Oleh: Martin Simamora
Ketika
TUHAN Membawamu Ke Dunia Baru Yang Asing
Kalau anda berpikir
bahwa anda, ketika, membaca Alkitabmu maka akan memapankan eksistensimu
sebagaimana maumu, maka jelas-jelas anda
keliru. Ketika anda membaca Alkitab maka anda akan berjumpa dengan Bapa yang
memiliki kepentingan dan rencana atas
dirimu dan kala Bapa mengeksekusinya maka itu akan menarik dirimu keluar dari
duniamu yang sangat kamu kenali atau dambakan/impikan ke dunia yang akan Bapa
tunjukan kepadamu, yang baru lagi asing. Kali ini kita akan melihat, beberapa
tindakan Bapa kala mengeksekusi
rencananya sehingga berakibat sebuah perjalanan panjang yang kerap membuat bimbang setiap orang yang
dipanggil keluar oleh Bapa. Satu sisi orang yang dipanggil itu terkadang dapat menjadi diragukan karena panggilan itu atau perjalanan panggilan itu, sementara
Bapa senantiasa penuh percaya diri atas apa yang sedang dilakukan-Nya. Harapan
saya, semoga kita menjadi lebih mengenal Bapa yang memilih kita dalam Yesus
Kristus.
Ketika
Bapa Membukakan Pintu Dan Memerintahkanmu: Pergilah... !
Abram
Di Haran
Sekarang kita
bersama-sama dengan Abram di Haran :
Kejadian 12:1-4 “(1) Berfirmanlah TUHAN kepada Abram: "Pergilah dari negerimu dan dari sanak saudaramu dan dari rumah bapamu ini ke negeri yang akan Kutunjukkan kepadamu;(2) Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar, dan memberkati engkau serta membuat namamu masyhur; dan engkau akan menjadi berkat.(3) Aku akan memberkati orang-orang yang memberkati engkau, dan mengutuk orang-orang yang mengutuk engkau, dan olehmu semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat."(4) Lalu pergilah Abram seperti yang difirmankan TUHAN kepadanya, dan Lotpun ikut bersama-sama dengan dia; Abram berumur tujuh puluh lima tahun, ketika ia berangkat dari Haran.
Dibalik janji-janji
Bapa yang besar (ayat 3), Abram HARUS pergi meninggalkan segala bentuk
kemapanan dalam hidupnya, BAHKAN harus
pergi meninggalkan perikatan kekerabatannya. Tak hanya pergi meninggalkan
negerinya tetapi juga pergi meninggalkan sanak saudaranya.
Bapa hanya memilih dan memanggil Abram keluar.
Pergi kemana? Ke
negeri yang akan kutunjukan kepadamu.
Siapa yang mau meninggalkan kemapanan dan perikatan kekerabatan untuk pergi
ke tempat yang belum jelas atau tidak definitif? Saya yakin, tidak ada
yang mau bahkan sekalipun TUHAN yang memerintahkannya.
Tetapi bagi Abram,
mendengarkan perintah itu berarti dia harus pergi meninggalkan kampung halamannya/tanah
airnya/negeri tercintanya, dia pergi meninggalkan perikatan kekerabatannya
menuju sebuah tanah atau negeria YANG AKAN AKU TUNJUKAN KEPADAMU. Ya..nama
tujuan atau destinasinya adalah YANG AKAN AKU TUNJUKAN KEPADAMU.
Abraham mendengarkan
JANJI: Aku akan membuatmu sebuah bangsa yang besar. Dan Abraham telah percaya
kepada TUHAN dan Bapa telah memperhitungkan kepercayaannya itu sebagai
kebenaran. Kini hidupnya benar-benar
berubah dan dialami dalam sebuah perjalanan panjang ke tempat yang akan
ditunjukan-Nya.
Musa
Sedang Menggembalakan Ternak Di Padang Gurun
Musa tengah melakukan
rutinitasnya, yaitu menggembalakan
kambing domba milik mertuanya, Yitro. Namun hari itu adalah istimewa
baginya, sebab pada hari itu TUHAN memanggilnya untuk pergi meninggalkan
seluruh rutinitasnya ke tempat yang dikehendaki TUHAN. Mari kita lihat:
Keluaran 3:1-2 “(1) Adapun Musa, ia biasa menggembalakan kambing domba Yitro, mertuanya, imam di Midian. Sekali, ketika ia menggiring kambing domba itu ke seberang padang gurun, sampailah ia ke gunung Allah, yakni gunung Horeb.(2) Lalu Malaikat TUHAN menampakkan diri kepadanya di dalam nyala api yang keluar dari semak duri. Lalu ia melihat, dan tampaklah: semak duri itu menyala, tetapi tidak dimakan api.
Apa
yang dimaui TUHAN?
Keluaran 3:10 Jadi sekarang, pergilah, Aku mengutus engkau kepada Firaun untuk membawa umat-Ku, orang Israel, keluar dari Mesir."
TUHAN menentukan
bahwa sekarang ini juga untuk pergi. Pergi meninggalkan semua rutinitas
kehidupan dan meninggalkan tempat dimana selama ini engkau telah menjalani
kehidupanmu.
Pergi untuk tujuan atau kepentingan apa? TUHAN berkata
kepada Musa: “Aku
mengutus engkau kepada Firaun untuk membawa umat-Ku, orang Israel, keluar dari Mesir. “
Bapa memiliki
kepentingan atau rencana besar atas
Israel dan Bapa telah menjelaskannya kepada Musa, mengapa Dia memerintahkan dan
mengutus Musa untuk membawa umat-Nya keluar dari Mesir (Keluaran 3:7-9).
Tahukah anda bahwa
saat itu, Musa telah hidup dalam sebuah kemapanan hidup yang tak main-main, 40
tahun dia telah menetap di Midian!
Kisah Para Rasul 7:29-30 Mendengar perkataan itu, larilah Musa dan hidup sebagai pendatang di tanah Midian. Di situ ia memperanakkan dua orang anak laki-laki. Dan sesudah empat puluh tahun tampaklah kepadanya seorang malaikat di padang gurun gunung Sinai di dalam nyala api yang keluar dari semak duri.
Hidup dalam sebuah kehidupan yang sangat
biasa-biasa, bahkan terlampau biasa, pun bagi pandangan kita kala mendengar
Musa adalah seorang penggembala ternak, dan Tuhan kini memerintahkannya pergi!
Tinggalkan kehidupan 40 tahunnya itu demi melakukan kehendak atau kemauan-Nya.
Apakah
jaminan dari TUHAN bagi Musa? Beginilah
jaminan-Nya untuk sebuah panggilan yang merombak total kehidupan Musa:
Keluaran 3:12 Lalu firman-Nya: "Bukankah Aku akan menyertai engkau?
Panggilan dan
Perintah TUHAN ini jelas meragukan dan membimbangkan dirinya, sekalipun TUHAN
telah secara intim menyatakan dirinya kepada Musa. Sebuah keintiman yang
diekspresikan oleh Alkitab dalam sebuah cara yang pasti akan diinginkan oleh setiap orang
percaya:
Keluaran 3:4,6 “(4)... berserulah Allah dari tengah-tengah semak duri itu kepadanya: "Musa, Musa!" dan ia menjawab: "Ya, Allah."... (6) Lagi Ia berfirman: "Akulah Allah ayahmu, Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub."
Bapa sungguh
amat mengenal siapakah Musa itu
sesungguhnya. Dan Bapa hanya memberikan sebuah garansi yang begitu saja atau
sedemikian sederhananya, sebuah garansi
yang berupa Janji yang belum dilihat dan belum dialami atau bahkan pernah untuk
dialami : Aku akan
menyertai engkau.
Gideon
Yang Sedang Sangat Sinis Terhadap TUHAN
Siapa yang dapat masih mempercayai TUHAN kala dirinya
memandang ke sekelilingnya yang berkata kepadanya dimanakah TUHAN??? Dan dalam
situasi yang demikianlah TUHAN memanggil Gideon, bahwa dirinya sudah hidup dalam
sebuah kemapanan dimana adalah lazim baginya melihat fakta yang membuatnya
sukar untuk berkata : YA...AMIN TUHAN MENYERTAI SAYA. Bahkan dalam kehidupan
sehari-hari saja, dia harus beraktifitas secara sangat berhati-hati agar
selamat!
Mari kita melihatnya
sejenak:
Hakim-Hakim 6:11- “(11) Kemudian datanglah Malaikat TUHAN dan duduk di bawah pohon tarbantin di Ofra, kepunyaan Yoas, orang Abiezer itu, sedang Gideon, anaknya, mengirik gandum dalam tempat pemerasan anggur agar tersembunyi bagi orang Midian.(12) Malaikat TUHAN menampakkan diri kepadanya dan berfirman kepadanya, demikian: "TUHAN menyertai engkau, ya pahlawan yang gagah berani."(13) Jawab Gideon kepada-Nya: "Ah, tuanku, jika TUHAN menyertai kami, mengapa semuanya ini menimpa kami? Di manakah segala perbuatan-perbuatan-yang ajaib yang diceritakan oleh nenek moyang kami kepada kami, ketika mereka berkata: Bukankah TUHAN telah menuntun kita keluar dari Mesir? Tetapi sekarang TUHAN membuang kami dan menyerahkan kami ke dalam cengkeraman orang Midian."
Apakah anda saat ini
begitu sinisnya terhadap Tuhan? Seperti Gideon yang mengungkapkan sinisme dalam
nada protes yang blak-blakan, menyemprot Malaikat TUHAN yang menyapanya TUHAN menyertai engkau!
Padahal faktanya sama sekali jauh dari kenyataan TUHAN menyertainya.
Namun, begitulah
adanya bahwa TUHAN mengunjungi Gideon kala dia sedang berada didalam sebuah
sinisme yang menyakitkan hatinya melihat realita hidup yang sukar untuk
dipahami apalagi untuk diselaraskan dengan
perbuatan-perbuatan ajaib TUHAN di masa lalu yang dikisahkan oleh nenek
moyangnya.
Namun TUHAN tak
mengurungkan niatnya:
Hakim Hakim 6:14 Lalu berpalinglah TUHAN kepadanya dan berfirman: "Pergilah dengan kekuatanmu ini dan selamatkanlah orang Israel dari cengkeraman orang Midian. Bukankah Aku mengutus engkau!"
Panggilan dan
pengutusan tetap berlangsung dan diberikan begitu saja tanpa meninjau kelayakan yang melekat pada diri Gideon; tak
peduli bagaimana sinisnya Gideon terhadap sang Pengutus, Bapa. Gideon kembali
mengungkapkan kesinisannya :
Hakim Hakim 6:15 Tetapi jawabnya kepada-Nya: "Ah Tuhanku, dengan apakah akan kuselamatkan orang Israel? Ketahuilah, kaumku adalah yang paling kecil di antara suku Manasye dan akupun seorang yang paling muda di antara kaum keluargaku."
Panggilan dan
pengutusan atas Gideon bukan hanya terlampau hebat tapi terlampau mustahil bagi
Gideon. Dan TUHAN untuk meyakinkan
Gideon, sama seperti kepada Abraham dan
Musa, agar mau PERGI meninggalkan kemapanan hidupnya, hanya memberikan janji :
Hakim Hakim 6:16 Berfirmanlah TUHAN kepadanya: "Tetapi Akulah yang menyertai engkau, sebab itu engkau akan memukul kalah orang Midian itu sampai habis."
Janji yang besar,
panggilan yang besar dari TUHAN kepada orang-orang yang dipilihnya kadang
menimbulkan kebimbangan yang tak main-main. Sebuah kebimbangan yang hanya TUHAN
dapat menghapus dari diri orang yang telah dipilihnya sendiri (Hakim-Hakim 6:17-23).
TUHAN tahu sekali
bagaimana melenyapkan kebimbangan hebat pada orang-orang yang dia panggil untuk
pergi melakukan kehendaknya. TUHAN tidak memedulikan segala kelemahan hingga
betapa sinisnya diri orang itu. Oleh sebuah sebab tunggal “Aku menyertaimu.”
Perhatikan! Baik Abraham, Musa dan Gideon bukanlah seorang nabi, seorang pahlawan, bukan seorang pemikir. TUHAN mengunjungi orang-orang yang terlampau sederhana dan orang-orang yang bahkan anda tak akan sudi bergaul dengannya sebab badannya pasti bau hewan , seperti halnya Musa. Anda juga sukar untuk mempercayai Gideon yang sinis dan masih muda telah dipilih TUHAN untuk melakukan rencana-Nya. Ini adalah orang-orang yang berjumpa dengan TUHAN dan mengalami perubahan hidup total. BAHKAN mereka mau meninggalkan semua kemapanan yang bagaimanapun dalam kehidupannya untuk pergi ke tempat dan melakukan yang TUHAN kehendaki.
TUHAN berkata kepada
mereka dan setiap orang-orang yang dipilihnya dengan kata-kata yang membangkitkan kesadaran dan
kata-kata yang penuh kuasa. Kata-kata-Nya adalah perkataan yang mencelikan mata
yang melihat namun buta; kata-katanya adalah kata-kata yang membangkitkan
kehidupan yang telah lama mati! Ya ...seperti Gideon dan pasti seperti setiap
dari diri kita yang telah dipilih-Nya dalam Yesus Kristus. Kita telah melihat
ini pada Petrus dan pada semua murid-murid Yesus; kita juga telah melihat hal
semacam ini pada diri “seorangpembantai bernama Saulus yang dipilih dan diutus untuk pergi.”
Bacalah dan
renungkanlah sehingga kita dapat memahami bahwa setiap dari kita, orang-orang percaya, telah dipanggil dan
dipilih untuk melayani kepentingan Bapa, bukan diri sendiri.
Yohanes 15:16 Bukan kamu yang memilih
Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu,
supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap
Amin
Rujukan:
The Strange New World Withinthe Bible [1916], in A Map of Twentieth-century
Theology: Readings from Karl Barth to Radical Pluralism. R.
Jenson and C.E. Braaten, eds. Fortress Press, 1995 (see also excerpt).
No comments:
Post a Comment