Rabu, tgl 8 Oktober 2014, pk 19.00
Pdt. Budi Asali, M. Div.
THE EXALTATION OF CHRIST
(PEMULIAAN
KRISTUS)
kristologi (17)
Bacalah lebih dulu bagian16
II)
Kenaikan ke surga.
A) Hal-hal yang terjadi pada waktu Kristus naik
ke surga.
1) Perpindahan tempat.
Perlu dicamkan
bahwa surga bukanlah sekedar merupakan suatu kondisi, tetapi betul-betul suatu
tempat (baca Yoh 14:2-5 dan perhatikan bahwa kata ‘tempat’ muncul
berulang-ulang).
Yoh
14:2-5 - “(2) Di rumah BapaKu banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian, tentu Aku
mengatakannya kepadamu. Sebab Aku pergi ke situ
untuk menyediakan tempat bagimu. (3)
Dan apabila Aku telah pergi ke situ
dan telah menyediakan tempat bagimu,
Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempatKu,
supaya di tempat di mana Aku berada,
kamupun berada. (4) Dan ke mana Aku pergi,
kamu tahu jalan ke situ.’ (5) Kata
Tomas kepadaNya: ‘Tuhan, kami tidak tahu ke mana
Engkau pergi; jadi bagaimana kami tahu jalan ke
situ?’”.
Tentang
‘ascension’ / ‘kenaikan Kristus ke
surga’, Charles Hodge berkata sebagai berikut:
“It was
a local transfer of his person from one place to another; from earth to heaven.
Heaven is therefore a place. ... If Christ has a true body, it must occupy a
definite portion of space. And where Christ is, there is the Christian’s heaven.” (= Itu merupakan perpindahan tempat dari pribadiNya dari satu tempat ke
tempat lain; dari bumi ke surga. Karena itu, surga
adalah suatu tempat. ... Jika Kristus mempunyai tubuh yang
sungguh-sungguh, tubuh itu harus menempati suatu ruangan / tempat tertentu. Dan
dimana Kristus ada, di situlah surga orang kristen.) - ‘Systematic Theology’, Vol II, hal 630,
631.
Herman
Hoeksema:
“This
ascension must be conceived as consisting definitely in a change of place. In
His human nature Christ departed from the earth and went into heaven both in
body and soul. After His ascension He is according to His human nature no
longer on earth, but in heaven only. This must be emphasized especially over
against the Lutherans, who teach what is called the ubiquity of the human
nature of Christ after His resurrection and ascension into heaven” (= Kenaikan ini harus dipahami sebagai perubahan tempat. Dalam hakekat manusiaNya,
Kristus meninggalkan bumi dan pergi ke surga baik tubuh dan jiwaNya. Setelah
kenaikanNya maka menurut hakekat manusiaNya Ia tidak lagi di bumi tetapi hanya
di surga. Ini harus ditekankan khususnya menghadapi golongan Lutheran, yang
mengajarkan apa yang disebut kemaha-adaan dari hakekat manusia Kristus setelah
kebangkitan dan kenaikanNya ke surga) - ‘Reformed Dogmatics’, hal 420.
Herman
Hoeksema:
“Heaven
is a definite place, and not merely a condition” (= Surga adalah tempat yang tertentu, dan
bukan semata-mata merupakan suatu kondisi / keadaan) - ‘Reformed Dogmatics’, hal 422.
2) Perubahan / pemuliaan lebih
lanjut pada hakekat manusia Kristus.
Perubahan
/ pemuliaan itu dimulai pada saat kebangkitanNya dan disempurnakan pada waktu
kenaikanNya ke surga.
Untuk ini
perhatikan ayat-ayat di bawah ini:
a) Yoh 7:39 - kata ‘dimuliakan’
di sini jelas menunjuk pada kenaikan ke surga (bdk. Yoh 16:7).
Yoh 7:39 - “Yang dimaksudkanNya ialah Roh yang akan diterima oleh mereka yang percaya kepadaNya; sebab Roh itu belum datang, karena Yesus belum dimuliakan.”.Yoh 16:7 - “Namun benar yang Kukatakan ini kepadamu: Adalah lebih berguna bagi kamu, jika Aku pergi. Sebab jikalau Aku tidak pergi, Penghibur itu tidak akan datang kepadamu, tetapi jikalau Aku pergi, Aku akan mengutus Dia kepadamu.”.
b) Kis 9:3-5 Kis 22:6-8 Kis 26:12-15 Wah 1:12-16 menunjukkan bahwa pada waktu
Paulus dan Yohanes melihat Yesus (ini terjadi setelah Yesus naik ke surga),
Yesusnya jauh lebih mulia dari pada waktu Ia sudah bangkit tetapi belum naik ke
surga.
Kis 9:3-5 - “(3) Dalam perjalanannya ke Damsyik, ketika ia sudah dekat kota itu, tiba-tiba cahaya memancar dari langit mengelilingi dia. (4) Ia rebah ke tanah dan kedengaranlah olehnya suatu suara yang berkata kepadanya: ‘Saulus, Saulus, mengapakah engkau menganiaya Aku?’ (5) Jawab Saulus: ‘Siapakah Engkau, Tuhan?’ KataNya: ‘Akulah Yesus yang kauaniaya itu.”.Kis 22:6-8 - “(6) Tetapi dalam perjalananku ke sana, ketika aku sudah dekat Damsyik, yaitu waktu tengah hari, tiba-tiba memancarlah cahaya yang menyilaukan dari langit mengelilingi aku. (7) Maka rebahlah aku ke tanah dan aku mendengar suatu suara yang berkata kepadaku: Saulus, Saulus, mengapakah engkau menganiaya Aku? (8) Jawabku: Siapakah Engkau, Tuhan? KataNya: Akulah Yesus, orang Nazaret, yang kauaniaya itu.”.Kis 26:12-15 - “(12) ‘Dan dalam keadaan demikian, ketika aku dengan kuasa penuh dan tugas dari imam-imam kepala sedang dalam perjalanan ke Damsyik, (13) tiba-tiba, ya raja Agripa, pada tengah hari bolong aku melihat di tengah jalan itu cahaya yang lebih terang dari pada cahaya matahari, turun dari langit meliputi aku dan teman-teman seperjalananku. (14) Kami semua rebah ke tanah dan aku mendengar suatu suara yang mengatakan kepadaku dalam bahasa Ibrani: Saulus, Saulus, mengapa engkau menganiaya Aku? Sukar bagimu menendang ke galah rangsang. (15) Tetapi aku menjawab: Siapa Engkau, Tuhan? Kata Tuhan: Akulah Yesus, yang kauaniaya itu.”.Wah 1:12-16 - “(12) Lalu aku berpaling untuk melihat suara yang berbicara kepadaku. Dan setelah aku berpaling, tampaklah kepadaku tujuh kaki dian dari emas. (13) Dan di tengah-tengah kaki dian itu ada seorang serupa Anak Manusia, berpakaian jubah yang panjangnya sampai di kaki, dan dadanya berlilitkan ikat pinggang dari emas. (14) Kepala dan rambutNya putih bagaikan bulu yang putih metah, dan mataNya bagaikan nyala api. (15) Dan kakiNya mengkilap bagaikan tembaga membara di dalam perapian; suaraNya bagaikan desau air bah. (16) Dan di tangan kananNya Ia memegang tujuh bintang dan dari mulutNya keluar sebilah pedang tajam bermata dua, dan wajahNya bersinar-sinar bagaikan matahari yang terik.”.
B) Fungsi kenaikan Kristus ke surga.
1) Untuk menunjukkan bahwa
misiNya untuk menebus dosa kita sudah selesai (Yoh 17:4-5).
Yoh 17:4-5 - “(4) Aku telah mempermuliakan Engkau di bumi dengan jalan menyelesaikan pekerjaan yang Engkau berikan kepadaKu untuk melakukannya. (5) Oleh sebab itu, ya Bapa, permuliakanlah Aku padaMu sendiri dengan kemuliaan yang Kumiliki di hadiratMu sebelum dunia ada.”.
Bapa,
yang mengutus Yesus untuk turun ke dunia dan membereskan dosa manusia, pasti
tidak akan mau menerima Yesus kembali di surga, kalau misi Yesus itu belum
selesai. Bahwa Bapa menerima Yesus kembali di surga, menunjukkan bahwa misi
penebusan dosa manusia itu memang sudah selesai.
Jadi,
sama seperti kebangkitan, maka kenaikan Yesus ke surga juga merupakan fakta /
faktor yang menjamin keselamatan orang percaya.
Bicara tentang jaminan keselamatan orang
percaya, mari kita memperhatikan kata-kata Calvin di bawah ini.
Calvin: “Hence
arises a wonderful consolation: that we perceive judgment to be in the hands of
him who already destined us to share with him the honor of judging (cf. Matt.
19:28)! Far indeed is he from mounting his judgment seat to condemn us! How
could our most merciful Ruler destroy his people? How could the Head scatter
his own members? How could our Advocate condemn his clients? For if the apostle
dares exclaim that with Christ interceding for us there is no one who can come
forth to condemn us (Rom. 8:34,33), it is much more true, then, that Christ as
Intercessor will not condemn those whom he has received into his charge and
protection. No mean assurance, this - that we shall be brought before no other
judgment seat than that of our Redeemer, to whom we must look for our
salvation!” [= Karenanya muncul suatu penghiburan yang sangat indah: bahwa
kita memahami bahwa penghakiman ada di tanganNya yang telah mentakdirkan kita
untuk bersama dengan Dia melakukan kehormatan penghakiman (bdk.
Mat 19:28)! Jauhlah dari padaNya untuk naik ke kursi penghakimanNya untuk
menghukum kita! Bagaimana Pemerintah kita yang paling berbelaskasihan itu bisa
menghancurkan rakyatNya? Bagaimana Kepala bisa menyebarkan / menyemburatkan
anggota-anggotaNya sendiri? Bagaimana Pengacara kita bisa menghukum kliennya?
Karena jika sang rasul berani menyerukan bahwa dengan Kristus membela kita maka
tidak ada orang yang akan menggugat / menghukum kita (Ro 8:34,33), maka
lebih benar lagi, bahwa Kristus sebagai Pembela tidak akan menghukum mereka
yang telah Ia terima ke dalam tanggung jawab dan perlindunganNya. Ini bukanlah
keyakinan yang tak berarti bahwa kita tidak akan dibawa ke depan kursi
penghakiman dari siapapun selain kursi penghakiman Penebus kita, kepada siapa
kita harus memandang untuk keselamatan kita!] - ‘Institutes of the Christian Religion’, Book II, chapter XVI, 18.
2) Untuk mempersiapkan tempat di
surga bagi kita yang percaya kepadaNya (Yoh 14:2).
Yoh 14:2 - “Di rumah BapaKu banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu. Sebab Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu.”.
3) Untuk menunjukkan bahwa kita
yang percaya kepadaNya juga akan naik ke surga (Yoh 14:2-3 Yoh 17:24
Ef 2:6).
Yoh 14:2-3 - “(2) Di rumah BapaKu banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu. Sebab Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu. (3) Dan apabila Aku telah pergi ke situ dan telah menyediakan tempat bagimu, Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempatKu, supaya di tempat di mana Aku berada, kamupun berada.”.Yoh 17:24 - “Ya Bapa, Aku mau supaya, di manapun Aku berada, mereka juga berada bersama-sama dengan Aku, mereka yang telah Engkau berikan kepadaKu, agar mereka memandang kemuliaanKu yang telah Engkau berikan kepadaKu, sebab Engkau telah mengasihi Aku sebelum dunia dijadikan.”.Ef 2:6 - “dan di dalam Kristus Yesus Ia telah membangkitkan kita juga dan memberikan tempat bersama-sama dengan Dia di sorga,”.KJV: ‘And hath raised us up together, and made us sit together in heavenly places in Christ Jesus’ (= Dan telah membangkitkan kita bersama-sama, dan mendudukkan kita bersama-sama di tempat-tempat surgawi dalam Kristus Yesus).
Sama seperti kebangkitanNya, demikian juga
kenaikanNya ke surga merupakan pola yang akan diikuti oleh semua orang yang
percaya kepadaNya.
Herman
Hoeksema mengomentari Ef 2:4-6 dengan berkata sebagai berikut:
“We
must remember that Christ is our head, both in the juridical and in the organic
sense of the word. ... His ascension is of central significance. He is the head
of the body, the church. As such He represents all the elect. As the head of
His own in the forensic sense of the word, He entered into death, bore all our
iniquities on the accursed tree, blotted out all our sins, and obtained eternal
righteousness. His righteousness is our righteousness; His death is our death;
His resurrection is our resurrection. And so in that legal sense of the word
His ascension is our ascension. ... But He is also the head of the body in the
organic sense. We are members of His body; and we can never be separated from
Him, our head. That He went to heaven means that centrally we are in heaven. He
will not return to us, but He will draw us unto Himself, that we may also be
where He is. And so we look up toward heaven by faith in the consciousness of
our inseparable union with Christ our head, and confess that we have our flesh
in heaven as a sure pledge that He as the head will also take up to Himself us
His members.” (=
Kita harus ingat bahwa Kristus adalah kepala kita, baik dalam arti yuridis /
hukum maupun dalam arti organik. ... KenaikanNya mempunyai arti yang pokok / utama
/ dasar. Ia adalah kepala dari tubuh, yaitu gereja. Sebagai kepala Ia mewakili
semua orang pilihan. Sebagai kepala dari milikNya dalam arti hukum, Ia
mengalami kematian, memikul semua kesalahan kita pada salib yang terkutuk,
menghapus semua dosa kita, dan mendapatkan kebenaran kekal. KebenaranNya adalah
kebenaran kita; kematianNya adalah kematian kita; kebangkitanNya adalah
kebangkitan kita. Dan dengan demikian dalam arti hukum kenaikanNya adalah
kenaikan kita. ... Tetapi Ia juga adalah kepala dari tubuh dalam arti organik.
Kita adalah anggota-anggota dari tubuhNya; dan kita tidak pernah bisa
dipisahkan dari Dia, kepala kita. Bahwa Ia pergi ke surga berarti bahwa secara
dasari kita ada di surga. Ia tidak akan kembali kepada kita, tetapi Ia akan
menarik kita kepada diriNya sendiri, supaya kita bisa berada dimana Ia ada. Dan
dengan demikian kita melihat ke atas ke surga dengan iman dalam kesadaran akan
kesatuan yang tak terpisahkan antara kita dengan Kristus, kepala kita, dan
mengaku bahwa kita mempunyai daging kita di surga sebagai suatu jaminan yang
pasti bahwa Ia sebagai kepala juga akan mengumpulkan kita anggota-anggotaNya
kepada diriNya sendiri.) - ‘Reformed
Dogmatics’, hal 425-426.
Calvin: “the
Lord by his ascent to heaven opened the way into the Heavenly Kingdom, which
had been closed through Adam (John 14:3). Since he entered heaven in our
flesh, as if in our name, it follows, as the apostle says, that in a sense we
already ‘sit with God in the heavenly places in him’ (Eph. 2:6), so that we do
not await heaven with a bare hope, but in our Head already possess it.” [=
Tuhan oleh kenaikanNya ke surga membuka jalan ke dalam Kerajaan Surgawi, yang
telah ditutup melalui Adam (Yoh 14:3). Karena Ia masuk ke surga dalam daging
kita, seakan-akan dalam nama kita, akibatnya, seperti dikatakan oleh sang
rasul, bahwa dalam arti tertentu kita sudah
‘duduk dengan Allah dalam tempat-tempat surgawi dalam Dia’ (Ef 2:6),
sehingga kita tidak menantikan surga dengan suatu harapan semata-mata, tetapi sudah memilikinya dalam Kepala kita.] - ‘Institutes
of the Christian Religion’, Book II, chapter XVI, 16.
4) Supaya Roh Kudus turun (Yoh 16:7).
Yoh 16:7
- “Namun benar yang Kukatakan ini
kepadamu: Adalah lebih berguna bagi kamu, jika Aku pergi. Sebab jikalau Aku
tidak pergi, Penghibur itu tidak akan datang kepadamu, tetapi jikalau Aku
pergi, Aku akan mengutus Dia kepadamu.”.
Jadi
Kristus tidak lagi menyertai orang percaya secara jasmani, tetapi secara rohani
(Mat 26:11 Yoh 14:16,18,19).
Mat 26:11 - “Karena orang-orang miskin selalu ada padamu, tetapi Aku tidak akan selalu bersama-sama kamu.”.Yoh 14:16,18 - “(16) Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya, ... (18) Aku tidak akan meninggalkan kamu sebagai yatim piatu. Aku datang kembali kepadamu.”.
Dengan demikian Ia bisa menggenapi janjiNya
dalam ayat-ayat seperti Mat 18:20 Mat
28:20b.
Mat 18:20 - “Sebab di mana dua atau tiga orang berkumpul dalam NamaKu, di situ Aku ada di tengah-tengah mereka.’”.Mat 28:20 - “dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.’”.
C) Mungkinkah manusia Yesus yang
sudah naik ke surga itu kembali ke dunia dan menampakkan diri di dunia, sebelum
kedatanganNya yang keduakalinya?
Dalam
tafsirannya tentang Ef 4:10, Calvin berkata: “as respects his body,
the saying of Peter holds true, that ‘the heaven must receive him until the
times of restitution of all things, which God hath spoken by the mouth of all
his holy prophets since the world began.’ (Acts 3:21)” [= berkenaan dengan
tubuhNya, kata-kata Petrus tetap benar bahwa ‘surga harus menerimaNya sampai
saat pemulihan segala sesuatu, yang telah difirmankan Allah oleh mulut dari
semua nabi-nabi kudusNya sejak dunia ada’. (Kis 3:21)] - hal 276.
Kis 3:21 - “Kristus itu harus tinggal di sorga sampai waktu pemulihan segala sesuatu, seperti yang difirmankan Allah dengan perantaraan nabi-nabiNya yang kudus di zaman dahulu”.
Perlu
diketahui bahwa kata yang diterjemahkan ‘tinggal’ seharusnya artinya
adalah ‘receive’ (= menerima).
NASB: ‘whom heaven must receive until the period of restoration of all things ...’ (= yang harus diterima di surga sampai masa pemulihan segala sesuatu ...).
Dan di sini saya ingin
memberi banyak komentar dari para penafsir tentang Kis 3:21 ini.
F. F. Bruce (NICNT): “Jesus, their Messiah, ... had been received up into the divine
presence, and would remain there until the consummation of all that the
prophets, from the earliest days, had foretold” (= Yesus, Mesias mereka,
... telah diterima ke dalam hadirat ilahi, dan akan tinggal di sana sampai
penyempurnaan dari semua yang sudah dinubuatkan oleh nabi-nabi sejak semula)
- ‘TheBook of the Acts’, hal 91.
Adam
Clarke: “he has ascended unto heaven, ... and there he shall continue
till he comes again to judge the quick and the dead” (= Ia telah naik ke
surga, ... dan Ia akan terus di sana sampai Ia datang lagi untuk menghakimi
orang yang hidup dan yang mati) - hal 707.
J. A. Alexander: “In the mean time, i.e. until God shall send Christ and the times of
refreshing from his presence, he is committed to the heavens ... Till this
great cycle has achieved its revolution, and this great remedial process has
accomplished its design, the glorified body of the risen and ascended Christ
not only may but must, as an appointed means of that accomplishment, be
resident in heaven, and not on earth” (= Sementara itu, yaitu sampai Allah
mengirim Kristus dan saat penyegaran dari hadiratNya, Ia dibatasi di surga ...
Sampai siklus yang besar ini telah mencapai siklus lengkap, dan proses
penyembuhan yang besar ini telah menyelesaikan tujuannya, tubuh yang dimuliakan
dari Kristus yang telah bangkit dan naik ke surga itu bukan hanya bisa / boleh,
tetapi harus, sebagai suatu cara yang ditetapkan untuk penyelesaian itu,
tinggal di surga, dan bukan di bumi) - hal 116,118.
Matthew
Poole: “‘Whom heaven must receive;’ that is, contain after it hath
received him, as a real place doth a true body; for such Christ’s body was,
which was received into heaven: and heaven is the place and throne of this King
of kings and Lord of lords, where he shall reign until he hath put all his
enemies under his feet, 1Cor. 15:25” (= ‘Yang surga harus menerima’;
artinya, menahan setelah surga menerimaNya, sebagai suatu tempat yang nyata
menerima suatu tubuh yang sungguh-sungguh; karena begitulah tubuh Kristus itu,
yang diterima di dalam surga: dan surga merupakan tempat dan takhta dari Raja
dari segala raja dan Tuhan dari segala tuhan, dimana Ia akan memerintah sampai
Ia telah meletakkan semua musuhNya di bawah kakiNya, 1Kor 15:25) - hal 393.
Catatan:
1) Penampakan
Yesus kepada Saulus (Kis 9), dan kepada rasul Yohanes (Wah 1), mungkin
merupakan penampakan ilahi atau sekedar suatu penglihatan (bdk. Kis 26:19
Wah 1:19 Wah 9:17).
Kis 26:19 - “Sebab itu, ya raja Agripa, kepada penglihatan yang dari sorga itu tidak pernah aku tidak taat.”.Wah 1:19 - “Karena itu tuliskanlah apa yang telah kaulihat, baik yang terjadi sekarang maupun yang akan terjadi sesudah ini.”.Wah 9:17 - “Maka demikianlah aku melihat dalam penglihatan ini kuda-kuda dan orang-orang yang menungganginya; mereka memakai baju zirah, merah api dan biru dan kuning belerang warnanya; kepala kuda-kuda itu sama seperti kepala singa, dan dari mulutnya keluar api, dan asap dan belerang.”.
2) Tidak
semua orang setuju dengan penafsiran-penafsiran di atas tentang Kis 3:21 ini.
III)
Duduk di sebelah kanan Allah.
A) Arti kalimat ini.
Kata-kata
ini tidak boleh diartikan secara hurufiah. Kata-kata ini berarti:
1) Kristus menduduki / mendapat
tempat terhormat / mulia di surga.
2) Kristus ikut memerintah atas
Gereja dan alam semesta.
Kata
‘duduk’ tidak boleh diartikan bahwa Kristus beristirahat / bermalas-malasan di
surga. Ini terlihat dari Kitab Suci yang tidak selalu mengatakan bahwa Kristus duduk
di sebelah kanan Allah.
a) Ro 8:34 (NIV): ‘is
at the right hand of God’ (= ada
di sebelah kanan Allah).
b) 1Pet 3:22 (NIV): ‘is
at God's right hand’ (= ada di
sebelah kanan Allah).
c) Kis 7:56 - ‘berdiri
di sebelah kanan Allah’.
B) Pekerjaan yang dilakukan oleh Kristus di surga
ialah:
1) Memerintah sebagai Raja.
2) Berfungsi sebagai Imam /
Pengantara (Ibr 4:14 Ibr 7:24,25 Ibr 8:1-6 1Yoh 2:1).
Ibr 4:14 - “Karena kita sekarang mempunyai Imam Besar Agung, yang telah melintasi semua langit, yaitu Yesus, Anak Allah, baiklah kita teguh berpegang pada pengakuan iman kita.”.Ibr 7:24-25 - “(24) Tetapi, karena Ia tetap selama-lamanya, imamatNya tidak dapat beralih kepada orang lain. (25) Karena itu Ia sanggup juga menyelamatkan dengan sempurna semua orang yang oleh Dia datang kepada Allah. Sebab Ia hidup senantiasa untuk menjadi Pengantara mereka.”.Ibr 8:1-6 - “(1) Inti segala yang kita bicarakan itu ialah: kita mempunyai Imam Besar yang demikian, yang duduk di sebelah kanan takhta Yang Mahabesar di sorga, (2) dan yang melayani ibadah di tempat kudus, yaitu di dalam kemah sejati, yang didirikan oleh Tuhan dan bukan oleh manusia. (3) Sebab setiap Imam Besar ditetapkan untuk mempersembahkan korban dan persembahan dan karena itu Yesus perlu mempunyai sesuatu untuk dipersembahkan. (4) Sekiranya Ia di bumi ini, Ia sama sekali tidak akan menjadi imam, karena di sini telah ada orang-orang yang mempersembahkan persembahan menurut hukum Taurat. (5) Pelayanan mereka adalah gambaran dan bayangan dari apa yang ada di sorga, sama seperti yang diberitahukan kepada Musa, ketika ia hendak mendirikan kemah: ‘Ingatlah,’ demikian firmanNya, ‘bahwa engkau membuat semuanya itu menurut contoh yang telah ditunjukkan kepadamu di atas gunung itu.’ (6) Tetapi sekarang Ia telah mendapat suatu pelayanan yang jauh lebih agung, karena Ia menjadi Pengantara dari perjanjian yang lebih mulia, yang didasarkan atas janji yang lebih tinggi.”.1Yoh 2:1 - “Anak-anakku, hal-hal ini kutuliskan kepada kamu, supaya kamu jangan berbuat dosa, namun jika seorang berbuat dosa, kita mempunyai seorang pengantara pada Bapa, yaitu Yesus Kristus, yang adil.”.
3) Berfungsi sebagai Nabi melalui
Roh Kudus dan hamba-hambaNya (Yoh 16:7-15
Yoh 14:26).
Yoh 16:7-15 - “(7) Namun benar yang Kukatakan ini kepadamu: Adalah lebih berguna bagi kamu, jika Aku pergi. Sebab jikalau Aku tidak pergi, Penghibur itu tidak akan datang kepadamu, tetapi jikalau Aku pergi, Aku akan mengutus Dia kepadamu. (8) Dan kalau Ia datang, Ia akan menginsafkan dunia akan dosa, kebenaran dan penghakiman; (9) akan dosa, karena mereka tetap tidak percaya kepadaKu; (10) akan kebenaran, karena Aku pergi kepada Bapa dan kamu tidak melihat Aku lagi; (11) akan penghakiman, karena penguasa dunia ini telah dihukum. (12) Masih banyak hal yang harus Kukatakan kepadamu, tetapi sekarang kamu belum dapat menanggungnya. (13) Tetapi apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran; sebab Ia tidak akan berkata-kata dari diriNya sendiri, tetapi segala sesuatu yang didengarNya itulah yang akan dikatakanNya dan Ia akan memberitakan kepadamu hal-hal yang akan datang. (14) Ia akan memuliakan Aku, sebab Ia akan memberitakan kepadamu apa yang diterimanya dari padaKu. (15) Segala sesuatu yang Bapa punya, adalah Aku punya; sebab itu Aku berkata: Ia akan memberitakan kepadamu apa yang diterimanya dari padaKu.’”.Yoh 14:26 - “tetapi Penghibur, yaitu Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam namaKu, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu.”.
IV)
Kedatangan Kristus yang keduakalinya.
A) Kedatangan Kristus yang
keduakalinya adalah suatu tahap pemuliaan.
Ada
orang yang berpendapat bahwa:
1) KedatanganNya yang
keduakalinya bukanlah suatu tahap pemuliaan.
2) Duduknya Kristus di sebelah
kanan Allah adalah puncak / tahap terakhir pemuliaan Kristus.
Tetapi
ini salah. Titik tertinggi pemuliaan Kristus belum tercapai sampai Ia, yang
menderita oleh tangan manusia, kembali sebagai Hakim, dan menghakimi /
menghukum orang berdosa yang menolakNya.
Disamping
itu, ayat-ayat di bawah ini menunjukkan bahwa kedatangan Kristus yang keduakalinya
itu adalah suatu pemuliaan.
a) Yoh 5:22-23 menunjukkan
bahwa Penghakiman (ini terjadi pada kedatanganNya yang keduakalinya) diberikan
oleh Bapa kepada Anak supaya orang menghormati Anak, sama seperti mereka
menghormati Bapa.
Yoh 5:22-23
- “(22) Bapa tidak menghakimi siapapun,
melainkan telah menyerahkan penghakiman itu
seluruhnya kepada Anak, (23) supaya semua orang menghormati Anak sama seperti
mereka menghormati Bapa. Barangsiapa tidak menghormati Anak, ia juga
tidak menghormati Bapa, yang mengutus Dia.”.
b) Fil 2:9-11 menunjukkan
bahwa ada satu saat semua lutut akan bertelut dan semua lidah akan mengaku
bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan. Ini akan terjadi pada kedatangan Yesus yang
keduakalinya dan ini jelas merupakan suatu pemuliaan.
Fil
2:9-11 - “(9) Itulah sebabnya Allah
sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepadaNya nama di atas segala nama, (10)
supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala
yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi,
(11) dan segala lidah mengaku: ‘Yesus Kristus
adalah Tuhan,’ bagi kemuliaan Allah, Bapa!”.
c) 2Tes 1:10 menyatakan
secara explicit bahwa Yesus datang
pada hari itu untuk dimuliakan di antara orang-orang kudusNya dan untuk
dikagumi oleh semua orang percaya. Ini jelas menunjukkan suatu pemuliaan.
2Tes
1:10 - “apabila Ia datang pada hari itu untuk dimuliakan di antara orang-orang kudusNya dan untuk
dikagumi oleh semua orang yang percaya, sebab kesaksian yang kami
bawa kepadamu telah kamu percayai.”.
B) Istilah-istilah Kitab Suci yang
menunjuk pada kedatangan Kristus yang keduakalinya.
1) PAROUSIA yang berarti:
a) Kehadiran (presence), atau,
b) Kedatangan yang mendahului
kehadiran (a coming preceding a presence).
Kata
ini digunakan dalam Mat 24:3,27,37,39 1Kor 15:23 1Tes 2:19 1Tes 3:13 1Tes 4:15 1Tes 5:23 2Tes 2:1
Yak 5:7-8 2Pet 3:4.
2) APOCALUPSIS yang menekankan
fakta bahwa kedatangan kedua itu akan menyatakan sesuatu yang sebelumnya
tersembunyi dalam diri Kristus.
Kata
ini digunakan dalam 2Tes 1:7 1Pet
1:7,13 1Pet 4:13.
3) EPIPHANEIA yaitu penampilan yang
mulia dari Tuhan (the glorious appearing
of the Lord).
Kata
ini digunakan dalam 2Tes 2:8 1Tim 6:14 2Tim 4:1,8 Tit 2:13.
C) Cara kedatangan kedua.
1) Secara jasmani.
2) Bisa dilihat.
Bdk. Mat 24:30
Kis 1:11 Wah 1:7.
D) Tujuan kedatangan kedua.
1) Menghakimi dunia.
2) Menyempurnakan keselamatan orang
percaya.
Bdk. Mat 25:31-46.
E) Saat kedatangan kedua:
Dari
ayat-ayat seperti Mat 24:36,42-44
dan 2Pet 3:10, jelaslah bahwa kita tidak bisa mengetahui kapan hari
kedatangan kedua itu akan terjadi.
Karena
itu, kalau ada orang yang berani meramalkan tanggal atau bulan atau tahun
kedatangan Yesus yang keduakalinya, itu pasti adalah nabi palsu atau orang yang
sangat kacau pengertian Kitab Sucinya!
Dari
banyaknya tanda-tanda akhir jaman yang sudah terjadi, kita paling-paling bisa
berkata bahwa kedatangan Kristus yang kedua itu sudah dekat dan bisa terjadi
setiap saat.
Perlu
juga diingat bahwa bagi Tuhan satu hari sama dengan seribu tahun, dan seribu
tahun sama dengan satu hari (2Pet 3:8), sehingga, apa yang dekat bagi Tuhan
bisa saja masih lama bagi kita. Tetapi mengingat bahwa Yesus berkata bahwa Ia
akan datang pada saat yang tidak kita duga, maka kita semua harus mempersiapkan
diri setiap saat, sehingga kapanpun Ia datang, kita ada dalam keadaan siap
sedia (Mat 24:44)!
Catatan:
Tentang
kedatangan Kristus yang keduakalinya ini hanya dibahas secara singkat, karena
sebetulnya ini termasuk dalam Eschatology [= Doktrin tentang akhir jaman].
-TAMAT-
No comments:
Post a Comment