Oleh: Martin Simamora
Sepuluh Bagian
Kedua
Yesus Kristus Dihadapan Iblis & Kuasa Pembebasan-Nya Atas Manusia
(Lebih dulu di “Bible Alone”-Sabtu,30Juli 2016- telah diedit dan dikoreksi)
Bacalah
lebih dulu: “bagian 14”
Pendeta Erastus Sabdono versus
Injil, Dalam Ketakberdayaan Allah Atas Corpus Delicti & Iblis
Sementara pendeta Dr.
Erastus telah menunjukan bahwa Allah memiliki problem terhadap iblis untuk
membuktikan kesalahan iblis secara telak tanpa dapat berkelit, sebaliknya injil
secara keseluruhan membantah pengajaran tersebut bahkan menunjukan Yesus sebagai yang memiliki kuasa apapun
terhadap iblis atas manusia, sebab sama sekali tak ada problem corpus delicti ala
pendeta Erastus. Pada injil bahkan kita melihat bagaimana Yesus memiliki
hubungan dengan para murid-Nya secara langsung dengan iblis dan pemerintahannya
yang bukan saja berupa pengajaran atau
sabda, bukan sekedar Yesus saja yang berurusan dengan iblis tetapi bagaimana
Yesus memberikan otoritas kepada para
murid-Nya sehingga berkuasa untuk menaklukannya:
Markus
3:14-19 Ia menetapkan dua belas orang untuk menyertai Dia dan
untuk diutus-Nya memberitakan
Injil dan diberi-Nya kuasa
untuk mengusir setan. Kedua belas orang yang
ditetapkan-Nya itu ialah: Simon, yang diberi-Nya nama Petrus, Yakobus anak
Zebedeus, dan Yohanes saudara Yakobus, yang keduanya diberi-Nya nama Boanerges,
yang berarti anak-anak guruh, selanjutnya Andreas, Filipus, Bartolomeus,
Matius, Tomas, Yakobus anak Alfeus, Tadeus, Simon orang Zelot, dan Yudas Iskariot,
yang mengkhianati Dia.
Pada
teks injil ini apa yang menjadi relasi Yesus terhadap orang-orang yang mau
menjadi murid-muridnya bukan sebagaimana yang
diajarkan oleh pendeta Erastus:
Manusia
harus dihukum,tetapi Allah ingin mengampuni manusia. Oleh sebab itu harus ada
yang memikul atau menanggung dosa manusia tersebut. Itulah sebabnya Bapa
mengutus Putera-Nya yang tunggal, Tuhan Yesus untuk menggantikan tempat manusia
yang harus dihukum tersebut. Ini dilakukan-Nya untuk memenuhi atau menjawab
keadilan Allah. Sekaligus oleh ketaatan-Nya ia bisa menjadi
CORPUS DELICTI yang mebuktikan bahwa seharusnya anak-anak Allah dapat taat dan
menghormati-Nya dengan benar. Iblispun terbukti dan pantas dihukum[halaman
37- “Aturan Main,” Majalah Truth edisi 26]
Relasi
antara Yesus dengan para murid bukan
dalam konteks “corpus delicti” sehubungan dengan problem Allah terhadap iblis
bahwa hingga saat ini tak ada bukti apapun yang membuktikan kesalahan iblis
sehingga dapat pantas dihukum dalam cara apapun juga.
Relasi
Yesus terhadap para murid-nya terkait iblis secara langsung adalah:
Para
murid Yesus memiliki kuasa untuk mengusir setan