Oleh : Charles T. Buntin
Sebuah Jawaban Biblikal dan Teologis terhadap Doktrin Palsu Kenosis
Pengantar
Sebuah pengajaran yang semakin menyebar dikalangan evangelikal, terutama dalam komunitas-komunitas kharismatik, adalah doktrin Kenosis. Pengajaran ini diambil dari sumber-sumber yang tidak murni, pengajaran ini berbahaya karena doktrin-doktrin palsu lainnya yang dimunculkan berdasarkan doktrin salah ini, dan ini mengemuka di jantung pengajaran Kristen. Apakah itu? Doktrin ini mengajarkan bahwa Mesias, agar dapat mengambil bentuk seorang hamba dan berinkarnasi (kedalam tubuh manusia), harus menyerahkan beberapa, sejumlah, atau bahkan semua kuasa dan atribut-atribut Tuhan dan “hidup sebagai manusia belaka.” Para pendukung kesesatan ini, dalam sebuah upaya untuk mengambil sebuah postur orthodox, berupaya untuk mengatakan bahwa Anak agaknya “tetap Tuhan,” walaupun Dia telah menyerahkan seluruh bagian dari ketuhanannya. Pengajaran ini, yang menyangkal begitu banyak jantung iman yang orthodox datang dari kesalahan interpretasi dan kesalahan konstruksi sebuah kata dalam bahasaYunani (bahasa Alkitab Perjanjian Baru).
Sebuah Jawaban Biblikal dan Teologis terhadap Doktrin Palsu Kenosis
Pengantar
Sebuah pengajaran yang semakin menyebar dikalangan evangelikal, terutama dalam komunitas-komunitas kharismatik, adalah doktrin Kenosis. Pengajaran ini diambil dari sumber-sumber yang tidak murni, pengajaran ini berbahaya karena doktrin-doktrin palsu lainnya yang dimunculkan berdasarkan doktrin salah ini, dan ini mengemuka di jantung pengajaran Kristen. Apakah itu? Doktrin ini mengajarkan bahwa Mesias, agar dapat mengambil bentuk seorang hamba dan berinkarnasi (kedalam tubuh manusia), harus menyerahkan beberapa, sejumlah, atau bahkan semua kuasa dan atribut-atribut Tuhan dan “hidup sebagai manusia belaka.” Para pendukung kesesatan ini, dalam sebuah upaya untuk mengambil sebuah postur orthodox, berupaya untuk mengatakan bahwa Anak agaknya “tetap Tuhan,” walaupun Dia telah menyerahkan seluruh bagian dari ketuhanannya. Pengajaran ini, yang menyangkal begitu banyak jantung iman yang orthodox datang dari kesalahan interpretasi dan kesalahan konstruksi sebuah kata dalam bahasaYunani (bahasa Alkitab Perjanjian Baru).
Kata ini,
dan doktrin yang dideskripsikan kata ini, merujuk kepada sebuah nas yang
misterius, tetapi amat penting pada Filipi 2:5-8, dan secara khusus pada ayat
7, dimana dikatakan Kristus “telah membuat dirinya tidak memiliki reputasi,” atau “telah
mengosongkan dirinya,” Kata ini dalam teks aslinya adalah ekenosen, dari akar
kata Kenoo, yang berarti “mengosongkan.” Rujukan lainnya untuk kata ini adalah
Roma 4:14, dimana maknanya adalah “membatalkan,” 1 Korintus 1:17, dimana kata
itu bermakna “tidak memiliki efek,” 1 Korintus 9:15, dimana kata ini bermakna “membatalkan,”
dan 2 Korintus 9:3, dimana kata ini bermakan “menjadi sia-sia.”
Referensi-referensi ini semuanya merujuk pada abstraksi
prinsip-prinsip, seperti iman, berkhotbah, atau berbangga—tidak satupun
penggunaan kata itu merujuk pada seseorang, atau bahkan pada sebuah obyek. Oleh karena itu, penggunaan kata sebagaimana
yang digunakan dalam Filipi 2:7 adalah unik. Pertanyaannya, yang manakah kemudian akan diulangi “dari apa yang telah Kristus lakukan dalam mengosongkan
diri?” Para pengajar Kenosis berkata
bahwa apa yang Kristus telah lakukan
adalah “mengosongkan diri-Nya dari semua kuasa.”
Area doktrinal
yang akan kita hadapi bukan akademik, ini melibatkan tepat pada jantung dan pusat iman kita. Hal
ini juga bukan sekedar sebuah soal untuk para ahli, tetapi ini untuk kita semua.
Pengajaran Kenotik menjadi sangat mengemuka dalam lingkungan-lingkungan
Kharismatik, dan ini adalah basis bagi
banyak hal dari apa yang mereka sebarluaskan. Memang benarm banyak teologi aneh
yang melingkupi apa yang disebut
sebagai gerakan “iman” didasarkan pada
sebuah pemahaman inkarnasi kenotic, berkombinasi dengan sebuah lompatan logika yang serupa dengan zaman baru yang mengatakan
bahwa karena Yesus telah menanggalkan
kuasa-kuasa dan atribut-atribut-Nya dan telah hidup sebagai seorang manusia
belaka, kita orang-orang percaya yang telah lahir kembali”… juga adalah dalam banyak hal merupakan inkarnasi Tuhan yang angat sama seperti halnya dengan Yesus” (Kenneth Copeland).
Pada lompatan logika lainnya, para guru ini kemudian bergerak ke doktrin mirip Mormon yaitu apotheosi ( kita adalah Tuhan-Tuhan kecil). Kecenderungan ini sangat memprihatinkan Walter Martin bahwa hal terakhir yang dia tuliskan sebelum dia berpulang kepada Tuhan merupakan sebuah kontribusi bagi sebuah buku yang menyanggah kecenderungan-kecenderungan teologis ini diantara para penginjil TV [Publikasi terakhir Walter Martin merupakan sebuah bantahan atas apotheosis dalam buku berjudul The Agony of Deceit , (Moody Press, 1990). Termasuk didalam buku yang sama itu sebuah artikel yang ditulis oleh Dr. Rod Rosenbladt berjudul Who Do TV Preachers Say That I Am?, yang mematahkan, diantaranya, pengajaran Kenosis.]. Tulisan mengenai Kenosis ini bukan sebuah analisa yang mendetail, tetapi merupakan sebuah gambaran yang diperluasa dengan catatan-catatan kaki, mencakup tiga area utama ini :
Pada lompatan logika lainnya, para guru ini kemudian bergerak ke doktrin mirip Mormon yaitu apotheosi ( kita adalah Tuhan-Tuhan kecil). Kecenderungan ini sangat memprihatinkan Walter Martin bahwa hal terakhir yang dia tuliskan sebelum dia berpulang kepada Tuhan merupakan sebuah kontribusi bagi sebuah buku yang menyanggah kecenderungan-kecenderungan teologis ini diantara para penginjil TV [Publikasi terakhir Walter Martin merupakan sebuah bantahan atas apotheosis dalam buku berjudul The Agony of Deceit , (Moody Press, 1990). Termasuk didalam buku yang sama itu sebuah artikel yang ditulis oleh Dr. Rod Rosenbladt berjudul Who Do TV Preachers Say That I Am?, yang mematahkan, diantaranya, pengajaran Kenosis.]. Tulisan mengenai Kenosis ini bukan sebuah analisa yang mendetail, tetapi merupakan sebuah gambaran yang diperluasa dengan catatan-catatan kaki, mencakup tiga area utama ini :
Doktrin Kenosis. Bagian dari tulisan ini mencakup material referensi yang melacak pandangan ini ke para teolog Jerman liberal pada abad ke 19 yang pertama kali menyebarluaskan pengajaran Kenotik, dan membandingkannya dengan pengajaran Kenotik modern.
Posisi orthodox pada perendahan Kristus. Ini mencakup kutipan-kutipan dari catatan para ahli evangelikal pada subyek ini.Sebuah Sanggahan Kritikal pada doktrin Kenosis.
Sebuah metoda alternatif untuk menangani “ayat-ayat bermasalah” tanpa menyimpang dari Kristologi orthodox.
I. Doktrin Kenosis
A. Pengajaran Klasik Kenotik
(1)” Sekitar pertengahan abad ke-19 sebuah bentuk baru Kristologi memulai kemunculannya dalam teori-teori Kenotik[L. Berkhof, Systematic Theology, (Wm B Eerdmans Publishing Company, 1940) hal 327.]. Berikut ini bagaimana Berkhof memperkenalkan subyek baru ini. Dia lantas melukiskan tiga bentuk pengajaran Kenotik—pertama, dan yang paling ofensif, terlihat sesuai dengan pandangan umum: ”Thomasius membedakan antara atribut-atribut Tuhan yang absolut dan esensial….dan atribut-atribut terkat lainnya, yang tidak esensial terhadap Tritunggal, seperti kamahakuasaan, kemahahadiran, dan kemahatahuan;dan mempertahankan bahwa sementara Logos tetap mempertahankan kepemilikan kesadaran diri-Nya yang ilahi, telah mengesampingkan hal-hal terakhir tadi, agar dapat mengambil bagi diri-Nya sifat manusia yang sebenar-benarnya”[ Ibid.].
(2)”Esensi asali pandangan kenotik dinyatakan secara jelas oleh J.M. Creed. “Logos yang Ilahi oleh inkarnasinya telah mendivestasikan/melepaskan diri-Nya sendiri dari atribut-atribut Ilahi maha tahu dan maha kuasa, sehingga dalam kehidupan inkarnasi-Nya Pribadi ilahi itu disingkapkan dan semata-mata telah disingkapkan melalui sebuah kesadaran manusia”[ Ralph P. Martin, Kenosis, The New Bible Dictionary (Wm B Eerdmans Publishing Company, 1973), hal 6.89].
A. Pengajaran Klasik Kenotik
(1)” Sekitar pertengahan abad ke-19 sebuah bentuk baru Kristologi memulai kemunculannya dalam teori-teori Kenotik[L. Berkhof, Systematic Theology, (Wm B Eerdmans Publishing Company, 1940) hal 327.]. Berikut ini bagaimana Berkhof memperkenalkan subyek baru ini. Dia lantas melukiskan tiga bentuk pengajaran Kenotik—pertama, dan yang paling ofensif, terlihat sesuai dengan pandangan umum: ”Thomasius membedakan antara atribut-atribut Tuhan yang absolut dan esensial….dan atribut-atribut terkat lainnya, yang tidak esensial terhadap Tritunggal, seperti kamahakuasaan, kemahahadiran, dan kemahatahuan;dan mempertahankan bahwa sementara Logos tetap mempertahankan kepemilikan kesadaran diri-Nya yang ilahi, telah mengesampingkan hal-hal terakhir tadi, agar dapat mengambil bagi diri-Nya sifat manusia yang sebenar-benarnya”[ Ibid.].
(2)”Esensi asali pandangan kenotik dinyatakan secara jelas oleh J.M. Creed. “Logos yang Ilahi oleh inkarnasinya telah mendivestasikan/melepaskan diri-Nya sendiri dari atribut-atribut Ilahi maha tahu dan maha kuasa, sehingga dalam kehidupan inkarnasi-Nya Pribadi ilahi itu disingkapkan dan semata-mata telah disingkapkan melalui sebuah kesadaran manusia”[ Ralph P. Martin, Kenosis, The New Bible Dictionary (Wm B Eerdmans Publishing Company, 1973), hal 6.89].
(3)Charles
Hodges mengkelaskan pandangan ini
dibawah Bentuk-Bentuk Doktrin
[Kristologi] Moderen,
dan memasukannya dibawah sebuah kelas
doktrin-doktrin yang disebut Kristologi Theistical yang diajarkan oleh berbagai
teologi liberal pada era itu[Charles Hodge, Systematic Theology vol. II/III,
(Reprint by Wm B Eerdmans Publishing Company, 1977) hal 428-440.].
Satu bentik dari pandangan ini adalah
sebagai berikut. “…bahwa Logos yang Kekal, melalui sebuah proses pembatasan
diri, telah melepaskan diri-Nya dari
semua atribut-atribut ilahi. Dia telah berhenti menjadi maha hadir,maha tahu,
dan maha kuasa. Dia telah mereduksi
diri-Nya, sehingga boleh dikatakan, menjadi dimensi-dimensi seorang manusia”[ Dr. Rod Rosenbladt, Who Do TV
Preachers Say That I Am? The Agony of Deceit, (Moody Press, 1990) hal
114-115.].
B. Perbandingan dengan pandangan Kenneth Copeland ( sebagai perwakilan mazhab pemikiran “Pesan Iman”)
Ini terlihat menjadi pandangan yang umum pada seluruh mazhab pemikiran “pesan iman,” dan ini menjadi menonjol didalam lingkungan-lingkungan kharismatik juga.
(1)”Yesus tidak datang ke dunia sebagai Tuhan; Dia telah datang sebagai manusia. Dia telah mengesampingkan kuasa ketuhanannya dan telah mengambil rupa seorang mahkluk manusia—dengan seluruh keterbatasan-keterbatasannya”[ Ibid.]
(2)”Mereka [Kristen-Kristen orthodox] secara keliru percaya bahwa Yesus dapat melakukan pekerjaan-pekerjaan ajaib, untuk melakukan mujizat-mujizat, dan untuk hidup mengatasi dosa dikarenakan Dia memiliki kuasa ilahi yang tidak kita miliki…Mereka tidak menyadari bahwa ketika Yesus telah dating ke dunia, Dia secara sukarela menyerahkan keunggulan (ketuhanannya) dalam menjalankan hidup-Nya di sini sebagai Tuhan, bukan sebagai manusia. Yesus tidak memiliki kuasa-kuasa supernatural yang sejatinya dia miliki. Dia tidak memiliki kemampuan untuk melakukan mujizat-mujizat sampai setelah Dia diurapi oleh Roh Kudus…Dia telah melayani sebagai seorang manusia yang diurapi oleh Roh Kudus”[Ibid].
C.Komentar Umum
Penulis tulisan ini telah menjumpai pengajaran ini di komunitas-komunitas lainya, dan setidak-tidaknya pada penginjil TV terkemuka lainnya yang tidak berasal dari kelompok “pesan atau berita iman” tadi.
B. Perbandingan dengan pandangan Kenneth Copeland ( sebagai perwakilan mazhab pemikiran “Pesan Iman”)
Ini terlihat menjadi pandangan yang umum pada seluruh mazhab pemikiran “pesan iman,” dan ini menjadi menonjol didalam lingkungan-lingkungan kharismatik juga.
(1)”Yesus tidak datang ke dunia sebagai Tuhan; Dia telah datang sebagai manusia. Dia telah mengesampingkan kuasa ketuhanannya dan telah mengambil rupa seorang mahkluk manusia—dengan seluruh keterbatasan-keterbatasannya”[ Ibid.]
(2)”Mereka [Kristen-Kristen orthodox] secara keliru percaya bahwa Yesus dapat melakukan pekerjaan-pekerjaan ajaib, untuk melakukan mujizat-mujizat, dan untuk hidup mengatasi dosa dikarenakan Dia memiliki kuasa ilahi yang tidak kita miliki…Mereka tidak menyadari bahwa ketika Yesus telah dating ke dunia, Dia secara sukarela menyerahkan keunggulan (ketuhanannya) dalam menjalankan hidup-Nya di sini sebagai Tuhan, bukan sebagai manusia. Yesus tidak memiliki kuasa-kuasa supernatural yang sejatinya dia miliki. Dia tidak memiliki kemampuan untuk melakukan mujizat-mujizat sampai setelah Dia diurapi oleh Roh Kudus…Dia telah melayani sebagai seorang manusia yang diurapi oleh Roh Kudus”[Ibid].
C.Komentar Umum
Penulis tulisan ini telah menjumpai pengajaran ini di komunitas-komunitas lainya, dan setidak-tidaknya pada penginjil TV terkemuka lainnya yang tidak berasal dari kelompok “pesan atau berita iman” tadi.
II. Sebuah Afirmasi Positif, dari Kitab Suci, terkait
Posisi Orthodox mengenai Perendahan Kristus dalam Hubungannya dengan Filip
2:5-11.
Termasuk
didalamnya kutipan-kutipan yang diambil dari catatan-catatan para ahli evangelikal
tentang subyek ini.
A. Pengosongan diri Kristus pada utamanya adalah sebuah pengosongan ornamen-ornamen eksternal dan Kemuliaan Ketuhanan.
Konteks Filipi 2:5-11 adalah: bahwa Kristus telah mengosongkan diri-Nya dengan mengambil rupa seorang hamba. Sesungguhnya, isu keseluruhan, dari Filipi 2:1 hingga akhir ayat 15, merupakan bermacam-macam bentuk ekspresi yang bersifat keluar, Kristus menjadi contoh hidup orang-orang kudus di Filipi.
(1)Paulus sedang menekankan kepada orang-orang Filipi bahwa mereka mesti mengorbankan diri, dan tidak semestinya memiliki kemuliaan pribadi dalam pikiran seperti menjalankan kehidupan sebagai milik mereka sendiri. Kemudian, Paulus menggunakan inkarnasi sebagai sebuah contoh. (Filipi 2:1-5).
A. Pengosongan diri Kristus pada utamanya adalah sebuah pengosongan ornamen-ornamen eksternal dan Kemuliaan Ketuhanan.
Konteks Filipi 2:5-11 adalah: bahwa Kristus telah mengosongkan diri-Nya dengan mengambil rupa seorang hamba. Sesungguhnya, isu keseluruhan, dari Filipi 2:1 hingga akhir ayat 15, merupakan bermacam-macam bentuk ekspresi yang bersifat keluar, Kristus menjadi contoh hidup orang-orang kudus di Filipi.
(1)Paulus sedang menekankan kepada orang-orang Filipi bahwa mereka mesti mengorbankan diri, dan tidak semestinya memiliki kemuliaan pribadi dalam pikiran seperti menjalankan kehidupan sebagai milik mereka sendiri. Kemudian, Paulus menggunakan inkarnasi sebagai sebuah contoh. (Filipi 2:1-5).
(2)Kristus, kata Paulus, ada
dalam wujud (morphe, sebuah ekspresi yang
bersifat keluar/lahiriah dari sebuah kenyataan yang bersifat kedalam) dari Tuhan, dan tidak mempertimbangkan atau
menganggap kemuliaan ini, ekspresi
ini menggambarkan kesetaraan Yesus dengan Bapa yang harus dipahami, atau diusung ( Lihat Yohanes
17:1-5,24).
(3) BERSAMBUNG ke BAGIAN 2
The Empty of God | diterjemahkan dan diedit oleh : Martin Simamora
The Empty of God | diterjemahkan dan diedit oleh : Martin Simamora
No comments:
Post a Comment