Oleh: Martin Simamora
Sepuluh Bagian Keempat
Mereka Akan Berperang Melawan Anak
Domba Sampai Segala Firman Allah Telah Digenapi
(Lebih
dulu di “Bible Alone”-Rabu, 15 September 2016- telah diedit dan dikoreksi)
Bacalah lebih
dulu: “bagian 39”
Pada dasarnya ada 2 yang
menyatakan di dunia ini apakah
tujuan atau agenda Allah
atas manusia-manusia di dunia
“biarlah gandum dan lalang tumbuh bersama” ini
agar dilakukan, ditaati dan dihidupi hingga kesudahan hidupnya. Mari kita
perhatikan 2 yang menyatakannya:
Pertama:
Yesus Sang Mesias:
“Dalam hal inilah Bapa-Ku dipermuliakan, yaitu jika kamu berbuah banyak dan dengan demikian kamu adalah
murid-murid-Ku”- Yohanes 15:18 [juga lihat: Matius 5:16; Yohanes 8:31; 2
Yohanes 1:9]
Kedua:
Roh Kudus Sang Penolong:
“Dan kalau Ia datang, Ia akan menginsafkan dunia akan dosa, kebenaran dan penghakiman; akan dosa,
karena mereka tetap tidak percaya kepada-Ku;
akan kebenaran, karena Aku pergi kepada Bapa dan kamu tidak
melihat Aku lagi; akan penghakiman, karena penguasa dunia ini
telah dihukum.”- Yohanes 16:8-11
“Ia
akan memuliakan Aku, sebab Ia akan memberitakan kepadamu apa yang diterimanya dari pada-Ku”-
Yohanes 16:14
“Segala sesuatu yang Bapa punya, adalah Aku
punya; sebab itu Aku berkata:
Ia akan memberitakan
kepadamu apa yang diterimanya dari pada-Ku."-Yohanes
16:15
Keduanya memang diutus
oleh Bapa untuk datang ke dalam dunia ini (Yesus Sang Mesias: Yohanes 6:38; Yohanes 3:17; Yohanes 4:34;
Yohanes 5:30; Yohanes 6:29; Yohanes
6:42; Yohanes 6;57; Yohanes 16:5- juga lihat: Ibrani 1:6; Ibrani 10:5; Roh
Kudus Sang Penolong: Yohanes 14:16-17; Yohanes 14:26; Yohanes 15:26; Kisah Para
Rasul 1:4) untuk berbicara atau bersabda bagi dunia agar dipercaya, diterima
dan ditaati sebagai kebenaran abadi dan kekal. Kekal sebab baik Anak dan Roh
Kudus adalah kekal; Anak kekal adanya dan bersama-sama dengan Bapa
sepemerintahan dan saling mengasihi satu
sama lain dan memiliki kehormatan yang sama satu sama lainnya (Yohanes 6:62;
Yohanes 15:9; Yohanes 5:20; Yohanes 5:21; Yohanes 5:22-23; Yohanes 5:26) dan
demikian juga dengan Roh Kudus!
Karena itulah,
sebagaimana baik Anak dan Roh Kudus tak pernah sama sekali menyatakan kebenaran
sebagaimana pada konsepsi yang diajukan oleh pendeta Dr. Erastus Sabadono: bahwa
Allah bercelah di hadapan iblis terkait pembuktian Corpus Delicti, maka siapakah
manusia yang dapat berdiri dan melawan sabda yang diucapkan baik Anak dan Roh
Kudus sebagaimana dikehendaki oleh Bapa?
Bahkan kitab Wahyu
secara fundamental menunjukan apakah tujuan kedatangan Yesus Sang Mesias untuk kedua kalinya itu, apakah mengandung
problem sebagaimana konspesi pendeta Dr. Erastus Sabdono: “Allah bercelah
dihadapan iblis sehingga akan terlebih dahulu memeriksa anak-anak Allah yang
mau menjadi corpus delicti itu, setelah dibangkitkan dari kematian, diperiksa
kelayakannya dan kemudian di serahkan kepada Bapa yang masih bercelah dihadapan
iblis?” Apakah sebagaimana konsepsi pendeta Erastus Sabdono, Kitab Wahyu
bersaksi? Mari kita memperhatikan sejumlah pernyataan-pernyataan prinsip di
dalam Wahyu yang menunjukan siapakah Yesus dan apakah tujuan kedatangannya sama
sekali tak ada mengandung
problem “Allah bercelah dihadapan iblis
terkait pembuktian corpus delicti sebagai
dasar untuk membinasakan iblis yang mana hingga kini Allah tidak
memiliki kemampuan untuk membuktikan kesalahan iblis secara telak”:
“dan dari Yesus Kristus, Saksi yang setia,
yang pertama bangkit dari antara orang mati dan yang berkuasa atas raja-raja
bumi ini. Bagi Dia, yang mengasihi kita dan yang telah melepaskan kita dari
dosa kita oleh darah-Nya-- dan yang telah membuat kita menjadi suatu kerajaan, menjadi imam-imam bagi Allah,
Bapa-Nya, --bagi Dialah kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya. Amin. Lihatlah,
Ia datang dengan awan-awan dan setiap mata akan melihat Dia, juga mereka yang
telah menikam Dia. Dan semua bangsa di bumi akan meratapi Dia. Ya, amin. Aku adalah Alfa dan Omega, firman
Tuhan Allah, yang ada dan yang sudah ada dan yang akan datang, Yang
Mahakuasa.”- Wahyu 1:5-8
“Sesungguhnya
Aku datang segera dan Aku membawa upah-Ku untuk membalaskan kepada setiap orang
menurut perbuatannya. Aku adalah Alfa
dan Omega, Yang Pertama dan Yang Terkemudian, Yang Awal dan Yang Akhir."
Berbahagialah mereka yang membasuh jubahnya. Mereka akan memperoleh hak atas
pohon-pohon kehidupan dan masuk melalui pintu-pintu gerbang ke dalam kota itu. Tetapi
anjing-anjing dan tukang-tukang sihir, orang-orang sundal, orang-orang
pembunuh, penyembah-penyembah berhala dan setiap orang yang mencintai dusta dan
yang melakukannya, tinggal di luar. Aku,
Yesus, telah mengutus malaikat-Ku
untuk memberi kesaksian tentang semuanya ini kepadamu bagi jemaat-jemaat. Aku adalah
tunas, yaitu keturunan Daud,
bintang timur yang gilang-gemilang.
Roh
dan pengantin perempuan itu berkata:
"Marilah!" Dan barangsiapa
yang mendengarnya, hendaklah ia berkata: "Marilah!" Dan barangsiapa yang haus, hendaklah ia datang,
dan barangsiapa yang mau, hendaklah ia mengambil air kehidupan dengan cuma-cuma!
Aku bersaksi kepada setiap orang yang mendengar perkataan-perkataan nubuat dari
kitab ini: "Jika seorang menambahkan sesuatu kepada perkataan-perkataan
ini, maka Allah akan menambahkan kepadanya malapetaka-malapetaka yang tertulis
di dalam kitab ini. Dan jikalau seorang mengurangkan sesuatu dari
perkataan-perkataan dari kitab nubuat ini, maka Allah akan mengambil bagiannya
dari pohon kehidupan dan dari kota kudus, seperti yang tertulis di dalam kitab
ini." Ia yang memberi kesaksian tentang semuanya ini, berfirman: "Ya, Aku datang segera!" Amin,
datanglah, Tuhan Yesus! Kasih
karunia Tuhan Yesus menyertai kamu sekalian! Amin.- Wahyu 22:12-21
Kitab Wahyu sejak
permulaan hingga kesudahannya menunjukan kemahakuasaan yang begitu sempurna
pada diri Bapa, Anak dan Roh Kudus. Tak
ada problem Allah bercelah di hadapan iblis sehingga sampai perlu Allah perlu
mendesain sebuah agenda dalam penciptaan manusia yang terkait kebercelahan
Allah di hadapan iblis. Bahkan iblis pun tak pernah memiliki gagasan
sebagaimana yang dipikirkan oleh pendeta Dr. Erastus Sabdono sebab Sang Firman
Allah digambarkan sebagai hakim yang melakukan penghakiman dan pembinasaan
terhadap kejahatan di dalam rejim atau pemerintahan iblis di dunia ini dengan
syarat pembuktian Corpus Delicti atau Allah harus terlebih dahulu membuktikan
kesalahan iblis dengan barang bukti yang disediakan oleh para manusia anak-anak
Allah. Sebaliknya Anak begitu berkuasa untuk menghakimi dan mengadakan
perhitungan atas kejahatan:
Lalu
aku melihat sorga terbuka: sesungguhnya, ada seekor kuda putih; dan Ia yang
menungganginya bernama: "Yang Setia dan Yang Benar", Ia menghakimi
dan berperang dengan adil. Dan mata-Nya bagaikan nyala api dan di atas
kepala-Nya terdapat banyak mahkota dan pada-Nya ada tertulis suatu nama yang
tidak diketahui seorangpun, kecuali Ia sendiri. Dan Ia memakai jubah yang telah dicelup dalam darah dan nama-Nya ialah: "Firman Allah."
Dan semua pasukan yang di sorga mengikuti Dia;
mereka menunggang kuda putih dan memakai lenan halus yang putih bersih. Dan
dari mulut-Nya keluarlah sebilah pedang tajam yang akan memukul segala bangsa.
Dan Ia akan menggembalakan mereka dengan gada besi dan Ia akan memeras anggur
dalam kilangan anggur, yaitu kegeraman murka Allah, Yang Mahakuasa. Dan pada
jubah-Nya dan paha-Nya tertulis suatu nama, yaitu: "Raja segala raja dan Tuan di atas
segala tuan."
Dia adalah Raja
segala raja dan Tuan di atas segala
tuan! Dengan kata lain tak ada satu kuasa dan kekuatan yang dapat berdiri
setara dengannya seolah ia iblis tak bercelah dan malah begitu berkuasa atas
Anak sehingga membutuhkan pertolongan
anak-anak Allah untuk membungkam iblis!
Demikian juga kepada
7 gereja di Asia, Yesus Sang Mesias tak pernah sedikit pun memberitahukan
sebuah problem yang belakangan baru diketahuinya bahwa Allah bercelah di
hadapan iblis karena ia sebetulnya tak berkuasa atas iblis untuk begitu saja
menaklukan iblis. Jika kita membaca 7 surat kepada 7 gereja atau jemaat di Asia
di Wahyu 2:1-3:22, yang tersaji
justru Sang Kristus yang sedang menggembalakan gereja-Nya, sedang menegur gereja-Nya
agar memperhatikan bagaimana seharusnya hidup di dunia ini bagi
kemuliaan-Nya. Misalkan saja 3 diantaranya:
“Tuliskanlah
kepada malaikat jemaat di Efesus: Inilah firman dari Dia, yang memegang
ketujuh bintang itu di tangan kanan-Nya dan berjalan di antara ketujuh kaki
dian emas itu. Aku tahu segala pekerjaanmu: baik jerih payahmu maupun
ketekunanmu. Aku tahu, bahwa engkau tidak dapat sabar terhadap orang-orang
jahat, bahwa engkau telah mencobai mereka yang menyebut dirinya rasul, tetapi
yang sebenarnya tidak demikian, bahwa engkau telah mendapati mereka pendusta. Dan
engkau tetap sabar dan menderita oleh karena nama-Ku; dan engkau tidak mengenal
lelah. Namun demikian Aku mencela
engkau, karena engkau telah
meninggalkan kasihmu yang semula. Sebab itu ingatlah betapa
dalamnya engkau telah jatuh! Bertobatlah
dan lakukanlah lagi apa yang semula
engkau lakukan. Jika tidak demikian, Aku akan datang kepadamu dan
Aku akan mengambil kaki dianmu dari tempatnya, jikalau engkau tidak bertobat.-
Wahyu 2:1-5
“Dan
tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Smirna: Inilah
firman dari Yang Awal dan Yang Akhir, yang telah mati dan hidup kembali: Aku
tahu kesusahanmu dan kemiskinanmu--namun engkau kaya--dan fitnah mereka, yang
menyebut dirinya orang Yahudi, tetapi yang sebenarnya tidak demikian:
sebaliknya mereka adalah jemaah Iblis. Jangan takut terhadap apa
yang harus engkau derita! Sesungguhnya Iblis akan melemparkan beberapa orang
dari antaramu ke dalam penjara supaya kamu dicobai dan kamu akan beroleh
kesusahan selama sepuluh hari. Hendaklah engkau setia sampai mati, dan Aku akan
mengaruniakan kepadamu mahkota kehidupan. Siapa bertelinga, hendaklah ia
mendengarkan apa yang dikatakan Roh kepada jemaat-jemaat: Barangsiapa menang, ia tidak akan menderita apa-apa oleh kematian
yang kedua."- Wahyu 2:8-11
Dan
tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Pergamus: Inilah
firman Dia, yang memakai pedang yang tajam dan bermata dua: Aku tahu di mana
engkau diam, yaitu di sana, di tempat takhta Iblis; dan engkau
berpegang kepada nama-Ku, dan engkau tidak menyangkal imanmu kepada-Ku, juga
tidak pada zaman Antipas, saksi-Ku, yang setia kepada-Ku, yang dibunuh di
hadapan kamu, di mana Iblis diam. Tetapi Aku mempunyai beberapa keberatan
terhadap engkau: di antaramu ada beberapa orang yang menganut ajaran Bileam,
yang memberi nasihat kepada Balak untuk menyesatkan orang Israel, supaya mereka
makan persembahan berhala dan berbuat zinah. Demikian juga ada padamu
orang-orang yang berpegang kepada ajaran pengikut Nikolaus. Sebab itu
bertobatlah! Jika tidak demikian, Aku akan segera datang kepadamu
dan Aku akan memerangi mereka dengan pedang yang di mulut-Ku ini. Siapa
bertelinga, hendaklah ia mendengarkan apa yang dikatakan Roh kepada jemaat-jemaat: Barangsiapa menang,
kepadanya akan Kuberikan dari manna yang tersembunyi; dan Aku akan
mengaruniakan kepadanya batu putih, yang di atasnya tertulis nama baru, yang
tidak diketahui oleh siapapun, selain oleh yang menerimanya."- Wahyu
2;12-17
Bahwa memang tidak
ada sama sekali problem pembuktian corpus delicti sebagaimana konsepsi pendeta
Dr. Erastus Sabdono, dapat kita lihat pada
penglihatan akhir zaman dan bumi dan
langit baru (Wahyu 4:1-22:5). Misalkan saja diantaranya:
Kemudian
dari pada itu aku melihat: Sesungguhnya, sebuah pintu terbuka di sorga dan
suara yang dahulu yang telah kudengar, berkata kepadaku seperti bunyi
sangkakala, katanya: Naiklah ke mari dan Aku akan menunjukkan kepadamu apa yang
harus terjadi sesudah ini. Segera aku dikuasai oleh Roh dan lihatlah, sebuah
takhta terdiri di sorga, dan di takhta itu duduk Seorang. Dan
Dia yang duduk di takhta itu nampaknya bagaikan permata yaspis dan permata
sardis; dan suatu pelangi melingkungi takhta itu gilang-gemilang bagaikan
zamrud rupanya. Dan sekeliling takhta itu ada dua puluh empat takhta, dan di
takhta-takhta itu duduk dua puluh empat tua-tua, yang memakai pakaian putih dan
mahkota emas di kepala mereka. Dan dari takhta itu keluar kilat dan bunyi guruh
yang menderu, dan tujuh obor menyala-nyala di hadapan takhta itu: itulah
ketujuh Roh Allah. Dan di hadapan takhta itu ada lautan kaca bagaikan kristal;
di tengah-tengah takhta itu dan di sekelilingnya ada empat makhluk penuh dengan
mata, di sebelah muka dan di sebelah belakang. Adapun makhluk yang pertama sama
seperti singa, dan makhluk yang kedua sama seperti anak lembu, dan makhluk yang
ketiga mempunyai muka seperti muka manusia, dan makhluk yang keempat sama
seperti burung nasar yang sedang terbang. Dan keempat makhluk itu masing-masing
bersayap enam, sekelilingnya dan di sebelah dalamnya penuh dengan mata, dan
dengan tidak berhenti-hentinya mereka berseru siang dan malam: "Kudus, kudus, kuduslah
Tuhan Allah, Yang Mahakuasa, yang sudah ada dan yang ada dan yang akan datang."
Dan setiap kali makhluk-makhluk itu mempersembahkan puji-pujian, dan hormat dan
ucapan syukur kepada Dia, yang duduk di atas takhta itu dan yang hidup sampai
selama-lamanya, maka tersungkurlah kedua puluh empat tua-tua itu di hadapan Dia
yang duduk di atas takhta itu, dan mereka menyembah Dia yang hidup sampai
selama-lamanya. Dan mereka melemparkan mahkotanya di hadapan takhta itu, sambil
berkata: Ya Tuhan dan Allah kami, Engkau layak menerima puji-pujian dan hormat
dan kuasa; sebab Engkau telah menciptakan segala sesuatu; dan oleh karena kehendak-Mu
semuanya itu ada dan diciptakan.- Wahyu 4:1-11
Apa
yang diserukan siang dan malam,
ternyata, bukan semacam: “corpus delicti, corpus delicti, corpus
delicti, bukti sempurna dan mulia yang sanggup membungkam iblis sudah ada, dan
yang ada dan yang akan datang.”
Tak
ada sama sekali sebuah problem Allah di dalam kehidupan para penghuni sorgawi
tersebut.
Di sorga apa yang
sangat dinantikan-nantikan bukan anak-anak Allah yang sukses mau menjadi corpus
delicti sehingga dapat membungkam iblis dan dengan demikian membantu Allah
menutupi kebercelahannya di hadapan iblis. Di sorga apa yang begitu
dinanti-nantikan adalah satu-satunya Anak Domba Allah yang penuh kuasa dan
mahakuasa, satu-satunya yang berkuasa untuk melakukan apa yang hanya Dialah
yang berhak melakukannya:
“Maka
aku melihat di tangan kanan Dia yang duduk di atas takhta itu, sebuah gulungan
kitab, yang ditulisi sebelah dalam dan sebelah luarnya dan dimeterai dengan
tujuh meterai. Dan aku melihat seorang malaikat yang gagah, yang berseru dengan suara
nyaring, katanya: "Siapakah yang layak membuka gulungan kitab itu dan membuka
meterai-meterainya?" Tetapi tidak
ada seorangpun yang di sorga atau yang di bumi atau yang di
bawah bumi, yang dapat membuka gulungan kitab itu atau yang
dapat melihat sebelah dalamnya. Maka menangislah aku dengan amat sedihnya,
karena tidak ada seorangpun yang dianggap
layak untuk membuka gulungan kitab itu ataupun melihat sebelah
dalamnya. Lalu berkatalah seorang dari tua-tua itu kepadaku: "Jangan
engkau menangis! Sesungguhnya, singa dari suku Yehuda, yaitu tunas Daud, telah
menang, sehingga Ia dapat membuka gulungan kitab itu dan membuka ketujuh
meterainya." Maka aku melihat di tengah-tengah takhta dan keempat makhluk itu dan di
tengah-tengah tua-tua itu berdiri seekor Anak Domba seperti telah disembelih,
bertanduk tujuh dan bermata tujuh: itulah ketujuh Roh Allah yang diutus
ke seluruh bumi. Lalu datanglah Anak Domba itu dan menerima gulungan kitab itu dari
tangan Dia yang duduk di atas takhta itu. Ketika Ia mengambil
gulungan kitab itu, tersungkurlah keempat makhluk dan kedua puluh empat tua-tua
itu di hadapan Anak Domba itu, masing-masing memegang satu kecapi dan satu
cawan emas, penuh dengan kemenyan: itulah doa orang-orang kudus. Dan mereka
menyanyikan suatu nyanyian baru katanya: "Engkau layak menerima gulungan
kitab itu dan membuka meterai-meterainya; karena Engkau
telah disembelih dan dengan darah-Mu Engkau telah membeli mereka bagi Allah
dari tiap-tiap suku dan bahasa dan kaum dan bangsa. Dan Engkau telah membuat
mereka menjadi suatu kerajaan, dan menjadi imam-imam bagi Allah kita,
dan mereka akan memerintah sebagai raja di bumi." Maka aku melihat dan
mendengar suara banyak malaikat sekeliling takhta, makhluk-makhluk dan tua-tua
itu; jumlah mereka berlaksa-laksa dan beribu-ribu laksa, katanya dengan suara
nyaring: "Anak Domba yang disembelih itu layak untuk menerima kuasa, dan
kekayaan, dan hikmat, dan kekuatan, dan hormat, dan kemuliaan, dan
puji-pujian!" Dan aku mendengar semua makhluk yang di sorga dan yang di
bumi dan yang di bawah bumi dan yang di laut dan semua yang ada di dalamnya,
berkata: "Bagi Dia yang duduk di atas takhta dan bagi Anak Domba, adalah
puji-pujian dan hormat dan kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya!"
Dan keempat makhluk itu berkata: "Amin". Dan tua-tua itu jatuh
tersungkur dan menyembah.- Wahyu 5:1-14
Adakah
di sini Allah mengutus Anak untuk menjadi corpus delicti bagi anak-anak Allah
dari segala bangsa dalam relasi agar mereka mau menjadi corpus delicti bagi
Allah di hadapan iblis? Membantu Allah yang
bercelah dan tak berdaya di hadapan iblis? Tidak sama sekali, sebab
beginilah tujuan Allah dalam mengutus Anak ke dalam dunia ini:
“Engkau
telah disembelih dan dengan darah-Mu Engkau telah membeli mereka bagi
Allah dari tiap-tiap suku dan bahasa dan kaum dan bangsa. Dan Engkau telah
membuat mereka menjadi suatu kerajaan,
dan menjadi imam-imam bagi Allah kita,…”
Tak
ada, kelak pada saat-Nya, seruan-seruan menderu yang memuliakan diri anak-anak Allah itu
sendiri, seperti “ kemenangan bagi Allah
kita telah berada di tangan kami yang telah begitu setia, setia sampai mati
untuk mau menjadi corpus delicti atau barang bukti yang menunjukan iblis memang
bersalah di dalam pengadilan Allah.” Sebaliknya ada, kelak pada saat-Nya,
seruan-seruan menderu yang memuliakan Yesus Sang Anak Domba. Perhatikanlah
berikut ini:
“Kemudian dari pada itu aku melihat:
sesungguhnya, suatu kumpulan besar orang
banyak yang tidak dapat terhitung banyaknya, dari segala bangsa dan suku dan
kaum dan bahasa, berdiri di
hadapan takhta dan di hadapan Anak
Domba, memakai jubah putih
dan memegang daun-daun palem di tangan mereka. Dan dengan suara
nyaring mereka berseru: "Keselamatan bagi Allah kami yang duduk di atas takhta dan
bagi Anak Domba!" Dan semua malaikat berdiri mengelilingi
takhta dan tua-tua dan keempat makhluk itu; mereka tersungkur di hadapan takhta
itu dan menyembah Allah, sambil berkata: "Amin! puji-pujian dan kemuliaan,
dan hikmat dan syukur, dan hormat dan kekuasaan dan kekuatan bagi Allah kita
sampai selama-lamanya! Amin!"- Wahyu 7:9-12
Alih-alih menjadi
corpus delicti hingga mati demi membungkam iblis di hadapan Allah sebagaimana
konsepsi pendeta Dr. Erastus Sabdono, di sini anak-anak Allah digambarkan
sebagai BARANG BUKTI atau Corpus Delicti
yang menunjukan kesuksesan tak bercelah Anak Domba membebaskan manusia-manusia
segala bangsa dari perbudakan iblis dengan
cara membinasakan pemerintahan maut oleh iblis dalam kematian dan
kebangkitannya di bumi,sehingga mau menjadi pengikut Kristus: “memakai
jubah putih dan memegang daun-daun palem.” Perhatikan kesaksian berikut
ini:
“Dan
seorang dari antara tua-tua itu berkata kepadaku: "Siapakah mereka yang memakai jubah putih itu dan dari
manakah mereka datang?" Maka kataku kepadanya: "Tuanku, tuan
mengetahuinya." Lalu ia berkata kepadaku: "Mereka ini adalah orang-orang yang keluar dari kesusahan
yang besar; dan mereka telah mencuci
jubah mereka dan membuatnya putih di dalam darah Anak Domba.
Karena itu mereka berdiri di hadapan takhta Allah dan melayani
Dia siang malam di Bait Suci-Nya. Dan Ia yang duduk di atas takhta
itu akan membentangkan kemah-Nya di atas mereka. Mereka tidak akan menderita lapar dan dahaga lagi, dan matahari atau
panas terik tidak akan menimpa mereka lagi. Sebab Anak Domba yang di
tengah-tengah takhta itu, akan menggembalakan mereka dan akan menuntun mereka
ke mata air kehidupan. Dan Allah akan menghapus segala air mata dari
mata mereka."- Wahyu 7:9-17
Jelas
sekali apakah relasi antara anak-anak Allah
terhadap Anak Domba itu? Bukan dalam relasi pembuktian corpus delicti
dan bukan dalam agende penciptaan Allah terkait pembuktian corpus delicti demi
membantu Allah yang bercelah di hadapan iblis, tetapi inilah hubungan antara
keduanya: “Anak Domba yang di tengah-tengah takhta itu, akan menggembalakan mereka
dan akan menuntun mereka ke mata air kehidupan.”
Dan berbicara tentang rahasia Allah atau apa yang
belum semua hal terbukakan secara jelas, sebab masih menantikan
penggenapan-Nya, telah dijaminkan dan telah dipastikan bahwa apapun rahasia
Allah itu dalam kedalamannya, keluasannya dan ketinggiannya, pasti tidak akan
bertentangan dengan apa yang telah
dituliskan oleh para nabi di dalam Kitab Suci yang menuliskan tentang Mesias,
tetapi rahasia itu sendiri berpondasi
pada apa yang telah disabdakan Allah kepada para nabi kudus-Nya. Perhatikanlah hal berikut ini:
Tetapi
pada waktu bunyi sangkakala dari malaikat yang ketujuh, yaitu apabila ia meniup
sangkakalanya, maka akan genaplah
keputusan rahasia Allah, seperti
yang telah Ia beritakan kepada hamba-hamba-Nya,
yaitu para
nabi."-Wahyu 10:7
Harus
diperhatikan bahwa di dalam Kitab Wahyu terdapat hubungan yang begitu penuh
kasih dan begitu penuh pengharapan pada diri para nabi Allah yang kudus dengan
Sang Anak Domba. Perhatikan berikut ini:
dan
semua bangsa telah marah, tetapi amarah-Mu telah datang dan saat bagi
orang-orang mati untuk dihakimi dan untuk memberi upah kepada hamba-hamba-Mu, nabi-nabi
dan orang-orang kudus dan kepada mereka
yang takut akan nama-Mu, kepada orang-orang kecil dan orang-orang besar
dan untuk membinasakan barangsiapa yang membinasakan bumi."- Wahyu 11:18
bahkan
di sini pun dinyatakan bahwa relasi antara Allah dengan manusia, bukan sama
sekali membutuhkan manusia untuk menjadi corpus delicti sehingga dapat menyediakan
bagi Allah sebuah barang bukti atau corpus delicti yang menunjukan kejahatan
iblis secara telak. Bukan sama sekali, tetapi Allah yang memberikan upah! Jadi
tak ada problem Allah di hadapan iblis!
Mengapakah Iblis Tak Segera Dibinasakan Sekalipun Yesus Kristus Telah Membinasakan
Perhambaan Maut atas Semua Manusia Pada Peristiwa Salib; Mengapakah Tak Segera Dibinasakan Juga
Eksistensi Iblis dan Kerajaannya Seketika itu Juga?
Bahkan di Kitab Wahyu, begitu jelas dan begitu gamblang,
mengapakah iblis begitu bebas dan tidak segera dibinasakan oleh Allah? Jika memang Yesus Sang Mesias itu telah
membinasakan pemerintahan maut, mengapa terlihat setengah kerja? Mengapa tidak
secara total saja, yaitu: binasakanlah pemerintahan maut atas manusia dan binasakanlah juga eksistensi iblis dan
kerajaannya itu sendiri, sehingga terjadilah sebuah kenihilan eksistensi iblis
pada segala spektrumnya! Coba perhatikanlah ini:
Mereka akan berperang melawan Anak Domba. Tetapi Anak Domba akan mengalahkan mereka,
karena Ia adalah Tuan di atas segala tuan dan Raja di atas segala raja. Mereka
bersama-sama dengan Dia juga akan menang, yaitu mereka
yang terpanggil, yang telah dipilih dan yang setia." Lalu ia berkata
kepadaku: "Semua air yang telah kaulihat, di mana wanita pelacur itu
duduk, adalah bangsa-bangsa dan rakyat banyak dan kaum dan bahasa. Dan
kesepuluh tanduk yang telah kaulihat itu serta binatang itu akan membenci
pelacur itu dan mereka akan membuat dia menjadi sunyi dan telanjang, dan mereka
akan memakan dagingnya dan membakarnya dengan api. “Sebab Allah telah menerangi
hati mereka untuk melakukan kehendak-Nya dengan seia sekata dan untuk
memberikan pemerintahan mereka kepada binatang itu, sampai segala firman
Allah telah digenapi.”- Wahyu 17:14-17
Kita
menemukan “akan mengalahkan mereka” dan “mereka bersama-sama dengan Dia juga akan menang, yaitu mereka yang terpanggil, yang telah dipilih dan yang setia,” yang merupakan momentum-momentum atau penggenapan-penggenapan
yang masih menantikan penggenapannya! Uniknya, penggenapan-penggenapan pada kedua “akan” tersebut bukanlah sebuah
periode waktu yang tak terbatas dan tak ada satu pihak yang menguasainya,
sebaliknya memiliki batasan waktu yang bahkan definitif atau sudah ditentukan
sebelumnya pada kesudahannya dan pada siapakah kemenangan itu. Mengapa harus
dikatakan definitif dan sudah ditentukan sebelumnya? Karena kedua "akan" di situ akan berakhir dan
berkesudahan sebagaimana yang telah Allah maksudkan atau difirmankan-Nya: “sampai
segala firman Allah telah digenapi.”
Bukan
saja tak ada problem Allah bercelah dihadapan iblis sebagaimana diusungkan oleh
konsepsi yang dibangun oleh pendeta Dr. Erastus Sabdono, tetapi Allah begitu
berdaulat menentukan iblis dan kerajaannya di dunia ini sebagai yang memegang
bukan saja “kerangka waktu” tetapi “kedefinitifan kesudahannya.”
Selesai
Segala Kemuliaan Hanya Bagi Allah
No comments:
Post a Comment