F O K U S

Nabi Daud Tentang Siapakah Kristus

Ia Adalah Seorang Nabi Dan Ia Telah   Melihat Ke Depan Dan Telah Berbicara Tentang Kebangkitan Mesias Oleh: Blogger Martin Simamora ...

Showing posts with label Apakah Keselamatan Pemberian. Show all posts
Showing posts with label Apakah Keselamatan Pemberian. Show all posts

0 Tinjauan Pengajaran Pdt. Dr.Erastus Sabdono “Keselamatan Diluar Kristen” (3K)


“Keselamatan Kristus Juga Untuk Mereka Yang Tak Beriman Kepada-Nya”

Oleh: Martin Simamora


Bacalah lebih dulu bagian 3J

Demikian juga dengan Matius 7:21-23 yang dikutip pendeta Dr. Erastus Sabdono, sebagaimana dengan 1Petrus 1:17 dan Wahyu 21:8, bukan sama sekali  teks-teks firman yang memunculkan kebenaran bahwa seorang Kristen harus berjuang untuk mempertahankan keselamatan sehingga pantas menjadi anak-anak Allah:

Berkenaan dengan hal diatas, perlu diingatkan bahwa Tuhan tidak memandang muka (1 Pet 1:17). Siapapun mereka yang berbuat jahat akan ditolak dari kerajaan Allah. Hal ini ditegaskan dalam Wahyu 21:8 menyatakan bahwa mereka yang adalah orang-orang penakut, orang-orang yang tidak percaya, orang-orang keji, orang-orang pembunuh, orang-orang sundal, tukang-tukang sihir, penyembah-penyembah berhala dan semua pendusta, mereka akan mendapat bagian mereka di dalam lautan yang menyala-nyala oleh api dan belerang; inilah kematian yang kedua. Hendaknya kita tidak berpikir bahwa orang yang mengaku telah menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juru Selamat otomatis masuk Kerajaan Sorga. Harus tetap diingat bahwa orang yang masuk Kerajaan Sorga adalah mereka yang melakukan kehendak Bapa (Mat 7:21-23). [paragraf 14 “Keselamatan Di Luar Kristen-03]

Memang sangat berdasar, untuk kemudian, menjadi begitu peduli dengan realita kekekristenan yang dipetakan oleh manusia-manusia beragama Kristen atau mengaku diri sebagai anak-anak Allah, namun tak menebarkan “kemuliaannya” tersendiri diantara manusia-manusia, sebagaimana,misalkan saja, kemuliaan yang dimiliki oleh pohon jati atau pohon cendana diantara dunia pepohonan, sebagaimana yang dirisaukan oleh pendeta Dr.Erastus Sabdono:
Bagaimana kalau ternyata ada orang-orang Kristen yang kelakuan tidak berbeda bahkan lebih buruk dari orang-orang yang non Kristen yang tidak pergi ke gereja, apakah berarti orang-orang Kristen tersebut sudah pantas disebut sebagai umat pilihan dan pasti diterima di Kerajaan Bapa? Tentu tidak.[ ini adalah paragraph 13]

Namun demikian, satu kesalahan besar yang dilakukan oleh pendeta Dr.Erastus Sabdono: realita-realita menyimpang atau memalukan pada manusia-manusia Kristen atau mereka yang mengakukan dirinya sebagai anak-anak Allah [perhatikan, ini berangkali juga sudah menjadi sebuah sebutan yang murahan, sebab diakukan dengan mulut tanpa mengerti, memahami apalagi memiliki perilaku untuk disebut anak-anaknya Allah atau keturunan yang dilahirkan oleh kehendak Allah- Yohanes 1:12-13], tidak sama sekali merupakan kebenaran akan kebenaran keselamatan oleh kasih karunia saja. Realita-realita buruk pada manusia-manusia Kristen yang sungguh memalukan itu, tak sama sekali mengubah kebenaran bahwa kebenaran yang dimiliki oleh setiap anak-anak Allah berdasarkan relasi yang dibangunkan oleh Allah, bukan sama sekali oleh perbuatan-perbuatan baik atau mulia. Perbuatan-perbuatan baik tak menciptakan relasi intim dengan Allah, namun dalam relasimu dengan Allah yang dibangun-Nya padamu akan lahir sebuah perbuatan-perbuatan mulia pada dirimu.

Bukankah Matius 7:21-23 menyatakan realita yang digusarkan oleh pendeta Dr.Erastus Sabdono, namun apakah dengan demikian Allah medasarkan pembenaran orang beriman itu pada apa yang dapat diperbuatnya?

0 Tinjauan Pengajaran Pdt. Dr.Erastus Sabdono “Keselamatan Diluar Kristen” (3J)


“Keselamatan Kristus Juga Untuk Mereka Yang Tak Beriman Kepada-Nya”
Oleh: Martin Simamora



Bacalah lebih dulu bagian 3i

Demikian juga, saat pendeta Dr. Erastus Sabdono mengutip Wahyu 21:8:
Tetapi orang-orang penakut, orang-orang yang tidak percaya, orang-orang keji, orang-orang pembunuh, orang-orang sundal, tukang-tukang sihir, penyembah-penyembah berhala dan semua pendusta, mereka akan mendapat bagian mereka di dalam lautan yang menyala-nyala oleh api dan belerang; inilah kematian yang kedua."

Teks firman tersebut, sama sekali tidak menunjukan adanya kebenaran pada manusia dihadapan Allah berdasarkan perbuatan baik atau berdasarkan kesempurnaan seseorang melakukan kehendak Bapa, sebab tepat setelah ayat 8, kebenaran seorang manusia dihadapan Allah itu, berdasarkan pada sebuah relasi yang sangat unik dan tak bisa diselenggarakan oleh manusia:
Wahyu 21:9 Maka datanglah seorang dari ketujuh malaikat yang memegang ketujuh cawan, yang penuh dengan ketujuh malapetaka terakhir itu, lalu ia berkata kepadaku, katanya: "Marilah ke sini, aku akan menunjukkan kepadamu pengantin perempuan, mempelai Anak Domba."

Siapakah “pengantin perempuan” itu? Mari kita melihat sebuah penjelasan spektakuler mengenainya:
Wahyu 21:24 Dan bangsa-bangsa akan berjalan di dalam cahayanya dan raja-raja di bumi membawa kekayaan mereka kepadanya

Mempelai Anak Domba itu adalah segala bangsa dan raja-raja di bumi yang menjadi percaya kepadanya. Apakah dasar untuk menyatakannya? Perhatikan hal berikut ini:
Wahyu 21:27 Tetapi tidak akan masuk ke dalamnya sesuatu yang najis, atau orang yang melakukan kekejian atau dusta, tetapi hanya mereka yang namanya tertulis di dalam kitab kehidupan Anak Domba itu.

Wahyu 21:8 bukan sama sekali dasar yang sedikitpun benar bagi pendeta Dr. Erastus Sabdono untuk mengajarkan kebenaran manusia dihadapan Allah berdasarkan perbuatan-perbuatan baik atau yang sekehendak dengan Bapa, apalagi terlepas dari Kristus. Sebaliknya, menunjukkan bahwa hanya mereka yang tak mengenal Kristus atau tak memiliki Kristus di dalam dirinya, tak memiliki kuasa untuk hidup sebagai anak-anak yang taat dan tidak menuruti hawa nafsu dunia  ini. Jika Kristus  berdiam di dalam dirinya, maka ia tercatat di dalam kitab kehidupan Anak Domba[baca juga tinjauan bagian 1R,tinjauan bagian 1S, tinjauan bagian 2Q]. Apakah dasar bagi orang tersebut dapat masuk, bahkan, tidak berdasarkan pada perbuatan baiknya, tetapi pada: apakah  namanya tertulis di dalam Kitab kehidupan Anak domba, atau tidak? Ini menunjukan bahwa: pertama: mereka yang memiliki Kristus adalah milik Kristus dan menghasilkan kehidupan yang berasal dari Kristus di dalam dirinya. Seseorang yang mana Kristus berdiam di dalamnya tak akan  melahirkan sesuatu yang najis, kekejian dan dusta; kedua: Kristus adalah dasar kebenaran mereka di hadapan Allah sehingga nama mereka tercatat di dalam kitab kehidupan tersebut.

0 Tinjauan Pengajaran Pdt. Dr.Erastus Sabdono “Keselamatan Diluar Kristen” (3i)


“Keselamatan Kristus Juga Untuk Mereka Yang Tak Beriman Kepada-Nya”

Oleh: Martin Simamora



Bacalah lebih dulu bagian 3H

Yesus Kristus pada mulanya adalah Allah Sang Firman yang bersama-sama dengan Allah. Sang Firman itu telah menjadi Anak. Tak hanya Ia adalah Anak Manusia, sebagaimana Yesus sendiri menyebut dirinya demikian untuk menunjukan kesejatian kemanusiaannya [Lukas 19:9-10], namun juga, Ia adalah Anak Allah, sebagaimana Yesus sendiri menyebut dirinya demikian [Yohanes 5:18-20] untuk menunjukan kesejatian ke-Tuhan-an pada dirinya sendiri, dan itu dikemukakannya secara  gamblang: “masihkah kamu berkata kepada Dia yang dikuduskan oleh Bapa dan yang telah diutus-Nya ke dalam dunia: Engkau menghujat Allah! Karena Aku telah berkata: Aku Anak Allah?”[ Yohanes 10:36]. Apa yang menarik dalam Ia menyatakan siapakah dirinya dalam sebuah keistimewaan, baik Anak Manusia dan Anak Allah, pada  saat Ia menyatakan dirinya Anak Manusia tak sama sekali menyusutkan kuasa-Nya untuk menyelamatkan: “Sebab Anak Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang." Oleh Yesus sendiri, Sang Firman yang telah menjadi manusia itu didalam kemanusiaannya adalah Ia yang berkuasa untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang [ baca juga Lukas 15:1-7; Lukas 15:8-10; Lukas 15:11-32 yang menunjukan bahwa Yesus datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang]. Mengapa hal ini penting untuk dinyatakan?

Saat siapapun mengajar atau berteologia dalam sebuah cara mengabaikan atau tidak memperhitungkan siapakah Yesus, apakah sabda-sabdanya, apakah karya-karya keselamatannya, atas kehendak siapakah Yesus telah datang dan apakah yang dikehendaki Bapa didalam Ia melakukan karya keselamatannya, berdasarkan apapun dan bagaimanapun, maka memang pengajaran dan teologia yang dihasilkannya dapat berlawanan dengan apapun yang disaksikan oleh  kitab suci tersebut. Termasuk, bagaimana pendeta Dr. Erastus Sabdono melakukannya melalui pernyataannya berikut ini:
Berkenaan dengan hal diatas, perlu diingatkan bahwa Tuhan tidak memandang muka (1 Pet 1:17). Siapapun mereka yang berbuat jahat akan ditolak dari kerajaan Allah. Hal ini ditegaskan dalam Wahyu 21:8 menyatakan bahwa mereka yang adalah orang-orang penakut, orang-orang yang tidak percaya, orang-orang keji, orang-orang pembunuh, orang-orang sundal, tukang-tukang sihir, penyembah-penyembah berhala dan semua pendusta, mereka akan mendapat bagian mereka di dalam lautan yang menyala-nyala oleh api dan belerang; inilah kematian yang kedua. Hendaknya kita tidak berpikir bahwa orang yang mengaku telah menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juru Selamat otomatis masuk Kerajaan Sorga. Harus tetap diingat bahwa orang yang masuk Kerajaan Sorga adalah mereka yang melakukan kehendak Bapa (Mat 7:21-23).

Setiap orang yang melakukan kehendak Bapa, itu, haruslah seorang yang menerima Yesus Kristus. Tak ada siapapun yang sanggup melakukan kehendak Bapa tanpa Kristus! Tak ada keselamatan berdasarkan perbuatan baik dapat terjadi pada manusia. Itu sebabnya, Yesus sebagai Anak Manusia berkata: datang untuk mencari dan menyelamatkan. Itu hal yang absolut, sebagaimana Yesus menyatakan. Tuhan memang tidak memandang muka sehingga semua yang berbuat jahat  memang akan ditolak  masuk ke dalam  Kerajaan Allah. Tetapi 1 Petrus 1:17 itu sendiri sama sekali tidak menunjukan sebuah kebenaran masuk ke dalam kerajaan Allah berdasarkan perbuatan yang sekehendak dengan Bapa pada siapapun manusia, apalagi sampai terlepas dari Yesus Kristus

0 Tinjauan Pengajaran Pdt. Dr.Erastus Sabdono “Keselamatan Diluar Kristen” (3H)


“Keselamatan Kristus Juga Untuk Mereka Yang Tak Beriman Kepada-Nya”

Oleh: Martin Simamora


Bacalah lebih dulu bagian 3G

Tanpa memperhatikan dan menetapkan kebenaran akan siapakah orang-orang beriman itu, bahwa mereka adalah orang-orang yang telah diserahkan Bapa kepada-Nya, dan memang pada realitanya, ada yang memang dapat disebut murid-murid Kristus oleh orang-orang dunia atau kita sendiri, namun tidak sama sekali menurut  Yesus [ bacalah  tinjauan bagian 3F dan  tinjauan bagian 3G], sebagaimana telah ditunjukan oleh Yesus sendiri melalui sebuah peristiwa yang begitu vulgar:

Yohanes 6:60-61 Sesudah mendengar semuanya itu banyak dari murid-murid Yesus yang berkata: "Perkataan ini keras, siapakah yang sanggup mendengarkannya?" Yesus yang di dalam hati-Nya tahu, bahwa murid-murid-Nya bersungut-sungut tentang hal itu, berkata kepada mereka: "Adakah perkataan itu menggoncangkan imanmu?

Yohanes 6:64 Tetapi di antaramu ada yang tidak percaya." Sebab Yesus tahu dari semula, siapa yang tidak percaya …

mengapa Ia bisa tahu dari semula? Apakah yang Yesus lihat atau tahu namun tak kita ketahui? Maka  inilah sebuah  hal pasti yang tak dapat kita ketahui: “Tidak ada seorangpun yang dapat datang kepada-Ku, jikalau ia tidak ditarik oleh Bapa yang mengutus Aku- Yoh 6:44” atau “Semua yang diberikan Bapa kepada-Ku akan datang kepada-Ku, dan barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan Kubuang- Yoh 6:37” atau “Inilah kehendak Dia yang telah mengutus Aku, yaitu supaya dari semua yang telah diberikan-Nya kepada-Ku jangan ada yang hilang-Yoh 6:39” atau “Tidak ada seorangpun yang dapat datang kepada-Ku, jikalau ia tidak ditarik oleh Bapa yang mengutus Aku, dan ia akan Kubangkitkan pada akhir zaman- Yoh 6:44.” Yesus mengetahui dari semula, karena tidak semua yang mengikutnya dan menjadi muridnya, datang dan mengikutnya sebagai sebuah kesejatian seorang murid yang dilahirkan oleh Bapa. Ini senilai dengan:

Yohanes 6:26 Yesus menjawab mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya kamu mencari Aku, bukan karena kamu telah melihat tanda-tanda, melainkan karena kamu telah makan roti itu dan kamu kenyang

Bacalah seterusnya hingga  ayat 36, maka kita akan  menemukan bahwa Yesus segera memvonis mereka sebagai para pengikut Yesus yang pada akhirnya akan meninggalkannya:
Yohanes 6:36 Tetapi Aku telah berkata kepadamu: Sungguhpun kamu telah melihat Aku, kamu tidak percaya.

Mengapa mereka hanya bisa menjadi murid-murid yang beriman karena makanan yang mengenyangkan secara duniawi dan bukan karena makanan yang mendatangkan hidup kekal atau mempercayai Yesus? 

Maka, inilah jawaban Yesus:

0 Tinjauan Pengajaran Pdt. Dr.Erastus Sabdono “Keselamatan Diluar Kristen” (3G)


“Keselamatan Kristus Juga Untuk Mereka Yang Tak Beriman Kepada-Nya”

Oleh: Martin Simamora
Bacalah lebih dulu bagian 3F

Demikian juga dengan Galatia 5:24-25, bukan sama sekali mengindikasikan:a. mempertaruhkan segenap hidupnya untuk menjadi anak-anak Allah, dan b. berjuang agar pantas menjadi anak-anak Allah, sebagaimana dinyatakannya juga pada paragraf 11:

Menerima Yesus berarti menerima Dia sebagai pemilik kehidupan (Yoh 1:10-13). Orang yang menerima Yesus berarti menyerahkan atau mempertaruhkan segenap hidupnya untuk menjadi anak-anak Allah. Ini berarti hidup di dunia ini hanya untuk berjuang agar pantas menjadi anak-anak Allah atau anggota Kerajaan. Orang yang menerima Tuhan Yesus adalah orang-orang yang telah kehilangan hidupnya. Hidup yang mereka miliki hanyalah kehidupan dalam iman kepada anak Allah. Orang yang masih memiliki dirinya sendiri berarti belum menerima Tuhan Yesus Kristus (Gal 5:24-25).

Mari  kita melihat Galatia 5:24-25:
(24) Barangsiapa menjadi milik Kristus Yesus, ia telah menyalibkan daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya.(25) Jikalau kita hidup oleh Roh, baiklah hidup kita juga dipimpin oleh Roh,

Seperti halnya pada teks firman Yohanes 1:10-13, maka pun demikian pada Galatia 5:24-25 secara kokoh, Allah menjadi sentralitas pada realita kehidupan orang percaya, sekarang ini juga:
-menjadi milik Kristus
-hidup oleh Roh

Apa atau siapakah yang menjadi permulaan dan penyelenggara: orang beriman kepada Kristus itu, menyalibkan daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya?

0 Tinjauan Pengajaran Pdt. Dr.Erastus Sabdono “Keselamatan Diluar Kristen” (3F)


“Keselamatan Kristus Juga Untuk Mereka Yang Tak Beriman Kepada-Nya”

Oleh: Martin Simamora



Bacalah lebih dulu bagian 3E

Pada paragraf 11 dari “Keselamatan Di Luar Kristen-03,” kembali, pendeta Dr. Erastus Sabdono mendemonstrasikan betapa ia berlaku demikian represif terhadap teks firman Tuhan, bahkan pada nas yang dikutipnya sendiri:

Menerima Yesus berarti menerima Dia sebagai pemilik kehidupan (Yoh 1:10-13). Orang yang menerima Yesus berarti menyerahkan atau mempertaruhkan segenap hidupnya untuk menjadi anak-anak Allah. Ini berarti hidup di dunia ini hanya untuk berjuang agar pantas menjadi anak-anak Allah atau anggota Kerajaan. Orang yang menerima Tuhan Yesus adalah orang-orang yang telah kehilangan hidupnya. Hidup yang mereka miliki hanyalah kehidupan dalam iman kepada anak Allah. Orang yang masih memiliki dirinya sendiri berarti belum menerima Tuhan Yesus Kristus (Gal 5:24-25).

Perhatikan poin pengajarannya: orang yang menerima Kristus berarti menyerahkan atau mempertaruhkan segenap hidupnya untuk menjadi anak-anak Allah. Kemudian ia menambahkan: berarti hidup ini hanya untuk berjuang agar pantas menjadi anak-anak Alah atau anggota Kerajaan.

Benarkan Yohanes 1:10-13  memberikan sedikit saja indikasi: a. mempertaruhkan segenap hidupnya untuk menjadi anak-anak Allah, dan b. berjuang agar pantas menjadi anak-anak Allah.
Mari kita melihat untuk membaca Yohanes 1:10-13

(10) Ia telah ada di dalam dunia dan dunia dijadikan oleh-Nya, tetapi dunia tidak mengenal-Nya. (11) Ia datang kepada milik kepunyaan-Nya, tetapi orang-orang kepunyaan-Nya itu tidak menerima-Nya.(12) Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya;(13) orang-orang yang diperanakkan bukan dari darah atau dari daging, bukan pula secara jasmani oleh keinginan seorang laki-laki, melainkan dari Allah.

Yohanes 1:10-13 malah secara telak membungkam pengajaran pendeta Dr.Erastus Sabdono. Pada teks firman tersebut secara telak dibantah bahkan tidak diakui sama sekali elemen  mempertaruhkan segenap hidupnya untuk menjadi anak-anak Allah dan elemen berjuang keras  agar pantas menjadi anak-anak Allah.

0 Tinjauan Pengajaran Pdt. Dr.Erastus Sabdono “Keselamatan Diluar Kristen” (3E)


“Keselamatan Kristus Juga Untuk Mereka Yang Tak Beriman Kepada-Nya”

Oleh: Martin Simamora


Bacalah lebih dulu bagian 3D

Paragraf 10 pun demikian, sebuah tindakan represif yang begitu tajam, tepat pada sabda Yesus sendiri, terkait apa yang dimaksud-Nya sebagai “selamat di dalam Yesus.” Beginilah pendeta Dr. Erastus Sabdono melakukan  tindakan represif  tersebut, sebagaimana pernyataannya berikut ini:
Perbedaan tersebut diatas dijadikan ukuran keselamatan. Mereka yang merasa sudah menjadi umat pilihan ini berkeyakinan bahwa dirinya pasti diselamatkan, terhindar dari api kekal. Padahal. keselamatan bukanlah hanya terhindar dari api kekal dan diperkenankan masuk Sorga tetapi proses menjadi manusia seperti rancangan Allah semula. Terhindar dari api kekal dan diperkenan masuk Kerajaan Sorga bisa terwujud dalam kehidupan seseorang bila sudah memasuki proses keselamatan, yaitu menjadi manusia seperti rancangan Allah semula. Tanpa proses dikembalikan kepada rancangan Allah semula sudah bisa dipastikan tidak masuk dalam Kerajaan Sorga atau menjadi anggota Kerajaan. Mereka tidak bisa dikategorikan sebagai menerima Yesus.

Perihal ini,  juga telah saya sentuh sejak bagian pertama tinjauan ini pada “tinjauan bagian1C”. Benarkan Yesus menyatakan bahwa: a. keselamatan bukan hanya terhindar dari api kekal dan diperkenan masuk ke sorga, tetapi proses menjadi manusia seperti rancangan Allah semula; b. Terhindar dari api kekal dan diperkenan masuk bergantung pada memasuki proses keselamatan. Penekanan  pengajaran pendeta Dr. Erastus Sabdono: proses dikembalikan pada rancangan  Allah semula. Tanpa ini, maka dipastikan tidak masuk dalam kerajaan Sorga atau menjadi anggota Kerajaan. Bukan Yesus dan karyanya, namun manusia yang masuk ke dalam proses dikembalikan pada rancangan Allah semula, adalah sentral keselamatan kekal - pemasti untuk masuk ke dalam kerajaan sorga.

Benarkah Alkitab mengajarkan hal ini? Ataukah, ini,  pendeta Erastus sedang mengoreksi Yesus Kristus dan pengajaran para rasul sebagaimana epistel-epistel menyatakannya, bagaikan Yesus yang berkata “ tetapi Aku berkata kepadamu” kala Ia mengoreksi dan memulihkan kebenaran yang terkandung di dalam Taurat [ Tinjauan bagian 1A]?

0 Tinjauan Pengajaran Pdt. Dr.Erastus Sabdono “Keselamatan Diluar Kristen” (3D)


“Keselamatan Kristus Juga Untuk Mereka Yang Tak Beriman Kepada-Nya”

Oleh: Martin Simamora
Memancing kepiting di Laut Bering yang sedang dilandai badai - Hak Cipta: Karen Ducey Multimedia
Bacalah lebih dulu bagian 3C

Jika anda mengikuti rangkaian tinjauan ini, maka salah satu penyimpangan menyolok yang dilakukan pendeta Dr.Erastus Sabdono, adalah: melakukan pengisolasian  kata atau bagian dari sebuah ayat  dari keseluruhan kalimat dan atau ayat, termasuk mengisolasinya dari bangun perikop, kitab, Injil atau Epistel, dan keseluruhan Alkitab itu sendiri. Mengisolasinya dan kemudian menariknya keluar hingga benar-benar terlepas dari historis keberadaan bagian itu pada asal-usul yang menjiwai atau yang membangunkan kebenaran pada teks-teks tersebut, untuk kemudian diberikan kehistorisan baru yang teramat asing, sehingga pada akhirnya membungkam kehistorisan gagasan yang hendak dibunyikan pada aslinya sebagaimana maksud penulis asli. Inilah yang saya maksudkan, bahwa pendeta Dr. Erastus Sabdono bertindak represif terhadap teks-teks yang memang tak berdaya dan tak dapat memprotes kala  ia diperlakukan demikian. Misalkan saja, pada contoh kasus ini :

Kelompok ketiga ini tidak membenci terhadap Anak Allah tetapi juga tidak mengasihi. Mereka hanya menghormati Tuhan Yesus dan Injilnya beserta dengan Pengikut-Nya pada batas toleransi beragama. Berkenaan dengan kelompok orang seperti ini Tuhan Yesus menyatakan: “… sebab barangsiapa tidak melawan kamu, ia ada di pihak kamu” (Luk 9:50)

Sebagaimana yang dapat anda baca pada paragraf 6 dalam “Keselamatan Di Luar Kristen – 03, By Dr.Erastus Sabdono.” Bagaimana bisa Lukas 9:50  yang merupakan perstiwa eksorsis atau pengusiran setan dari dalam diri manusia, digunakan untuk mendukung pengajarannya bahwa ada “kelompok ketiga?” Sementara Yesus sendiri senantiasa mengaitkan pengusiran Setan dengan kuasa pengutusan yang berasal dari dirinya dan keberimanan dengan dirinya, tak ada Setan yang dapat takluk pada diri seorang manusia  hanya sekedar mengucapkan namanya, sebab mengusir setan bukan dengan mengucapkan MANTERA nama Yesus. Mengusir setan demi nama Yesus tanpa relasi iman pada dirinya, sama dengan menyatakan bahwa semua orang cukup menghapal nama Yesus bagaikan mantera.” Saya tak akan mengulas ini, sebab tepat pada Lukas 9:50 saya sudah menjawabnya pada “ Tinjauan Bagian 2M.”

Pada kesempatan ini, saya akan memperlihatkan bagaimana model represif digunakan oleh Pendeta Dr. Erastus Sabdono dalam spektrum yang lebih luas.

0 Tinjauan Pengajaran Pdt. Dr.Erastus Sabdono “Keselamatan Diluar Kristen” (3C)


“Keselamatan Kristus Juga Untuk Mereka Yang Tak Beriman Kepada-Nya”
Oleh: Martin Simamora



Bacalah lebih dulu bagian 3B

Selanjutnya, pendeta Dr.Erastus Sabdono melakukan pengklasifikasian atau pengelompokan manusia-manusia pada zaman anugerah. Ia membaginya kedalam 4 pengelompokan: (1) manusia yang menerima Tuhan Yesus, pada paragraf  tiga, (2) manusia yang menolak Tuhan Yesus dalam sikap memusuhi Kristus, pada paragraf  empat, (3)manusia yang tidak menerima Tuhan Yesus Kristus tetapi juga tidak bisa dikatakan menolak, pada paragraf lima, (4) manusia yang tidak pernah mendengar Injil sama sekali sehingga mereka tidak pernah menerima Tuhan Yesus, pada paragraf delapan.

Secara keseluruhan, sejak  tinjauan bagian satu, kemudian bagian dua,dan pada permulaan bagian tiga, semua pengklasifikasian tersebut telah disanggah. Sebetulnya, juga, pendeta Dr.Erastus Sabdono sedang melakukan pengulangan gagasan utamanya:”ada pola lain keselamatan,” bahwa Yesus Kristus bukan satu-satunya jalan keselamatan.

Tetapi, apakah benar Alkitab memang mendukung pengelompokan semacam ini? Jika, tidak ada, apakah Ia sedang melakukan tindakan represif pada  kebenaran-kebenaran firman itu sendiri? Untuk mengetahuinya, maka firman-firman itu sendirilah yang akan menyingkapkannya.

0 Tinjauan Pengajaran Pdt. Dr.Erastus Sabdono “Keselamatan Diluar Kristen” (3B)



“Keselamatan Kristus Juga Untuk Mereka Yang Tak Beriman Kepada-Nya”

Oleh: Martin Simamora                     



Bacalah lebih dulu bagian 3A

Pendeta Dr. Erastus Sabdono, juga merekayasa “ siapakah  yang disebut orang Kristen itu dan apakah Kristen itu” sehingga  ia membangun “Kristen” yang asing. Saya menyatakan bahwa   yang dibangunnya adalah Kristen yang asing, sebab pada dasarnya gagasan semacam ini: “Dengan memahami secara benar apa yang dimaksud dengan menerima Yesus maka dapatlah ditemukan ketetapan pengertian mengenai keselamatan orang percaya dan mereka yang bukan Kristen, tak pernah diajarkan di dalam Alkitab.” Apakah Alkitab mengidentifikasikan orang Kristen/percaya kepada Kristus, dan yang tidak percaya kepada Kristus/bukan Kristen sebagai sama-sama memiliki ketetapan keselamatan, pada bagian-bagiannya tersendiri?

Siapakah Orang Kristen itu dan  apakah  yang menjadi fondasi imannya? Pada mulanya, mereka tidak dikenali sebagai apa yang kita kenal sebagai orang Kristen. Pada mulanya, mereka dikenali sebagai kelompok yang diburu dan diingini kematiannya:
Kisah Para Rasul 9:1-2 Sementara itu berkobar-kobar hati Saulus untuk mengancam dan membunuh murid-murid Tuhan. Ia menghadap Imam Besar, dan meminta surat kuasa dari padanya untuk dibawa kepada majelis-majelis Yahudi di Damsyik, supaya, jika ia menemukan laki-laki atau perempuan yang mengikuti Jalan Tuhan, ia menangkap mereka dan membawa mereka ke Yerusalem.

Mereka ini, disebut atau dikenali oleh penulis Kisah Para Rasul, sebagai murid-murid Tuhan yang ‘agamanya’ disebut Jalan Tuhan. Darimanakah mereka ini berasal?
Kisah Para Rasul 2:1-12 Ketika tiba hari Pentakosta, semua orang percaya berkumpul di satu tempat. Tiba-tiba turunlah dari langit suatu bunyi seperti tiupan angin keras yang memenuhi seluruh rumah, di mana mereka duduk; dan tampaklah kepada mereka lidah-lidah seperti nyala api yang bertebaran dan hinggap pada mereka masing-masing. Maka penuhlah mereka dengan Roh Kudus, lalu mereka mulai berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain, seperti yang diberikan oleh Roh itu kepada mereka untuk mengatakannya. Waktu itu di Yerusalem diam orang-orang Yahudi yang saleh dari segala bangsa di bawah kolong langit. Ketika turun bunyi itu, berkerumunlah orang banyak. Mereka bingung karena mereka masing-masing mendengar rasul-rasul itu berkata-kata dalam bahasa mereka sendiri. (7) Mereka semua tercengang-cengang dan heran, lalu berkata: "Bukankah mereka semua yang berkata-kata itu orang Galilea? Bagaimana mungkin kita masing-masing mendengar mereka berkata-kata dalam bahasa kita sendiri, yaitu bahasa yang kita pakai di negeri asal kita: kita orang Partia, Media, Elam, penduduk Mesopotamia, Yudea dan Kapadokia, Pontus dan Asia, Frigia dan Pamfilia, Mesir dan daerah-daerah Libia yang berdekatan dengan Kirene, pendatang-pendatang dari Roma, baik orang Yahudi maupun penganut agama Yahudi, orang Kreta dan orang Arab, kita mendengar mereka berkata-kata dalam bahasa kita sendiri tentang perbuatan-perbuatan besar yang dilakukan Allah." Mereka semuanya tercengang-cengang dan sangat termangu-mangu sambil berkata seorang kepada yang lain: "Apakah artinya ini?"

Mereka berasal dari peristiwa Pentakosta, sebuah peristiwa yang terjadi berdasarkan perintah ketetapan Yesus Kristus, sebelum Ia naik ke seorga, bagi para murid-muridnya untuk dipatuhi:

0 Tinjauan Pengajaran Pdt. Dr.Erastus Sabdono “Keselamatan Diluar Kristen” (3A)


“Keselamatan Kristus Juga Untuk Mereka Yang Tak Beriman Kepada-Nya”

Oleh : Martin Simamora

kredit: labkultur.tv

Bacalah lebih dulu bagian 2R

Pada “Keselamatan Di Luar Kristen - 03,” pendeta Dr.Erastus Sabdono, terlihat mulai menegakkan titik fokus  pengajarannya dengan sebuah kalimat tanya selidik: “apa yang dimaksud dengan menerima Yesus Kristus.” Namun, sebelum  ia menjelaskannya, sudah terlebih dahulu meletakan kerangka berpikir yang akan menjadi pedoman atau panduan dalam  menjawab kalimat tanya selidik tadi :“keselamatan bukan hanya untuk orang Kristen tetapi juga mereka yang bukan Kristen.”

Dalam bab ini kita membahas mengenai apa yang dimaksud dengan menerima Yesus Kristus. Hal ini sangat bertalian dengan keselamatan bukan hanya untuk orang Kristen tetapi juga mereka yang bukan Kristen. Dengan memahami secara benar apa yang dimaksud dengan menerima Yesus maka dapatlah ditemukan ketetapan pengertian mengenai keselamatan orang percaya dan mereka yang bukan Kristen.

Dengan kata lain, sebelum siapapun ingin memahami “apa yang dimaksud dengan menerima Yesus Kristus” maka ia sendiri sudah menegasi atau menyangkali jantung pertanyaannya sendiri, yaitu menerima Yesus Kristus. Ini semacam “sterilisasi” pikiran yang begitu keji dan manipulatif, bermain dengan diksi [pilihan kata] dan  sekaligus melakukan pengaburan makna dan pengelabuan tepat pada makna “menerima Yesus Kristus” sebagaimana kehendak Yesus:

Yohanes 8:24 “Karena itu tadi Aku berkata kepadamu, bahwa kamu akan mati dalam dosamu; sebab jikalau kamu tidak percaya, bahwa Akulah Dia, kamu akan mati dalam dosamu."

Yohanes 16:9 “Dan kalau Ia datang, Ia akan menginsafkan dunia akan dosa, kebenaran dan penghakiman; akan dosa, karena mereka tetap tidak percaya kepada-Ku…”

Bagaimana bisa, pendeta Dr.Erastus Sabdono dapat membangun pengajaran yang  membunyikan gagasan: menerima Yesus  adalah praktik atau sikap diri untuk baik  menerimanya, dan juga, menolaknya.  Menerima Yesus, dengan demikian, berarti bukan bermakna ekskusif pada konsekuensinya [selamat], implikasinya: Yesus sendiri telah ditempatkan dan diperlakukan sebagai tiang rambu lalu-lintas belaka di jalan raya, di pinggir jalan, seperti larangan masuk, dimana siapapun bisa menginterpretasi bahwa rambu larangan masuk tidak bermakna ekeklusif pada makna dan konsekuensinya. Ia semata ornamental. Ia bukan “Hukum Mutlak yang Berdaulat dan Memerintah.” Apa yang sentral, dengan demikian, adalah interpretasi sang guru bernama pendeta Dr.Erastus Sabdono.

0 Tinjauan Pengajaran Pdt. Dr.Erastus Sabdono “Keselamatan Diluar Kristen” (2R- akhir bagian 2)


“Tidak Ada Keselamatan Di Luar Kristus Tetapi Ada Keselamatan Di Luar Agama Kristen”
Oleh : Martin Simamora

Matahari Terbit di "Busur Mesa"  Taman Nasional Canyonlands - Kredit: National Geographic Traveller
Bacalah lebih dulu bagian 2Q

Paragraf 13, untuk kesekian kali, menunjukan kesetiaan pendeta Dr.Erastus Sabdono pada adanya pola lain keselamatan. Berupaya membangun kebedaan pada: bagaimana keselamatan  berlangsung pada era Perjanjian Lama dengan era Perjanjian Baru
Pendakwaan bagi saudara-saudara (umat Perjanjian Lama) kita akan terhenti ketika ada sosok yang menebus dosa. Sosok yang menumpahkan darah sehingga penghakiman bisa dilakukan dan ada orang yang bisa diselamatkan. Tuhan Yesuslah Anak Domba Allah yang bisa membuka meterai sehingga sejarah dunia bisa diakhiri pada suatu klimaks yaitu penghakiman. Penghakiman bagi mereka yang dihakimi dan kemuliaan bagi anak-anak Allah yang akan dimuliakan bersama dengan Kristus.

Sesuatu yang sama sekali  tidak diajarkan oleh para rasul. Sebagaimana telah saya sajikan sebelumnya, berpendapat, bahwa keselamatan pada Perjanjian Lama dihasilkan oleh penghakiman berdasarkan perbuatan-perbuatan [bagian1D, bagian1F, dan bagian1L] sungguh sangat keliru dan tidak memiliki pijakan apapun juga.

Rasul Petrus bahkan menyatakan bahwa nabi-nabi Perjanjian Lama oleh Roh Kristus  telah menuliskan mengenai Sang Mesias, sebagai Dia yang dinantikan dan diimani sebagai  Juruselamat dan Penebus mereka:
1Petrus 1: 10-11 (10) Keselamatan itulah yang diselidiki dan diteliti oleh nabi-nabi, yang telah bernubuat tentang kasih karunia yang diuntukkan bagimu.(11) Dan mereka meneliti saat yang mana dan yang bagaimana yang dimaksudkan oleh Roh Kristus, yang ada di dalam mereka, yaitu Roh yang sebelumnya memberi kesaksian tentang segala penderitaan yang akan menimpa Kristus dan tentang segala kemuliaan yang menyusul sesudah itu. [bacalah  tinjauan bagian 1Q  yang mengulas teks ini]

0 Tinjauan Pengajaran Pdt. Dr.Erastus Sabdono “Keselamatan Diluar Kristen” (2Q)



 
“Tidak Ada Keselamatan Di Luar Kristus Tetapi Ada Keselamatan Di Luar Agama Kristen”

Oleh: Martin Simamora
Bumi-1972- Foto: NASA
Bacalah lebih dulu Bagian 2P

Bagaimana dengan  Wahyu 19:11? Apakah juga tepat digunakan oleh pendeta Dr.Erastus Sabdono untuk menopang pengajarannya, bahwa ada pola lain keselamatan yang dihasilkan oleh kematian Kristus, berlaku juga  bagi mereka yang tak menerima Kristus, sehingga memiliki kesempatan untuk masuk ke dunia baru, tanpa perlu beriman kepadanya?

Wahyu 19:11  Lalu aku melihat sorga terbuka: sesungguhnya, ada seekor kuda putih; dan Ia yang menungganginya bernama: "Yang Setia dan Yang Benar", Ia menghakimi dan berperang dengan adil.

Memang benar, pada teks  tersebut dinyatakan bahwa Ia yang bernama “Yang Setia dan Yang Benar” akan menghakimi, tetapi, sama sekali tidak menunjukan pada adanya kesempatan, di dalam penghakiman tersebut,  bagi mereka yang tak menerima Yesus akan memiliki kesempatan untuk masuk kedalam dunia baru. Bahkan penghakiman pada teks 19:11 disertai  dengan perang: menghakimi dan berperang,  sebuah jenis penghakiman yang juga disertai sebuah eksekusi penghukuman mematikan. Pada hal ini saja, tidak memiliki konteks sama sekali dengan apa yang  sedang diajarkan oleh pendeta Erastus.

Mari kita meninjau teks firman Wahyu 19:11 ini.

0 Tinjauan Pengajaran Pdt. Dr.Erastus Sabdono “Keselamatan Diluar Kristen” (2P)



“Tidak Ada Keselamatan Di Luar Kristus Tetapi Ada Keselamatan Di Luar Agama Kristen”

Oleh: Martin Simamora
Ilustrasi: Sunset musim dingin di Senja, Norwegia - Jan 2014, kredit: cryopolitics
Bacalah lebih dulu bagian 2”O”

Demikian juga dengan Yohanes 8:16, yang digunakan untuk menyokong pandangannya yang bernuansa universalisme: oleh pengorbanan darah Tuhan Yesus Kristus maka keselamatan tidak tertutup sama sekali terhadap mereka yang tidak menerima atau tidak beriman kepada Kristus. Saya mengajak para pembaca untuk mau membuka Alkitab dan membaca Yohanes 8:16:
dan jikalau Aku menghakimi, maka penghakiman-Ku itu benar, sebab Aku tidak seorang diri, tetapi Aku bersama dengan Dia yang mengutus Aku.

Pertama-tama dan terutama, teks firman atau sabda Yesus ini memang berbicara mengenai penghakiman, oleh-Nya. Namun, sama sekali, teks firman itu, tidak memiliki niatan atau gagasan untuk menyatakan bahwa penghakiman Yesus akan memberikan sebuah peluang atau kesempatan bagi orang-orang yang tak beriman atau tak menerima-Nya, untuk berpeluang masuk ke dunia yang baru. 

Setidaknya ada 2 aspek yang harus menjadi fokus perhatian, sebagaimana Yesus Kehendaki, kala kita memandang 8:16.
Pertama: Apakah bunyi penghakiman Yesus itu?
Kedua :Siapakah yang sedang menggugat  otoritas dan kesahihan penghakiman Kristus itu?

Aspek pertama, harus diketahui, sebab nampak jelas ada sebuah pernyataan Yesus yang bersifat  menghakimi, namun diragukan, sehingga Yesus harus  menyatakan: a.dalam menghakimi, ia benar dalam penghakimannya; b.Ia mengajukan “seorang” atau “hakim” lainnya lagi, disamping dirinya, untuk menegaskan kesahihan penghakimannya.

Aspek kedua, bagaimana pernyataan penghakiman Yesus itu sedang digugat dan berdasarkan apakah penggugatan keabsahaan penghakiman itu didasarkan. Nampak jelas, bahwa pihak penggugat memiliki dasar yang sangat kuat sehingga Yesus, tadi, mengajukan “seorang” atau “hakim” lainnya yang nampaknya memiliki sebuah wibawa atau pengaruh yang besar terhadap para penggugat.

Sekarang,  mari kita mengulas kedua  aspek itu dalam sebuah bangun penjelasan.
Anchor of Life Fellowship , Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri - Efesus 2:8-9