By. Pdt. Budi Asali, M.Div
Bacalah Lebih dahulu bagian 7
VI. Keberatan
terhadap doktrin ini
"Roma 9:19-21" |
Kebanyakan dari serangan /
keberatan di bawah ini sudah saya bahas dan jelaskan di depan, kecuali keberatan
/ serangan no 6 dan 7. Saya memberikan semua ini hanya untuk memudahkan saudara
mencari jawaban terhadap keberatan / serangan yang ditujukan terhadap doktrin
ini.
1) Doktrin ini menjadikan manusia
seperti robot / wayang.
Jawab:
Lihat pelajaran
V, point B, 2 di atas.
2) Kalau Allah sudah menetapkan
segala sesuatu, bagaimana mungkin manusia masih bisa mempunyai kebebasan, dan
bahkan harus bertanggung jawab atas dosanya?
Jawab:
Lihat pelajaran
V di atas.
- Bandingkan juga dengan Ro 9:19-21 - “Sekarang kamu akan berkata kepadaku: ‘Jika demikian, apa lagi yang masih disalahkanNya? Sebab siapa yang menentang kehendakNya?’ Siapakah kamu, hai manusia, maka kamu membantah Allah? Dapatkah yang dibentuk berkata kepada yang membentuknya: ‘Mengapakah engkau membentuk aku demikian?’ Apakah tukang periuk tidak mempunyai hak atas tanah liatnya, untuk membuat dari gumpal yang sama suatu benda untuk dipakai guna tujuan yang mulia dan suatu benda lain untuk dipakai guna tujuan yang biasa?”.
-
Nebula "Mata Kucing", julukan untuk NGC 6543 Citra: teleskop ruang angkasa Hubble, citra ini merupakan planetari nebula paling kompleks yang pernah dilihat CREDIT: J.P. Harrington and K.J. Borkowski (University of Maryland), dan NASA - esa |
- Dalam tafsirannya tentang Kej
50:20 Calvin mengatakan sebagai berikut: “If human
minds can not reach these depths, let them rather suppliantly adore the
mysteries they do not comprehend, than, as vessels of clay, proudly exalt them selves
against their Maker”
(= Jika pikiran manusia tidak bisa menjangkau hal-hal yang dalam ini, hendaklah mereka dengan rendah hati memuja misteri yang tidak mereka mengerti, dari pada, sebagai bejana tanah liat,dengan sombong meninggikan diri mereka sendiri terhadap Pencipta mereka) - hal 488.
3) Bagaimana Allah yang maha suci
bisa menciptakan dosa?
Jawab:
a) Allah memang menetapkan terjadinya dosa dan mengatur sehingga dosa terjadi, tetapi Allah bukan pencipta dosa. Lihat pelajaran IV, point B, 1,2 di atas.
b) Dalam menetapkan dan mengatur terjadinya dosa Allah mempunyai tujuan yang baik. Lihat pelajaran IV, point D di atas.
4) Allah menentukan karena Ia tahu
bahwa hal itu akan terjadi.
Jawab:
lihat pelajaran
III, point A, 2 di atas.
5) Allah bukan menentukan dosa,
tetapi mengijinkan dosa.
Jawab:
lihat pelajaran
IV, point B, 3 di atas.
6) Kalau Allah menetapkan
terjadinya dosa, padahal Ia melarang kita untuk berbuat dosa, bukankah ini
menunjukkan adanya suatu kontradiksi dalam diri Allah?
Jawab:
Harus diakui bahwa di sini keterbatasan otak / pengertian
kita membuat kita tidak bisa mengerti Allah. Tetapi jelas bahwa Allah tidak
bertentangan dengan diriNya sendiri.
Credit : NASA |
- Calvin: “Yet God’s will is not
therefore at war with it self, nor
does it change, nor
does it pretend not
to will what he wills. But even though his will is one and simple in
him, it appears manifold to us because, on account of our mental incapacity, we
do not grasp how in divers ways it wills and does not will something to take place.
... when we do not grasp how God wills to take place what he forbids to be
done, let us recall our mental incapacity, and at the same time consider that
the light in which God dwells is not without reason called unapproachable(1Tim
6:16), because it is overspread with darkness”
[= Tetapi itu tidak menyebabkan kehendak Allah berperang / bertentangan dengan dirinya sendiri, juga tidak menyebabkan kehendak Allah itu berubah, atau hanya berpura-pura tidak menghendaki apa yang Ia kehendaki. Tetapi sekalipun kehendakNya adalah satu dan sederhana di dalam Dia, tetapi itu terlihat bermacam-macam bagi kita karena, disebabkan oleh ketidakmampuan otak kita, kita tidak mengerti bagaimana dalam cara yang berbeda kehendakNya menghendaki dan tidak menghendaki sesuatu untuk terjadi.... pada waktu kita tidak mengerti bagaimana Allah menghendaki terjadi apa yang Ia larang untuk dilakukan, biarlah kita mengingat ketidakmampuan otak kita, dan pada saat yang sama memikirkan bahwa terang dimana Allah tinggal bukan tanpa alasan disebut tak terhampiri (1Tim 6:16), karena itu dilingkupi dengan kegelapan] - ‘Institutes of the Christian Religion’,Book I, Chapter XVIII, no 3.
7) Ada banyak orang yang keberatan
dengan diajarkannya doktrin ini karena bisa menimbulkan tanggapan yang negatif,
misalnya malah berbuat dosa karena toh sudah ditentukan, marah kepada Allah
sebagai penentu penderitaan kita, malas berdoa / memberitakan Injil karena
semua toh sudah ditentukan, dsb.
Jawab:
a)
Harus diakui bahwa tanggapan salah seperti itu bisa saja terjadi,
tetapi itu
adalah kesalahan dari orang yang mendengar ajaran ini, bukan
kesalahan ajarannya!
- John Murray:“... perversion does not refute the truth of the doctrine perverted”(= ... penyimpangan tidak menyangkal kebenaran dari doktrin yang disimpangkan) - ‘Collected Writings of John Murray’, vol II, hal 87.
b) Jangan
lupa bahwa Injil
pun bisa menimbulkan tanggapan yang salah / negatif. Misalnya: Kalau ada orang yang mendengar bahwa
Yesus sudah mati untuk menebus dosa-dosanya, baik yang dulu, yang sekarang,
maupun yang akan datang, maka bisa saja ia lalu malah berbuat dosa karena toh
sudah dibayar / ditebus oleh Yesus. Lalu, apakah Injilsebaiknya tidak diajarkan
karena bisa menimbulkan tanggapan salah / negatif seperti ini? Tanggapan salah
yang sama juga bisa diberikan terhadap pemberitaan bahwa keselamatan tidak bisa
hilang. Lalu, apakah ini pun tidak boleh diajarkan?
- Dalamkomentarnya tentang 1Pet 2:16William Barclay berkata:
“Any great Christian
doctrine can be perverted into an
excuse for evil. The doctrine of grace can be perverted into
an excuse for sinning to one’s heart’s content. The
doctrine of the love of God can be
sentimentalized into an excuse for breaking his law.
The doctrine of
the life to come can be perverted into an excuse
for neglecting life in this world. And there is no doctrine so easy to pervert
as that of Christian freedom”
"Ilustrasi"
Criminal Thinking - cornerstonecounsel
(= Doktrin besar Kristen manapun bisa diselewengkan / disimpangkan menjadi suatu alasanuntuk kejahatan. Doktrin tentang kasih karunia bisa disimpangkan menjadi suatu alasan untuk berdosa bagi kepuasan hati seseorang. Doktrin tentang kasih Allah bisa disentimentilkan menjadi suatu alasan untuk melanggar hukumNya. Doktrin tentang kehidupan yang akan datang bisa disimpangkan menjadi suatu alasan untuk mengabaikan kehidupan dalam dunia ini. Dan tidak ada doktrin yang begitu mudah untuk disimpangkan seperti doktrin kebebasan / kemerdekaan Kristen) - hal207.
Ada banyak jejak yang menunjukkan bahwa doktrin kebebasan / kemerdekaan Kristen ini memang sering disalahgunakan, seperti yang terlihat dari ayat-ayat di bawah ini.
- Gal 5:1,13
- “Supaya kita sungguh-sungguh merdeka, Kristus telah memerdekakan kita.
Karena itu berdirilah teguh dan jangan mau lagi dikenakan kuk perhambaan. ...
Saudara-saudara, memang kamu telah dipanggil untuk merdeka. Tetapi janganlah
kamu mempergunakan kemerdekaan itu sebagai kesempatan untuk kehidupan dalam
dosa, melainkanlayanilah seorang akan yang lain oleh kasih”.
- 2Pet 2:19 - “Mereka menjanjikan kemerdekaan kepada orang lain, padahal mereka sendiri adalah hamba-hamba kebinasaan, karena siapa yang dikalahkan orang, ia adalah hamba orang itu”.
VII. manfaat
doktrin ini bagi kita
Doktrin ini mempunyai banyak manfaat
yang penting dalam hidup kita, seperti:
1)
Pada saat kita mengalami penderitaan, kesedihan, bahkan penganiayaan dan
kejahatan orang lain terhadap diri kita, dsb, kita harus ingat bahwa segala
sesuatu terjadi karena kehendak / Rencana Allah, dan kita juga harus percaya
bahwa semua itu terjadi untuk kebaikan kita yang adalah anak-anakNya / orang
pilihanNya (Ro 8:28). Ini akan merupakan penghiburan yang luar
biasa di tengah-tengah segala penderitaan / kesedihan.
- Charles Haddon Spurgeon: “All events are under the control of Providence; consequently all the trials of our outward life are traceable a tonce to the great First Cause” (= Semua peristiwa ada di bawah kontrol dari Providensia;dan karenanya semua pencobaan dari kehidupan luar / lahiriah kita bisa segeradiikuti jejaknya sampai kepada sang Penyebab Pertama yang agung) - ‘Morning and Evening’, September 3, evening.
- John Owen:“Amidst all our afflictions and temptations, under whose pressure
we should else faint and despair, it is no small
comfort to be assured that we do nor can
suffer nothing but what his hand and counsel guides unto us, what is
open and naked before his eyes, and whose end and issue he knoweth long before; which is a
strong motive to patience, a sure anchor of hope, a firm ground of consolation”
(= Ditengah-tengah semua penderitaan dan pencobaan, yang tekanannya bisa membuat kita lemah / takut dan putus asa, bukan penghiburan kecil untuk yakin bahwa kita tidak bisa menderita apapun kecuali apa yang tangan dan rencanaNya pimpin kepada kita, apa yang terbuka dan telanjang di depan mataNya, dan yang akhirnya dan hasilnya Ia ketahui jauh sebelumnya; yang merupakan motivasi yang kuat pada kesabaran, jangkar pengharapan yang pasti, dasar penghiburan yang teguh) - ‘The Works of John Owen’, vol 10, hal29.
- Dalam tafsirannya tentang Kej
50:20 Calvin mengatakan sebagai berikut: “Let the impious busy themselves as they please, let
them rage, let them mingle heaven and earth; yet
they shall gain nothing by their ardour; and not only shall their
impetuousity prove in effectual, but shall be turned to an issue the reverse of
that which they intended, so that they shall promote our salvation, though they
do it reluctantly. So that whatever poison Satan produces, God turns it into
medicine for his elect”
(= Biarlah orang jahat menyibukkan diri mereka sendiri semau mereka, biarlah mereka marah, biarlah mereka mencampur-adukkan langit dan bumi; tetapi mereka tidak akan mendapatkan keuntungan apapun oleh semangat mereka; dan bukan hanya gerakan mereka terbukti tidak berhasil, tetapi bahkan akan dibelokkan pada suatu hasil yang berlawanan dengan yang mereka maksudkan, sehingga mereka akan memajukan keselamatan kita, sekalipun mereka melakukan hal itu dengan segan. Sehingga apapun racun yang dihasilkan oleh Setan, Allah membalikkannya menjadi obat untuk orang pilihanNya)- hal 488.
2)
Dalam keadaan bahaya / kritis, doktrin ini memberikan ketenangan kepada kita.
"BMW M3 Fatal Accident" - Credit :Carlovers Magazine |
Misalnya anak saudara mengalami
kecelakaan dan pendarahan yang parah. Ini dengan mudah membuat saudara menjadi
kuatir, takut dan bahkan panik. Tetapi kalau pada saat itu saudara bisa
mengingat dan mempercayai bahwa Allah toh sudah menetapkan segala sesuatu
(termasuk apakah anak itu akan sembuh atau akan mati), dan bahwa Allah
mengontrol segala sesuatu sehingga ketetapanNya itu pasti terjadi, maka saudara
akan berhenti kuatir. Mengapa?
a) Karena kekuatiran toh tidak akan mengubah ketetapan Allah.Bandingkan ini dengan Mat 6:27 - “Siapakah di antara kamu yang karena kekuatirannya dapat menambahkan sehasta saja pada jalan hidupnya?”.
b) Karena ketetapan Allah itu pasti ditujukan untuk kebaikan saudara (Ro 8:28). Tetapi ingat bahwaini hanya berlaku kalau saudara adalah anak Allah.
Saudara memang tetap
harus melakukan yang terbaik untuk anak saudara itu, tetapi saudara bisa
melakukannya dengan tenang.
3)
Pada saat kita mendapat perlakuan yang tidak menyenangkan dari orang lain, kita
lebih bisa mengampuni dan tidak mendendam, kalau kita mengingat bahwa dibalik
semua itu ada Rencana Allah dan Providence of God.
Contoh:
- Yusuf dalam Kej 45:5,7,8 Kej 50:20.
- Ayub dalamAyub 1:21.
- Daud dalam2Sam 16:5-11.
- Yesus dalamYoh 18:11.
4) Bisa
mencegah kita dari tindakan berbuat dosa dalam ‘keadaan terpaksa’.
Contoh: Yesus sendiri dalam Mat 4:1-4.
Ia digoda untuk mengubah batu menjadi roti. Kalau Yesus mau menuruti godaan
itu, maka:
- Ia menggunakan kekuatanNya secara egois.
- Ia bersandarpada kekuatanNya dan usahaNya sendiri, bukan kepada BapaNya.
Yesus menolak godaan itu dengan berkata: “Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah” (Mat 4:4). Ada2 penafsiran tentang arti dari kata-kata ‘setiap firman yang keluar dari mulut Allah’:
a) Ini menunjuk pada Firman Allah atau
pengajaran Kitab Suci.
Kalau diambil arti ini, maka seluruh
jawaban Yesus itu maksudnya adalah: karena manusia terdiri dari tubuh dan jiwa
/ roh, maka manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi juga dari Firman Allah /
pengajaran Kitab Suci.
Tetapi penafsiran ini rasanya tidak
cocok dengan:
- konteks Mat4:3-4 / Luk 4:3-4.
Setan menyuruh Yesus mengubah batu
menjadi roti, dan Yesus menjawab: manusia hidup bukan dari roti saja tetapi dari pengajaran
Kitab Suci.Ini tidak cocok.
- Ul 8:3 (dari mana Yesus mengutip kata-kata itu), yang lengkapnya berbunyi: “Jadi Ia merendahkan hatimu, membiarkan engkau lapar dan memberi engkau makan manna, yang tidak kau kenal dan yang juga tidak dikenal oleh nenek moyangmu, untuk membuat engkau mengerti, bahwa manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi manusia hidup dari segala yang diucapkanTUHAN”.
Kalau kata-kata ‘segala yang diucapkan TUHAN’ itu
diartikan pengajaran Kitab Suci, maka
Ul 8:3
itu juga menjadi kacau artinya.
b) Ini menunjuk pada kehendak Allah (Calvin).
Jadi maksud Yesus adalah: sekalipun tidak
ada roti, kalau Allah menghendaki Ia hidup, Ia akan hidup.
Penafsiran
ini lebih cocok dengan konteks Mat 4:3-4 maupun Ul 8:3!
- Calvin:
“In like manner, the Apostle says, that he ‘upholdeth all things by his powerful word’ (Heb i. 3); that is, the
whole world is preserved, and every part of it keeps its place, by the will and decree of Him, whose power, above
and below ,is everywhere diffused”
[= Dengan cara yang sama, sang rasul berkata bahwa Ia ‘menopang segala yang ada dengan firmanNya yang penuh kekuasaan’ (Ibr 1:3); artinya, seluruh dunia / alam semesta dipelihara, dan setiap bagiannya dijaga pada tempatnya, oleh kehendak dan ketetapanNya, yang kuasaNya, di atas dan di bawah, tersebar dimana-mana].
Maksud Calvin adalah: kalau kata ‘firman’ dalam Ibr 1:3 itu bisa diartikan
‘kehendak
Allah’, maka tentu dalam Mat 4:4 ini juga bisa.
Kalau kita menerima penafsiran Calvin
ini, maka ini menunjukkan bahwa kepercayaan Yesus terhadap kehendak / rencana Allah itu ternyata
berguna untuk mencegah Dia dari berbuat dosa sekalipun keadaan kelihatannya
memaksa Dia untuk melakukan hal itu. Karena itu, pada waktu saudara ada dalam
keadaan dimana saudara kelihatannya harus berbuat dosa, apakah
itu mencuri, berdusta atau apapun juga, renungkan doktrin Providence of God ini!
Bersambung ke Bagian 9
No comments:
Post a Comment