F O K U S

Nabi Daud Tentang Siapakah Kristus

Ia Adalah Seorang Nabi Dan Ia Telah   Melihat Ke Depan Dan Telah Berbicara Tentang Kebangkitan Mesias Oleh: Blogger Martin Simamora ...

0 Penjelasan Yesus Mengenai Problem Dosa Pada Diri Manusia


Oleh: Martin Simamora

“Aku Berkata Kepadamu, Sesungguhnya Setiap Orang yang Berbuat Dosa, Adalah Hamba Dosa”
Kredit: Bible Yoda-Pinterest

Penjelasan Yesus Mengenai Problem Dosa
Pada umumnya orang akan memandang bahwa  berubah menjadi orang baik atau berubah menjadi orang yang meninggalkan perbuatan-perbuatan dosa, perubahan itu terletak pada dirinya sendiri apakah mau berubah atau tidak, sehingga problem dosa dalam penanggulangannya hanya membutuhkan perjuangan jiwa manusia untuk menaklukan dosa sebagai sebuah sentral penanggulangan dosa atau problem kejahatan. Dengan kata lain, menjadi orang baik dalam konteks meninggalkan perbuatan-perbuatan dosa yang bersumber dari kemauan diri manusia tersebut akan menjadi semacam tindakan yang akan memproses jiwa untuk menjadi suci atau mulia. Pada pandangan ini, meletakan problem dosa, semata pada lingkup problem karakter atau moral yang sedang kelam atau hitam, sehingga untuk mengatasinya, manusia itu harus terlebih dahulu mengalami kesadaran diri atau pencerahan jiwa akan keadaannya yang jahat itu, agar mau melangkah dan berjuang menuju perubahan hingga menjadi berkarakter atau bermoral baik dan mulia. Jadi memang semata problem diri manusia yang bersumber pada diri manusia yang dapat dikuasai dan dikendalikan berdasarkan otoritas yang sesungguhnya ada di dalam diri manusia itu sendiri, asalkan ia mau bersungguh-sungguh memperjuangkan perubahan signifikan tersebut.

Tetapi pandangan ini menjadi sangat bertolak belakang kala diperhadapkan secara frontal dengan penjelasan Yesus mengenai problem dosa pada diri manusia. Ketika Yesus Kristus menjelaskannya, maka problem dosa dengan segala rupa/wujud dan modus operandinya, bagi-Nya bukan sebuah problem yang dapat begitu saja diatasi dan dikendalikan manusia, asalkan saja ia mau melakukannya. Bagi Yesus, problem dosa tidak dapat ditinjau pada semata problem yang dapat diatasi oleh kemauan atau kehendak manusia untuk berubah. Mengapa demikian? Sebab dosa telah diintroduksikan oleh Yesus sebagai sebuah entitas kuasa yang memiliki semacam pemerintahan dan otoritas yang begitu kokoh  dan absolut atas jiwa-jiwa manusia yang mengakibatkan daya dan otoritas kehendak atau kemauan diri seorang manusia tak memiliki sedikitpun daya pukul untuk melumpuhkan kuasa dosa itu pada dirinya sendiri, sehingga kemauan atau kehendak diri sendiri dapat bekerja efektif menaklukannya. Dalam hal ini, konsekuensi lebih jauhnya,  sementara manusia memang dapat membangun perubahan karakter atau memiliki perbuatan-perbuatan baik menjadi, namun tak berkolerasi positif dengan akan memberikan manusia itu kuasa kemenangan diri atas kuasa pemerintahan dosa. Bahkan uniknya, terkait realitas ini, Yesus menempatkan dirinya sebagai satu-satunya yang berkuasa atas diri manusia untuk memerdekakannya dari problem tak tertanggulangi manusia. Perhatikan  penjelasan Yesus berikut ini dalam injil Yohanes:

Yohanes 8:34-36 Kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya setiap orang yang berbuat dosa, adalah hamba dosa. Dan hamba tidak tetap tinggal dalam rumah, tetapi anak tetap tinggal dalam rumah. Jadi apabila Anak itu memerdekakan kamu, kamupun benar-benar merdeka."

0 Dasar Terkokoh Kehidupan Orang Kristen dalam Menghadapi Tantangan Zaman



Oleh: Martin Simamora

Mengenali Jati Diri Hidup Beriman Seorang Kristen, Sementara Menjalani Kehidupan yang Penuh Tantangan
Foto ilustrasi: americanalpineclub.org Allah tetap setia kepadamu dan mengasihimu walau anda satu kali dan beberapa kali  lagi dapat tergelincir selama berjalan mengikut Yesus hingga kesudahannya, sebagaimana pendaki gunung masih dapat tergelincir walau ia sedemikian rupa sangat berhati-hati dalam melangkahkan dan menginjakan kakinya pada jejakan dinding gunung sementara tubuhnya telah secara cermat dilindungi oleh tali tali dan kaitan-kaitan kokoh pada celah-celah dinding gunung yang terjal. Sekali waktu ia bisa tergelincir tetapi tidak sama sekali membuktikan jika demikian jangan lagi pernah mendaki gunung itu dan anda telah gagal sama sekali. Kehidupan beriman itu pada derajat lebih sederhana agak mirip dengan hal itu, bahwa tak sembarangan dan memerlukan dedikasi yang tak main-main. Karena itulah apa yang diperlukan  telah diberikan Yesus yaitu memiliki relasi dan  kepercayaan kepadanya sebagai gembala agung yang berkuasa atas jiwa. Jika pendaki gunung mengandalkan semua alat-alat proteksi dan tali-tali pelindung dari kejatuhan fatal dalam melakukan perjalanan ke puncak, mengapa kita tidak mengandalkan relasi dengan Yesus sebagai gembala agung kita sementara kita masih harus melakukan perjalanan hidup ini. Mengapa sampai berpikir Allah memiliki problem terhadap iblis terkait barang bukti yang tak memadai dalam penghakiman-Nya yang harus maha-adil dan mahakudus? Mengapa anda sampai berpikir sedemikian rendahnya terhadap karya Yesus itu?
Bacalah juga artikel ini : "Bisakah Aku?"
Kebenaran Iman Berdasarkan Penggembalaan-Nya
Tantangan  hidup senantiasa membutuhkan sebuah penyelesaian, atau serangkaian alternatif yang dapat dipilih berdasarkan rasionalitas dan peluang-peluang yang mungkin untuk diambil. Tetapi rasionalitas manusia memiliki keterbatasan terutama karena manusia memiliki aspek jiwa yang tak terpisahkan dari setiap proses rasionya dalam melakukan pertimbangan-pertimbangan. Dalam setiap penyelesaian yang dipilih, siapapun pasti memiliki sebuah keoptimisan atau keyakinan yang tak lain semacam iman yang melahirkan pengharapan berlandaskan kalkulasi rasio, peluang dan tantangan. Jadi memang manusia memiliki kemampuan membangun pengharapan-pengharapan dan optimisme-optimisme dalam kehidupan ini. Lalu bagaimana dengan kebenaran iman dalam obyektivitas dunia yang memiliki natur tantangan, peluang dan sekaligus keterbatasan-keterbatasan, apakah iman Kristen itu membawa saya dan anda pada sebuah kejernihan yang lebih baik dalam mengenali jati diri sebagai manusia yang mampu mengatasi tantangan? Tetapi apakah iman Kristen bertujuan untuk mencerahkan jiwa dan  rasio sehingga tangguh dalam menghadapi tantangan zaman secara mandiri dalam kemanusiaannya yang rasional itu? Bagaimana iman Kristen memandu saya dan anda, misalkan, dalam menghadapi  problem ekonomi, tantangan politik atau bahkan yang lebih kecil lagi: problem keluarga. Kalau kita melihat pada Alkitab maka menjadi nyata bahwa pada kebenaran iman Kristen dalam menghadapi tantangan zaman, setiap orang Kristen malahan memiliki dasar yang kokoh untuk percaya pada keterlibatan Allah sementara beriman kerap diasumsikan sebagai sebuah keabstrakan yang kacau dan semata produk jiwa yang mencari kompensasi penyeimbang jiwa yang tertekan. Dengan kata lain, dalam iman seorang Kristen, Allah tidak pernah jauh atau meninggalkan saya dan anda sendirian saja dalam  menjalani kehidupan ini, seolah Allah hanya menjadi penonton yang baik.

Mari kita memperhatikan sejumlah episode yang memperlihatkan keterlibatan Allah pada kehidupa seorang yang beriman kepada Allah sumber keselamatan dan  yang menggembalakan umat-Nya:

▬Yosua 24:2-18 Berkatalah Yosua kepada seluruh bangsa itu: "Beginilah firman TUHAN, Allah Israel: Dahulu kala di seberang sungai Efrat, di situlah diam nenek moyangmu, yakni Terah, ayah Abraham dan ayah Nahor, dan mereka beribadah kepada allah lain. Tetapi Aku mengambil Abraham, bapamu itu, dari seberang sungai Efrat, dan menyuruh dia menjelajahi seluruh tanah Kanaan. Aku membuat banyak keturunannya dan memberikan Ishak kepadanya. Kepada Ishak Kuberikan Yakub dan Esau. Kepada Esau Kuberikan pegunungan Seir menjadi miliknya, sedang Yakub serta anak-anaknya pergi ke Mesir. Lalu Aku mengutus Musa serta Harun dan menulahi Mesir, seperti yang Kulakukan di tengah-tengah mereka, kemudian Aku membawa kamu keluar. Setelah Aku membawa nenek moyangmu keluar dari Mesir dan kamu sampai ke laut, lalu orang Mesir mengejar nenek moyangmu dengan kereta dan orang berkuda ke Laut Teberau. Setelah Aku membawa nenek moyangmu keluar dari Mesir dan kamu sampai ke laut, lalu orang Mesir mengejar nenek moyangmu dengan kereta dan orang berkuda ke Laut Teberau. Sebab itu berteriak-teriaklah mereka kepada TUHAN, maka diadakan-Nya gelap antara kamu dan orang Mesir itu dan didatangkan-Nya air laut atas mereka, sehingga mereka diliputi. Dan matamu sendiri telah melihat, apa yang Kulakukan terhadap Mesir. Sesudah itu lama kamu diam di padang gurun. Aku membawa kamu ke negeri orang Amori yang diam di seberang sungai Yordan, dan ketika mereka berperang melawan kamu, mereka Kuserahkan ke dalam tanganmu, sehingga kamu menduduki negerinya, sedang mereka Kupunahkan dari depan kamu. Ketika itu Balak bin Zipor, raja Moab, bangkit berperang melawan orang Israel. Disuruhnya memanggil Bileam bin Beor untuk mengutuki kamu. Tetapi Aku tidak mau mendengarkan Bileam, sehingga iapun memberkati kamu. Demikianlah Aku melepaskan kamu dari tangannya. Setelah kamu menyeberangi sungai Yordan dan sampai ke Yerikho, berperanglah melawan kamu warga-warga kota Yerikho, orang Amori, orang Feris, orang Kanaan, orang Het, orang Girgasi, orang Hewi dan orang Yebus, tetapi mereka itu Kuserahkan ke dalam tanganmu. Kemudian Aku melepaskan tabuhan mendahului kamu dan binatang-binatang ini menghalau mereka dari depanmu, seperti kedua raja orang Amori itu. Sesungguhnya, bukan oleh pedangmu dan bukan pula oleh panahmu. Demikianlah Kuberikan kepadamu negeri yang kamu peroleh tanpa bersusah-susah dan kota-kota yang tidak kamu dirikan, tetapi kamulah yang diam di dalamnya; juga kebun-kebun anggur dan kebun-kebun zaitun yang tidak kamu tanami, kamulah yang makan hasilnya. Oleh sebab itu, takutlah akan TUHAN dan beribadahlah kepada-Nya dengan tulus ikhlas dan setia. Jauhkanlah allah yang kepadanya nenek moyangmu telah beribadah di seberang sungai Efrat dan di Mesir, dan beribadahlah kepada TUHAN. Tetapi jika kamu anggap tidak baik untuk beribadah kepada TUHAN, pilihlah pada hari ini kepada siapa kamu akan beribadah; allah yang kepadanya nenek moyangmu beribadah di seberang sungai Efrat, atau allah orang Amori yang negerinya kamu diami ini. Tetapi aku dan seisi rumahku, kami akan beribadah kepada TUHAN!" Lalu bangsa itu menjawab: "Jauhlah dari pada kami meninggalkan TUHAN untuk beribadah kepada allah lain! Sebab TUHAN, Allah kita, Dialah yang telah menuntun kita dan nenek moyang kita dari tanah Mesir, dari rumah perbudakan, dan yang telah melakukan tanda-tanda mujizat yang besar ini di depan mata kita sendiri, dan yang telah melindungi kita sepanjang jalan yang kita tempuh, dan di antara semua bangsa yang kita lalui, TUHAN menghalau semua bangsa dan orang Amori, penduduk negeri ini, dari depan kita. Kamipun akan beribadah kepada TUHAN, sebab Dialah Allah kita."

Beriman dalam kebenaran iman Kristen, bukan  serangkaian kata-kata positif sebagai bahan bakar atau suplemen jiwa untuk menjadi kuat/tegar dan  disegarkan kembali. Juga bukan semacam sugesti jiwa untuk mempertahankan keberimanan itu tetap prima demi menghindar situasi kehidupan tanpa beriman pada Tuhan. Beriman kepada Tuhan dalam kebenaran firman Tuhan bukan seperti itu, tetapi sebuah kehidupan yang mendewasakan untuk pertama-tama mengenal Tuhan itu adalah Gembala yang Baik sehingga karena mengenal dan digembalakan-Nya menjadi tahu mengapa harus menyerahkan hidup kedalam tangan-Nya. Dalam teks di atas ada pernyataan seperti ini: tetapi jika kamu anggap tidak baik untuk beribadah kepada TUHAN, pilihlah pada hari ini kepada siapa kamu akan beribadah. Ini sebuah relasi yang menghendaki kedewasaan yang tak main-main. Setiap orang, katanya memiliki kebebasan untuk memilih, tetapi pada teks ini, ada sebuah problem kebebasan untuk memilih atau ada sebuah problem rasio sebagai sebuah mekanisme pertimbangan untuk memilih secara jitu tanpa salah, karena faktanya kebebasan untuk memilih pada diri manusia memiliki problem yang serius di hadapan Allah, yaitu manusia memiliki kebodohan yang kronis ketika harus memilih antara Allah yang berkuasa untuk menggembalakan jiwa kepada kehidupan, atau allah yang tak berdaya menggembalakan jiwa kepada kehidupan.

0 Renungan Singkat Bagi Setiap Suami Kristen:


Oleh: Martin Simamora
Suami, Asuh dan Rawatlah Isterimu Sebagaimana Kristus Terhadap 
Jemaat-Nya
(Mengenal dasar Tersuci bagi Setiap Suami Untuk Membina Hubungan dengan Isterinya dan Membangun Keluarga yang Kokoh dalam Tuhan)

Suami Nahkoda Kebenaran dalam Keluarga
Shinta, isteriku
Dalam Alkitab, peran seorang suami begitu sentral dalam kehidupan rohani keluarganya, dan akan seperti apakah hasil pembangunan kehidupan keluarganya akan ditentukan oleh suami:

Efesus 5:22-23 Hai isteri, tunduklah kepada suamimu seperti kepada Tuhan, karena suami adalah kepala isteri sama seperti Kristus adalah kepala jemaat. Dialah yang menyelamatkan tubuh.

Ayat ini memberikan makna dan kehidupan yang sangat mendalam terkait kehidupan rohani seorang suami. Apakah sebagai suami, saya dan anda memiliki kehidupan rohani yang terbangun di atas pengenalan Yesus Kristus yang telah menebus kehidupannya yang dahulu dalam taklukan kuasa dosa, untuk kemudian masuk ke dalam kehidupan yang penuh dengan persekutuan Kristus yang mengubahkan hidupnya sehingga mampu melayani Tuhan? Ketika para suami membaca suami adalah kepala isteri sama seperti Kristus adalah kepala jemaat, maka pertanyaan krusialnya adalah:  apakah saya dan anda memang memiliki pengenalan akan Kristus adalah kepala jemaat yang sungguh mengasihi, merawat dan melindungi jemaat-Nya daripada yang jahat, bukan memanipulasi dan bukan menjadi sumber kehancuran kehidupan rumah tangga/jemaat-Nya.

Jadi dalam hal ini, menjadi suami Kristen lebih dari sekedar seorang pria menjadi seorang laki-laki jantan atau laki-laki sejati bagi isterinya yang sanggup menjadi suami-suami yang baik, mampu membahagiakan anak dan isteri, penuh kelemah-lembutan sementara memiliki kepemimpinan yang dewasa.Bukan itu, sementara itu harus dimiliki, tetapi dasar bagi semua itu adalah apakah  seorang suami memiliki pengenalan yang benar kepada Yesus Kristus?


Mengapa demikian? Karena sebetulnya setiap suami-isteri Kristen ketika memenuhi kebenaran ini, ia sedang memberikan kesaksian tentang Kristus yang mengasihi jemaat-Nya yang masih di dunia ini. Sebuah kehormatan yang  dibangun bukan berdasarkan kekuatan diri tapi berdasarkan pengenalan yang sejati dengan Kristus.
Sehingga memang ini adalah soal seorang suami atau seorang pria memiliki pengenalan dan kehidupan dalam persekutuan dengan Kristus yang  telah memberikan hidup kekal dan persekutuan dengan Allah.Kalau saja para suami dapat memiliki kehidupan sebagai kepala isteri sebagaimana Kristus adalah kepala jemaat, maka di dunia ini, setiap suami Kristen memang dapat diandalkan untuk menjadi nahkoda rumah tangganya dan pemberita injil yang berbasis keluarga atau kehidupan keluarganya.

0 Memahami Konstelasi Politik & Kedaulatan Allah Atas Dunia



Oleh: Martin Simamora


Allah Berdaulat adalah Raja
Di Atas Segala Raja


(Catatan Penting Iman Kristen Menyambut Tahun Politik Indonesia)
Tank Militer Turki yang saat itu diduga bagian dari kekuatan yang mengkudeta pemerintahan Turki-arabgt.com


Hati Tuhan Terhadap Politik, Kehidupan Berbangsa & Bernegara
Apa yang terlintas dalam benak ketika  membicarakan politik? Sebelum anda memikirkan apakah yang anda pikirkan, perlu dipahami  bahwa kita semua adalah makhluk politik. Negara kita sebagaimana semua negara lainnya memiliki konstitusi yang mengatur kehidupan berbangsa dan bernegara, sehingga pada natur terdasarnya, semua warga suatu negara adalah individu-individu politis. Artinya setiap warga memiliki relasi dengan negara dalam koridor perundang-undangan  dalam rupa hak dan kewajiban. Apakah Tuhan peduli terhadap politik, kehidupan berbangsa dan bernegara? Apakah Allah berdaulat dalam konstelasi politik sebuah negara? Memahami hal ini, akan memberikan kita dasar dan hati, mengapa kita sebagai orang-orang Kristen perlu dan wajib berdoa. Sementara kita adalah individu-individu politis, setiap orang-orang Kristen adalah invidu-individu yang hidup dalam pengenalan dan ketaatan kepada pemerintahan Allah yang berdaulat melalui dan di dalam Kerajaan Yesus Sang Kristus. Sebagai permulaan, mari kita membaca sejumlah ayat Alkitab berikut ini:

Daniel 4:32-34 engkau akan dihalau dari antara manusia dan tempat tinggalmu akan ada di antara binatang-binatang di padang; kepadamu akan diberikan makanan rumput seperti kepada lembu; dan demikianlah akan berlaku atasmu sampai tujuh masa berlalu, hingga engkau mengakui, bahwa Yang Mahatinggi berkuasa atas kerajaan manusia dan memberikannya kepada siapa yang dikehendaki-Nya!" Pada saat itu juga terlaksanalah perkataan itu atas Nebukadnezar, dan ia dihalau dari antara manusia dan makan rumput seperti lembu, dan tubuhnya basah oleh embun dari langit, sampai rambutnya menjadi panjang seperti bulu burung rajawali dan kukunya seperti kuku burung. Tetapi setelah lewat waktu yang ditentukan, aku, Nebukadnezar, menengadah ke langit, dan akal budiku kembali lagi kepadaku. Lalu aku memuji Yang Mahatinggi dan membesarkan dan memuliakan Yang Hidup kekal itu, karena kekuasaan-Nya ialah kekuasaan yang kekal dan kerajaan-Nya turun-temurun.

Yesaya 45:1Beginilah firman TUHAN: "Inilah firman-Ku kepada orang yang Kuurapi, kepada Koresh yang tangan kanannya Kupegang supaya Aku menundukkan bangsa-bangsa di depannya dan melucuti raja-raja, supaya Aku membuka pintu-pintu di depannya dan supaya pintu-pintu gerbang tidak tinggal tertutup

Daniel 8:16-25 dan aku mendengar dari tengah sungai Ulai itu suara manusia yang berseru: "Gabriel, buatlah orang ini memahami penglihatan itu!" Lalu datanglah ia ke tempat aku berdiri, dan ketika ia datang, terkejutlah aku dan jatuh tertelungkup, lalu ia berkata kepadaku: "Pahamilah, anak manusia, bahwa penglihatan itu mengenai akhir masa!" Sementara ia berbicara dengan aku, jatuh pingsanlah aku tertelungkup ke tanah; tetapi ia menyentuh aku dan membuat aku berdiri kembali. Lalu berkatalah ia: "Kuberitahukan kepadamu apa yang akan terjadi pada akhir murka ini, sebab hal itu mengenai akhir zaman. Domba jantan yang kaulihat itu, dengan kedua tanduknya, ialah raja-raja orang Media dan Persia. Dan kambing jantan yang berbulu kesat itu ialah raja negeri Yunani, dan tanduk besar yang di antara kedua matanya itu ialah raja yang pertama. Dan bahwa tanduk itu patah dan pada tempatnya itu muncul empat buah, berarti: empat kerajaan akan muncul dari bangsa itu, tetapi tidak sekuat yang terdahulu. Dan pada akhir kerajaan mereka, apabila orang-orang fasik telah penuh kejahatannya, maka akan muncul seorang raja dengan muka yang garang dan yang pandai menipu. Kekuatannya akan menjadi hebat, tetapi tidak sekuat yang terdahulu, dan ia akan mendatangkan kebinasaan yang mengerikan, dan apa yang dilakukannya akan berhasil; orang-orang berkuasa akan dibinasakannya, juga umat orang kudus. Dan oleh karena akalnya, penipuan yang dilakukannya akan berhasil; ia akan membesarkan dirinya dalam hatinya, dan dengan tak disangka-sangka banyak orang akan dibinasakannya; juga ia akan bangkit melawan Raja segala raja. Tetapi tanpa perbuatan tangan manusia, ia akan dihancurkan.

Yeremia 50:1-5 Firman yang disampaikan TUHAN dengan perantaraan nabi Yeremia mengenai Babel, mengenai negeri orang-orang Kasdim: Beritahukanlah di antara bangsa-bangsa dan kabarkanlah, naikkanlah panji-panji dan kabarkanlah, janganlah sembunyikan, katakanlah: Babel telah direbut, dewa Bel menjadi malu, Merodakh telah terkejut! Berhala-berhalanya menjadi malu, dewa-dewanya yang keji telah terkejut! Maka suatu bangsa maju menyerangnya dari utara, membuat negerinya menjadi tempat tandus; tidak ada lagi yang diam di dalamnya, baik manusia maupun binatang, semuanya lari lenyap. Pada waktu itu dan pada masa itu, demikianlah firman TUHAN, orang Israel akan datang, bersama-sama dengan orang Yehuda; mereka akan berjalan sambil menangis dan mencari TUHAN, Allah mereka; mereka menanyakan jalan ke Sion, ke sanalah mereka terarah: Marilah kita menggabungkan diri kepada TUHAN, bergabung dalam suatu perjanjian kekal yang tidak dapat dilupakan!

Allah yang berdaulat itu bukan saja terlibat dalam konstelasi politik bangsa-bangsa di dunia ini, tetapi Ia ada di dalamnya. Perjanjian Baru bahkan turut memberikan petunjuk yang dramatis mengenai keterlibatan-Nya. Perhatikan ini:

0 Diamlah dan ketahuilah, bahwa Akulah Allah!


Oleh: Martin Simamora

Ketika Dunia Semakin Menjadi Bukti Ketiadaan Allah Dalam Pandangan Manusia, Tetapi Bukan Sama Sekali Karena  Allah Hingga  Saat Ini Belum Berkuasa Untuk Menghakimi Penguasa Dunia itu

 
caak.mn
Pandangan bahwa dunia lebih tepat untuk dikatakan sebagai bukti ketiadaan Allah memang nyaris tak terelakan dalam pandangan manusia. Semenjak manusia menitikberatkan kebebasan manusia untuk melakukan apapun juga yang baik dalam pandangannya dan Tuhan  kelihatannya tak berbuat apa-apa, ini menggoda siapapun untuk mulai lebih berhati-hati untuk berkata Tuhan ada dan berkuasa atas setiap tindakan. Hal semacam ini bukan hal yang baru dalam Alkitab. Alkitab bahkan mengontraskan teramat benderang  kehendak bebas manusia yang memiliki kecenderungan untuk memberontak pada Tuhan sanggup memvonis: benarkah Allah ada, atau cuma sekedar mekanisme jiwa manusia untuk tetap memiliki pengharapan yang ditumpukan pada sosok atau “being” yang lebih tinggi dan lebih berkuasa dari dirinya, jika pun tidak terbukti mahakuasa. Misal saja ini:

Mazmur 73:9-11 Mereka membuka mulut melawan langit, dan lidah mereka membual di bumi. Sebab itu orang-orang berbalik kepada mereka, mendapatkan mereka seperti air yang berlimpah-limpah. Dan mereka berkata: "Bagaimana Allah tahu hal itu, adakah pengetahuan pada Yang Mahatinggi?"

Ini adalah sebuah kejujuran beriman dari seseorang yang begitu dekat dengan Tuhan dalam kehidupan spirtualnya. Siapakah Asaf? Asaf si pemazmur ini, adalah sesorang musisi rohani yang sangat bertalenta dan juga seorang pelihat! Mari perhatikan siapakah Asaf ini dalam catatan kitab Tawarikh: “Lalu raja Hizkia dan para pemimpin memerintahkan orang-orang Lewi menyanyikan puji-pujian untuk TUHAN dengan kata-kata Daud dan Asaf, pelihat itu. Maka mereka menyanyikan puji-pujian dengan sukaria, lalu berlutut dan sujud menyembah” (2Tawarikh 29:30).  Ia pelihat dan penulis lagi puji-pujian untuk Tuhan. Ia memiliki kehidupan spiritualitas yang nyata baik bagi jemaat dan bagi bangsanya bersama Daud.

Dan satu ketika, si Pelihat dan Penulis lagu puji-pujian untuk TUHAN ini,  harus menuliskan dalam mazmurnya baris-baris yang memilukan dan melemahkan jiwanya. Ia jujur dalam beriman dan ia mengemukakan pergumulannya. Tidak ada kemunafikan dan tidak membuatnya menjadi malu dalam ia sedang terpukul. Apakah yang  membuatnya menulis baris-baris pada Mazmur 73:9-11 itu? Jawabnya akan anda temukan dengan membaca mazmur tersebut secara keseluruhan.

0 Roh Kudus dan Kehidupan Orang Percaya



Oleh: Martin Simamora

Tidak Tahukah Kamu, Bahwa Tubuhmu adalah Bait Roh Kudus yang Diam Di Dalam Kamu
(Sebuah Renungan: Hal terpenting yang Harus senantiasa Kuketahui di tengah dunia yang bergejolak)

A Syrian girl rides her bicycle in an almost deserted street in the Teshrin neighborhood of the Qabun 
area in Damascus on Jan. 3, 201. (OMAR AL-KHANI/AFP/Getty Images)

îDia diam di dalam Kamu & Membawamu Kedalam Relasi Persekutuan Hidup 
Ketika kita membicarakan Roh Kudus, nama ini membawa dua dampak tak terpisahkan yang sangat signifikan bagi setiap orang percaya. Pertama, kita pasti akan dibuatnya masuk kedalam kehidupan kudus, sebagaimana namanya menunjukan hal tersebut. Dan hal ini, tidak main-main. Artinya setiap orang percaya harus benar-benar bukan saja memperhatikan bagaimana ia hidup tetapi ia harus mengetahui bahwa eksistensi dirinya di dunia ini di hadapan Bapa akan dibentuk-Nya melalui penghadiran Roh Kudus di dalam dirimu dan diriku. Coba perhatikan  peringatan penting ini:

Ä1Korintus 6:19 Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah, --dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri?

Ini adalah hidup kudus karena dikuduskan dalam cara Ia menyelenggarakan sebuah kodrat kehidupan beribadah yang sangat esensial  pada diri saya dan anda, antara saya, anda dengan Roh Kudus: tubuhmu dan tubuhku adalah bait Roh Kudus. Bagaimana memiliki kehidupan beribadah, kehidupan penyembahan, dan kehidupan keseharian yang berkenan pada Bapa, akarnya terletak pada Roh Kudus yang bukan hanya  diam di dalam kamu dan nggak ngapa-ngapain, tetapi Ia pasti membawamu masuk untuk memiliki sebuah persekutuan yang suci dengan Roh Kudus. Di situlah saya dan anda belajar mengenal kekudusan Allah sementara tubuh ini memang masih daging; namun tepat di sinilah, saya dan anda benar-benar belajar berjalan bersama Roh Kudus dalam sebuah relasi dan di atas sebuah pondasi yang begitu kokoh yaitu saya dan anda adalah bait Roh Kudus, sementara memang tubuh ini masih daging.

0 Dunia Bukan Tanah yang Gembur Bagi Perdamaian & Keadilan



Oleh: Martin Simamora

Memahami Tirani Ketakberdayaan Moralitas Manusia Untuk Melenyapkan Konflik, Agar Hanya Damai Saja

Pengantar: Perilaku Janggal Manusia Dalam Membangun Perdamaian Di Dunia

Apa  yang tersaji dalam potret-potret di atas, jelas merupakan peristiwa yang sangat buruk bagi kemanusiaan dan bagi keamanan nasional yang ditegakan oleh pemerintah Republik Indonesia. Telah menjadi kewajiban negara untuk menegakan hukum dan memastikan keamanan dan ketahanan nasional negara kita ini terpelihara dan terjaga dengan baik. Tentu akan sulit membayangkan jika saja peristiwa kerusuhan di Mako Brimob Kelapa Dua itu tidak tertangani secara baik, mengabaikan hak-hak asasi manusia. Walau begitu jelas perlakuan yang begitu keji terhadap aparat keamanan, dapat saja membuat keputusan-keputusan yang dibuat menjadi terlampau emosional. Sepatutnyalah kita mengucapkan syukur kepada Tuhan yang telah memberikan hikmat dan kekuatan kepada aparat dan pemerintah kita, sehingga dapat menyelesaikan krisis tersebut secara tegas, namun penuh hikmat.

Dunia bukan tanah yang gembur bagi perdamaian, sebuah judul besar yang berupaya memotret berbagai fenomena yang janggal di dunia ini, bahwa damai dan konflik dalam segala rupanya, harus berkompetisi dalam sebuah rivalitas yang teramat sengit. Faktanya kadang damai dikalahkan oleh kekuatan-kekuatan konflik sehingga pertikaian hingga bentrok dengan aparat keamanan, kadang harus menumpahkan darah.

Tentu saja dunia sangat mengenal baik, kalau damai harus menjadi sebuah keutamaan hidup peradaban manusia. Pada level negara, karenanya, keamanan dan kedamaian kehidupan kita dalam kehidupan berbangsa dan bernegara berpondasikan pada seperangkat undang-undang hukum dan aparat penegak hukum, agar tertib sosial, kepastian hukum dapat menjadi dasar bagi saya dan anda memiliki sebuah penghidupan yang paling asasi. Karena itulah, Alkitab pun menyinggung betapa pentingnya aspek-aspek penegakan hukum secara benar dan adil:
Anchor of Life Fellowship , Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri - Efesus 2:8-9