Oleh: Martin Simamora
Ketika Yesus
Melakukan
Cintanya Kepada Sahabat-Sahabatnya
“Yohanes
15:13 kasih... yang memberikan nyawanya
untuk sahabat-sahabatnya.”
Bacalah
lebih dulu “ Kamu Sahabatku, Jikalau Melakukan Perintahku”
Bagaimana anda
menyatakan cinta atau kasihmu kepada isterimu atau suamimu atau berangkali
kepada anakmu? Pasti tak hanya sekedar kata, sebab cinta yang nyata/hidup akan
menggelorakan jiwamu. Pastilah tidak akan pernah puas hanya sebatas bibir, dia
pasti menggerakanmu untuk membelai dengan segenap rasa;pasti menggerakanmu
untuk memeluk dengan penuh rasa dan dalam kehangatan jiwa; pasti menggerakanmu
untuk menyenangkan dan membahagiakannya dengan pemberian atau perbuatan yang
mengalir dari jiwamu. Bagaimana dengan Yesus yang mengasihi atau mencintai
setiap muridnya dengan kasih sebagaimana Bapa
mencintainya?
Ketika Yesus memilih
dan menjadikan para murid sebagai
sahabat-sahabatnya, itu dilakukannya ketika mereka masih sebagai
orang-orang yang berdosa, Yesus belum lagi melakukan karya
penebusan bagi mereka. Ketika Yesus menyatakan bahwa cintanya menggerakannya
untuk memberikan nyawanya kepada para sahabatnya, pun mereka masih sebagai
orang-orang yang berdosa, Yesus belum
lagi melakukan karya penebusan. Pada dasarnya Yesus mencintai semua orang yang
pada dasarnya telah kehilangan kemuliaan Allah (Roma 3:23); pada dasarnya masih
atau telah mati dalam pelanggaran-pelanggaran(Efesus 2:1); pada dasarnya masih atau telah terjual di bawah kuasa dosa
(Roma 7:14); dan pada dasarnya para
murid adalah anak-anak yang dimurkai (Efesus 2:3,bandingkan dengan Yohanes
3:16-19). Dengan kata lain, cinta
yang dimiliki Yesus telah menggerakannya untuk mencintai para murid yang pada
dasarnya anak-anak yang dimurkai.
Cintanya
Yang Agung, Bukan Hanya Sampai Mati Bagimu...
Ada satu hal yang
penting dicamkan, ketika Yesus mengatakan bahwa “dia mencintaimu,” maka
itu adalah sesuatu yang alami atau “mendarah
daging” sebab sejak di kekekalan senantiasa dalam sebuah relasi kasih
dengan Bapa. Mengasihi dan saling mengasihi adalah sebuah kealamian yang
absolut pada Yesus Kristus.
Sungguh Berbeda dengan manusia, manakala Yesus memerintahkan untuk “saling mengasihi,” maka itu adalah sebuah perintah yang tidak alami untuk dilakukan manusia oleh sebab Roma 3:23, Efesus 2:1, Roma 7:14,Efesus 2:3. Itu sebabnya saling mengasihi oleh Yesus diperlakukan sebagai perintah kepada para muridnya (Yohanes 15:12); cinta harus diperintahkan dalam persatuan orang-orang yang dipilihnya dengan Yesus oleh karena mengasihi apalagi mengasihi orang lain (dan semua kepatuhan yang diperintahkan oleh Yesus) adalah hal yang tidak mungkin lahir sebagai mata air yang tak terputuskan pada manusia-manusia yang memiliki pengalaman panjang yang dinikmati sebagai yang telah terjual di bawah kuasa dosa (bandingkan dengan Roma 7:14-25). Setiap orang percaya yang telah berada dalam persatuan dengan Yesus dengan demikian pada dasarnya masih memiliki dan mengalami kelemahan-kelemahan yang masih dihasilkan oleh tubuh jasmani kita yang masih bekerja terhadap dosa (Roma 8:19-24), dan baru akan terbebas dari kelemahan-kelemahan itu secara sempurna ketika tubuh jasmani ini juga ditebus kelak (Roma 8:23). Inilah perjuangan orang percaya dalam persatuannya dengan Kristus, yaitu melatih tubuh sehingga dapat dikuasai sedemikian rupa (1 Korintus 9:27). Setiap orang percaya yang berada di dalam persatuan dengan Kristus memiliki dasar yang kokoh untuk berjuang menaklukan keinginan daging: manusia lama kita telah turut disalibkan (Roma 6:6),kita tidak berhutang kepada daging (Roma 8:12),dosa hendaklah tidak lagi berkuasa dalam tubuh fana (Roma 6:12), Roh Kudus menjadi Penolong bagi setiap kita (Yohanes 14:16-17), Roh Kudus memampukanmu untuk mematikan keinginan-keinginan daging (Roma 8:13), Roh Kudus memproduksi kebaikan-kebaikan dalam diri kita (Galatia 5:22,23).
Dan ingat, tidak ada orang Kristen sejati yang kebal dari keinginan-keinginan dagingnya, dan berpikir sebaliknya dan merasa telah sempurna atau kuat adalah hal berbahaya (1 Korintus 10:12).
Harus senantiasa dan diingatkan untuk hidup oleh Roh, sebab inilah kekuatan orang-orang Kristen sejati (Galatia 5:16).
Mengapa Cinta Agung Mencintai Sampai Mati?
Ketika Yesus
mencintai manusia-manusia yang pada dasarnya telah terjual di bawah kuasa dosa
dan merupakan anak-anak yang dimurkai, cinta seperti itu sendiri sudah
mengundang sebuah tanya? Apakah yang
dapat dilakukan oleh cintanya kepada manusia-manusia yang telah menjadi budak
dosa? Apakah cintanya yang agung itu memang benar-benar dapat mengatasi situasi
paling mendasar pada manusia sebagai orang-orang yang dimurkai oleh Bapa?Apakah
yang dapat dilakukan oleh cintanya dan mengapa cintanya harus mengorbankan dirinya sendiri dalam
sebuah mencintai yang sebetulnya tak layak untuk dijadikan sebuah obyek cinta?
Sebetulnya,
perkataan Yesus:
Yohanes 15:13 “Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya.”
Sebuah perkataan
mengenai sebuah peristiwa yang akan datang, yang belum lagi dijalani dan yang kelak
kemudian ditentang oleh murid-muridnya (misal pada
Yohanes 18:10) namun diinginkan sekali untuk terjadi oleh Yesus (lagi, misal pada
Yohanes 18:11, bandingkan
dengan Matius 16:21, Matius 17:22-23 dan Matius 20:17-19).
Jelas sekali tidak
akan atau mudah untuk dimengerti apalagi untuk diterima baik pada saat ini
apalagi ketika mereka masuk kedalam pewujudan “cinta yang agung, yang sampai
mati.” Itu!
Pada kesempatan yang terdahulu, Yesus telah berkata mengenai hal
yang sama, begini dia berkata kepada para murid-muridnya:
Yohanes 10:11 “Akulah gembala yang baik. Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya “
Ketika Yesus bertutur
tentang dirinya sebagai Gembala yang memberikan nyawanya, maka sama seperti
Yohanes 15:4 yang mengekspresikan sebuah keintiman yang tak terpisahkan kala
dia mencintai sampai mati (Yohanes 15:13), pun demikian pada Yohanes 10:11 telah dikatakannya dalam
sebuah keintiman relasi antara sang Gembala dengan domba-dombanya terjadi dalam
sebuah keintiman yang tak terpisahkan :
Yohanes 10:14 Akulah gembala yang baik dan Aku mengenal domba-domba-Ku dan domba-domba-Ku mengenal Aku
Ini bukan sebuah
mengenal yang basa-basi apalagi cuma sebuah SALING MENGENAL yang tanpa intimasi, bahkan ini terjadi dalam
sebuah intimasi yang sangat mulia dan hanya dimiliki dalam relasi Bapa dan Anak
:
Yohanes 10: 15 sama seperti Bapa mengenal Aku dan Aku mengenal Bapa......
Yesus mengenal
domba-dombanya, mengenal murid-muridnya, mengenal anda orang-orang pilihannya dalam sebuah cara yang
sangat intim, sangat diinginkan dan dalam sebuah persatuan antara sang Gembala
dan domba-dombanya. Sebuah intimasi yang tak dapat diretakan sebab terjadi
dalam sebuah persatuan kasih yang kekal dan telah diinginkannya dalam sebuah
cara yang sangat mahal:
Yohanes 10:15 ... dan Aku memberikan nyawa-Ku bagi domba-domba-Ku
Jelas sekali dalam
hal Yesus mengenal domba-dombanya dan
demikian juga sebaliknya merupakan sebuah persatuan yang bersumber dari sorga
sebab saling mengenal demikian sama seperti Bapa mengenal Yesus dan Yesus
mengenal Bapa. Hal yang senilai dengan
bagaimana Yesus mencintai murid-muridnya : Yohanes 15:9 Seperti Bapa telah
mengasihi Aku, demikianlah juga Aku telah mengasihi kamu.
Yesus mengenal dan
mengasihi murid-murid atau setiap orang
yang dipilihnya bukan dalam sebuah cara yang fana namun dalam sebuah cara yang
megah dan mulia sebab baik Yesus mengenalmu baik Yesus mengasihimu, telah dikatakan
olehnya SEPERTI BAPA TELAH MENGENAL DAN
MENGASIHI YESUS DAN SEPERTI YESUS TELAH
MENGENAL DAN MENGASIHI BAPA!
Dia adalah Gembala
yang dengan segenap keberadaannya mengarahkan dirinya kepada kawanan domba
miliknya sebagaimana telah digambarkan oleh nabi Yesaya:
Yesaya 40:11 Seperti seorang gembala Ia menggembalakan kawanan ternak-Nya dan menghimpunkannya dengan tangan-Nya; anak-anak domba dipangku-Nya, induk-induk domba dituntun-Nya dengan hati-hati.
Mengapa
cinta agung mencintai sampai mati? Para
murid-muridnya kala itu tidak
memahaminya, namun kita sekarang dalam
kasih karunianya dapat memahaminya:
Roma 5:6-11 “(6) Karena waktu kita masih lemah, Kristus telah mati untuk kita orang-orang durhaka pada waktu yang ditentukan oleh Allah.(7) Sebab tidak mudah seorang mau mati untuk orang yang benar--tetapi mungkin untuk orang yang baik ada orang yang berani mati--.(8) Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa.(9) Lebih-lebih, karena kita sekarang telah dibenarkan oleh darah-Nya, kita pasti akan diselamatkan dari murka Allah.(10) Sebab jikalau kita, ketika masih seteru, diperdamaikan dengan Allah oleh kematian Anak-Nya, lebih-lebih kita, yang sekarang telah diperdamaikan, pasti akan diselamatkan oleh hidup-Nya! (11) Dan bukan hanya itu saja! Kita malah bermegah dalam Allah oleh Yesus Kristus, Tuhan kita, sebab oleh Dia kita telah menerima pendamaian itu.
Seperti yang saya katakan,
ketika Yesus menyatakan cintanya kepada para murid adalah cinta Yesus kepada
orang-orang yang pada dasarnya telah dimurkai dan telah terjual dibawah kuasa
dosa. Mengapa Yesus ketika berkata tentang MENGENAL dan MENGASIHI harus juga
berbicara mengenai kematian, karena memang DIA TAHU APA YANG DIA AKAN LAKUKAN,
bahwa para sahabatnya-sahabatnya dan setiap orang pilihannya harus mengalami
pendamaian (sebab dia memilih kala tidak pantas untuk memperoleh pendamaian).
Setiap orang yang diipilih oleh Yesus, haruslah terlebih dahulu Bapa mendamaikan
dirinya dengan mereka oleh Yesus agar mereka secara sempurna berada
dalam persatuan dengan Yesus:
2 Korintus 5:18 Dan semuanya ini dari Allah, yang dengan perantaraan Kristus telah mendamaikan kita dengan diri-Nya dan yang telah mempercayakan pelayanan pendamaian itu kepada kami.(19) Sebab Allah mendamaikan dunia dengan diri-Nya oleh Kristus dengan tidak memperhitungkan pelanggaran mereka....”
Cinta agung sampai
mati terjadi
sebab hanya dalam cara demikian saja pendamaian atas setiap orang yang dipilih
menjadi sahabat-sahabatnya dapat terjadi. Inilah satu-satunya cara yang Allah
kehendaki sebagaimana telah Yesus tegaskan bahwa kematiannya harus terjadi; Yesus tahu sekali
dan Kasih Allah yang begitu besar itu dan berdiam penuh dalam diri Yesus
memastikan cinta agung sampai mati itu terjadi :
- Matius 16:21 Sejak waktu itu Yesus mulai menyatakan kepada murid-murid-Nya bahwa Ia harus pergi ke Yerusalem dan menanggung banyak penderitaan dari pihak tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga.
- Matius 17:22-23 Pada waktu Yesus dan murid-murid-Nya bersama-sama di Galilea, Ia berkata kepada mereka: "Anak Manusia akan diserahkan ke dalam tangan manusia. dan mereka akan membunuh Dia dan pada hari ketiga Ia akan dibangkitkan." Maka hati murid-murid-Nya itupun sedih sekali.
- Matius 20:17-19 Ketika Yesus akan pergi ke Yerusalem, Ia memanggil kedua belas murid-Nya tersendiri dan berkata kepada mereka di tengah jalan: Sekarang kita pergi ke Yerusalem dan Anak Manusia akan diserahkan kepada imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, dan mereka akan menjatuhi Dia hukuman mati. Dan mereka akan menyerahkan Dia kepada bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah, supaya Ia diolok-olokkan, disesah dan disalibkan, dan pada hari ketiga Ia akan dibangkitkan."
Ya....cinta agung sampai mati itu pada
akhirnya bangkit dari kematian (bacalah: Matius
12:40, Matius 27:63, Matius 28:5-6, Markus 16:16, Kisah Para Rasul 2:24)
setelah melakukan pendamaian. Cinta itu tidak mungkin mati sebab Yesus telah menyatakan cintanya yang
agung dan kekal “Seperti Bapa
telah mengasihi Aku, demikianlah juga Aku telah mengasihi kamu –
Yohanes 15:9.” Yesus memiliki kesetiaan yang
perkasa, sebuah kesetiaan yang tak bisa ditaklukan oleh kematian itu sendiri (bandingkan dengan 1
Korintrus 15:55).
Yesus mengalami kematian sebagaimana telah menjadi ketentuan
Bapa sendiri:
Roma 3:25 “Kristus Yesus telah ditentukan Allah menjadi jalan pendamaian karena iman, dalam darah-Nya...”
Bandingkan dengan
- Ibrani 9:14 betapa lebihnya darah Kristus, yang oleh Roh yang kekal telah mempersembahkan diri-Nya sendiri kepada Allah sebagai persembahan yang tak bercacat, akan menyucikan hati nurani kita dari perbuatan-perbuatan yang sia-sia, supaya kita dapat beribadah kepada Allah yang hidup.
- Efesus 1:7 Sebab di dalam Dia dan oleh darah-Nya kita beroleh penebusan, yaitu pengampunan dosa, menurut kekayaan kasih karunia-Nya,
- 1Petrus 1: 18-19 Sebab kamu tahu, bahwa kamu telah ditebus dari cara hidupmu yang sia-sia yang kamu warisi dari nenek moyangmu itu bukan dengan barang yang fana, bukan pula dengan perak atau emas, melainkan dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus yang sama seperti darah anak domba yang tak bernoda dan tak bercacat. Ia telah dipilih sebelum dunia dijadikan, tetapi karena kamu baru menyatakan diri-Nya pada zaman akhir.
- Yohanes 1:29 Pada keesokan harinya Yohanes melihat Yesus datang kepadanya dan ia berkata: "Lihatlah Anak domba Allah, yang menghapus dosa dunia.
- Yesaya 53:7 Dia dianiaya, tetapi dia membiarkan diri ditindas dan tidak membuka mulutnya seperti anak domba yang dibawa ke pembantaian; seperti induk domba yang kelu di depan orang-orang yang menggunting bulunya, ia tidak membuka mulutnya.
Ini adalah cinta yang
tidak bisa mati terhadap situasi apapun
dan bagaimanapun pekatnya gelap mengelilingi pengharapan itu. Ini adalah cinta
yang benar-benar telah mengenali secara
benar dan sempurna betapa rusaknya keadaan manusia-manusia itu dan juga
cinta yang benar-benar mengenali secara benar dan sempurna bagaimana seharusnya
pendamaian itu harus berlangsung sebagaimana yang Bapa kehendaki. Sebuah
pendamaian yang memberikan kehidupan, sebuah kehidupan yang
sungguh-sungguh baru:
2 Korintus 5:17 Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang
Di dalam Kritus, setiap yang ada didalam persatuan dengan Kristus adalah ciptaan baru (bandingkan dengan Yohanes 3:3, Efesus 2:10, Efesus 2:10, Efesus 4:23-24, Kolose 3:3),dimana setiap orang yang berada di dalam Kristus adalah mahluk manusia yang tidak lagi mati dalam pelanggaran-pelanggaran dosa, tidak lagi terjual di bawah kuasa dosa, dan bukan lagi anak-anak yang dimurkai!
Cinta
Yesus kepada para sahabat yang telah dipilihnya mustahil sekedar di bibir, mustahil tidak
bekerja menghasilkan sebuah cinta yang agung. Cinta Yesus kepada para murid sebagaimana Bapa mengasihi
Yesus telah menuntun Yesus untuk memberikan nyawanya kepada
sahabat-sahabatnya-yang telah dipilih olehnya sendiri. Demi para
sahabat-sahabatnya, dia melanjutkan cintanya hingga pada puncaknya dalam sebuah
pemenuhan yang meredakan murka Bapa hingga menghasilkan pendamaian yang sekaligus
membebaskan mereka dari kungkungan kuasa dosa dengan menjadikan
sahabat-sahabatnya ini sebagai ciptaan baru di dalam Dia.
Bacalah dan
renungkanlah artikel ini. Lihatlah bagaimana Bapa mengasihi sahabat-sahabat atau orang-orang pilihannya, dan bagaimana
Yesus telah menjadi Gembala yang rela
mati bagi domba-dombanya; bagaimana Yesus telah menjadikan dirinya seorang
Sahabat agung yang memiliki cinta agung sehingga rela mati bagi sahabat-sahabat
yang dikasihinya. Biarlah kemilau cintanya menyapa batinmu, biarlah dia menyapa
dirimu dan menjadikanmu sahabat-Nya, sehingga engkau menerima cintanya yang agung itu.
Sebuah cinta yang telah menuntaskan misi teragungnya :melakukan pendamaian
sehingga Bapa tidak lagi murka terhadap barangsiapa yang dikasihi oleh Yesus dan membawa anda masuk kedalam sebuah persatuan dirimu dengan Yesus secara sempurna sebagaimana Bapa dan Anak.
Amin
No comments:
Post a Comment