Oleh: Martin Simamora
Sepuluh Bagian Keempat
Yesus Sang Mesias Menyajikan
Corpus Delictinya Atau Barang Bukti Yang
Menunjukan Bahwa Ia datang Untuk Untuk Membebaskan Manusia Dari Perhambaan Maut
(Lebih
dulu di “Bible Alone”-Jumat, 10 September 2016- telah diedit dan dikoreksi)
Saint Thomas Putting
his Finger on Christ's Wound
Bacalah lebih
dulu: “bagian 36”
Oleh karena itulah,
sebagaimana telah Yesus sabdakan maka demikianlah para rasul mengajarkan relasi
antara Yesus Sang Mesias terhadap setiap anak-anak Allah berdasarkan atau
berpondasi pada realitas Yesus Kristus
adalah penakluk iblis beserta kerajaannya dan pembebas manusia yang menjadi anak-anak Allah.
Perhatikanlah sejumlah pengajaran yang disampaikan oleh para rasul Kristus
berikut ini:
“Lalu mulailah Petrus berbicara, katanya:
"Sesungguhnya aku telah mengerti, bahwa Allah tidak membedakan orang. Setiap
orang dari bangsa manapun yang takut akan Dia dan yang mengamalkan
kebenaran berkenan kepada-Nya. Itulah firman yang Ia suruh
sampaikan kepada orang-orang Israel, yaitu firman yang memberitakan damai
sejahtera oleh Yesus Kristus, yang adalah Tuhan dari semua orang. Kamu
tahu tentang segala sesuatu yang terjadi di seluruh tanah Yudea, mulai dari Galilea, sesudah
baptisan yang diberitakan oleh Yohanes, yaitu tentang Yesus dari Nazaret:
bagaimana Allah mengurapi Dia dengan Roh
Kudus dan kuat kuasa, Dia, yang berjalan berkeliling sambil berbuat baik
dan menyembuhkan semua orang yang dikuasai Iblis,
sebab Allah menyertai Dia. Dan kami adalah saksi
dari segala sesuatu yang diperbuat-Nya di tanah Yudea maupun di Yerusalem; dan mereka telah membunuh Dia dan
menggantung Dia pada kayu salib. Yesus itu telah dibangkitkan Allah pada hari
yang ketiga, dan Allah berkenan, bahwa Ia menampakkan diri, bukan kepada
seluruh bangsa, tetapi kepada saksi-saksi, yang sebelumnya telah ditunjuk oleh
Allah, yaitu kepada kami yang telah makan dan minum bersama-sama dengan Dia,
setelah Ia bangkit dari antara orang mati. Dan Ia telah menugaskan kami memberitakan
kepada seluruh bangsa dan bersaksi, bahwa Dialah yang ditentukan
Allah menjadi Hakim atas orang-orang hidup dan orang-orang mati. Tentang Dialah semua nabi bersaksi, bahwa barangsiapa percaya kepada-Nya, ia akan mendapat
pengampunan dosa oleh karena nama-Nya. Ketika Petrus sedang
berkata demikian, turunlah Roh Kudus ke atas semua orang yang mendengarkan
pemberitaan itu. "- Kisah Para Rasul 10:34-44
Pemberitaan
injil yang dilakukan para rasul adalah berdasarkan apa yang dikatakan
dan dilakukan oleh
Yesus: “kami adalah saksi dari
segala sesuatu yang diperbuat-Nya,” yang mana
didalamnya mencakup:” Dia, yang berjalan berkeliling
sambil berbuat baik dan menyembuhkan semua orang yang dikuasai Iblis”
dan “pengampunan dosa berdasarkan diri
Yesus –nama-Nya. Pemberitaan oleh para rasul Kristus dalam sebuah relasi
yang begitu khusus dan mulia antara para rasul dengan Yesus Sang Mesias mereka
dan hanya dialami oleh mereka, yaitu: perjumpaan dengan Yesus yang telah
menaklukan maut: “Yesus itu telah
dibangkitkan Allah pada hari yang ketiga, dan Allah berkenan, bahwa Ia
menampakkan diri, bukan kepada seluruh bangsa, tetapi kepada saksi-saksi, yang
sebelumnya telah ditunjuk oleh Allah, yaitu kepada kami yang telah makan dan
minum bersama-sama dengan Dia” merupakan kebenaran yang telah begitu lama disaksikan para nabi sejak
dahulu.
Demikian juga dengan
ini:
Anak-anakku,
janganlah membiarkan seorangpun menyesatkan kamu. Barangsiapa yang berbuat
kebenaran adalah benar, sama seperti Kristus adalah benar; barangsiapa yang
tetap berbuat dosa, berasal dari Iblis, sebab Iblis berbuat dosa dari mulanya. Untuk inilah Anak Allah menyatakan
diri-Nya, yaitu supaya Ia membinasakan perbuatan-perbuatan Iblis itu. Setiap orang yang lahir dari
Allah, tidak berbuat dosa lagi; sebab benih ilahi tetap ada di dalam dia dan ia
tidak dapat berbuat dosa, karena ia lahir dari Allah.- 1 Yohanes 3:6-8
Karena
anak-anak itu adalah anak-anak dari darah dan daging, maka Ia juga menjadi sama
dengan mereka dan mendapat bagian dalam keadaan mereka, supaya oleh
kematian-Nya Ia memusnahkan dia, yaitu Iblis,
yang
berkuasa atas maut; dan supaya
dengan
jalan demikian Ia membebaskan mereka yang seumur hidupnya berada dalam perhambaan oleh karena takutnya kepada maut.- Ibrani 2:14-15
Relasi
langsung yang dimiliki dan dibangun oleh Yesus terhadap anak-anak
Allah,pondasinya--setelah ia bangkit dari antara orang mati--adalah: pada kematian-Nya, berupa Ia telah:
╤memusnahkan pemerintahan iblis yang berkuasa atas jiwa-jiwa
manusia dengan kuasa maut atau kematian
╤membebaskan setiap orang percaya dari perhambaan maut, dan menjadi berita baik bagi semua orang bahwa
percaya kepada Yesus Kristus akan menerima pembebasan dari perhambaan maut
Sehingga
memang tidak ada sama sekali problem “mengapa iblis tidak segera dibinasakan
seketika memberontak dikarenakan memerlukan pembuktian corpus delicti demi
keadilan Allah bagi iblis” yang terkandung dalam pemberitaan para nabi
mengenai Mesias yang diberitakan oleh
para rasul Yesus Sang Mesias. Apa yang
dimusnahkan atau dibebaskan oleh Yesus adalah realitas seumur hidup, yaitu:
perhambaan atas maut! Ini adalah
realitas penting pada apakah tujuan kedatangan Yesus Kristus, sebab akan
menjelaskan bahwa ”sementara
dalam realitas manusia iblis tetap dibiarkan ada bekerja atau tidak segera
dibinasakan, tetapi kuasa perhambaannya atas manusia melalui maut jelas telah
dibinasakan di dalam kematian Yesus tanpa penundaan.” Hal ini
adalah kebenaran yang telah dinyatakan oleh Yesus Sang Mesias pada sabda-sabda
semacam ini:
Aku
berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa mendengar perkataan-Ku dan percaya
kepada Dia yang mengutus Aku, ia mempunyai hidup yang kekal dan tidak turut
dihukum, sebab ia sudah pindah dari dalam maut ke dalam hidup.- Yohanes
5:24
Aku
berkata kepadamu: Sesungguhnya saatnya akan tiba dan sudah tiba, bahwa orang-orang
mati akan mendengar suara Anak Allah, dan mereka yang
mendengarnya, akan hidup- Yohanes 5:25
Janganlah
kamu heran akan hal itu, sebab saatnya akan tiba, bahwa semua orang
yang di dalam kuburan akan mendengar suara-Nya,- Yohanes 5:28
Sehingga
memang Yesus Sang Mesias telah membangkitkan sejumlah orang mati tertentu berdasarkan
sabdanya sehingga bangkit dari kematian [lihat kembali pada tabel perkatan dan perbuatan Yesus pada “bagian34”].
Akan tetapi “Yohanes
5:24.” “5:25,” dan “5:28” belumlah merupakan kegenapan oleh Yesus Sang Mesias pada pembebasan
manusia atas maut selama-lamanya hingga Sang Mesias menggenapkan hal yang
dikemukakannya sendiri:
“Tetapi
Yesus menjawab mereka, kata-Nya: "Telah tiba saatnya Anak Manusia
dimuliakan. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya jikalau biji gandum tidak jatuh
ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji saja; tetapi jika ia mati, ia akan menghasilkan banyak buah.- Yohanes
12:23-24
Sekarang
jiwa-Ku terharu dan apakah yang akan Kukatakan? Bapa, selamatkanlah Aku dari
saat ini? Tidak, sebab untuk itulah Aku
datang
ke dalam saat ini.- Yohanes 12:27
Sekarang
berlangsung penghakiman atas dunia ini: sekarang juga penguasa dunia ini akan dilemparkan ke
luar;- Yohanes 12:31
dan
Aku, apabila
Aku ditinggikan dari bumi, Aku akan menarik semua orang datang
kepada-Ku." Ini dikatakan-Nya untuk menyatakan
bagaimana caranya Ia akan mati.- Yohanes 12:32-33
menjadi begitu jelas
bahwa terkait penghakiman dan pembinasaan iblis, Allah memang memiliki
agendanya, tetapi tidak dalam konsepsi pembuktian corpus delicti yang sedang
diusung pendeta Erastus Sabdono. Alih-alih Allah bercelah di hadapan iblis
sehingga tidak dapat seketika itu juga membinasakan EKSISTENSI iblis beserta
segala kinerjanya di dunia DI DALAM REALITAS MANUSIA, Yesus datang ke dalam
dunia dalam perutusan Bapa untuk membinasakan iblis pada kinerja mautnya atas
dunia manusia-seketika itu juga pada saat ia mati, sehingga bangkit sebagaimana
Sang Mesias telah mengajarkannya. Jadi EKSISTENSI PERBUDAKAN MAUT yang merajai
dunia manusia, itulah yang dibinasakan oleh Yesus Sang Mesias. Sebuah
eksistensi yang tak dapat dibuktikan berdasarkan melihat dan berdasarkan
realitas dunia manusia [sama seperti semua manusia sebagaimana telah
didemonstrasikan oleh keturunan Abraham generasi pada kekontemporeran Yesus yang tidak mengetahui bahwa realitas
mereka bukanlah orang-orang merdeka, sehingga tidak mengakui dan menolak vonis Yesus pada
mereka. Lihat kembali pada “bagian 36”] namun merupakan realitas yang benar-benar telah ditaklukan oleh Yesus:
“jika ia mati, ia akan menghasilkan
banyak buah” yang akan dihasilkannya pada kematiannya ditinggikan dari bumi, sebab pada saat itulah Yesus: “melangsungkan
penghakiman atas dunia ini, penguasa dunia atau iblis beserta kerajaannya telah
dilemparkannya atau telah dihancurkannya pemerintahan maut iblis atas dunia manusia.”
Karena itulah
sekalipun pada realitas dunia manusianya, dunia ini adalah dunia “gandum dan lalang tumbuh bersama[mengenai
ini bacalah kembali “bagian 16”]” atau dunia yang masih menampilkan kehadiran iblis dan
pekerjaan-pekerjaan jahatnya, tetapi pada hakikatnya iblis dan kerajaannya di
dunia ini sudah tidak lagi memiliki pemerintahan maut, sebab dibinasakan oleh
Yesus Sang Mesias. Itu sebabnya mengenai maut atau kemautan manusia, sejak saat
Yesus mati dan bangkit dari antara orang mati, telah di tangan Anak Manusia.
Atau justru Anak Manusia yang menentukan kemautan atas manusia-manusia jahat
yang tak mengenal dan mengakui Juruselamat Dunia dan kemautan iblis beserta
malaikat-malaikatnya. Perhatikan sabda Yesus sebelum kematian dan
kebangkitannya dari antara orang mati:
“Apabila Anak Manusia datang dalam
kemuliaan-Nya dan semua malaikat bersama-sama dengan Dia, maka Ia akan
bersemayam di atas takhta kemuliaan-Nya. Lalu semua bangsa akan dikumpulkan di
hadapan-Nya dan Ia akan memisahkan mereka seorang dari pada seorang, sama
seperti gembala memisahkan domba dari kambing, dan Ia akan menempatkan
domba-domba di sebelah kanan-Nya dan kambing-kambing di sebelah kiri-Nya.”-
Matius 25:31-33
“Dan Ia akan berkata juga kepada mereka yang di
sebelah kiri-Nya: Enyahlah dari hadapan-Ku, hai kamu orang-orang terkutuk,
enyahlah ke dalam api yang kekal yang telah sedia untuk Iblis dan
malaikat-malaikatnya.”- Matius 25:41
Siapakah
sekarang penguasa maut atau penentuan kematian segala mahkluk ciptaan?
Pada ibliskah atau pada Yesuskah? Perhatikan sabda Yesus Sang Mesias berikut
ini: “Dan ia akan berkata juga
kepada mereka yang disebelah kiri-Nya (ini adalah orang-orang yang tak
bisa mengenali Yesus sehingga dapat berbuat baik dalam memiliki relasi keselamatan atau telah diselamatkan oleh dan
di dalam Yesus sebagaimana pada ayat 35-39): Enyahlah dari hadapan-Ku,
hai kamu orang-orang terkutuk; enyahlah ke dalam api yang kekal yang telah
disediakan untuk
iblis dan malaikat-malaikatnya” yang secara sangat gamblang menunjukan
ada di tangan Anak Manusia.
Sementara tak
terbantahkan, sebagaimana Yesus Sang Mesias yang telah bangkit dari antara
orang mati menyatakan bahwa orang-orang jahat dan iblis beserta malaikat-malaikatnya
masih bebas bekerja di dalam dunia “biarlah gandum dan lalang tumbuh bersama,”namun demikian maut bukanlah lagi di dalam tangan iblis. Iblis memang masih bisa memproduksi
maut berupa kecelakaan maut, kematian karena kecelakaan, karena pembunuhan,
karena pembantaian, karena peperangan, karena berbagai kelaparan dan bencana
alam, akan
tetapi Yesus telah menyatakan: “sekalipun mati kamu hidup” sebagaimana ia telah
menyatakannya kepada murid yang dikasihinya: Marta untuk menunjukan dirinyalah
penguasa tunggal atas maut:
“Kata
Yesus kepada Marta: "Saudaramu akan
bangkit." Kata Marta kepada-Nya: "Aku tahu bahwa ia akan bangkit pada waktu orang-orang bangkit pada
akhir zaman." Jawab Yesus: "Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup
walaupun ia sudah mati, dan setiap orang yang hidup dan yang percaya
kepada-Ku, tidak akan mati selama-lamanya. Percayakah engkau akan hal
ini?" Jawab Marta: "Ya, Tuhan, aku
percaya, bahwa Engkaulah Mesias, Anak Allah, Dia yang akan datang ke dalam
dunia."(Yohanes 11:23-27) [kita harus tahu bahwa Lazarus yang dikasihi (11:3) Yesus, saudara Marta
yang juga dikasihi Yesus (11:5) sudah mati selama 4 hari sehingga jasad atau
mayatnya di dalam kubur sudah berbau sangat busuk dan tidak elok dipandang
siapapun sehingga Marta berkata terpana
dengan nada memperingatkan penuh penekanan keras kepada Yesus: “"Tuhan, ia
sudah berbau, sebab sudah empat hari ia mati" (Yohanes 11:39)]
Yesus hendak
menyatakan bahwa tujuan kedatangannya ke dunia ini adalah untuk membinasakan
pemerintahan dan kuasa iblis atas maut pada semua manusia. Perkataan Yesus: “ia
akan hidup walaupun ia sudah mati” dan
dalam kematian “sudah empat hari dan dan sudah berbau” hendak
menunjukan realitas penguasaan dan
penaklukan Yesus atas pemerintahan maut oleh iblis pada realitas terkerasnya yang
menghantam eksistensi manusia sejak hidup, mati dan telah berada di
dalam kubur hingga kebusukan mengurai tubuh manusia itu hingga membusuk dan
akhirnya hanya bersisa tulang belulang saja. Bahwa jaminan keselamatan dan
kepastian kebebasan dari maut itu sudah pasti sejak seorang pengikut Yesus itu
hidup dalam pengimanan dan ketaatan berdasarkan iman selama di dunia ini dan kala ia mengalami kematian, dikuburkan,
mengalami pembusukan di dalam kubur, mengalami penguraian dalam proses
pembusukan hingga hanya menyisakan tulang belulang saja! Yesus hendak
menunjukan bahwa kepastian ia datang untuk membebaskan manusia dari pemerintahan
maut iblis itu adalah sebuah keotentikan yang PEMBUKTIANNYA atau penyajian
CORPUS DELICTI atau barang bukti yang menunjukan bahwa Yesus Sang Mesias
berkuasa untuk membunuh atau
membinasakan dan telah membunuh kuasa
maut iblis pada manusia itu tak perlu menunggu hingga akhir zaman, sebagaimana
Marta memahaminya: Kata Marta kepada-Nya: "Aku tahu bahwa ia akan bangkit pada waktu orang-orang bangkit pada
akhir zaman.
Itu sebabnya, Yesus
Sang Mesias, kepada para murid-murid-Nya dan pada segenap orang percaya,
tentang kematian, terutama pada realitas maut yang mengancam atau pada realitas
yang datang dari dunia kejahatan dan iblis beserta malaikat-malaikatnya melalui
agensi-agendi kejahatan di dunia ini, bersabda begini: “Dan janganlah kamu takut kepada mereka yang dapat membunuh
tubuh, tetapi yang tidak berkuasa membunuh jiwa; takutlah terutama kepada
Dia yang berkuasa membinasakan baik jiwa maupun tubuh di dalam neraka”
(Matius 10:28). Ini menunjukan bahwa agensi kejahatan oleh iblis dan malaikat-malaikatnya memang
sama sekali tidak lagi memiliki kejayaan pemerintahan sejatinya sebab ia kini
hanya dapat membahayakan para pengikut Kritus sejauh “eksistensi tubuh atau
eksistensi manusia di bumi” tetapi sama sekali tak berkuasa menyentuh jiwa para
pengikut Kristus; kebusukan dapat membinasakan tubuh daging di dalam kubur
tetapi tidak sama sekali pada jiwa orang percaya, sebab jiwa orang percaya
sejak di bumi ini sudah masuk ke dalam hidup dari Allah melalui dan di dalam
Kristus.”
Sementara konsepsi
pembuktian corpus delicti ala pendeta Erastus Sabdono berjuang mati-matian
untuk membuktikan Yesus Kristus tak pernah benar-benar berkuasa membinasakan
iblis pada kerja maut atas orang-orang percaya, sebaliknya berupaya membuktikan
iblis tak terjamah oleh penghakiman dan pembinasaan Allah sebagai bukti Allah
bercelah pada iblis, Yesus pada saat kedatangannya malah telah menyodorkan
serangkaian (sebab ada beberapa kasus
orang mati tercatat dibangkitkan oleh Yesus –sambil mengingat itu bukan
menunjukan hanya sejumlah itu saja, karena rasul Yohanes berkata dalam
tulisannya: “Memang masih banyak tanda lain yang dibuat Yesus di depan mata
murid-murid-Nya, yang tidak tercatat dalam kitab ini, tetapi semua yang
tercantum di sini telah dicatat, supaya kamu percaya, bahwa Yesuslah Mesias,
Anak Allah, dan supaya kamu oleh imanmu memperoleh hidup dalam nama-Nya- Yoh
20:30-31) bukti atau corpus delicti di hadapan manusia, Allah dan iblis
sendiri bahwa ia memang benar-benar telah membunuh atau membinasakan takhta iblis yaitu maut atas segenap manusia.
Yesus bahkan secara
khusus menyatakan penjaminan pembebasan itu sebagai yang begitu berkuasa
sehingga pembebasan dari maut bisa dilaksanakan
dan diteruskan berdasarkan pengutusan dan berdasarkan Roh Kudus yang akan menyertai
pemberitaan pembebasan atau kabar baik
oleh para rasul Kritus dan orang-orang percaya yang meneruskannya berdasarkan
pengajaran para rasul yang berdasarkan ajaran dan perbuatan Yesus Sang Mesias
itu.
Perhatikanlah ini:
Kata-Nya
kepada mereka: "Ada tertulis demikian: Mesias harus menderita dan bangkit
dari antara orang mati pada hari yang ketiga, dan lagi: dalam nama-Nya berita
tentang pertobatan dan pengampunan dosa harus disampaikan kepada segala bangsa,
mulai dari Yerusalem. Kamu adalah saksi
dari semuanya ini. Dan Aku akan mengirim kepadamu apa yang dijanjikan Bapa-Ku.
Tetapi kamu harus tinggal di dalam kota ini sampai kamu diperlengkapi dengan
kekuasaan dari tempat tinggi."- Lukas 24:46-49
Yesus
mendekati mereka dan berkata: "Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di
sorga dan di bumi. Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan
baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka
melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku
menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman."- Matius 28:18-20
Tetapi
kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan
menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke
ujung bumi."- Kisah Para Rasul 1:8
Berdasarkan Yesus
Sang Mesias yang telah menyajikan corpus delicti atau bukti bahwa ia telah
membinasakan iblis pada pemerintahan mautnya atas jiwa-jiwa manusia; bahwa ia
telah melangsungkan penghakiman atas dunia- ia telah melemparkan penguasa dunia
ini para rasul memberitakan injil. Ada 2 bentuk penghadiran corpus delicti atau
bukti yang menunjukan bahwa ia telah
membunuh dan membinasakan pemerintahan iblis yaitu maut atas manusia:
╬Pertama:
Yesus menghadirkan sejumlah mayat atau orang mati yang telah dibangkitkannya
dari antara orang mati pada saat seketika itu juga ia bersabda melawan kematian
atau maut untuk mentaati sabda Yesus yang merupakan perintah “hidup berdasarkan
pembebasan dari cengkaraman maut.” Diantara barang
bukti atau corpus delicti yang
menunjukan pembunuhan kuasa kematian atas manusia yang dibebaskannya adalah:
≡jasad atau mayat
anak perempuan seorang pemimpin rumah
ibadat Yahudi - Markus 5:22-24,35-43
≡Jasad atau mayat anak
seorang janda di Nain- Lukas 7:11-17
≡Jasad atau mayat seorang
bernama Lazarus- Yohanes 11:1-44
╬Kedua:
Yesus menyajikan dirinya sendiri sebagai corpus
delicti yang menunjukan atau
membuktikan bahwa ia sendiri telah membunuh atau
membinasakan pemerintahan maut iblis atas jiwa manusia yang berupa:
≡Kubur
kosong: Matius 28:1-16
≡Kain
Peluh atau kain kapan yang tergeletak di
dalam kubur dalam keadaan tergulung!: Yohanes 20:6-7
≡Laporan
para penjaga kubur kepada pihak berotoritas: Matius 28:11-15 (harus diperhatikan bahwa penjagaan ini
dilakukan secara amat hati-hati, berlapis dan begitu ketat sebagai antisipasi kemungkinan
para murid mencuri jasad atau mayat Yesus dan sebagai antisipasi terhadap kebenaran
perkataan Yesus sendiri bahwa :”ia akan bangkit pada hari ketiga” Matius
27:62-64)
≡ Menampakan
diri kepada para murid dan para perempuan: Yohanes 20:11-18; Yohanes 20:19;
Lukas 24:1-2,10-11
≡ Menunjukan
bekas-bekas luka pada bagian tubuhnya, yaitu lambung (Yohanes 20:20) yang
ditikam tombak (Yohanes 19:34) yang membuktikan ia benar-benar mati sehingga
tidak perlu dilakukan tindakan pemastian kematian berupa pematahan tulang,
sekaligus menggenapi nas kitab suci yang menuliskan peristiwa ini pada dirinya
(Yohanes 19:32-37).
≡ Menunjukan
bekas-bekas luka pada bagian tubuhnya, yaitu kedua tangannya yang berlubang
karena dipakukan pada kayu salib: Yohanes 20:25
≡ ia naik ke sorga
sambil memberkati dengan kedua tangannya yang berlubang bekas pemakuan pada
salib: Lukas 24:50-51
Perhatikan baik-baik.
Ini semua memang sebuah cara pembuktian yang maha penting oleh Yesus Sang Mesias
untuk membuktikan bahwa ia yang telah bangkit adalah sebagaimana ia yang sebelum kematiannya adalah
dirinya yang sama sebagaimana telah dikenali oleh para muridnya; bahwa ia yang telah bangkit dari kematian adalah dia
yang sama sebagaimana yang mereka lihat pada saat ditangkap di taman Getsemani, yang mereka lihat saat disidang oleh
penguasa politik dan para ahli Taurat dan Mahkamah Agama, yang mereka lihat
saat dicemooh, diludahi, ditinju dan disiksa
sebelum disalibkan, yang mereka lihat saat disalibkan, mati disalib, ditikam
dengan tombak oleh tentara Romawi untuk memastikan kematiannya, yang mereka
lihat dikapankan sebelum dikuburkan! Ia hendak menunjukan bahwa ia telah
mengalami kebangkitan jasmaniah sebagai bukti bahwa penguasa maut yaitu iblis
telah dibinasakannya pada pemerintahan maut atas semua manusia, sehingga siapa
yang percaya kepada Yesus memiliki kehidupan yang telah dimerdekakan atas maut.
Mari perhatikan bagaimana Yesus Sang Mesias menghadirkan serangkaian Corpus
delicti atau barang bukti yang menunjukan bahwa ia telah membinasakan maut atau
jiwa-jiwa manusia:
Ketika hari sudah malam pada
hari pertama minggu itu berkumpullah murid-murid Yesus di suatu tempat
dengan pintu-pintu yang terkunci karena mereka takut kepada orang-orang Yahudi.
Pada waktu itu datanglah Yesus dan berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata:
"Damai sejahtera bagi kamu!" Dan sesudah berkata demikian, Ia menunjukkan tangan-Nya dan lambung-Nya
kepada mereka. Murid-murid itu bersukacita ketika mereka melihat Tuhan.-
Yohanes 20:19-20
“Mereka terkejut dan takut dan menyangka
bahwa mereka melihat hantu.Akan tetapi Ia berkata kepada mereka: "Mengapa
kamu terkejut dan apa sebabnya timbul keragu-raguan di dalam hati kamu? Lihatlah tangan-Ku
dan kaki-Ku: Aku sendirilah ini; rabalah Aku dan lihatlah,
karena hantu
tidak ada daging dan tulangnya, seperti
yang kamu
lihat ada pada-Ku." Sambil berkata demikian, Ia memperlihatkan
tangan dan kaki-Nya kepada mereka.”- Lukas 24:37-40
Ini adalah barang
bukti atau corpus delicti yang menunjukan bukti bahwa ia memang telah
menghancurkan atau membinasakan perbudakan maut pada manusia. Sehingga teks
yang berbunyi semacam ini:”… maka Ia juga menjadi sama dengan
mereka dan mendapat bagian dalam keadaan mereka, supaya oleh kematian-Nya Ia
memusnahkan dia, yaitu Iblis, yang berkuasa atas maut; dan supaya dengan jalan
demikian Ia membebaskan mereka yang seumur hidupnya berada dalam perhambaan
oleh karena takutnya kepada maut” (Ibrani 2:14-15) bukanlah kredo berdasarkan
asumsi atau konsepsi orang-orang Kristen yang hidup pada era yang jauh ke depan
setelah era Yesus Kristus. Tidak sama sekali, tetapi sebuah kebenaran
berdasarkan barang bukti atau corpus delicti berupa jasad Yesus yang telah
bangkit dari antara orang mati, sebab ia memang berkuasa atas mati sebagaimana
corpus delicti atau barang bukti yang ditunjukannya, yaitu sejumlah mayat
termasuk yang sudah di dalam kubur dan membusuk, telah dibangkitkannya.
Jadi jelas bahwa
corpus delicti yang disajikan oleh Yesus Sang Mesias telah menunjukan betapa
corpus delicti yang dikonsepsikan oleh pendeta Dr. Erastus Sabdono adalah
sebuah pengajaran yang datang dari dunia yang berada di dalam perbudakan maut!
Bersambung ke bagian 38
Segala
Kemuliaan Hanya Bagi Allah
No comments:
Post a Comment