Oleh : Martin Simamora
Pikiran-Ku Bukan Pikiranmu (5): Pemilihan Oleh Bapa Di Sepanjang Abad
Bacalah
lebih dulu bagian 4
Kita telah melihat bagaimana
Bapa memiliki kehendak dalam kedaulatan-Nya agar dari semua
yang telah diserahkan-Nya kepada Anak jangan
ada yang hilang. Ada 2 hal
besar yang dimandatkan atau diserahkan
Bapa kepada Anak:
- Bapa memberikan atau menyerahkan orang-orang sehingga menjadi percaya kepada Yesus, dan Yesus menjamin siapapun yang diserahkan oleh Bapa kepadanya tidak akan dibuang (Yohanes 6:36)
- Bapa memandatkan penjaminan kepada Yesus agar semua yang telah diberikan, jangan ada yang hilang (Yohanes 6:39).
Pertanyaan yang akan mengemuka kemudian, apakah Bapa yang
menyerahkan orang-orang kepada atau ke dalam tangan Anak (Yohanes 10:27-28) dan
memandatkan penjaminan jangan ada hilang adalah sebuah pola kerja Bapa dan Anak
sepanjang masa? Ataukah pola semacam ini hanya terbatas pada
murid-murid era Yesus di muka bumi dan hanya bagi murid-murid berkebangsaan
Yahudi? Ataukah pola semacam ini menjangkau ke sebuah masa yang jauh ke depan
dan kepada seluruh bangsa? Dengan kata lain, apakah dua hal besar tersebut berlangsung sepanjang masa tak
sebatas era Yesus di muka bumi?
Kita
akan melihat interaksi antara Bapa dan Anak dalam menyelenggarakan keselamatan dan bagaimana Bapa menjaminkan
keselamatan itu pada diri-Nya sendiri.
Dua
Hal Besar Yang Dikerjakan oleh Bapa dan Anak
Penting untuk memperhatikan
bagaimana Yesus menjelaskan dua hal besar ini:
Yohanes 6:37-39 (37) Semua yang diberikan Bapa kepada-Ku akan datang kepada-Ku, dan barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan Kubuang.(38) Sebab Aku telah turun dari sorga bukan untuk melakukan kehendak-Ku, tetapi untuk melakukan kehendak Dia yang telah mengutus Aku.(39) Dan inilah kehendak Dia yang telah mengutus Aku, yaitu supaya dari semua yang telah diberikan-Nya kepada-Ku jangan ada yang hilang, tetapi supaya Kubangkitkan pada akhir zaman.
Bapa dan Anak adalah aktor
utama sekaligus aktor tunggal kala berbicara penyelenggaraan keselamatan dan
penjaminan keselamatan, bahkan kepastian
atas penjaminan itu sendiri pada akhir zaman. Manusia tidak memiliki porsi yang
bagaimanapun dalam:
(1)Penyelenggaraan keselamatan(2)Penjaminan keselamatan(3)Kepastian atas penjaminan itu pada akhir zaman.
Dua hal besar atau dua aktifitas dan interaksi Bapa dan Anak
terhadap bumi memiliki sebuah momentum waktu hingga pada akhir
zaman. Sebuah waktu yang melampaui keberadaan saat Yesus datang ke dunia ini
untuk menggenapi maksud kedatangan-Nya yang telah diwujudkan dalam karya
penebusan dosa di kayu salib kalvari. Perlu dicatat bahwa interaksi antara Bapa
dan Anak adalah sebuah interaksi yang tak dapat dipisahkan satu sama lain dan
dalam sebuah relasi saling mencintai sejak kekekalan.
Penjaminan oleh Bapa agar
jangan ada yang hilang tertaut erat dengan sebuah bukti nyata atas penjaminan yang akan dinyatakan
kebenarannya pada saat akhir zaman.
Ada 2 kali Yesus
menyebutkan kubangkitkan pada
akhir zaman. Pertama, baru saja kita
lihat pada ayat 39, dan yang kedua
pada ayat 40:
Yohanes 6:40 Sebab inilah kehendak Bapa-Ku, yaitu supaya setiap orang, yang melihat Anak dan yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal, dan supaya Aku membangkitkannya pada akhir zaman."
Perhatikan melihat di
sini adalah θεωρῶν theōrōn
yang memang bermakna sebuah pengalaman
manusia dalam melihat atau menatap di dalam sebuah interaksi langsung. Mata yang
menatap atau memandang secara jasmaniah.
Melihat saja tidak atau
BUKAN pemasti bahwa seseorang dengan demikian akan menghasilkan percaya. Melihat dan berinteraksi dengan Yesus secara
langsung-jasmaniah di era Yesus di muka
bumi tidak menjadi faktor penentu atau
bahkan penunjang yang bagaimanapun untuk
beroleh hidup kekal.
Lalu,
apa yang menentukannya jika demikian?
Mari
kita mengulasnya sejenak
Percaya
atau πιστεύων pisteuōn memang bermakna aku mempercayakan pada atau memiliki
iman. Namun ada hal penting terkait pisteúō
atau percaya di sini, yaitu: apakah
percaya di sini dalam pengertian bahwa orang tersebut menjadi percaya oleh
karena pemahaman yang berproses pada dirinya sendiri- percaya yang lahir pada
dirinya sendiri secara mandiri, ATAUKAH pisteúō dalam ayat ini merupakah iman yang dilahirkan
atau dikeluarkan oleh Allah pada diri
manusia tersebut.
Konteks dimana ayat ini
berada akan menentukan pisteúō yang
seperti apakah yang sedang dibicarakan oleh
Yesus:
Kehendak atau θέλημα thelēma, ma pada thélē-ma merupakan sufiks yang menekankan hasil yang diharapkan dengan hasrat khusus, dalam hal ini Bapa memiliki pengharapan. Bapa memiliki kehendak yang diinginkan-Nya untuk terjadi kala seorang manusia melihat (pada Yesus). Pada ayat 40 secara tersirat, cukup kuat bahwa memang akan ada yang menerima (percaya) dan menolak kala melihat Yesus. Jadi tidak selalu orang yang melihat Yesus akan menjadi percaya:“setiap orang, yang melihat Anak dan yang percaya kepada-Nya “
Jika demikian, apakah
berarti Yesus gagal meyakinkan orang-orang yang memandang dirinya, sebab TIDAK
SEMUA pasti percaya oleh melihat-Nya? Apakah Yesus tidak efektif dalam
menggenapi atau mewujudkan
kehendak Bapa di bumi? Kalau kita mengabaikan ayat- ayat sebelumnya, maka jelas kisah ayat
40 adalah Yesus tidak efektif menggenapi apa yang menjadi kehendak Bapa.
Mari kita perhatikan ayat
sebelumnya, Yohanes 6:39:
“Dan inilah kehendak Dia yang telah mengutus Aku, yaitu supaya dari semua yang telah diberikan-Nya kepada-Ku jangan ada yang hilang.”
Pada ayat 39, kita juga
melihat bahwa KEHENDAK Bapa menjadi
pemula atau faktor tunggal kesuksesan Yesus
yaitu “jangan ada yang hilang”
dalam sebuah hubungan pemandatan oleh Bapa kepada Anak sebagai penerima mandat
tunggal. Ayat 39 adalah sebuah pre-destinasi atau penetapan Bapa lebih dahulu
atas setiap orang yang akan diserahkan kepada Yesus. Kalau anda memperhatikan,
apa yang ditetapkan dan dimandatkan Bapa kepada Anak adalah sebuah pekerjaan
yang maha besar dan sebuah penjaminan yang tak mungkin digoyahkan dalam cara
bagaimanapun. Pre-destinasi atau pra- tujuan yang telah dituliskan Bapa yang sedemikian dahsyat ini, tentu saja hanya
mungkin dilaksanakan oleh seorang pelaksana yang juga memiliki sebuah
kesetaraan dalam kuasa dan penjaminan yang tak mungkin memiliki gap sekecil
apapun. Mengapa ayat 39 tidak sama sekali membicarakan keterlibatan
manusia-manusia? Maka jawabnya adalah : perihal pada ayat 39 adalah
apa yang dirancangkan dan dikerjakan oleh Bapa dalam kekekalan dan tentu saja sebelum
Yesus dihadirkan di dunia ini (perhatikan : kehendak Dia yang mengutus
Aku- bahwa Yesus datang ke dunia ini
dengan mengemban kehendak Bapa di dalam dirinya).
Sementara ayat 40 adalah
Yesus yang telah hadir di bumi ini, menggambarkan INTERAKSI manusia-manusia dengan Yesus di
eranya. Pada ayat 40 apa yang Bapa telah tetapkan dalam kekekalan dan
dimandatkan kepada Anak dalam kekekalan akan mengalami pewujudan, saat
siapa-siapa yang telah diserahkan Bapa kedalam tangan Anak melihat dan percaya
kepada Yesus.
Sehingga kita dapat
melihat adanya perbedaan Interaksi Yesus
dengan manusia-manusia dibandingkan dengan Interaksi Bapa dengan Anak, pada apa
yang akan terjadi :
- Interaksi Bapa dengan Anak dalam tindakan Bapa menyerahkan orang-orang kepada Anak bertaut erat dengan Penjaminan atau Kehendak Bapa: JANGAN ADA YANG HILANG. Sebuah hasil pasti dihasilkan OLEH interaksi Bapa dengan Anak.
- Interaksi Yesus dengan manusia-manusia dalam tindakan memandang atau berjumpa dengan Yesus pada kenyataannya tidak selalu membuat orang yang memandang menjadi percaya. Hal ini disebabkan : tidak semua orang yang berinteraksi dengan Yesus merupakan bagian dari apa yang telah menjadi ketetapan Bapa dalam interaksi Bapa dengan Anak pada ayat 39 : “.semua yang telah diberikan-Nya kepada-Ku.”
Dengan melihat interaksi Bapa dan Anak, maka memang tidak bisa tidak pada dua macam interaksi inilah harus menjadi dasar untuk memahami mengapa terjadi reaksi yang berbeda: percaya kepada Yesus dan tidak percaya kepada Yesus, atau menerima Yesus dan menolak Yesus.
Yesus sendiri memang
menunjukan bahwa 2 interaksi semacam ini memang menjadi penjelas mengapa Yesus dapat ditolak atau diterima. Yesus
sebagaimana dicatat pada ayat 37, sudah memberitahukan kondisi ini:
Yohanes 6:37 Semua yang diberikan Bapa kepada-Ku akan datang kepada-Ku, dan barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan Kubuang.
Dua macam interaksi : Interaksi Bapa dan Anak, dan Interaksi
Yesus dengan manusia-manusia dibumi
:
(1)”yang diberikan Bapa
kepada-Ku akan datang kepada-Ku:
Diberikan
atau δίδωσινdidōsin bermakna memberikan (kepada Yesus), menempatkan (kepada
Yesus), menambahkan (kepada Yesus). Bapa melakukan sebuah tindakan kepada Yesus dan dalam hal ini, relasinya HANYA
antara Bapa dan Anak atau dengan kata lain ini adalah “URUSAN” antara Bapa dan
Anak yang sangat eksklusif. Kita tidak melihat yang lain selain Bapa dan Anak.
(2)”barang siapa datang
kepada-Ku, ia tidak akan kubuang”:
Disini kita melihat
perwujudan interaksi Bapa dan Anak atau bisnis antara Bapa dan Anak, yaitu akan
ada yang datang.
Datang
atau ἐρχόμενον erchomenon
bermakna mendatangi (Yesus) atau menghampiri
(Yesus) sehingga tiba pada diri Yesus. Sebagai akibat dari Bapa menyerahkan atau
menempatkan orang kepada Yesus. orang tersebut akan mendatangi atau
menghampiri Yesus, bukan menjauhi atau pergi meninggalkan Dia. Apa yang telah
dimandatkan Bapa kepada Anak di sorga mengalami pewujudannya di bumi; apa yang
telah direncanakan oleh Bapa sebelumnya di sorga dalam kekekalan mengalami
pewujudannya oleh Anak yang datang dari
sorga untuk melakukan kehendak Bapa tersebut.
Sekarang, KEPUTUSAN FINAL
setelah orang tersebut mendatangi atau menghampiri Yesus akan ada di tangan
siapa? Apakah ada di tangan orang yang menghampiri ataukah di tangan Yesus yang
didatanginya?
Keputus FINAL ada di tangan
Yesus : ia tidak akan Kubuang:
Tidak
kubuang
atau ἐκβάλω ekbalō bermakna tidak diusir atau tidak disingkirkan
atau tidak dibuang. Sehingga pada
akhirnya interaksi antara Bapa dan Anak menjadi penentu atas rencana, pelaksanaan dan
pewujudan keselamatan. Bahkan Anak
tidak
mungkin tidak menyetujui siapa-siapa yang diserahkan oleh Bapa kepada diri-Nya;
Anak tidak mungkin akan menolak atau menyingkirkan orang yang mendatangi dirinya sebab Anak
adalah pewujud apa yang telah ditetapkan Bapa dan telah menjadi kehendak Bapa
sejak di kekekalan. Tidak kubuang dengan demikian adalah sebuah pemuncak
kehendak Bapa dalam Yesus atas seseorang untuk menerima kasih karunia atau
anugerah; hanya yang diserahkan oleh Bapa kepada Yesus
pasti akan MAMPU menerima Roti yang Turun dari Sorga itu. Perhatikan
peristiwa hebat ini sebagai sebuah
demonstrasi yang sempurna akan perihal ini:
Yohanes 6:66- (65) Lalu Ia berkata: "Sebab itu telah Kukatakan kepadamu: Tidak ada seorangpun dapat datang kepada-Ku, kalau Bapa tidak mengaruniakannya kepadanya."(66) Mulai dari waktu itu banyak murid-murid-Nya mengundurkan diri dan tidak lagi mengikut Dia. (67) Maka kata Yesus kepada kedua belas murid-Nya: "Apakah kamu tidak mau pergi juga?" (68) Jawab Simon Petrus kepada-Nya: "Tuhan, kepada siapakah kami akan pergi? Perkataan-Mu adalah perkataan hidup yang kekal;(69) dan kami telah percaya dan tahu, bahwa Engkau adalah Yang Kudus dari Allah." (70) Jawab Yesus kepada mereka: "Bukankah Aku sendiri yang telah memilih kamu yang dua belas ini? Namun seorang di antaramu adalah Iblis."
Pada demonstrasi yang
sempurna ini, Yesus menyelaraskan TINDAKAN Bapa Mengaruniakan dengan TINDAKAN Yesus Memilih. Dalam hal ini Yesus sedang menunjukan bahwa untuk
dapat datang kepadanya bergantung sepenuhnya pada ketetapan dan tindakan Bapa.
Yesus menyebutnya sebagai MENGARUNIAKAN.
Mengaruniakan di sini
adalah δεδομένον dedomenon
yang bermakna diberikan, ditempatkan. Dengan demikian Yesus hendak menyatakan hanya orang yang diberikan
Bapa kepadanya dapat bertahan, dapat mengikutnya, dapat mengunyah makanan
yang keras dan sukar untuk dicerna.
Inilah yang Yesus maksudkan sebagai Bapa mengaruniakan.
Yesus pada saat yang sama
juga mendemonstrasikan, apa yang terjadi pada manusia-manusia yang mendapatkan
kasih karunia Bapa : “Apakah kamu tidak mau pergi juga?
.“
Perhatikan, Yesus berkata
bahwa siapa yang datang kepadanya dan percaya kepadanya tidak akan dibuang atau
ditolak. Yesus kepada 12 muridnya setelah BANYAK MURID mengundurkan dan TIDAK
LAGI mengikut Dia, mengajukan sebuah pertanyaan verifikasi. Ketika banyak yang
sukar untuk memahami perkataan Yesus yang sukar, inilah moment of truth. Apakah
benar 12 murid itu dapat bertahan dalam sebuah tantangan iman yang tak gampang.
Respon murid menentukan posisi hidup mereka: “Tuhan, kepada siapakah kami akan
pergi? Perkataan-Mu adalah perkataan hidup yang kekal dan “kami
telah percaya dan tahu, bahwa Engkau adalah Yang Kudus dari Allah.(Yoh
6:69)"
Jawaban 12 murid sangat
kontras dengan jawaban BANYAK murid. BANYAK MURID terhadap perkataan Yesus berkata bahwa perkataan Yesus sangat keras dan tak akan ada manusia yang sanggup untuk mendengarkannya ( Yoh 6:60)
dan perkataan Yesus itu menggoncangkan iman mereka (Yohanes 6:61).
Lihatlah pada jawaban 12
murid yang sanggup berkata bahwa perkataan Yesus adalah perkataan HIDUP yang KEKAL.
Ini bukan jawaban seseorang yang tidak mengerti dan bukan jawaban seseorang
yang imannya goncang.
Mengapa 12 murid berbeda
dengan BANYAK MURID? beginilah Yesus menjelaskannya:
“Bukankah Aku sendiri yang telah memilih kamu yang dua belas ini?”(Yohanes 6:70)
Ya... 12 murid ini tidak
mengundurkan diri seperti kebanyakan yang lain oleh Yesus disebutkan sebagai
akibat tindakan Yesus sendiri yang MEMILIH atau ἐξελεξάμην exelexamēn , sebuah
tindakan memilih oleh Yesus bagi dirinya sendiri dengan sebuah hasil yang definitif akibat tindakan pemilihan
tersebut.
[perhatikan: bahwa pada ayat 70, Yesus segera membuat sebuah
pengecualian sebagai sebuah ketetapan. Sebuah indikasi kuat bahwa pemilihan
Bapa tidak dapat gagal atau dikatakan gagal menilik kasus Yudas]
Tindakan Yesus inilah yang membuat atau menjadikan
murid-murid itu memiliki cara pandang berbeda dan tentu saja melahirkan sebuah
hasil pandangan berbeda. Hasilnya adalah para murid memilih untuk mendatangi
atau menerima Yesus sebagai perkataan yang hidup dan yang kudus dari Allah. Hal yang tak
dapat dijangkau oleh mata jasmaniah dan intelektualitas manusia kala memiliki
pemahaman semacam ini pada seorang manusia Yesus.
Apa yang dapat kita katakan dengan
demikian? Memang kita dapat
mengatakan bahwa manusia dapat menolak atau menerima apa yang ditawarkan oleh
Yesus; bahwa dalam interaksi Yesus dengan manusia-manusia memang benar dapat
terjadi penolakan atau penerimaan sebab memang tidak semua orang merupakan
yang diserahkan oleh Bapa kepada Anak, sebuah tindakan Bapa yang
membuat seseorang MAMPU mendatangi atau menghampiri Roti yang Turun dari Sorga
itu.
Anda
mengatakan bahwa anda bisa menolak atau menerima Yesus sebagai Tuhan? Ya.... dapat dikatakan demikian pada
sudut pandangan manusia, sebab dalam interaksi Yesus dengan manusia-manusia,
hanya manusia-manusia yang diserahkan Bapa kepada Anak akan menghasilkan
tindakan mendatangi atau menerima Roti yang Turun dari sorga tersebut (bandingkan dengan Yohanes 6:35-36). Interaksi semacam ini tidak akan dapat
ditangkap oleh sudut pandangan manusia.
Sekali
lagi.Yesus
sendiri mengafirmasi relasi antara Bapa dengan dirinya dalam hal menyerahkan
orang-orang kepada Anak sehingga dapat percaya dan
tentu saja sebaliknya jika bukan termasuk yang diserahkan. Beginilah Yesus
mengatakannya:
Yohanes 6:36 Tetapi Aku telah berkata kepadamu: Sungguhpun kamu telah melihat Aku, kamu tidak percaya.
Perhatikan baik-baik,
ini bukan berarti seolah-olah Yesus tidak berjuang semaksimal mungkin untuk
memberi ruang kepada manusia-manusia untuk mempelajari dan memeriksa dirinya
sehingga manusia itu memiliki dasar-dasar pertimbangan yang memungkinkan manusia-manusia pada waktu itu untuk
menyimpulkan bahwa perkataan-perkataan Yesus adalah ya dan benar. Siapapun
memiliki sebuah kesempatan untuk memeriksa Yesus dan siapapun memiliki sebuah
kesempatan untuk menerima penjelasan yang seluas-luasnya dan sedalam-dalamnya
dari diri Yesus sendiri. Yesus tak pernah jenuh untuk menjelaskan apa kehendak
Bapa dan siapakah dirinya itu.
Yesus, sekalipun mengetahui
apa yang telah menjadi ketetapan Bapa terkait hanya yang diserahkan kepada-Nya
akan datang dan percaya, tak lantas membuat dirinya berhenti untuk memberikan
sebuah keadilan dalam pewartaan terutama
keselamatan yang datang dari Tuhan dalam dirinya.
Mari kita lihat sebuah interaksi antara Yesus dan manusia-manusia
yang berupaya memeriksa kebenaran yang
disampaikan oleh Yesus. Misal, lihatlah bagaimana Yesus menjelaskan siapakah
dirinya itu sesungguhnya sebagaimana
dapat kita jumpai, misal, dalam Yohanes 5:19-47!
Secara
garis besar beginilah Yesus memberitakan dirinya dan kebenaran yang adalah
dirinya sendiri kepada semua orang, tanpa kecuali:
- Apa yang dikerjakan Bapa, itu yang dikerjakan Anak (Yohanes 5:19)
- Bapa mengasihi Anak dan Bapa menunjukkan kepada-Nya (Yesus) segala sesuatu yang dikerjakan-Nya (Bapa) sendiri (Yohanes 5:20)
- Bapa membangkitkan orang mati dan menghidupkanya, maka Anak JUGA SAMA melakukan hal yang sama ( Yohanes 5:21).
- Bapa tidak menghakimi, Bapa telah menyerahkan penghakiman SELURUHNYA kepada Anak (Yohanes 5:22)
- Penghormatan kepada Anak, setara dengan penghormatan kepada Bapa. Tak menghormati Anak adalah tidak menghormati Bapa (Yohanes 5:23)
- Yesus mengklaim bahwa perkataannya memberikan hidup yang kekal kalau mempercayainya seiring dengan percaya kepada Bapa yang mengutusnya (Yohanes 5:24)
- Anak mempunyai hidup pada dirinya sendiri, SAMA seperti Bapa (Yohanes 5:26)
- Bapa sendiri yang bersaksi bagi Yesus (Yohanes 5:37)
Bahkan sebetulnya, jika
Yesus hanyalah manusia yang tidak memiliki kehendak Bapa yang sempurna di dalam
dirinya maka sungguh sukar dipahami bahwa Yesus masih saja “berbaik hati”
menjelaskan siapakah dirinya, sebab dia baru saja lolos dari upaya jahat untuk
membunuh dirinya:
Yohanes 5:18 Sebab itu orang-orang Yahudi lebih berusaha lagi untuk membunuh-Nya, bukan saja karena Ia meniadakan hari Sabat, tetapi juga karena Ia mengatakan bahwa Allah adalah Bapa-Nya sendiri dan dengan demikian menyamakan diri-Nya dengan Allah.
Yesus tak pernah menutup
sedikit saja semua peluang bagi setiap manusia untuk memeriksa dan mendengarkan
dia. Bahkan Yesus telah menyertai bukti pendukung berupa mujizat-mujizat yang
menyertai pelayanan-pelayanannya. Mujizat-mujizat yang pada banyak kesempatan adalah mujizat yang dilakukakannya dihadapan ribuan
orang, seperti memberikan makan kepada 5000 orang (Matius 14:13-21).
Melihat, mendengarkan Yesus tidak memiliki korelasi dengan faktor utama untuk menjadi percaya
sebab apa yang Yesus jelaskan mengenai dirinya adalah hal-hal yang tak dapat
dijelaskan dengan pertolongan visual mata indrawi kita. Pernyataan Yesus sendiri pasti
menimbulkan konflik tajam tak hanya bagi manusia di era Yesus tetapi di era
kita kini, dan pasti di masa yang akan datang. Coba saja anda renungkan
pernyataan-pernyataan Yesus pada Yohanes 5:19-47 yang telah kita singgung garis
besarnya.
Sekarang,
Coba perhatikan perkataan Yesus ini:
Yohanes 5:19 Aku berkata kepadamu, sesungguhnya Anak tidak dapat mengerjakan sesuatu dari diri-Nya sendiri, jikalau tidak Ia MELIHAT Bapa mengerjakannya
Melihat atau βλέπῃ blepē
bermakna melihat atau mengamati atau memahami sehingga dapat berbuat tanpa
keliru atau meleset atau luncas. Yesus
sedang berbicara MELIHAT dalam pengertian melihat dalam arti sebenar-benarnya
sebagaimana manusia dapat melihat Yesus sesungguh-sungguhnya. Siapa yang dapat memahami atau menerima
seorang manusia dapat melihat Bapa yang tak dapat dilihat manusia, bahkan dapat
mengamati dan memahaminya tanpa keliru
atau luncas!
TENTU siapapun manusia
yang MELIHAT atau BERINTERAKSI dengan
Yesus seperti ini tidak akan mungkin mendatangi dirinya sebagai seseorang yang
mempercayakan dirinya kepada-Nya.
MELIHAT
Yesus yang seperti ini adalah sebuah masalah besar yang tak ada solusi yang
bagaimanapun. Tidak ada ruang kompromi bagi bangsa Yahudi yang meyakini keesaan
Tuhan sementara Yesus dalam banyak kesempatan memosisikan dirinya
setidak-tidaknya menandingi kebesaran Bapa sehingga dalam pendengaran manusia
akan membingungkan.
Pada orang Yahudi penjelasan Yesus benar-benar menghantam monoteisme yang mereka pegang secara kokoh sebagaimana diyakini dalam kitab Musa:
Ulangan 6:4 Dengarlah, hai orang Israel: TUHAN itu Allah kita, TUHAN itu esa!
Bangsa Yahudi oleh Hukum Musa hanya diperintahkan beribada kepada TUHAN saja :
Ulangan 11:13 Jika kamu dengan sungguh-sungguh mendengarkan perintah yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, sehingga kamu mengasihi TUHAN, Allahmu, dan beribadah kepada-Nya dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu
[Perlu diingat bahwa Yesus selalu menyatakan bahwa semua yang dituliskan oleh para nabi dalam Kitab Suci melulu mengenai dirinya. Seperti dikemukakan oleh Yesus sendiri : Musa menulis tentang dirinya (Yohanes 5:46), seluruh kitab suci menulis tentang dirinya (Lukas 24:27), Yesus mengaitkan percaya kepada apa yang dituliskan Musa dengan apa yang Yesus katakan (Yohanes 5:47), Filipus berkata bahwa Yesus adalah sosok yang disebutkan dalam Kitab Taurat oleh Musa dan para nabi (Yohanes 1:45), Yesus menegaskan bahwa kitab-kitab suci menuliskan tentang dirinya (Yohanes 5:39), Nabi Yesaya telah melihat Yesus (Yohanes 12:41)]
Dan sekarang mereka
mendengar Yesus yang merelasikan dirinya dalam sebuah relasi yang dipandang
sebagai sangat menyamakan dirinya dengan
Allah (Yoh 5:18). Mereka mendengar Yesus yang berkata pengormatan kepada dirinya setara dengan penghormatan
kepada Bapa (Yohanes 5:23) dan sebagaimana Bapa memilki kehidupan maka Anak pun
demikian sebab Bapa telah memberikannya
juga kepada Anak (Yohanes 5:21,26).
Melihat Yesus yang demikian
membuat dirinya Mustahil untuk dipahami sebagaimana yang diingini Yesus.
MELIHAT dan MEMPERTIMBANGKAN Yesus menjadi bukan sarana yang tepat bagi manusia
untuk menerima dan mempercayai Yesus. Namun walau sedemikian mustahilnya, Yesus
tetap memberikan dirinya dalam sebuah interaksi yang sangat intensif dan bahkan
sangat membahayakan keselamatan dirinya. Kondisi Yesus ada dalam kemustahilan
sebetulnya, sebab Yesus menjelaskan hal yang pasti ditolak dan mustahil diakui,
namun Yesus tetap memberitakan dirinya
kepada semua orang. Yesus tahu bahwa hanya yang telah diserahkan kepadanya saja
yang akan mendatangi dan percaya kepadanya namun Yesus tetap memberitakan kebenaran kepada semua orang sementara Bapa
melakukan bagiannya.
Hal yang sama akan menjawab secara
sempurna: apa gunanya lagi memberitakan injil jika keselamatan orang adalah sepenuhnya
adalah tindakan predestinasi Bapa dan Anak? Memang kelihatan mustahil dan sia-sia.
Namun lihat, Yesus sekalipun tetap gigih dan tekun memberitakan kebenaran dan
keselamatan dari Bapa-Nya. Maka demikian juga dalam pemberitaan Injil,
sekalipun kita tahu akan kebenaran ini maka sama seperti Yesus sebagai teladan
kita dalam pemberitaan kebenaran dan keselamatan maka kita tetap maju dalam pemberitaan
injil dengan tekun dan gigih. Pikiran-Ku bukan pikiranmu.
Apalagi Yesus sudah
dinilai meniadakan hari sabat yang sangat dikuduskan (Yohanes 5:8-10) sehingga
menimbulkan ketidaksukaan yang teramat hebat pada orang-orang Yahudi terhadap dirinya sendiri:
Yohanes 5:15-16 Orang itu keluar, lalu menceriterakan kepada orang-orang Yahudi, bahwa Yesuslah yang telah menyembuhkan dia. Dan karena itu orang-orang Yahudi berusaha menganiaya Yesus, karena Ia melakukan hal-hal itu pada hari Sabat.
Sekalipun Yesus sudah
menjelaskan bahwa dia tidak melanggar sabat; Yesus sudah menjelaskan relasi dan
interaksi dirinya dengan Bapa bahwa sabat tidak dapat menghentikan Bapa dan
Anak yang bekerja:
Yohanes 5:17 Tetapi Ia berkata kepada mereka:"Bapa-Ku bekerja sampai sekarang, maka Akupun bekerja juga."
Perhatikan bagaimana Yesus
menggambarkan relasi dan kesatuan dirinya dengan Bapa seperti dalam Yohanes
5:18-37 yang jelas akan membenturkan
keyakinan orang-orang Yahudi akan keesaan Tuhan (Ulangan 6:4).
Hal yang perlu dipertimbangkan khusus mengenai
Ulangan 6:4, bahwa Yesus sebagai seorang terlahir dalam bangsa Yahudi jelas
sangat paham dengan Ulangan 6:4 dan dia tahu sekali bahwa hal ini tidak akan
dilanggarnya.
Siapa yang bisa menerima
cara penjelasan Yesus yang selalu menautkan dirinya dalam sebuah relasi yang
sedemikian identik : Bapa bekerja maka Akupun bekerja.
Melihat Yesus yang seperti
ini hanya akan memastikan sebuah
kebencian yang mematikan. Sekalipun Yesus memberi sebuah ruang dialog yang
sangat besar dan membuka ruang perdebatan yang seluas-luasnya untuk memberi
ruang kepada semua orang untuk memeriksa dirinya.
Ini adalah kondisi yang TAK HANYA
DAHULU, tetapi sekarang dan pasti dimasa yang akan datang. Manusia namun dapat
melihat dan memahami Bapa tanpa sebuah kemungkinan untuk lucas sedikit saja?
Bapa yang katanya menyerahkan
orang-orang kepadanya sehingga percaya? Bapa yang kata Yesus telah memandatkan
kepadanya sebuah penjaminan atas orang-orang percaya sehingga tidak ada yang
hilang.
Sekarang pun
penolakan-penolakan ini tetap ada dan subur.
Pemilihan Yang Terus Berlangsung Hingga Kini
Kita akan menemukan sebuah
doa yang luar biasa oleh Anak kepada Bapa. Doa ini secara tak terbantahkan
menguakan sebuah kontinum interaksi Bapa dan Anak sebelum Anak datang ke dunia
untuk mengemban dan mewujudkan kehendak Bapa yaitu keselamatan manusia yang
dikasihi-Nya dan bahwa keselamatan itu merupakan sebuah tindakan Bapa dan
disertai dengan sebuah penjaminan
keselamatan atas orang yang telah diserahkan kepada Yesus.
Mari kita lihat:
Yohanes 17:1-2 (1) Demikianlah kata Yesus. Lalu Ia menengadah ke langit dan berkata: "Bapa, telah tiba saatnya; permuliakanlah Anak-Mu, supaya Anak-Mu mempermuliakan Engkau.(2) Sama seperti Engkau telah memberikan kepada-Nya kuasa atas segala yang hidup, demikian pula Ia akan memberikan hidup yang kekal kepada semua yang telah Engkau berikan kepada-Nya.
Kembali Yesus dalam doanya
kepada Bapa membicara SEMUA orang yang telah Bapa berikan kepada Yesus. Berikan atau δέδωκας dedōkas
pun bermakna memberikan atau menempatkan pada Yesus. Sebuah tindakan yang hanya melibatkan Bapa dan Anak.
Sebuah kontinum yang sudah ada sejak Anak menerima mandat
dari Bapa dalam kekekalan di sorga, kembali dinyatakan atau dikomunikasikan
oleh Anak kepada Bapa di bumi ini dalam doanya kepada Bapa.
(6) Aku telah menyatakan nama-Mu kepada semua orang, yang Engkau berikan kepada-Ku dari dunia. Mereka itu milik-Mu dan Engkau telah memberikan mereka kepada-Ku dan mereka telah menuruti firman-Mu.
Yesus kembali mengulangi
ketetapan Bapa dan rencana Bapa yang pewujudannya diserahkan sepenuhnya ke
dalam tangan Anak. Bahkan di sini, dalam doa Anak kepada Bapa diungkapkan bahwa
mereka yang telah diberikan kepada Anak selain adalah milik Bapa, dan mereka itu menuruti firman Bapa.
Mereka τετήρηκαν tetērēkan
atau menyimpan/menjaga/memelihara /melaksanakan firman Bapa sebagai hasil
dari penyerahan mereka oleh Bapa ke
dalam tangan Yesus.
Kembali, Yesus dalam doanya
menyinggung orang-orang yang telah Bapa serahkan kepadanya:
Yohanes 17:9 Aku berdoa untuk mereka. Bukan untuk dunia Aku berdoa, tetapi untuk mereka, yang telah Engkau berikan kepada-Ku, sebab mereka adalah milik-Mu
Yesus bahkan memberikan
sebuah dasar mengapa penjaminan atau keterjaminan keselamatan orang percaya
sangatlah sempurna:
Yohanes 17:10 dan segala milik-Ku adalah milik-Mu dan milik-Mu adalah milik-Ku, dan Aku telah dipermuliakan di dalam mereka.
Bahwa didalam mereka yang
merupakan milik Bapa yang juga merupakan milik Yesus, Anak dipermuliakan. Jadi
tujuan akhir dari semua ini adalah ANAK DIPERMULIAKAN DIDALAM SETIAP ORANG YANG
TELAH DITETAPKAN MENJADI MILIK BAPA DAN YESUS.
Bapa dalam menetapkan
siapa-siapa yang akan diserahkannya kepada Yesus dalam interaksi Bapa dengan
Anak dalam kekekalan, memiliki final end di muka bumi ini, bahwa mereka yang dipilih-Nya menjadi
alat ditangan-Nya untuk memuliakan Anak. Memuliakan atau δεδόξασμαι dedoxasmai memiliki
makna “aku dimuliakan” atau “memberikan nilai sebenarnya pada dirinya” yaitu
memiliki kemuliaan. Bahwa setiap orang
yang dipilih secara personal atau pribadi mengakui bahwa Yesus memang mulia,
sebagaimana pengakuan 12 murid saat banyak murid mengundurkan diri dan tidak
lagi mengikut dia.
Pada ayat 12 kita akan
melihat bagaimana dalam doanya, Yesus mengemukakan pada Bapa bahwa pemilihan
Bapa adalah sempurna dalam mencapai tujuannya, dengan sebuah
pengecualian berdasarkan sebuah ketetapan yang berbeda:
Yohanes 17:12 Selama Aku bersama mereka, Aku memelihara mereka dalam nama-Mu, yaitu nama-Mu yang telah Engkau berikan kepada-Ku; Aku telah menjaga mereka dan tidak ada seorangpun dari mereka yang binasa selain dari pada dia yang telah ditentukan untuk binasa, supaya genaplah yang tertulis dalam Kitab Suci.
Perhatikan, bahwa hal
tersukar dan paling susah untuk dimengerti oleh siapapun juga, tanpa dapat
diperdebatkan menjadi salah satu pokok doa Yesus kepada Bapa. Anak
memberitahukan kepada Bapa bagaimana Anak
telah melakukan secara sempurna penjagaannya terhadap 12 murid tersebut
sehingga tidak binasa kecuali yang ditentukan binasa. Binasa di sini adalah ἀπωλείας apōleias adalah kehancuran kekal, hilang atau binasa. Jadi ada satu murid yang memang tidak selamat atau
binasa. Bandingkan
dengan:
Yohanes 6:70 Jawab Yesus kepada mereka: "Bukankah Aku sendiri yang telah memilih kamu yang dua belas ini? Namun seorang di antaramu adalah Iblis." Yang dimaksudkan-Nya ialah Yudas, anak Simon Iskariot; sebab dialah yang akan menyerahkan Yesus, dia seorang di antara kedua belas murid itu.
Pada bagian ini, doa Yesus
tidak lagi sebatas 12 muridnya dan tidak lagi sebatas era pelayanan dan
penggenapan misinya di bumi ini, namun
menjangkau sebuah masa depan yang jauh:
Yohanes 17:20 Dan bukan untuk mereka ini saja Aku berdoa, tetapi juga untuk orang-orang, yang percaya kepada-Ku oleh pemberitaan mereka;
Yesus berdoa untuk dua era waktu
yang sama sekali berbeda. Pertama, untuk orang-orang pada era dimana dirinya
sendiri adalah kebenaran yang memberitakan kebenaran itu sendiri dan
melahirkan murid-murid utamanya
yang pada saat itu adalah para pengikut
Yesus yang melakukan pelayanan dan penggenapan misi di bumi. Kedua, untuk
orang-orang pada era dimana akan ada orang-orang percaya yang percaya kepada
Yesus oleh pemberitaan para murid atau orang-orang percaya di sepanjang masa.
Masa dimana orang-orang
percaya bukan karena Yesus yang memberitakan seperti saat dia berada di bumi
ini, namun orang-orang tersebut AKAN percaya oleh pemberitaan mereka.
Percaya kepada Yesus OLEH atau διὰ dia menunjuk pada percaya melalui
sebuah sarana atau dengan melalui instrumentasi.
Melalui atau dengan
instrumentasi apa? Melalui pemberitaan firman atau λόγου logou yang bermakna penyataan ilahi atau divine atau
seseorang yang menyampaikan berita baik
atau firman.
Doa Yesus yang menekankan
pemilihan oleh Bapa dan dirinya tak hanya sebatas eranya dan para
murid-muridnya yang dipimpin langsung oleh dirinya, namun juga menjangkau era
pemberitaan Injil.
Dan tujuan pemberitaan injil
ini pun bukan sekedar menjadi percaya, satu hal tersendiri yang memang memiliki
kesukaran yang sangat tidak dapat dipecahkan oleh manusia. Kita tadi telah
melihat bagaimana Yesus menyetarakan dirinya dengan Bapa dalam banyak
pemberitaan kebenaran kepada orang banyak. Namun tujuan pemberitaan injil
adalah memiliki sebuah target kemuliaan yang hanya sanggup dilakukan oleh Bapa
dan Anak:
Yohanes 17: 21 supaya mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau
Siapa manusia yang sanggup
mengadakan persekutuan yang sangat kudus dan divine ini? Siapakah yang sanggup
mengupayakan hal ini? Tidak ada selain Bapa dan Anak.
Yesus kerap menimbulkan
kesukaran bagi para audiensinya. Kesukarannya bukan sekedar bahwa Yesus
menetapkan Yudas Iskariot binasa tetapi bagaimana Yesus menyetarakan dirinya
dengan Bapa. Sebuah persoalan yang maha besar kala berbicara keesaan Tuhan
(Ulangan 6:4). Hanya jika Bapa mengaruniakannya maka orang tersebut dapat
menghampiri kebenaran yang disampaikan oleh anda sebagai pewarta Injil dan
menerimanya, bukan menolaknya. Oleh sebab itu sampaikan kabar baik dimanapun
dan kapanpun sesuai dengan kasih karunia yang diberikan kepadamu dan dalam hal
inilah setiap orang percaya sejati telah menjadi bagian besar dari rencana
besar Bapa dan Anak dalam karya keselamatan-Nya yang agung.
Selamat membaca dan
merenungkannya.
Amin
Terkait Yudas Iskariot, ada baiknya membaca:
Bersambung ke bagian 6
Terkait KE-ESA-AN TUHAN dalam Alkitab, bacalah:
Apakah Yesus Tak Lagi “Semelekat” Atau Sesatu Dengan Allah, Sebagaimana Roh Kudus? (1)
Terkait Yudas Iskariot, ada baiknya membaca:
No comments:
Post a Comment