F O K U S

Nabi Daud Tentang Siapakah Kristus

Ia Adalah Seorang Nabi Dan Ia Telah   Melihat Ke Depan Dan Telah Berbicara Tentang Kebangkitan Mesias Oleh: Blogger Martin Simamora ...

0 Tinjauan:Pengajaran Pdt.Erastus Sabdono Tentang Corpus Delicti (37/40)

Oleh: Martin Simamora

Sepuluh Bagian Keempat
Yesus Sang Mesias Menyajikan Corpus Delictinya Atau Barang Bukti Yang Menunjukan Bahwa Ia datang Untuk Untuk Membebaskan Manusia Dari Perhambaan Maut

(Lebih dulu di “Bible Alone”-Jumat, 10 September 2016- telah diedit dan dikoreksi)
 
Saint Thomas Putting his Finger on Christ's Wound
Bacalah lebih dulu: “bagian 36

Oleh karena itulah, sebagaimana telah Yesus sabdakan maka demikianlah para rasul mengajarkan relasi antara Yesus Sang Mesias terhadap setiap anak-anak Allah berdasarkan atau berpondasi pada  realitas Yesus Kristus adalah penakluk iblis beserta kerajaannya dan pembebas  manusia yang menjadi anak-anak Allah. Perhatikanlah sejumlah pengajaran yang disampaikan oleh para rasul Kristus berikut ini:

 “Lalu mulailah Petrus berbicara, katanya: "Sesungguhnya aku telah mengerti, bahwa Allah tidak membedakan orang. Setiap orang dari bangsa manapun yang takut akan Dia dan yang mengamalkan kebenaran berkenan kepada-Nya. Itulah firman yang Ia suruh sampaikan kepada orang-orang Israel, yaitu firman yang memberitakan damai sejahtera oleh Yesus Kristus, yang adalah Tuhan dari semua orang. Kamu tahu tentang segala sesuatu yang terjadi di seluruh tanah Yudea, mulai dari Galilea, sesudah baptisan yang diberitakan oleh Yohanes, yaitu tentang Yesus dari Nazaret: bagaimana Allah mengurapi Dia dengan Roh Kudus dan kuat kuasa, Dia, yang berjalan berkeliling sambil berbuat baik dan menyembuhkan semua orang yang dikuasai Iblis, sebab Allah menyertai Dia. Dan kami adalah saksi dari segala sesuatu yang diperbuat-Nya di tanah Yudea maupun di Yerusalem; dan mereka telah membunuh Dia dan menggantung Dia pada kayu salib. Yesus itu telah dibangkitkan Allah pada hari yang ketiga, dan Allah berkenan, bahwa Ia menampakkan diri, bukan kepada seluruh bangsa, tetapi kepada saksi-saksi, yang sebelumnya telah ditunjuk oleh Allah, yaitu kepada kami yang telah makan dan minum bersama-sama dengan Dia, setelah Ia bangkit dari antara orang mati. Dan Ia telah menugaskan kami memberitakan kepada seluruh bangsa dan bersaksi, bahwa Dialah yang ditentukan Allah menjadi Hakim atas orang-orang hidup dan orang-orang mati. Tentang Dialah semua nabi bersaksi, bahwa barangsiapa percaya kepada-Nya, ia akan mendapat pengampunan dosa oleh karena nama-Nya. Ketika Petrus sedang berkata demikian, turunlah Roh Kudus ke atas semua orang yang mendengarkan pemberitaan itu. "- Kisah Para Rasul 10:34-44


Pemberitaan injil  yang dilakukan para rasul adalah berdasarkan apa yang dikatakan dan dilakukan oleh Yesus: “kami adalah saksi dari segala sesuatu yang diperbuat-Nya,” yang mana didalamnya mencakup:” Dia, yang berjalan berkeliling sambil berbuat baik dan menyembuhkan semua orang yang dikuasai Iblis” dan “pengampunan dosa berdasarkan diri  Yesus –nama-Nya. Pemberitaan oleh para rasul Kristus dalam sebuah relasi yang begitu khusus dan mulia antara para rasul dengan Yesus Sang Mesias mereka dan hanya dialami oleh mereka, yaitu: perjumpaan dengan Yesus yang telah menaklukan maut: “Yesus itu telah dibangkitkan Allah pada hari yang ketiga, dan Allah berkenan, bahwa Ia menampakkan diri, bukan kepada seluruh bangsa, tetapi kepada saksi-saksi, yang sebelumnya telah ditunjuk oleh Allah, yaitu kepada kami yang telah makan dan minum bersama-sama dengan Dia” merupakan kebenaran yang  telah begitu lama disaksikan para nabi sejak dahulu.


Demikian juga dengan ini:

Anak-anakku, janganlah membiarkan seorangpun menyesatkan kamu. Barangsiapa yang berbuat kebenaran adalah benar, sama seperti Kristus adalah benar; barangsiapa yang tetap berbuat dosa, berasal dari Iblis, sebab Iblis berbuat dosa dari mulanya. Untuk inilah Anak Allah menyatakan diri-Nya, yaitu supaya Ia membinasakan perbuatan-perbuatan Iblis itu. Setiap orang yang lahir dari Allah, tidak berbuat dosa lagi; sebab benih ilahi tetap ada di dalam dia dan ia tidak dapat berbuat dosa, karena ia lahir dari Allah.- 1 Yohanes 3:6-8


Karena anak-anak itu adalah anak-anak dari darah dan daging, maka Ia juga menjadi sama dengan mereka dan mendapat bagian dalam keadaan mereka, supaya oleh kematian-Nya Ia memusnahkan dia, yaitu Iblis, yang berkuasa atas maut; dan supaya dengan jalan demikian Ia membebaskan mereka yang seumur hidupnya berada dalam perhambaan oleh karena takutnya kepada maut.- Ibrani 2:14-15



Relasi langsung yang dimiliki dan dibangun oleh Yesus terhadap anak-anak Allah,pondasinya--setelah ia bangkit dari antara orang mati--adalah: pada kematian-Nya, berupa Ia telah:



memusnahkan  pemerintahan iblis yang berkuasa atas jiwa-jiwa manusia dengan kuasa maut atau kematian

membebaskan setiap orang percaya dari perhambaan maut, dan  menjadi berita baik bagi semua orang bahwa percaya kepada Yesus Kristus akan menerima pembebasan dari perhambaan maut


Sehingga memang tidak ada sama sekali problemmengapa iblis tidak segera dibinasakan seketika memberontak dikarenakan memerlukan pembuktian corpus delicti demi keadilan Allah bagi iblis” yang terkandung dalam pemberitaan para nabi mengenai  Mesias yang diberitakan oleh para rasul Yesus Sang Mesias. Apa yang dimusnahkan atau dibebaskan oleh Yesus adalah realitas seumur hidup, yaitu: perhambaan atas maut! Ini adalah realitas penting pada apakah tujuan kedatangan Yesus Kristus, sebab akan menjelaskan bahwa ”sementara dalam realitas manusia iblis tetap dibiarkan ada bekerja atau tidak segera dibinasakan, tetapi kuasa perhambaannya atas manusia melalui maut jelas telah dibinasakan di dalam kematian Yesus tanpa penundaan.” Hal ini adalah kebenaran yang telah dinyatakan oleh Yesus Sang Mesias pada sabda-sabda semacam ini:


Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa mendengar perkataan-Ku dan percaya kepada Dia yang mengutus Aku, ia mempunyai hidup yang kekal dan tidak turut dihukum, sebab ia sudah pindah dari dalam maut ke dalam hidup.- Yohanes 5:24


Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya saatnya akan tiba dan sudah tiba, bahwa orang-orang mati akan mendengar suara Anak Allah, dan mereka yang mendengarnya, akan hidup- Yohanes 5:25


Janganlah kamu heran akan hal itu, sebab saatnya akan tiba, bahwa semua orang yang di dalam kuburan akan mendengar suara-Nya,- Yohanes 5:28

Sehingga memang Yesus Sang Mesias telah membangkitkan  sejumlah orang mati tertentu berdasarkan sabdanya sehingga bangkit dari kematian [lihat kembali pada  tabel perkatan dan perbuatan Yesus pada “bagian34”].


Akan tetapi “Yohanes 5:24.” “5:25,” dan “5:28” belumlah merupakan kegenapan  oleh Yesus Sang Mesias pada pembebasan manusia atas maut selama-lamanya hingga Sang Mesias menggenapkan hal yang dikemukakannya sendiri:


“Tetapi Yesus menjawab mereka, kata-Nya: "Telah tiba saatnya Anak Manusia dimuliakan. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya jikalau biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji saja; tetapi jika ia mati, ia akan menghasilkan banyak buah.- Yohanes 12:23-24


Sekarang jiwa-Ku terharu dan apakah yang akan Kukatakan? Bapa, selamatkanlah Aku dari saat ini? Tidak, sebab untuk itulah Aku datang ke dalam saat ini.- Yohanes 12:27


Sekarang berlangsung penghakiman atas dunia ini: sekarang juga penguasa dunia ini akan dilemparkan ke luar;- Yohanes 12:31


dan Aku, apabila Aku ditinggikan dari bumi, Aku akan menarik semua orang datang kepada-Ku." Ini dikatakan-Nya untuk menyatakan bagaimana caranya Ia akan mati.- Yohanes 12:32-33

menjadi begitu jelas bahwa terkait penghakiman dan pembinasaan iblis, Allah memang memiliki agendanya, tetapi tidak dalam konsepsi pembuktian corpus delicti yang sedang diusung pendeta Erastus Sabdono. Alih-alih Allah bercelah di hadapan iblis sehingga tidak dapat seketika itu juga membinasakan EKSISTENSI iblis beserta segala kinerjanya di dunia DI DALAM REALITAS MANUSIA, Yesus datang ke dalam dunia dalam perutusan Bapa untuk membinasakan iblis pada kinerja mautnya atas dunia manusia-seketika itu juga pada saat ia mati, sehingga bangkit sebagaimana Sang Mesias telah mengajarkannya. Jadi EKSISTENSI PERBUDAKAN MAUT yang merajai dunia manusia, itulah yang dibinasakan oleh Yesus Sang Mesias. Sebuah eksistensi yang tak dapat dibuktikan berdasarkan melihat dan berdasarkan realitas dunia manusia [sama seperti semua manusia sebagaimana telah didemonstrasikan oleh keturunan Abraham generasi pada kekontemporeran Yesus yang tidak mengetahui bahwa realitas mereka bukanlah orang-orang merdeka, sehingga  tidak mengakui dan menolak vonis Yesus pada mereka. Lihat kembali pada “bagian 36”] namun merupakan realitas yang benar-benar telah ditaklukan oleh Yesus: “jika ia mati, ia akan menghasilkan banyak buah” yang akan dihasilkannya pada kematiannya ditinggikan dari bumi,  sebab pada saat itulah Yesus: “melangsungkan penghakiman atas dunia ini, penguasa dunia atau iblis beserta kerajaannya telah dilemparkannya atau telah dihancurkannya  pemerintahan maut iblis atas dunia manusia.”


Karena itulah sekalipun pada realitas dunia manusianya, dunia ini adalah dunia “gandum dan lalang tumbuh bersama[mengenai ini  bacalah kembali “bagian 16”]” atau dunia yang masih menampilkan kehadiran iblis dan pekerjaan-pekerjaan jahatnya, tetapi pada hakikatnya iblis dan kerajaannya di dunia ini sudah tidak lagi memiliki pemerintahan maut, sebab dibinasakan oleh Yesus Sang Mesias. Itu sebabnya mengenai maut atau kemautan manusia, sejak saat Yesus mati dan bangkit dari antara orang mati, telah di tangan Anak Manusia. Atau justru Anak Manusia yang menentukan kemautan atas manusia-manusia jahat yang tak mengenal dan mengakui Juruselamat Dunia dan kemautan iblis beserta malaikat-malaikatnya. Perhatikan sabda Yesus sebelum kematian dan kebangkitannya dari antara orang mati:


Apabila Anak Manusia datang dalam kemuliaan-Nya dan semua malaikat bersama-sama dengan Dia, maka Ia akan bersemayam di atas takhta kemuliaan-Nya. Lalu semua bangsa akan dikumpulkan di hadapan-Nya dan Ia akan memisahkan mereka seorang dari pada seorang, sama seperti gembala memisahkan domba dari kambing, dan Ia akan menempatkan domba-domba di sebelah kanan-Nya dan kambing-kambing di sebelah kiri-Nya.”- Matius 25:31-33


Dan Ia akan berkata juga kepada mereka yang di sebelah kiri-Nya: Enyahlah dari hadapan-Ku, hai kamu orang-orang terkutuk, enyahlah ke dalam api yang kekal yang telah sedia untuk Iblis dan malaikat-malaikatnya.”- Matius 25:41


Siapakah sekarang penguasa maut atau penentuan kematian segala mahkluk ciptaan? Pada ibliskah atau pada Yesuskah? Perhatikan sabda Yesus Sang Mesias berikut ini: “Dan ia akan berkata  juga kepada mereka yang disebelah kiri-Nya (ini adalah orang-orang yang  tak bisa mengenali Yesus sehingga dapat berbuat baik dalam memiliki relasi  keselamatan atau telah diselamatkan oleh dan di dalam Yesus sebagaimana pada ayat 35-39): Enyahlah dari hadapan-Ku, hai kamu orang-orang terkutuk; enyahlah ke dalam api yang kekal yang telah disediakan untuk iblis dan malaikat-malaikatnya” yang secara sangat gamblang menunjukan ada di tangan Anak Manusia.



Sementara tak terbantahkan, sebagaimana Yesus Sang Mesias yang telah bangkit dari antara orang mati menyatakan bahwa orang-orang jahat dan iblis beserta malaikat-malaikatnya masih bebas bekerja di dalam dunia “biarlah gandum dan lalang tumbuh bersama,”namun demikian maut bukanlah lagi di dalam tangan iblis. Iblis memang masih bisa memproduksi maut berupa kecelakaan maut, kematian karena kecelakaan, karena pembunuhan, karena pembantaian, karena peperangan, karena berbagai kelaparan dan bencana alam, akan  tetapi Yesus telah menyatakan: “sekalipun mati kamu hidup” sebagaimana ia telah menyatakannya kepada murid yang dikasihinya: Marta untuk menunjukan dirinyalah penguasa tunggal atas maut:


“Kata Yesus kepada Marta: "Saudaramu akan bangkit." Kata Marta kepada-Nya: "Aku tahu bahwa ia akan bangkit pada waktu orang-orang bangkit pada akhir zaman." Jawab Yesus: "Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati, dan setiap orang yang hidup dan yang percaya kepada-Ku, tidak akan mati selama-lamanya. Percayakah engkau akan hal ini?" Jawab Marta: "Ya, Tuhan, aku percaya, bahwa Engkaulah Mesias, Anak Allah, Dia yang akan datang ke dalam dunia."(Yohanes 11:23-27) [kita harus tahu bahwa Lazarus yang dikasihi (11:3) Yesus, saudara Marta yang juga dikasihi Yesus (11:5) sudah mati selama 4 hari sehingga jasad atau mayatnya di dalam kubur sudah berbau sangat busuk dan tidak elok dipandang siapapun sehingga Marta  berkata terpana dengan nada memperingatkan penuh penekanan keras kepada Yesus: “"Tuhan, ia sudah berbau, sebab sudah empat hari ia mati" (Yohanes 11:39)]


Yesus hendak menyatakan bahwa tujuan kedatangannya ke dunia ini adalah untuk membinasakan pemerintahan dan kuasa iblis atas maut pada semua manusia. Perkataan Yesus: “ia akan hidup walaupun ia sudah mati” dan  dalam kematian “sudah empat hari dan dan sudah berbau” hendak menunjukan  realitas penguasaan dan penaklukan Yesus atas pemerintahan maut oleh iblis pada realitas terkerasnya yang menghantam eksistensi manusia sejak hidup, mati dan telah berada di dalam kubur hingga kebusukan mengurai tubuh manusia itu hingga membusuk dan akhirnya hanya bersisa tulang belulang saja. Bahwa jaminan keselamatan dan kepastian kebebasan dari maut itu sudah pasti sejak seorang pengikut Yesus itu hidup dalam pengimanan dan ketaatan berdasarkan iman selama di dunia ini dan  kala ia mengalami kematian, dikuburkan, mengalami pembusukan di dalam kubur, mengalami penguraian dalam proses pembusukan hingga hanya menyisakan tulang belulang saja! Yesus hendak menunjukan bahwa kepastian ia datang untuk membebaskan manusia dari pemerintahan maut iblis itu adalah sebuah keotentikan yang PEMBUKTIANNYA atau penyajian CORPUS DELICTI atau barang bukti yang menunjukan bahwa Yesus Sang Mesias berkuasa untuk membunuh  atau membinasakan dan telah  membunuh kuasa maut iblis pada manusia itu tak perlu menunggu hingga akhir zaman, sebagaimana Marta memahaminya: Kata Marta kepada-Nya: "Aku tahu bahwa ia akan bangkit pada waktu orang-orang bangkit pada akhir zaman.


Itu sebabnya, Yesus Sang Mesias, kepada para murid-murid-Nya dan pada segenap orang percaya, tentang kematian, terutama pada realitas maut yang mengancam atau pada realitas yang datang dari dunia kejahatan dan iblis beserta malaikat-malaikatnya melalui agensi-agendi kejahatan di dunia ini, bersabda begini: “Dan janganlah kamu takut kepada mereka yang dapat membunuh tubuh, tetapi yang tidak berkuasa membunuh jiwa; takutlah terutama kepada Dia yang berkuasa membinasakan baik jiwa maupun tubuh di dalam neraka” (Matius 10:28). Ini menunjukan bahwa agensi kejahatan  oleh iblis dan malaikat-malaikatnya memang sama sekali tidak lagi memiliki kejayaan pemerintahan sejatinya sebab ia kini hanya dapat membahayakan para pengikut Kritus sejauh “eksistensi tubuh atau eksistensi manusia di bumi” tetapi sama sekali tak berkuasa menyentuh jiwa para pengikut Kristus; kebusukan dapat membinasakan tubuh daging di dalam kubur tetapi tidak sama sekali pada jiwa orang percaya, sebab jiwa orang percaya sejak di bumi ini sudah masuk ke dalam hidup dari Allah melalui dan di dalam Kristus.”


Sementara konsepsi pembuktian corpus delicti ala pendeta Erastus Sabdono berjuang mati-matian untuk membuktikan Yesus Kristus tak pernah benar-benar berkuasa membinasakan iblis pada kerja maut atas orang-orang percaya, sebaliknya berupaya membuktikan iblis tak terjamah oleh penghakiman dan pembinasaan Allah sebagai bukti Allah bercelah pada iblis, Yesus pada saat kedatangannya malah telah menyodorkan serangkaian (sebab ada beberapa kasus orang mati tercatat dibangkitkan oleh Yesus –sambil mengingat itu bukan menunjukan hanya sejumlah itu saja, karena rasul Yohanes berkata dalam tulisannya: “Memang masih banyak tanda lain yang dibuat Yesus di depan mata murid-murid-Nya, yang tidak tercatat dalam kitab ini, tetapi semua yang tercantum di sini telah dicatat, supaya kamu percaya, bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah, dan supaya kamu oleh imanmu memperoleh hidup dalam nama-Nya- Yoh 20:30-31) bukti atau corpus delicti di hadapan manusia, Allah dan iblis sendiri bahwa ia memang benar-benar telah membunuh atau membinasakan  takhta iblis yaitu maut atas segenap manusia.


Yesus bahkan secara khusus menyatakan penjaminan pembebasan itu sebagai yang begitu berkuasa sehingga pembebasan dari maut bisa dilaksanakan  dan diteruskan berdasarkan pengutusan dan  berdasarkan Roh Kudus yang akan menyertai pemberitaan pembebasan  atau kabar baik oleh para rasul Kritus dan orang-orang percaya yang meneruskannya berdasarkan pengajaran para rasul yang berdasarkan ajaran dan perbuatan Yesus Sang Mesias itu. 

Perhatikanlah ini:


Kata-Nya kepada mereka: "Ada tertulis demikian: Mesias harus menderita dan bangkit dari antara orang mati pada hari yang ketiga, dan lagi: dalam nama-Nya berita tentang pertobatan dan pengampunan dosa harus disampaikan kepada segala bangsa, mulai dari Yerusalem.  Kamu adalah saksi dari semuanya ini. Dan Aku akan mengirim kepadamu apa yang dijanjikan Bapa-Ku. Tetapi kamu harus tinggal di dalam kota ini sampai kamu diperlengkapi dengan kekuasaan dari tempat tinggi."- Lukas 24:46-49


Yesus mendekati mereka dan berkata: "Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi. Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman."- Matius 28:18-20


Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi."- Kisah Para Rasul 1:8



Berdasarkan Yesus Sang Mesias yang telah menyajikan corpus delicti atau bukti bahwa ia telah membinasakan iblis pada pemerintahan mautnya atas jiwa-jiwa manusia; bahwa ia telah melangsungkan penghakiman atas dunia- ia telah melemparkan penguasa dunia ini para rasul memberitakan injil. Ada 2 bentuk penghadiran corpus delicti atau bukti yang menunjukan bahwa ia telah membunuh dan membinasakan pemerintahan iblis yaitu maut atas manusia:

╬Pertama: Yesus menghadirkan sejumlah mayat atau orang mati yang telah dibangkitkannya dari antara orang mati pada saat seketika itu juga ia bersabda melawan kematian atau maut untuk mentaati sabda Yesus yang merupakan perintah “hidup berdasarkan pembebasan dari cengkaraman maut.” Diantara barang bukti atau corpus delicti yang menunjukan pembunuhan kuasa kematian atas manusia yang dibebaskannya adalah:

jasad atau mayat  anak perempuan seorang pemimpin rumah ibadat Yahudi - Markus 5:22-24,35-43

Jasad atau mayat anak seorang janda di Nain- Lukas 7:11-17

Jasad atau mayat seorang bernama Lazarus- Yohanes 11:1-44



╬Kedua: Yesus menyajikan dirinya sendiri sebagai corpus delicti yang menunjukan atau membuktikan bahwa ia sendiri telah membunuh atau membinasakan pemerintahan maut iblis atas jiwa manusia yang berupa:

Kubur kosong: Matius 28:1-16

Kain Peluh  atau kain kapan yang tergeletak di dalam kubur dalam keadaan tergulung!: Yohanes 20:6-7


Laporan para penjaga kubur kepada pihak berotoritas: Matius 28:11-15 (harus diperhatikan bahwa penjagaan ini dilakukan secara amat hati-hati, berlapis dan begitu ketat sebagai antisipasi kemungkinan para murid mencuri jasad atau mayat Yesus dan sebagai antisipasi terhadap kebenaran perkataan Yesus sendiri bahwa :”ia akan bangkit pada hari ketiga” Matius 27:62-64)


Menampakan diri kepada para murid dan para perempuan: Yohanes 20:11-18; Yohanes 20:19; Lukas 24:1-2,10-11


Menunjukan bekas-bekas luka pada bagian tubuhnya, yaitu lambung (Yohanes 20:20) yang ditikam tombak (Yohanes 19:34) yang membuktikan ia benar-benar mati sehingga tidak perlu dilakukan tindakan pemastian kematian berupa pematahan tulang, sekaligus menggenapi nas kitab suci yang menuliskan peristiwa ini pada dirinya (Yohanes 19:32-37).


Menunjukan bekas-bekas luka pada bagian tubuhnya, yaitu kedua tangannya yang berlubang karena dipakukan pada kayu salib: Yohanes 20:25


≡  ia naik ke sorga sambil memberkati dengan kedua tangannya yang berlubang bekas pemakuan pada salib: Lukas 24:50-51


Perhatikan baik-baik. Ini semua memang sebuah cara pembuktian yang maha penting oleh Yesus Sang Mesias untuk membuktikan bahwa ia yang telah bangkit  adalah  sebagaimana ia yang sebelum kematiannya adalah dirinya yang sama sebagaimana telah dikenali oleh para muridnya; bahwa ia  yang telah bangkit dari kematian adalah dia yang sama sebagaimana yang mereka lihat pada saat ditangkap di taman Getsemani, yang mereka lihat saat disidang oleh penguasa politik dan para ahli Taurat dan Mahkamah Agama, yang mereka lihat saat dicemooh, diludahi, ditinju dan disiksa sebelum disalibkan, yang mereka lihat saat disalibkan, mati disalib, ditikam dengan tombak oleh tentara Romawi untuk memastikan kematiannya, yang mereka lihat dikapankan sebelum dikuburkan! Ia hendak menunjukan bahwa ia telah mengalami kebangkitan jasmaniah sebagai bukti bahwa penguasa maut yaitu iblis telah dibinasakannya pada pemerintahan maut atas semua manusia, sehingga siapa yang percaya kepada Yesus memiliki kehidupan yang telah dimerdekakan atas maut. 




Mari perhatikan bagaimana Yesus Sang Mesias menghadirkan serangkaian Corpus delicti atau barang bukti yang menunjukan bahwa ia telah membinasakan maut atau jiwa-jiwa manusia:


Ketika hari sudah malam pada hari pertama minggu itu berkumpullah murid-murid Yesus di suatu tempat dengan pintu-pintu yang terkunci karena mereka takut kepada orang-orang Yahudi. Pada waktu itu datanglah Yesus dan berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata: "Damai sejahtera bagi kamu!" Dan sesudah berkata demikian, Ia menunjukkan tangan-Nya dan lambung-Nya kepada mereka. Murid-murid itu bersukacita ketika mereka melihat Tuhan.- Yohanes 20:19-20


Mereka terkejut dan takut dan menyangka bahwa mereka melihat hantu.Akan tetapi Ia berkata kepada mereka: "Mengapa kamu terkejut dan apa sebabnya timbul keragu-raguan di dalam hati kamu? Lihatlah tangan-Ku dan kaki-Ku: Aku sendirilah ini; rabalah Aku dan lihatlah, karena hantu tidak ada daging dan tulangnya, seperti yang kamu lihat ada pada-Ku." Sambil berkata demikian, Ia memperlihatkan tangan dan kaki-Nya kepada mereka.”- Lukas 24:37-40




Ini adalah barang bukti atau corpus delicti yang menunjukan bukti bahwa ia memang telah menghancurkan atau membinasakan perbudakan maut pada manusia. Sehingga teks yang berbunyi semacam ini:”… maka Ia juga menjadi sama dengan mereka dan mendapat bagian dalam keadaan mereka, supaya oleh kematian-Nya Ia memusnahkan dia, yaitu Iblis, yang berkuasa atas maut; dan supaya dengan jalan demikian Ia membebaskan mereka yang seumur hidupnya berada dalam perhambaan oleh karena takutnya kepada maut” (Ibrani 2:14-15) bukanlah kredo berdasarkan asumsi atau konsepsi orang-orang Kristen yang hidup pada era yang jauh ke depan setelah era Yesus Kristus. Tidak sama sekali, tetapi sebuah kebenaran berdasarkan barang bukti atau corpus delicti berupa jasad Yesus yang telah bangkit dari antara orang mati, sebab ia memang berkuasa atas mati sebagaimana corpus delicti atau barang bukti yang ditunjukannya, yaitu sejumlah mayat termasuk yang sudah di dalam kubur dan membusuk, telah dibangkitkannya.



Jadi jelas bahwa corpus delicti yang disajikan oleh Yesus Sang Mesias telah menunjukan betapa corpus delicti yang dikonsepsikan oleh pendeta Dr. Erastus Sabdono adalah sebuah pengajaran yang datang dari dunia yang berada di dalam perbudakan maut!


Bersambung ke bagian 38  



Segala Kemuliaan Hanya Bagi Allah

No comments:

Post a Comment

Anchor of Life Fellowship , Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri - Efesus 2:8-9