Oleh Martin Simamora
Ketika Yesus Memilih Siapa Yang Menjadi
Sahabat-Sahabatnya
credit: itsallabotwomen |
“Yoh
15:14-16 Kamu adalah sahabat-Ku... Bukan
kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang
memilih kamu.”
Bacalah
lebih dulu “Seperti Aku...”
Memiliki sahabat kerap
dimaknai sebagai lebih dari sekedar memiliki teman, lebih dari sekedar
mengetahui nama dan bertegur sapa ala kadarnya. Memiliki sahabat dapat dimaknai
memiliki seseorang yang dapat dipercayai
untuk menyimpan sedikit rahasia yang anda miliki. Memiliki sahabat dapat
dikatakan sebagai tindakan kita untuk memilih seseorang untuk masuk kedalam
lingkar pertemanan yang lebih khusus
dibandingkan dengan kebanyakan teman atau orang yang anda kenali sehari-hari seperti orang anda temui dan sekedar menyapa ala kadarnya.
Tidak pernah, anda
memiliki sahabat bukan atas dasar pilihanmu sendiri sebab anda harus meyakini
secara pasti bahwa seorang teman memang layak untuk dijadikan seorang sahabat,
seorang yang lebih daripada teman-teman kebanyakan.
Yesus pun memiliki
sahabat, dan dia sendiri yang memilih
siapa-siapa yang dapat menjadi
sahabatnya. Semua orang dapat berteman dengan Yesus, semua orang dapat dan
telah menerima kebaikan dan mujizat Yesus,namun jelas sekali tidak semua yang
telah menerima kebaikan Yesus juga telah menjadi sahabat Yesus. Namun ketika Yesus memilih seseorang menjadi sahabatnya, itu adalah sebuah cinta yang tiada tandingnya!
Yesus
Memperlihatkan Kasihnya Kepada Semua Orang
Injil-injil secara
luar biasa menginformasikan kepada kita bahwa Yesus memang tidak pernah sama sekali menutup kebaikan dan
kemurahannya kepada siapapun yang membutuhkannya. Mari kita lihat beberapa
diantaranya:
- Yohanes 4:45-53 Maka setelah ia tiba di Galilea, orang-orang Galileapun menyambut Dia, karena mereka telah melihat segala sesuatu yang dikerjakan-Nya di Yerusalem pada pesta itu, sebab mereka sendiripun turut ke pesta itu. Maka Yesus kembali lagi ke Kana di Galilea, di mana Ia membuat air menjadi anggur. Dan di Kapernaum ada seorang pegawai istana, anaknya sedang sakit. Ketika ia mendengar, bahwa Yesus telah datang dari Yudea ke Galilea, pergilah ia kepada-Nya lalu meminta, supaya Ia datang dan menyembuhkan anaknya, sebab anaknya itu hampir mati. Maka kata Yesus kepadanya: "Jika kamu tidak melihat tanda dan mujizat, kamu tidak percaya." Pegawai istana itu berkata kepada-Nya: "Tuhan, datanglah sebelum anakku mati." Kata Yesus kepadanya: "Pergilah, anakmu hidup!" Orang itu percaya akan perkataan yang dikatakan Yesus kepadanya, lalu pergi. Ketika ia masih di tengah jalan hamba-hambanya telah datang kepadanya dengan kabar, bahwa anaknya hidup. Ia bertanya kepada mereka pukul berapa anak itu mulai sembuh. Jawab mereka: "Kemarin siang pukul satu demamnya hilang." Maka teringatlah ayah itu, bahwa pada saat itulah Yesus berkata kepadanya: "Anakmu hidup." Lalu iapun percaya, ia dan seluruh keluarganya.
- Markus 1:27-28, 32-34 (27) Mereka semua takjub, sehingga mereka memperbincangkannya, katanya: "Apa ini? Suatu ajaran baru. Ia berkata-kata dengan kuasa. Roh-roh jahatpun diperintah-Nya dan mereka taat kepada-Nya."(28)Lalu tersebarlah dengan cepat kabar tentang Dia ke segala penjuru di seluruh Galilea.... (32)Menjelang malam, sesudah matahari terbenam, dibawalah kepada Yesus semua orang yang menderita sakit dan yang kerasukan setan.(33) Maka berkerumunlah seluruh penduduk kota itu di depan pintu.(34) Ia menyembuhkan banyak orang yang menderita bermacam-macam penyakit dan mengusir banyak setan; Ia tidak memperbolehkan setan-setan itu berbicara, sebab mereka mengenal Dia.
- Lukas 5:12-14 “ Pada suatu kali Yesus berada dalam sebuah kota. Di situ ada seorang yang penuh kusta. Ketika ia melihat Yesus, tersungkurlah ia dan memohon: "Tuan, jika Tuan mau, Tuan dapat mentahirkan aku." Lalu Yesus mengulurkan tangan-Nya, menjamah orang itu, dan berkata: "Aku mau, jadilah engkau tahir." Seketika itu juga lenyaplah penyakit kustanya. Yesus melarang orang itu memberitahukannya kepada siapapun juga dan berkata: "Pergilah, perlihatkanlah dirimu kepada imam dan persembahkanlah untuk pentahiranmu persembahan seperti yang diperintahkan Musa, sebagai bukti bagi mereka."
- Matius 9:32-33 “ Sedang kedua orang buta itu keluar, dibawalah kepada Yesus seorang bisu yang kerasukan setan. Dan setelah setan itu diusir, dapatlah orang bisu itu berkata-kata. Maka heranlah orang banyak, katanya: "Yang demikian belum pernah dilihat orang di Israel."
Dari beberapa catatan
injil-injil ini jelas terlihat bahwa
Yesus memang hadir di bumi untuk banyak orang. Namun kita juga dapat melihat
setidaknya 2 hal :
- Banyak orang
mengenal Yesus karena apa yang dapat
dilakukannya bagi mereka – untuk memenuhi kebutuhan mereka. Kita bahkan melihat
mereka percaya SETELAH MELIHAT apa yang diperbuat Yesus. Kepentingan orang
banyak terhadap Yesus adalah apa yang dapat dilakukannya bagi mereka! Orang
banyak MEMPERBINCANGKAN DIA terkait dengan pekerjaan-pekerjaanya yang MENAKJUBKAN.
Begitulah relasi yang terbangun antara
orang banyak dengan Yesus, sebuah relasi
yang terbangun berdasarkan pemenuhan
kebutuhan jasmaniah saja.
- Walau demikian adanya, tidak membuat Yesus berhenti melakukan pekerjaan-pekerjaan hebat itu, karena Yesus memang mengadakan mujizat atau keajaiban untuk sebuah tujuan yang agung terkait dirinya sendiri, bahwa dia sendiri adalah penggenap segala sesuatu yang telah dituliskan dalam Perjanjian Lama. Perhatikan apa yang telah dilakukan Yesus sebagaimana dicatat Injil Lukas 5:12-14 dengan melarang orang yang ditahirkan untuk terlebih dahulu memperlihatkan dirinya kepada imam sebelum memberitahukan kepada siapapun, pada dasarnya menggenapi Imamat 13:2. Yesus dengan melakukan pentahiran pada orang kusta bahkan menunjukan SIAPAKAH DIA, bahwa dia adalah SANG PENTAHIR, bahwa Yesus melakukan pentahiran orang berpenyakit Kusta TANPA SAMA SEKALI melakukan apa yang telah ditetapkan dalam Imamat 14:3-4,10.21,22..” Pada kesempatan lain, Orang banyak melihat saat Yesus menyembuhkan orang bisu segera terhentak bahwa mereka sedang menyaksikan apa yang belum pernah mereka dengar dan ketahui dalam sejarah bangsa mereka, bahkan Musa, Elia dan Elisha diketahui mereka belum pernah melakukan hal sedemikian namun hanya dapat mereka lihat telah dilakukan oleh Yesus!
Kita telah melihat
secara otentik bahwa Yesus memang telah
memperlihatkan kasihnya kepada semua orang.
Semua
Orang Mencarinya, Namun Yesus Pergi
Tetapi apakah Yesus menjadi terikat untuk harus memenuhi apa yang diperlukan atau dibutuhkan oleh orang banyak itu? Apakah Yesus datang untuk menjadi pemenuh kebutuhan jasmani atau kesehatan mereka?
Markus 1:35-38 “(35) Pagi-pagi benar, waktu hari masih gelap, Ia bangun dan pergi ke luar. Ia pergi ke tempat yang sunyi dan berdoa di sana.(36)Tetapi Simon dan kawan-kawannya menyusul Dia;(37)waktu menemukan Dia mereka berkata: "Semua orang mencari Engkau."(38) Jawab-Nya: "Marilah kita pergi ke tempat lain, ke kota-kota yang berdekatan, supaya di sana juga Aku memberitakan Injil, karena untuk itu Aku telah datang."
Kita sudah melihat
mengapa SEMUA ORANG mencari dia;kita sudah melihat bahwa Yesus memang memperlihatkan kasihnya kepada
semua orang tanpa kecuali, namun kita juga melihat apa yang menjadi “point of interest”
atau daya tarik pada Yesus adalah bahwa
Yesus dapat memenuhi kebutuhan mereka seketika itu juga tanpa jedah atau tanpa proses. Inilah yang menjadi
motivasi dan jembatan relasi yang
dibangun oleh orang banyak kepada Yesus.
Mereka memperbincangkan kehebatan-kehebatan yang telah didemonstrasikan oleh
Yesus. Sementara Yesus memiliki agenda tersendiri mengapa dia melakukannya. Hal
yang sama sekali tidak diketahui oleh orang banyak selain hanya sekedar takjub
dan percaya oleh karena mereka telah melihat!
Yesus
Menegaskan Kembali Maksud Kedatangannya
Para muridpun tanpa disadari mulai berpikir bahwa
kepentingan Yesus adalah melayani kebutuhan orang banyak. Para murid menilai
bahwa orang banyak yang mencari Yesus adalah sebuah sukses yang tak
terbantahkan bagi pelayanan Yesus. Semestinya
Yesus mengapresiasi mereka yang telah jauh-jauh datang untuk mencari dia; semestinya Yesus memiliki hati bagi orang banyak yang mengharapkan kesembuhan,
mengharapkan mujizat, mengharapkan sebuah jawaban yang hanya Yesus
dapat menjawabnya.
Tetapi lihatlah, Yesus tidak menyukai keramaian yang demikian, Yesus tidak menyukai KKR yang Akbar dan digemuruhi oleh pujian dan decak kagum SEBAGAI SEBUAH TUJUAN AGUNG DALAM PELAYANANNYA DI MUKA BUMI. Ada baiknya membaca “Ketika Yesus Menggelar KKR Yang Sunyi.”
Simon sangat mungkin
kaget dan lidahnya tercekat sehingga tidak bisa
berkata apa-apa lagi ketika Yesus memberikan jawaban yang dingin
terhadap kedatangan Simon yang penuh antusiasme. Yesus terhadap perkataan Simon
“SEMUA ORANG MENCARI ENGKAU,” memberikan
sebuah jawaban yang sukar untuk dipahami
apa dasar rasionalnya. Beginilah Yesus menjawab antusiasme Simon:
Jawab-Nya: "Marilah kita pergi ke tempat lain, ke kota-kota yang berdekatan, supaya di sana juga Aku memberitakan Injil, karena untuk itu Aku telah datang."
Marilah
kita pergi. Mari kita tinggalkan saja semua orang yang mencari aku. Jika murid-murid Yesus adalah
orang-orang Kristen masa kini,
berangkali akan berpandangan bahwa Yesus sungguh kejam sebab tidak
memperhitungkan orang-orang banyak yang datang mencarinya. Reputasimu dalam
bahaya, mengabaikan orang banyak bukan sebuah tindakan terpuji.
Yesus memilih pergi
sebab bukan itu tujuannya. Bukan menjadi penyembuh dan penjawab kebutuhan
sehari-hari orang banyak; tujuannya adalah memberitakan injil!
Alkitab versi bahasa
Inggris menuliskan begini terkait jawaban Yesus ini :
NIV: Mark 1:38 Jesus replied, "Let us go somewhere else--to the nearby villages--so I can preach there also. That is why I have come."NLT: Mark 1:38 But Jesus replied, "We must go on to other towns as well, and I will preach to them, too. That is why I came."KJ : Mark 1:38 And he said unto them, Let us go into the next towns, that I may preach there also: for therefore came I forth.
Yesus tidak pernah terninabobo dengan popularitasnya yang
membuat seantero mencarinya;
kehadirannya secara spontan pasti menciptakan kerumunan yang besar
dimana dia pasti akan selalu hadir dengan segenap anugerah yang berdiam dalam
dirinya. Banyak orang yang mengalami
peristiwa-peristiwa hebat dalam sebuah cara yang sangat mudah dan melegakan
penderitaan dan kesedihan mereka. Itulah Yesus adanya dalam pandangan orang
banyak, sehingga wajar jika semua orang
mencarinya.
Tetapi
luar biasa, sebuah doa pagi-pagi benar, ditempat yang sunyi di hari yang masih
gelap telah menghasilkan sebuah jawab yang mencengangkan. Kita sudah melihat
bahwa Yesus dan Bapa memiliki gading relasi kasih yang sempurna
sehingga kita telah melihat bahwa Bapa
tidak pernah membiarkan Yesus sendirian dan bahwa setiap yang Yesus perbuat
adalah apa yang Bapa kehendaki. Yesus tidak pernah meleset dari apa yang
menjadi kehendak Bapa; Yesus tidak pernah keliru memberi respon bahwa responnya
pasti tidak akan bertentangan dengan kehendak Bapa.
Maka
demikian juga ketika Yesus memutuskan untuk pergi saja daripada melayani orang
banyak, secara pasti merupakan apa yang juga Bapa kehendaki! Ini bukan sebuah
egoisme Yesus. Menjadi semakin terbukti dengan
penegasan Yesus “untuk itu Aku telah datang .“
Untuk itu Aku datang.
Yesus memiliki misinya tersendiri yang
harus dia tuntaskan sebagaimana Bapa telah menentukan baginya untuk dia lakukan
dan genapi. Yesus tidak pernah menyerahkan dirinya untuk melayani keinginan
dunia; Yesus tidak pernah menyerahkan dirinya untuk melayani kebutuhan jasmani
dan apapun juga bagi setiap orang! Sebaliknya Yesus senantiasa menyerahkan
dirinya untuk melayani kepentingan Bapa
terhadap dunia dan seisinya. Bapa menghendaki dunia tahu tentang Yesus
dan Bapa, itu sebabnya Yesus berkata bahwa dia harus pergi ke tempat lain, ke
tempat yang lebih sunyi- lebih terbatas di tempat-tempat yang lebih tertutup
namun merupakan jantung pengajaran bagi masyarakat Yahudi dan juga non Yahudi (bandingkan dengan
Lukas 4:16-20, Kisah Para Rasul 13:15, Kisah Para Rasul 17:2-4, Kisah Para
Rasul 13:15):
Markus 1:39 Lalu pergilah Ia ke seluruh Galilea dan memberitakan Injil dalam rumah-rumah ibadat mereka dan mengusir setan-setan.
NIV Mark 1:39 So he traveled throughout Galilee, preaching in their synagogues and driving out demons.KJ Mark 1:39 And he preached in their synagogues throughout all Galilee, and cast out devils.
Pemberitaan maksud
kedatangannya ke dunia adalah merupakan misi yang harus dilakukan.
Bandingkan dengan Lukas 4:15-20:
(15) Sementara itu Ia mengajar di rumah-rumah ibadat di situ dan semua orang memuji Dia.(16) Ia datang ke Nazaret tempat Ia dibesarkan, dan menurut kebiasaan-Nya pada hari Sabat Ia masuk ke rumah ibadat, lalu berdiri hendak membaca dari Alkitab.(17) Kepada-Nya diberikan kitab nabi Yesaya dan setelah dibuka-Nya, Ia menemukan nas, di mana ada tertulis(18) "Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin; dan Ia telah mengutus Aku(19) untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang yang tertindas, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang."(20) Kemudian Ia menutup kitab itu, memberikannya kembali kepada pejabat, lalu duduk; dan mata semua orang dalam rumah ibadat itu tertuju kepada-Nya.(21) Lalu Ia memulai mengajar mereka, kata-Nya: "Pada hari ini genaplah nas ini sewaktu kamu mendengarnya."
Dan di tempat-tempat ibadah Yahudi,
inilah yang harus diberitakan atau disampaikan oleh Yesus. Sebuah kabar
baik atau Injil adalah hal yang harus diberitakan Yesus.
Kita melihat secara
jelas, bahwa dalam kasih yang telah diperlihatkannya kepada semua orang melalui
pekerjaan-pekerjaan ajaib yang membuatnya dicari oleh semua orang, bukan
merupakan tujuan terutama yang dikejar oleh Yesus. Bukan itu tetapi
memberitakan untuk apa dia datang ke dunia ini.
Itu sebabnya mengapa Yesus pergi sekalipun Simon memberitahunya bahwa semua orang mencarinya. Semua orang mencarinya tetapi apa yang dicari mereka bukan merupakan apa yang menjadi tujuan Yesus. Ada tujuan spesifik yang harus menjadi terutama dalam pelayanan Yesus dan bukan sebuah tujuan yang melayani keinginan atau kemauan orang banyak, sebab Yesus hanya melayani apa yang menjadi kehendak Bapa.
Semua
orang Mencarinya, Namun Yesus Yang Memilih Siapa Yang Menjadi Sahabatnya
Yesus tak pernah
sedikitpun berkeinginan menjalin sebuah
relasi yang dibangun berdasarkan sebuah pertautan yang semu dan fana,
yang berdasarkan kekayaan, kemewahan, kesenangan, kepuasan jiwa yang lahir dari
pemenuhan-pemenuhan kebutuhan hidup yang memang penting bagi dunia ini. Dia
bukan datang dengan maksud seperti dermawan kaya raya yang memberikan 90 persen
bahkan 100 persen harta kekayaannya. Tidak!
Dia memang kasih kepada semua orang,
tetapi tidak pernah bermaksud dan berencana menjalin cinta tanpa sebuah
intimasi dan yang kudus dan datang dari
Bapanya. Dia menolak untuk dicintai oleh karena dia telah menyembuhkan atau
oleh karena dia memang telah membuktikan dirinya adalah seorang yang besar
dan hebat. Tidak pernah!
Semua orang pasti
akan mencari dia oleh sebab kehebatan pekerjaannya, oleh sebab mereka takjub
akan apa yang dapat dilakukan olehnya. Yesus adalah primadona orang banyak
untuk menjawab permasalahan hidup yang tak bisa ditanggulangi oleh dunia.
Tetapi Yesus,
sebagaimana telah dia katakan, bahwa dia
mencintai murid-muridnya sebagaimana Bapa telah mengasihinya. Ini sebuah
relasi yang teramat personal, sebuah relasi yang mengikat secara total tanpa
keberpisahan yang bagaimanapun. Sebuah
cinta atau kasih yang personal merupakan landasan utama bagi Yesus untuk
mencinta, dan untuk mencintai adalah sebuah pilihan. Sebuah intimasi sebagaimana Bapa
mengasihi Yesus adalah dasar relasi kasih yang dihadirkan oleh Yesus di dunia
ini.
Sementara itu, kita
telah melihat orang banyak datang mencarinya karena mereka mencari
pekerjaan-pekerjaan hebat yang
dihasilkan oleh Yesus. Untuk hal itu Yesus tidak melarang dan tidak mencegah,
namun jelas Yesus tidak membiarkan para muridnya melihat hal yang keliru. Yesus
menunjukan kepada para muridnya bahwa relasi yang hendak dia bangun adalah
personal, intim dan merupakan sebuah pilihan yang harus datang dari dan oleh
dirinya saja.
Yesus mengatakan
bahwa, jikapun mereka adalah sahabatnya,
namun
bukan karena mereka yang memilih! Yesus yang memilih
mereka; Yesus yang menginginkan mereka; Yesus mencintai mereka dengan sebuah
cinta yang tak akan sanggup dibalaskan
secara sempurna oleh manusia manapun
kecuali mereka sendiri tinggal atau ada didalam cinta Yesus itu sendiri.
Ya...sebagaimana Yesus telah nyatakan:
Matius 15:9 Seperti Bapa telah mengasihi Aku, demikianlah juga Aku telah mengasihi kamu; tinggallah di dalam kasih-Ku itu.
Sebagaimana cinta
Bapa kepada Yesus yang demikian personal dan intimnya, maka demikianlah juga
Yesus kepada murid-muridnya merupakan cinta Yesus yang demikian personal dan
intim:
Yohanes 15:14,16 Kamu adalah sahabat-Ku, jikalau kamu berbuat apa yang Kuperintahkan kepadamu. Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku, diberikan-Nya kepadamu.
Yesus memilih siapa-siapa yang dia inginkan untuk menjadi sahabatnya. Walau pada umumnya setiap orang dapat saling memilih untuk dapat mengokohkan sebuah persahabatan serta saling menerima atau mempercayai untuk dapat menentukan seseorang memang saya inginkan menjadi sahabatku, dan demikian juga orang yang saya inginkan juga mau memilih saya menjadi sahabatnya, namun tidak demikian bagi Yesus.
Yesus bahkan
memastikan bahwa menjadi sahabatnya adalah sebuah peristiwa yang hanya berasal
dari kemauan Yesus untuk memilih : Bukan Kamu yang memilih Aku. Tidak
cukup bagi Yesus hanya sekedar mengatakan Akulah yang memilih kamu, sebab jika
hanya demikian maka memang ada ruang bagi manusia untuk mengafirmasi sebuah
ajakan persahabatan.TIDAK DEMIKIAN, Yesus menutup ruang bagi manusia untuk
menjadi bagian signifikan terciptanya persahabatan.
Intimasi
persahabatan yang dibangun oleh Yesus adalah sesuatu yang tak terbayangkan oleh manusia, terutama bagaimana
Yesus menginginkan orang yang dipilihnya benar-benar memiliki kasih yang telah
dimilikinya bersama dengan Bapa. Ketika Yesus mengatakan bukan kamu yang memilih Aku, itu
hendak menyatakan sebuah kekuatan cinta
yang sedang dinyatakan olehnya,
sama sekali tak dikenali dunia ini.
Ini sebuah cinta yang hendak membawa
semua orang percaya hanya dapat melihat kepada Yesus dan tidak akan bisa
melihat kepada yang lainnya. Mustahil ada jenis cinta lain yang sanggup
menandingi cinta jenis ini dimana anda ketika telah dicintainya bersatu
dalam Gading Relasi Kasih Yang Sempurna!
Ketika Yesus mengatakan bukan kamu yang memilih Aku, itu
hendak mengatakan bahwa dialah yang mengikatkan dirimu pada
dirinya dalam mencintaimu; bahwa
dialah yang membangun cinta atas dirimu dalam kemegahan sebagaimana
Bapa telah mengasihi Yesus dalam sebuah persatuan yang tak dapat dipisahkan
dalam cara yang bagaimanapun.
Maka dapat dipahami
bahwa ketika Yesus berkata Akulah
yang memilih kamu, merupakan sebuah garansi dari Yesus kepada yang
dicintai untuk tidak usah mencemaskan apalagi mempertanyakan bagaimana atau sekuat apakah dirinya
dicintai oleh Yesus. Jika dirimu yang mencintainya sebagai pilar relasimu
terhadapnya maka cemaslah dan takutlah, tetapi jelaslah dia
yang memilihmu sebagai sahabat dalam cintanya kepadamu semegah Bapa
telah mengasihi Anak!
Kita
akan menjelajahi hal ini lebih lanjut pada kesempatan berikutnya.
Bacalah
dan berikanlah kepada dirimu sendiri untuk merenungkan kasih Yesus yang sungguh
megah. Dia yang memilih untuk mengasihimu dan menjadi sahabatmu; dia yang
mengikatkan dirinya padamu dengan sebuah ikatan yang sempurna : gading kasih
yang sempurna sebagaimana Bapa mengasihi Anak!
Amin
No comments:
Post a Comment