarkan kekuatan kita, menyandarkan
kepatuhan kita, menyandarkan keberkenan diri kita dihadapan Bapa. Tidak bisa di
luar hal ini!
Itu
sebabnya perintah yang diberikan oleh Yesus pada dasarnya adalah apa yang telah
kita miliki oleh karena Yesus telah mengasihi kita dalam kemegahan sebagaimana
Bapa mengasihi Yesus! Perhatikan
perintah yang harus kita turuti itu :
Yohanes 15:12 “Inilah perintah-Ku, yaitu supaya kamu saling mengasihi, seperti Aku telah mengasihi kamu. “
Apa yang Yesus
perintahkan adalah supaya setiap murid
SALING mengasihi, dan ini bertolak dari Yesus yang TELAH mengasihi setiap orang
percaya. Ingat bahwa Yesus mengasihi setiap orang percaya dalam kemegahan
SEBAGAIMANA Bapa TELAH mengasihi Anak! Kita sudah lihat pada “Ketika Yesus Mencintaiku” dimana ini adalah cinta yang membuat anda berada didalam Yesus dan Yesus berada didalam
anda sebagaimana Bapa didalam Yesus dan Yesus didalam Bapa. Dalam persatuan
yang kita miliki dengan Yesus maka kita juga memiliki persatuan dengan Bapa oleh
karena (kita di dalam) Yesus. Kita mengenal Bapa dalam sebuah relasi
yang luar biasa sempurna dan hanya terjadi atau dimiliki didalam Yesus saja!
Jika demikian adanya, maka saling mengasihi , sebagaimana Yesus
maksudkan, pada dasarnya adalah yang dimiliki oleh setiap orang yang berada didalam gading
relasi kasih yang sempurna; perintah Yesus dengan demikian menjadi sebuah
proses ekternalisasi dari sebuah hubungan yang intim; sebagaimana Yesus
MENAMPAKAN intimasi yang dimilikinya dengan Bapa maka demikian juga kala Yesus
memberi perintah untuk SALING MENGASIHI sebagai sebuah intimasi kasih yang
hangat dan dirasakan. Ini lebih dari sekedar pembuktian, lebih megah daripada
itu sebab memang pada naturnya kasih pasti akan memberikan kekuatan untuk
mencintai. Perintah ini pasti dapat dilakukan oleh setiap orang yang berada di
dalam gading relasi yang sempurna, ini bukan sebuah perintah yang bersifat
eksternal seolah datang dari luar atau asing sehingga memberi sebuah tekanan
atau beban berat. TIDAK AKAN BISA DEMIKIAN sebab seluruh kelemahan-kelemahan
manusiamu pun turut ikut masuk dalam persatuanmu dengan Kristus oleh karena
Yesus telah mengasihimu. Yesus adalah
sumber kehidupanmu untuk menjalani sebuah kehidupan yang baru dalam gading relasi kasih yang
sempurna ini, ya...dalam persatuanmu dengan Yesus maka engkau memiliki
kehidupan yang penuh kuasa, sebagaimana dimiliki oleh Yesus, mengatasi
kelemahan-kelemahanmu di sepanjang kehidupanmu. Sehingga, sebenarnya eksternalisasi intimasi
kasih dengan saling mengasihi merupakan sebuah hal yang sangat agung sebab hal
ini memuliakan Bapa, sebab dirimu ada
dalam gading relasi kasih yang sempurna
itu. Bandingkan dengan :
Yohanes 15:8 “Dalam hal inilah Bapa-Ku
dipermuliakan, yaitu jika kamu berbuah banyak dan
dengan demikian kamu adalah murid-murid-Ku."
Demikianlah bahwa kamu memang
benar-benar ada didalam persatuan dengan Yesus. Dengan kata lain setiap orang yang berada didalam persatuan dengan
Yesus niscaya berbuah, niscaya memiliki intimasi kasih yang tak mungkin tak
tertampilkan dalam sebuah “kemesraan.”
Ini sama sekali BUKAN sebuah perintah yang harus diterjemahkan sebagai anugerah yang bercampur dengan Taurat. TIDAK BOLEH! Kecuali anda memang tidak mengenal cinta Yesus kepadamu, sebagaimana Bapa telah mengasihi Yesus!
Bacalah dan berilah dirimu untuk merenungkannya dan berdoalah agar Kristus mencintaimu sebagaimana Bapa telah mencintai Yesus. Saya pun berdoa dan bermohon kepada Yesus Kristus agar kasihnya menautkan dirimu kedalam persatuan dengannya, sebuah gading relasi kasih yang sempurna untuk dapat anda miliki.
Amin
No comments:
Post a Comment