Oleh: Martin Simamora
Peristiwa
Dahsyat Bahkan
Sebelum Dilahirkan
Menjadi orang pilihan
Tuhan bukan sesuatu yang membutuhkan energi manusia pada bagian-bagian tertentu agar
pilihan Tuhan memang genap atau terwujud. Ketika Tuhan memilih, itu bukan seperti sebuah seleksi karyawan oleh sebuah
perusahaan dengan rasio salah
seleksi yang diantisipasi; juga
bukan seperti seorang kandidat karyawan yang berupaya menampilkan
dirinya agar memenuhi sebuah kualifikasi sehingga layak untuk dipilih atau
diterima. Seorang pendeta dan teolog
moderen, Karl Barth, terkait
hal ini menulis begini “To be a man of God is not the
result of human energy or skill or profundity (kecemerlangan
intelektual), but to be a man of God happens through grace imparted to a particular man.“ Kita tidak akan berbicara tentang
Barth tetapi kita akan berbicara mengenai peristiwa yang dahsyat oleh
Bapa.
Pemilihan Tuhan
dengan demikian adalah peristiwa yang dahsyat oleh karena pertama-tama
merupakan hasil dari tindakan TUHAN melalui
kasih karunia yang disingkapkan kepada seorang manusia tertentu. Bahkan
Alkitab menyaksikan peristiwa-peristiwa
hebat ini sejak masa kanak-kanak dan bahkan sejak orang-orang tertentu itu belum dilahirkan.
Tak peduli dalam Perjanjian Lama atau dalam Perjanjian Baru, sama saja.
Pemilihan berlangsung dalam anugerah yang
totalitas.
Peristiwa Hebat Telah Dimulai Sejak Belum Dilahirkan
Pada kesempatan ini,
saya hanya ingin mengajak anda untuk menyaksikan beberapa peristiwa dahsyat yang terjadi
dalam pemilihan Tuhan untuk melakukan kehendaknya. Bahkan kita melihat tindakan
pemilihan Tuhan itu sudah dirangkainya sejak anak itu belum juga terlahir ke
dunia ini. Semoga kita dapat memandang pemilihan oleh Bapa sebagai sebuah kemegahan yang hanya dapat dijumpai dalam kasih karunia-Nya kepada manusia.
Musa
Dipilih Ditengah-Tengah Pembantaian Bangsanya
Ini
adalah sebuah peristiwa yang menunjukan betapa pemeliharaan Tuhan atas
setiap orang pilihannya bekerja secara sempurna untuk memastikan pilihannya
tidak gagal untuk memenuhi kehendak-Nya. Bahkan
ketika tragedi berdarah berlangsung secara dahsyat. Mari kita
membacanya:
Terlahir Untuk Dibunuh
Keluaran 2:7-16 “(7)Orang-orang Israel beranak cucu dan tak terbilang jumlahnya; mereka bertambah banyak dan dengan dahsyat berlipat ganda, sehingga negeri itu dipenuhi mereka.(8) Kemudian bangkitlah seorang raja baru memerintah tanah Mesir, yang tidak mengenal Yusuf.(9) Berkatalah raja itu kepada rakyatnya: "Bangsa Israel itu sangat banyak dan lebih besar jumlahnya dari pada kita....(11) Sebab itu pengawas-pengawas rodi ditempatkan atas mereka untuk menindas mereka dengan kerja paksa: mereka harus mendirikan bagi Firaun kota-kota perbekalan, yakni Pitom dan Raamses...(14) dan memahitkan hidup mereka dengan pekerjaan yang berat, yaitu mengerjakan tanah liat dan batu bata, dan berbagai-bagai pekerjaan di padang, ya segala pekerjaan yang dengan kejam dipaksakan orang Mesir kepada mereka itu.(15) Raja Mesir juga memerintahkan kepada bidan-bidan yang menolong perempuan Ibrani, seorang bernama Sifra dan yang lain bernama Pua, katanya: (16) Apabila kamu menolong perempuan Ibrani pada waktu bersalin, kamu harus memperhatikan waktu anak itu lahir: jika anak laki-laki, kamu harus membunuhnya, tetapi jika anak perempuan, bolehlah ia hidup.
TUHAN
ditengah-tengah perintah keji yang
diperintahkan oleh Raja Mesir, bekerja melalui para bidan-bidan; mereka tidak
melakukan perintah sang Raja yang keji itu, malah sebaliknya mereka membiarkannya
hidup ( ayat 17-21)
Namun
sang Raja tidak berhenti dengan rencana kejinya, sebaliknya kini rencana
kecinya semakin brutal dan masif yang melibatkan rakyat banyak:
Keluaran 1:22 Lalu Firaun memberi perintah kepada seluruh rakyatnya: "Lemparkanlah segala anak laki-laki yang lahir bagi orang Ibrani ke dalam sungai Nil; tetapi segala anak perempuan biarkanlah hidup."
Ini
adalah sebuah pembunuhan massal terhadap anak laki-laki yang melibatkan seluruh
warga kerajaan Mesir waktu itu. Ini
adalah prahara yang sungguh menakutkan sebab kini semua warga dapat dipastikan
memburu setiap anak laki-laki Ibrani di segenap penjuru kerajaan tersebut.
Kisah Pra Sejarah Musa Yang Memilukan
Keluaran 2:1 (1)Seorang laki-laki dari keluarga Lewi kawin dengan seorang perempuan Lewi;(2) lalu mengandunglah ia dan melahirkan seorang anak laki-laki. Ketika dilihatnya, bahwa anak itu cantik, disembunyikannya tiga bulan lamanya.
Apa yang luar biasa
disini : bahwa kisah
Musa dimulai bahkan sejak dia belum dilahirkan. Mengapa pasangan Lewi
ini disorot dalam Alkitab dan mengapa perkawinan seorang laki-laki Lewi dengan
kekasihnya seorang perempuan Lewi penting dicatat mendahului kelahiran Musa?
ini bukan keistimewaan satu-satunya sebab
nanti di Perjanjian Baru kita
akan menemukan juga pada Yohanes Pembaptis (Lukas 1:5-25) dan juga pada
beberapa tokoh lainnya dalam Alkitab. Kisah Musa dimulai dengan perkawinan
orang tuanya, lalu mengandung, dilahirkan dan kemudian bagaimana dia
disembunyikan.
Kisah
Musa tidak lepas dari kisah keji dan kisah pemeliharaan Tuhan ditengah-tengah
peristiwa keji tersebut. Bahkan menyembunyikan Musa tidak aman lagi, dan oleh
karena itu orang tuanya melakukan :
Keluaran 2:3 Tetapi ia tidak dapat menyembunyikannya lebih lama lagi, sebab itu diambilnya sebuah peti pandan, dipakalnya dengan gala-gala dan ter, diletakkannya bayi itu di dalamnya dan ditaruhnya peti itu di tengah-tengah teberau di tepi sungai Nil;
Ini
adalah sebuah keputusan yang berat yang lahir dari ketidakberdayaan sekaligus
rasa sayang dan sekaligus sebuah keyakinan dalam diri orang tua bahwa
inilah cara terbaik untuk keselamatan
puteranya. Sehingga dari jauh sang bayi tetap
diupayakan dalam pengawasan sekalipun sudah dilepaskan ke tengah-tengah
teberau (baca Keluaran 2:4).
Apakah
yang dapat diharapkan oleh orang tua dengan melepaskan anaknya ke sebuah
perairan? Anda tentu akan berpikir bahwa itu sama saja dengan menghantarkan
bayimu juga untuk segera berjumpa dengan kematian? Bagaimana dengan kemungkinan
dimangsa oleh binatang-binatang perairan yang berbahaya? Kemungkinan tenggelam?
Kemungkinan dibawa hanyut dan tak pernah berjumpa dengan seorang manusia yang
berbaik hati.
Orang
tua Musa akan berjumpa dengan manusia penolong yang berangkali jauh dari apa
yang mungkin dia harapkan untuk terjadi
dengan melepaskan anaknya ke perairan teberau:
Keluaran 2:5-6 (5)Maka datanglah puteri Firaun untuk mandi di sungai Nil, sedang dayang-dayangnya berjalan-jalan di tepi sungai Nil, lalu terlihatlah olehnya peti yang di tengah-tengah teberau itu, maka disuruhnya hambanya perempuan untuk mengambilnya.(6) Ketika dibukanya, dilihatnya bayi itu, dan tampaklah anak itu menangis, sehingga belas kasihanlah ia kepadanya dan berkata: "Tentulah ini bayi orang Ibrani."
Puteri
Firaun datang ke sungai Nil untuk mandi, ini bukan hal yang istimewa bagi
Musa. Tetapi ketika
dayang-dayang memutuskan untuk tidak menemani sang puteri malah
berjalan-jalan maka ini adalah istimewa bagi Musa. Penemu
tahu sekali itu adalah bayi Ibrani, berangkali bayi Ibrani memang sangat khas
di mata orang Mesir, dan yang istimewa bukan kebencian yang lahir dari penemunya tetapi belas
kasihan!
Semakin
istimewa bagi Musa, ketika kasih sayang lahir dari puteri Mesir. Sebuah
keputusan yang bertolak belakang dengan sang Raja yang memiliki keinginan
membasmi, sementara sang puteri memiliki keinginan untuk merawat dengan penuh
perhatian dan kasih sayang. Mari kita lihat:
Keluaran 2:7-10 (7) Lalu bertanyalah kakak anak itu kepada puteri Firaun: "Akan kupanggilkah bagi tuan puteri seorang inang penyusu dari perempuan Ibrani untuk menyusukan bayi itu bagi tuan puteri?"(8) Sahut puteri Firaun kepadanya: "Baiklah." Lalu pergilah gadis itu memanggil ibu bayi itu.(9) Maka berkatalah puteri Firaun kepada ibu itu: "Bawalah bayi ini dan susukanlah dia bagiku, maka aku akan memberi upah kepadamu." Kemudian perempuan itu mengambil bayi itu dan menyusuinya.(10) Maka berkatalah puteri Firaun kepada ibu itu: "Bawalah bayi ini dan susukanlah dia bagiku, maka aku akan memberi upah kepadamu." Kemudian perempuan itu mengambil bayi itu dan menyusuinya.
Kasih Sayang Bapa Kepada
Musa Di Tengah-Tengah Tragedi
Tak
dapat dibayangkan betapa girangnya ibu Musa yang sebelumnya dengan penuh cemas
dan kesedihan luar biasa harus
melepaskan bayi mungilnya dan
berharap cemas bahwa bayinya akan ditemukan seseorang yang baik hati. Tetapi
berharap pada seorang puteri yang ayahnya adalah penguasa negeri yang sangat
membenci anaknya?
Bukan
hanya tahu bahwa anaknya selamat tetapi dia kembali dapat mengekspresikan kasih
sayang seorang ibu yang paling mahal
yaitu menyusuinya dalam hangatan peluk seorang ibu. Dan kebaikan itu keluar dari sumber yang tak terduga, dari
istana dimana perintah membunuh bagi
semua bayi Ibrani juga dikeluarkan : “Bawalah bayi ini dan susukanlah dia bagiku...,
“ demikian perintah Puteri Mesir! Memang
kini anaknya telah menjadi kesayangan puteri Mesir, namun jelas ini
lebih baik bagi ibu manapun di muka bumi ini kala tragedi keji mengepung
mereka.
Apakah
ini sebuah kebetulan yang sempurna? Bagi
manusia memang banyak sekali peristiwa-peristiwa yang secara natural dapat dikatakan sebagai kebetulan.
Namun dalam apa yang disebut sebagai peristiwa kebetulan yang kerap DIREMEHKAN
bagi manusia, di dalam peristiwa yang demikian, TUHAN ada sebagaimana Yesus
nyatakan :
- Lukas 12:7 Bahkan rambut kepalamupun terhitung semuanya....
- Matius 10:29 Bukankah burung pipit dijual dua ekor seduit? Namun seekorpun dari padanya tidak akan jatuh ke bumi di luar kehendak Bapamu.
Bandingkan dengan :
Yesaya 46:9-11 (9) Ingatlah hal-hal yang dahulu dari sejak purbakala, bahwasanya Akulah Allah dan tidak ada yang lain, Akulah Allah dan tidak ada yang seperti Aku,(10) yang memberitahukan dari mulanya hal yang kemudian dan dari zaman purbakala apa yang belum terlaksana, yang berkata: Keputusan-Ku akan sampai, dan segala kehendak-Ku akan Kulaksanakan,(11) yang memanggil burung buas dari timur, dan orang yang melaksanakan putusan-Ku dari negeri yang jauh. Aku telah mengatakannya, maka Aku hendak melangsungkannya, Aku telah merencanakannya, maka Aku hendak melaksanakannya.
Segala
sesuatu bahkan sejak purbakala Dia yang
memegang kendali atas segenap peristiwa di muka bumi ini, termasuk yang remeh
dan tak masuk hitungan dalam pandangan
manusia. Dia adalah Allah MAHA KUASA seperti disingkapkannya kepada Abraham
(Kejadian 17:1) dan dikemukakan oleh Ayub (Ayub 13:3). Bahkan Salomo menyatakan
kemahakuasaan TUHAN menjangkau hingga ke
kedalaman hati manusia (Amsal 19:21) dan
TUHAN memang benar-benar berada dalam setiap peristiwa yang dikatakan
oleh manusia sebagai kebetulan-kebetulan belaka dimana menurut kita tidak
mungkin TUHAN berurusan dalam hal yang terlampau remeh ( Amsal 16:33, bandingkan dengan Kisah Para Rasul 1:26).
Dipilih Bahkan Sebelum Dikandung, Untuk Diutus
Pada
kisah Musa kita akan memahami mengapa kehidupannya selalu saja menemukan
momen-momen pertolongan yang penting pada waktu yang memang sangat dibutuhkan
walau dirinya sendiri tidak pernah bebas dari momen-momen sangat berbahaya (Keluaran 2:11-15). Semua hal yang
dikatakan sebagai kebetulan-kebetulan atau peristiwa-peristiwa bernasib baik
dalam benak manusia, pada dasarnya untuk melayani kepentingan atau maksud TUHAN
atas diri Musa :
Keluaran 3: 1-3 (1) Adapun Musa, ia biasa menggembalakan kambing domba Yitro, mertuanya, imam di Midian. Sekali, ketika ia menggiring kambing domba itu ke seberang padang gurun, sampailah ia ke gunung Allah, yakni gunung Horeb.(2) Lalu Malaikat TUHAN menampakkan diri kepadanya di dalam nyala api yang keluar dari semak duri. Lalu ia melihat, dan tampaklah: semak duri itu menyala, tetapi tidak dimakan api.(3) Jadi sekarang, pergilah, Aku mengutus engkau kepada Firaun untuk membawa umat-Ku, orang Israel, keluar dari Mesir."
Musa
yang dipanggil dan diutus adalah Musa yang juga mengalami apa yang diderita
oleh kaumnya, dan TUHAN sudah mendengar dan sudah menentukan inilah waktunya
(Keluaran 3:7-9) bagi Israel untuk keluar dari Mesir dan inilah waktunya bagi
Musa untuk berjumpa dengan pewujudan pemilihan Allah atas dirinya.
Pemilihan
TUHAN atas manusia yang berasal dari dunia ini merupakan peristiwa hebat, sebab
pemilihan oleh-Nya mengakibatkan diri orang tersebut bukan lagi menjadi milik
dunia dan bukan lagi dari dunia ini. Sebuah paradoks tajam memang akan
menghimpit setiap orang yang telah dipilih oleh Bapa di dalam Yesus Kristus.
Namun sebagaimana kita telah pelajari dari Musa, kita tahu bahwa Allah
memelihara kehidupan setiap orang-orang yang telah dipilih-Nya. Pemeliharaanya
sempurna dan tak akan gagal sehingga setiap orang yang telah dipilih dapat memenuhi panggilannya dan hidup
didalam panggilannya.
Yohanes
15:19
Sekiranya
kamu dari dunia, tentulah dunia mengasihi kamu sebagai miliknya. Tetapi karena kamu bukan dari dunia,
melainkan Aku telah memilih
kamu dari dunia, sebab itulah dunia
membenci kamu.
Rujukan:
The Great Promise Luke 1, Karl
Barth, diterjemahkan oleh Hans Freund dari edisi bahasa Jerman Die Verheissung, Philosophical Library, Inc, 1963
Baca Juga:
No comments:
Post a Comment