Oleh : Martin Simamora
Tuhan Tidak Dapat
Mencegah Manusia Untuk Berbuat Jahat?
Saya sekilas telah mendeklarasikan
bahwa ateisme dalam dosis ringan namun mematikan telah menyusup kedalam gereja;
saya menunjukan bahwa kala gereja
berkata “Tuhan tidak dapat mencegah
manusia untuk berbuat jahat,” maka racun ateisme yang digambarkan si orang gila ala Nietzchse sudah menyebar
ke seluruh organ orang percaya, penginjil bahkan si hamba Tuhan/pendeta. Pada
kesempatan ini, saya ingin mengutip seorang tokoh ateisme kaliber internasional
yang disegani reputasinya dalam upayanya “membasmi” Tuhan dan atau agama,
almarhum Christopher Hitchens.
Kutipan berikut ini saya ambil dari karyanya tersohor berjudul “GOD IS NOT GREAT : How Religion Poisons Everything,” pada bab ke 8 “The “New” Testament Exceeds the Evil of the “Old” One
:
The "New"
Testament Exceeds the Evil of the "Old" One
The work of rereading
the Old Testament is sometimes tiring but always necessary, because as one
proceeds there begin to occur some sinister premonitions. Abraham—another
ancestor of all monotheism—is ready to make a human sacrifice of his own
firstborn. And a rumor comes that "a virgin shall conceive, and bear a
son." Gradually, these two myths begin to converge. It's needful to bear
this in mind when coming to the New Testament, because if you pick up any of
the four Gospels and read them at random, it will not be long before you learn
that such and such an action or saying, attributed to Jesus, was done so that
an ancient prophecy should come true. (Speaking of the arrival of Jesus in
Jerusalem, riding astride a donkey, Matthew says in his chapter 21, verse 4,
"All of this was done, that it might be fulfilled which was spoken by the
prophet." The reference is probably to Zechariah 9:9, where it is said
that when the Messiah comes he will be riding on an ass. The Jews are still
awaiting this arrival and the Christians claim it has already taken place!) If
it should seem odd that an action should be deliberately performed in order
that a foretelling be vindicated, that is because it is odd. And it is
necessarily odd because, just like the Old Testament, the "New" one
is also a work of crude carpentry, hammered together long after its purported
events, and full of improvised attempts to make things come out right.
[Perjanjian “Baru” Jauh Melampaui Jahatnya Perjanjian “Lama”: Melakukan pembacaan berulang pada Perjanjian Lama terkadang membosankan tetapi selalu perlu,
karena manakala seseorang melakukannya, ada mulai muncul/ditemukan beberapa
keyakinan atau kepercayaan akan peristiwa-peristiwa teramat buruk yang akan
terjadi di masa mendatang. Abraham—moyang lainnya bagi semua monoteisme—sedang bersiap
untuk mengadakan sebuah kurban manusia, anak kandung pertamanya. Dan sebuah
rumor tampil bahwa “seorang perawan akan mengandung, dan melahirkan seorang
putera.”
Secara bertahap, dua mitos ini mulai bergerak menuju satu titik
pertemuan. Adalah perlu untuk mengingat
hal ini dalam benak ketika beralih ke Perjanjian Baru, karena jika anda memilih
injil manapun dari empat injil dan membacanya secara acak, tidak akan berlama-lama
sebelum anda mempelajari berbagai macam tindakan dan perkataan yang
diatributkan pada yesus, telah dilakukan sehingga sebuah nubuat kuno menjadi
terwujud. (Berbicara kedatangan Yesus ke
Yerusalem dengan menunggangi seekor keledai, Matius berkata dalam bab 21, ayat
4,” Hal itu terjadi supaya genaplah firman yang disampaikan oleh nabi.”
Rujukannya berangkali pada Zakaria 9:9, dimana dikatakan bahwa ketika Mesias
datang dia akan menunggangi seekor keledai. Orang-orang Yahudi masih menantikan
kedatangan ini dan orang-orang Kristen mengklaim bahwa peristiwa ini telah terjadi!).
Jika hal ini sedemikian
janggal dimana sebuah aksi harus secara sengaja dilaksanakan agar supaya sebuah
ramalan terbukti benar, hal itu karena memang janggal adanya. Dan memang
sewajarnyalah janggal karena, tepat seperti Perjanjian Lama, Perjanjian “Baru”
juga merupakan sebuah karya konstruksi
yang keji, dan penuh dengan upaya-upaya yang diimprovisasi untuk membuat
hal-hal bergulir secara benar.]