Oleh: Martin Simamora
Bukan
Kesempurnaanku Tetapi Kesempurnaan-Nya Yang Menyelamatkanku & Menuntunku Di
Jalan Yang Benar
Yesus Sang Mesias
ketika disebut sang Juruselamat yang
datang dari Allah tidak dapat sama
sekali diletakan atau dibingkaikan sebagai sebuah jalan yang berwujud ketentuan-ketentuan atau instruksi-instruksi oral yang harus dilakukan dan tidak boleh
dilakukan oleh diri manusia itu sendiri sehingga ia dapat memiliki keselamatan
dari Allah itu oleh perjuangan untuk memenuhi ketentuan-ketentuan tersebut. Untuk
menjadi diselamatkan atau dilepaskan dari dunia yang dinaungi oleh maut, tidak
demikian caranya dari satu-satunya Juruselamat itu. Bahkan bukan sebuah
kolaborasi atau korporasi/kerjasama antara Yesus dengan orang-orang yang
mau diselamatkan.
Mengapa dikatakan
demikian? Hal tunggal saja yang menjelaskannya, yaitu karena mengenai perihal
itu ternyata merupakan sebuah perbuatan atau karya yang harus dilakukan pada
pihak Allah untuk kepentingan manusia-manusia di dunia manusia sebagai pihak
yang berkuasa penuh untuk melakukannya. Ia,Sang Mesias, datang untuk melakukan
apa yang
dikehendaki Dia yang mengutusnya. Jikapun kita hendak meninjau bahwa keselamatan
itu adalah sebuah korporasi yang melibatkan dua pihak yang mana Allah sebagai
pemilik kehendak atau pemilik ketetapan dan pada pihak lainnya, manusia sebagai
yang harus melakukan apa-apa yang menjadi kehendak dan ketetapan Allah, maka
relasi semacam ini atau korporasi semacam ini memang ada bahkan terjadi
begitu kokoh, namun pada Allah dan
Manusia Yesus Kristus. Ini satu hal yang begitu menonjol dan begitu
mudah-seharusnya- kedua mata ini untuk mendapatkan hal tersebut.
Sekarang perhatikan
ini: "Inilah pekerjaan yang
dikehendaki Allah” – Yohanes 6:29, maka kita akan berjumpa satu kehendak saja, yaitu yang datang
dari Bapa. Bukan itu saja, dalam apa
yang Yesus nyatakan sebagai kehendak Bapa, maka hanya akan dijumpai satu pihak saja yang ditetapkan untuk
melakukannya atau pelaksana kehendak, yaitu Yesus Kristus: “Sebab Aku
telah turun dari sorga bukan untuk melakukan kehendak-Ku,
tetapi untuk melakukan kehendak Dia- Yohanes 6:38.” Kita
melihat, di sini, ada kehendak Allah terkait kehendak-Nya di bumi yang harus
diwujudkan, namun dalam hal ini Allah telah menetapkan tak ada manusia yang
dapat melakukan kehendak-Nya sehingga pelaksanaan dan penuntasannya memuaskan Allah, sempurna. Jika
tak ada manusia yang mampu melakukannya dalam pandangan Allah, lalu siapakah yang mampu dan
pantas dalam pandangan-Nya?
Dan Allah menyatakan hal ini kala Sang Mesias dari
Allah itu berada di bumi:
Matius
17:5-7 Dan tiba-tiba sedang ia berkata-kata turunlah awan yang terang menaungi
mereka dan dari dalam awan itu terdengar suara yang berkata: "Inilah Anak yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan,
dengarkanlah Dia." Mendengar itu
tersungkurlah murid-murid-Nya dan mereka sangat ketakutan. Lalu
Yesus datang kepada mereka dan menyentuh mereka sambil berkata:
"Berdirilah, jangan takut!"
Matius
3:17 lalu terdengarlah suara dari sorga yang mengatakan: "Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah
Aku berkenan."
Markus
1:11 Lalu terdengarlah suara dari sorga: "Engkaulah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Mulah Aku berkenan."
Lukas
3:22 dan turunlah Roh Kudus dalam rupa
burung merpati ke atas-Nya. Dan terdengarlah suara dari langit: "Engkaulah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Mulah Aku berkenan."
Sekarang mata kita
membaca apakah yang menyebabkan Yesus menjadi terutama dalam sebuah makna bahwa
di dunia ini tidak ada,dalam pemandangan mata Allah menjelajahi dunia ini, ada
satu saja dijumpai sebuah kemungkinan keselamatan dari-Nya, tuntutan-tuntutan
atau ketentuan-ketentuan keselamatan-Nya dapat dijalani dan dituntaskan atau
diselesaikan oleh manusia secara memuaskan. Dan memang melakukan dan
menyelesaikan adalah kemutlakan yang dikehendaki Bapa untuk dilaksanakan,
sebagaimana Yesus melekatkan itu pada dirinya:
Yohanes
4:34 Kata Yesus kepada mereka: "Makanan-Ku ialah melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaan-Nya.
Satu hal yang akan
melahirkan kemustahilan bagi manusia, sebetulnya bukan semata pada realita manusia itu pada dasarnya di dalam naungan
maut, tetapi pada sifat divinitas yang terkandung didalam apa yang harus
dilakukan atau untuk melaksanakan kehendak Bapa itu yang sepenuhnya Allah-
divinitas pada kehendak yang harus dilakukan Manusia Yesus Kristus itu begitu
Allah karena Yesus berkata menyelesaikan pekerjaan Allah. Pekerjaan Allah, dengan
demikian memang tak akan pernah ada manusia yang dapat menggantikan Allah untuk
dapat melakukan apa yang disebut sebagai “pekerjaan Allah,” bahkan pada
dasarnya itu tak dapat dipahami dengan kemanusiaan kita, kala itu disampaikan
bahkan dalam cara manusia di dalam kemanusiaan yang begitu sejati:
Yohanes
8:12-14 Maka Yesus berkata pula kepada orang banyak, kata-Nya: "Akulah
terang dunia; barangsiapa
mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia
akan mempunyai terang hidup." Kata orang-orang Farisi kepada-Nya:
"Engkau bersaksi tentang diri-Mu, kesaksian-Mu tidak benar." Jawab
Yesus kepada mereka, kata-Nya: "Biarpun Aku bersaksi tentang diri-Ku
sendiri, namun kesaksian-Ku itu benar, sebab
Aku tahu, dari mana Aku datang dan ke mana Aku pergi. Tetapi kamu tidak tahu, dari mana Aku datang
dan ke mana Aku pergi.
Sebagaimana di muka, saya kemukakan.
Keselamatan dari Allah itu bukanlah
ketentuan-ketentuan atau instruksi-instruksi yang keluar dari (mulut) satu-satunya Mesias untuk dilaksanakan sepenuh-penuhnya manusia agar ia pada
dirinya dan pada usahanya sendiri dapat mendapatkan keselamatan dari Allah itu,
tetapi “mengikut Sang Mesias,” sebagai satu-satunya tindakan. Dengan sebuah
hasil tunggal dan definitif: “Ia tidak akan berjalan dalam kegelapan,
melainkan ia akan mempunyai terang hidup.” Inilah yang disebut sebagai
Yesus sedang melakukan pekerjaan Allah!
Semua diminta oleh Yesus untuk mengikut
dia sebagai SANG PELAKSANA PEKERJAAN ALLAH YANG MENDATANGKAN KESELAMATAN yang
bersifat selesai (sebagaimana ia berkata:“melakukan
kehendak Dia dan menyelesaikan pekerjaan Allah”). Sebagai sebuah korporasi
antara Allah dengan Manusia Yesus Kristus untuk kepentingan manusia-manusia,
ini pun tak pernah lepas dari sebuah sabda yang bersifat dekrit sorga bagi bumi
dengan segenap penghuninya: “sebab Aku
tahu, dari mana Aku datang dan ke mana Aku pergi.”
Dua pihak, Allah dan
Manusia Yesus Kristus. Jikalaupun manusia-manusia di bumi ini hendak melakukan
sebuah somasi terhadap dekrit ini, maka
Yesus menunjukan satu lagi problem bagi segenap manusia untuk dapat melakukan korporasi dengan Allah tanpa
memerlukan sebuah representasi kemanusiaan oleh Manusia Yesus Kristus, sebab
pada sebuah kesempatan lain, Yesus berkata begini:
Yohanes
5:37 Bapa yang mengutus Aku, Dialah yang bersaksi tentang Aku. Kamu tidak pernah mendengar
suara-Nya, rupa-Nyapun tidak pernah
kamu lihat
Ini bukan sebuah
relasi seperti Allah yang berbicara dengan nabi-nabi kudus-Nya di sepanjang
sejarah keselamatan [Ibrani 1:1] yang dirancangkan-Nya dan dinyatakannya di
dunia ini, tetapi ini, yang sedang Yesus bicarakan sebuah intimasi yang
mustahil dialami oleh manusia dengan Allah pada upaya dan hasrat
manusia-manusia itu sendiri. Jika pada hal terpokok ini saja mustahil maka
memang di dunia ini tak akan ada manusia yang layak memiliki relasinya. Manusia
dengan demikian bukan saja mustahil untuk mengerjakan keselamatan oleh dirinya
sendiri dan demi dirinya sendiri karena itu adalah “pekerjaan Allah dan harus
selesai,” tetapi pada hal yang lebih awal lagi, manusia itu mustahil untuk
dapat menangkap secara sempurna dan melakukan sebagaimana kehendak Allah itu
dalam cara yang intim sebagaimana Yesus kemukakan. Intimasi yang Yesus
maksudkanpun bukan sebuah intimasi dengan sebuah kerengangan dan kebedaan yang
mana satu sama lain tak bisa senantiasa dan selama-lamanya dalam sebuah
kesatuan yang tak terputuskan, sebaliknya Yesus berkata: “Aku dan Bapa adalah
satu- Yohanes 10:30. Bahkan melihat
Yesus akan memperjumpakan mereka dengan Bapa yang tak dapat mereka lihat dan
tidak dapat mereka dengar:” Kata Yesus kepadanya:"Telah
sekian lama Aku bersama-sama kamu, Filipus, namun engkau tidak mengenal Aku?
Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa; bagaimana engkau berkata:Tunjukkanlah Bapa itu kepada kami-Yohanes
14:9. Sehingga bukan saja tak pada
tempatnya manusia untuk berpikir dapat memiliki relasi dengan Allah terlepas
dari Yesus Kristus, namun itu adalah sebuah kemustahilan yang lahir dari
SIAPAKAH ALLAH dan siapakah manusia itu? Korporasi antara Allah dengan
manusia-manusia dengan demikian,menurut Yesus, bukan untuk tujuan menggapai
keselamatan dari Bapa, tetapi korporasi dengan Allah di dalam Yesus untuk
menerima keselamatan yang dikerjakan Yesus-sebuah pekerjaan Allah- sebagaimana yang termuat dalam sebuah sabda Yesus
yang begitu jauh untuk dapat dilakukan oleh manusia-manusia lainnya:
Yohanes
14:6 Kata Yesus kepadanya: "Akulah jalan
dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak
melalui Aku
Yesus bukan saja
Jalan, tetapi juga Kebenaran dan juga hidup. Kesemuanya itu bisa ada pada diri
Yesus hanya oleh sebuah sebab tunggal:
karena Ia dan Bapa tak terpisahkan sebagai 2 pihak di sorga dan di bumi
yang sedang berkehendak dan bekerja
melakukan segala ketetapan-ketetapan keselamatan bagi manusia-manusia hingga
selesai. Bagaimana bisa memahami bahwa “tidak ada seorangpun yang datang kepada
Allah, kalau tidak melalui Yesus,” itupun bukan saja sebuah kesukaran namun
juga menunjukan batas-batas tertajam matinya jiwa manusia untuk dapat
dilibatkan sedikit saja dalam korporasi keselamatan yang direncanakan dan
dikerjakan oleh Bapa dan Anak, sebagaimana terkandung begitu penuh dalam
sabdanya ini: “Sekiranya kamu mengenal Aku,
pasti kamu juga mengenal Bapa-Ku”- Yohanes 14:7. Dan untuk mengenal
Yesus yang demikian tak bisa tidak harus oleh Bapa, mengingat betapa kudusnya relasi yang dimiliki oleh
Anak dan Bapa yang dimilikinya semenjak
di sorga- [anda bisa mempelajari sabda Yesus mengenai dirinya sendiri pada sabdanya sendiri:"Aku berkata kepadamu, sesungguhnya Anak
tidak dapat mengerjakan sesuatu dari diri-Nya sendiri, jikalau tidak Ia melihat
Bapa mengerjakannya; sebab apa yang dikerjakan Bapa, itu juga yang
dikerjakan Anak. Sebab Bapa
mengasihi Anak dan Ia menunjukkan kepada-Nya segala sesuatu yang dikerjakan-Nya
sendiri, bahkan Ia akan menunjukkan kepada-Nya pekerjaan-pekerjaan yang lebih
besar lagi dari pada pekerjaan-pekerjaan itu, sehingga kamu menjadi heran-
Yohanes5:19-20 dan seterusnya, ini mustahil sebuah hubungan yang baru saja berlangsung di bumi sebab di dalam
hubungan itu begitu dipenuhi dengan rencana-rencana Allah yang satupun tak ada
yang tak di ketahui oleh Anak]- itu sebabnya injil menyingkapkan realita dalam
cara yang begitu tajam meletakan manusia-manusia pada keadaan sesungguhnya:
bahkan untuk mengenal Yesus saja tak berdaya sama sekali, sebagaimana teks ini
menyatakannya:
Lukas
10:21-22 Pada waktu itu juga bergembiralah Yesus dalam Roh Kudus dan berkata:
"Aku bersyukur kepada-Mu, Bapa, Tuhan langit dan bumi, karena semuanya itu
Engkau sembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai, tetapi Engkau nyatakan
kepada orang kecil. Ya Bapa, itulah yang berkenan kepada-Mu. Semua telah
diserahkan kepada-Ku oleh Bapa-Ku dan tidak ada seorangpun yang tahu siapakah Anak selain Bapa, dan
siapakah Bapa selain Anak dan orang
yang kepadanya Anak itu berkenan
menyatakan hal itu."
Dan jika sampai ada
yang dapat mengenali Anak adalah:“Jalan, Kebenaran dan Hidup, tidak ada
seorangpun yang datang kepada Allah, kalau tidak melalui Yesus” maka itu sebuah
kebahagiaan yang begitu istimewa karena dengan demikian orang tersebut mengenal
Yesus akibat tindakan Bapa yang tak menyembunyikannya sehingga Anak menyatakan
dirinya kepadanya. Berbahagialah, demikianlah kata Yesus:
Yohanes
10:23 Sesudah itu berpalinglah Yesus kepada murid-murid-Nya tersendiri dan
berkata: "Berbahagialah mata yang melihat apa yang kamu lihat.
[ini
melihat dengan hasil berbeda dengan melihat pada episode ini: “Tetapi Aku telah berkata kepadamu:
Sungguhpun kamu telah melihat Aku, kamu tidak percaya- Yohanes 6:36]
Dalam momen berbahagia
itu juga, Yesus menyingkapkan keberadaan dirinya yang tersimpan begitu rapi di
dalam tulisan para nabi kudus Allah dan begitu merindukan untuk melihatnya:
Lukas
10:24 Karena Aku berkata kepada kamu: Banyak
nabi dan raja ingin melihat apa yang
kamu lihat, tetapi tidak melihatnya,
dan ingin mendengar apa yang kamu dengar, tetapi tidak mendengarnya."
Mereka tak mengalaminya
sebab saat kehendak Allah itu digenapi, mereka semua telah meninggal dunia
didalam iman terhadap dia yang dinantikan kedatangannya!
Sehingga
berdasarkan realita ini, maka korporasi atau kerjasama antara Allah dengan
manusia agar manusia itu mencapai keselamatan, bahkan merupakan sebuah
kesintingan untuk dibicarakan, kecuali memang anda bukan seorang pengikut Kristus dan tidak membaca Alkitab, atau berangkali anda pengkhotbah yang berkhotbah di mimbar gerejamu di hadapan ratusan hingga ribuan jemaatmu yang
menyangka khotbahmu adalah sabda ilahi dan dirimu adalah suara yang sedang
berteriak lantang untuk merestorasi maksud Yesus di dunia kini. Seolah apa yang dilakukan
oleh Yesus begitu lemah untuk bertahan dalam kekekalan duniawi dunia ini.
Yesus mengerjakan
pekerjaan Allah dan menyelesaikan pekerjaan Allah. Apakah potretnya untuk dapat
dilihat. Beginilah sabda Yesus itu:
Yohanes
10:24-25 Maka orang-orang Yahudi mengelilingi Dia dan berkata kepada-Nya:
"Berapa lama lagi Engkau membiarkan kami hidup dalam kebimbangan? Jikalau
Engkau Mesias, katakanlah terus terang kepada kami." Yesus menjawab
mereka:"Aku telah mengatakannya kepada kamu, tetapi kamu tidak percaya; pekerjaan-pekerjaan yang Kulakukan dalam nama Bapa-Ku, itulah
yang memberikan kesaksian tentang Aku,
Apakah diantaranya
dari banyak pekerjaan yang dilakukan oleh Yesus dalam nama Bapanya [ingat, ini sebuah relasi yang berlangsung
sejak kekekalan sebagaimana telah saya sajikan pada paragraph sebelumnya]?
Inilah salah satunya sebagaimana dinyatakan oleh Yesus sendiri:
Yohanes
10:27-28 Domba-domba-Ku mendengarkan
suara-Ku dan Aku mengenal mereka dan mereka mengikut Aku, dan Aku memberikan hidup yang kekal kepada
mereka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya dan seorangpun
tidak akan merebut mereka dari tangan-Ku.
Domba-dombanya dapat
mendengar dan mengikut dia, disebabkan hal yang tunggal: karena Bapa tidak menyembunyikan
jati diri Yesus kepada mereka sehingga
Anak pun berkenan menyatakannya. Inilah permulaan relasi Yesus dengan para
pengikut yang merupakan domba-domba pemberian Bapa kepada Yesus.
Inilah pekerjaan
Allah yang dilakukan oleh Yesus dalam sebuah korporasi antara Bapa dan Anak yang
diutus oleh Bapa untuk mendatangkan dan memandu perjalanan para domba
hingga keselamatan itu selesai atau sempurna terjadi:
Yohanes
10:29 Bapa-Ku, yang memberikan mereka kepada-Ku, lebih besar dari pada siapapun, dan seorangpun tidak dapat merebut mereka dari tangan Bapa
Sekali lagi, di sini,
Yesus sedang membicarakan atau lebih tepatnya menyingkapkan pekerjaan-pekerjaan
Bapa-Nya yang dinyatakan di dalam dirinya. Sehingga ketika anda membaca
pernyataan Yesus seperti ini: “seorangpun
tidak dapat merebut mereka dari tangan Bapa,” maka anda harus memandang itu
sebagai sabda atau kehendak Bapa yang dinyatakan oleh Anak, dan kedua, Bapa
sendirilah di sini yang SEDANG BEKERJA menjangkau dunia ini untuk memegang
setiap orang dengan tangan-Nya sendiri.
Harus anda camkan
bahwa Yesus adalah PENYATA DAN PEWUJUD SEGALA PEKERJAAN BAPA YANG MENDATANGKAN
KESELAMATAN, sebagaimana dinyatakan oleh Yesus sendiri:
Yohanes
10:31-32 Sekali lagi orang-orang Yahudi mengambil batu untuk melempari Yesus. Kata
Yesus kepada mereka: "Banyak pekerjaan baik yang
berasal dari Bapa-Ku yang Kuperlihatkan kepadamu;
pekerjaan manakah di antaranya yang menyebabkan kamu mau melempari Aku?"
Berangkali anda
sangat meragukan keamanan keselamatan yang dilakukan oleh Bapa dan berpikiran
begitu negatif bagaikan orang-orang Israel yang mengambil batu untuk melempari
Yesus, karena ia menyatakan pekerjaan Allah bagaikan ia begitu berkuasa
sebagaimana Allah [Yohanes 10:33] dalam perkataan-perkataannya itu?
Perhatikan, Yesus
menekankan bahwa penggembalaan oleh Yesus atas domba-domba yang adalah
orang-orang yang diserahkan Bapa kepadanya memang merupakan pekerjaan Allah
yang sedang dilakukannya:
Yohanes
10:37-38 Jikalau Aku tidak melakukan pekerjaan-pekerjaan Bapa-Ku, janganlah percaya kepada-Ku, tetapi
jikalau Aku melakukannya dan kamu tidak mau percaya kepada-Ku, percayalah akan pekerjaan-pekerjaan itu,
supaya kamu boleh mengetahui dan mengerti, bahwa Bapa di
dalam Aku dan Aku di dalam Bapa."
Kembali Yesus
menegaskan kepada siapapun yang meragukan dan menganggap sepi perkataannya
sebab pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan-Nya itu mengeksklusi atau tak
melibatkan sama sekali potensi atau kebisaan manusia, selain hanya ada pada posisi sebagai domba-domba! Domba
hanya memiliki kehidupan berdasarkan panduan dan penerimaan kehidupan berdasarkan kemana ia dibawa [Daud, misalnya menggambarkannya dalam mazmurnya pada Mazmur 23:1-4]. Apakah anda
berkeberatan menjadi [hanya??] domba-domba Yesus? Apakah itu sebuah kehina-dinaan bagi
martabatmu? Yesus membela semua tuduhan yang merendahkan dirinya dengan sebuah
klimaks kemuliaan yang bersemayam pada dirinya dengan berkata: “percayalah akan
pekerjaan-pekerjaan itu, supaya kamu boleh mengetahui dan mengerti, bahwa Bapa
di dalam Aku dan Aku di dalam Bapa.”
Tentu saja problem
ini terpecahkan atau anda dapat menjadi percaya sebagaimana pinta Yesus, jikalau
anda termasuk domba-dombanya. Hanya jika anda termasuk domba-dombanya atau
termasuk yang diberikan Bapa kepadanya maka anda dapat percaya:
Yohanes
10:26 tetapi kamu tidak percaya, karena kamu tidak termasuk domba-domba-Ku
Sehingga terkait manusia,
bukan korporasi dalam hubungan bilateral atau hubungan 2 pihak menjalin kerjasama sebagai sesama yang berdaulat pada
masing-masing teritorialnya, tetapi manusia-manusia mengalami keselamatan dari Allah, semata berdasarkan maksud yang datang dari pihak Allah saja yang dibawa dan diserahkan kedalam tangan Yesus sebagai pelaksana berkuasa penuh [untuk mengemban pada dirinya segala kehendak sorga dan untuk mewujudkannya di bumi] melakukan "pekerjaan
Allah" yang mendatangkan keselamatan bagi manusia-manusia penerima anugerah keselamatan. Korporasi Bapa dan Anak, itulah
yang menyebabkan “tidak ada yang dapat merampas satu domba pun dari tangan
Bapa.” Penegasan bahwa “Bapa lebih besar dari siapapun,”ini seharusnya menjadi
perhatian yang ekstra waspada, sebab kala anda mempertanyakan atau
mengalihkannya kedalam definisi-definisi korporasi manusia dengan karya Allah,
maka bukan tangan Bapa lagi yang menjamin tak seorangpun dapat merampas domba
kepunyaan Allah itu, tetapi dirimu menjadi penggenap maksud Allah itu. Jika demikian, adakah tangan manusia atau usaha manusia setara dengan tangan Allah dan apakah
usaha manusia lebih berkuasa daripada kuasa kegelapan [karena sifatnya yang bi
lateral itu akan mengakibatkan dua bentuk hubungan yang begitu timpang sebab
salah satunya berada di dalam jajahan kuasa kegelapan]?
Apakah
yang begitu penting di sini adalah: manusia yang berada
di dalam ketakberdayaannya terhadap dosa, sangat dikenali secara sempurna.
Terjajahnya manusia oleh kegelapan melahirkan realita hakikat manusia di hadapan
kehendak Allah: tidak mampu untuk
berbuat apapun untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan
Allah sekalipun mau. Yesus, dengan demikian, adalah Sang Pembawa
Kehendak Allah di dalam dirinya dalam kuasa dan kemuliaan yang tak
mengalami penyurutan ketika Ia turun dari sorga, berjalan di bumi ini,
berinteraksi dengan manusia-manusia yang keberdosaannya begitu mekar berbunga
dan begitu lebat berbuah. Mengapa? Karena kedivinitasan atau keilahiannya adalah
sebuah kekekalan yang tak dapat ditaklukan oleh kelemahan-kelemahan manusiawi kala ia mengambil rupa seorang
manusia.
Manusia Kristus kerap
berucap mengenai banyak hal yang pada dasarnya adalah pekerjaan Allah itu
sendiri, yang menunjukan ketaksurutannya saat Ia turun dari sorga [ke dunia
ini] seperti yang ditunjukannya dalam episode ini:
Yohanes
6:51 Akulah roti hidup yang telah
turun dari sorga. Jikalau seorang makan dari roti ini,
ia akan hidup selama-lamanya,
dan roti yang
Kuberikan itu ialah daging-Ku, yang akan Kuberikan untuk hidup dunia
Sementara itu, di
sisi manusia, orang-orang Yahudi mempertengkarkan “bagaimana dagingnya
dapat ia berikan untuk dimakan- Yoh 6:50.” Mereka gagal melihat apa yang lebih besar atau lebih
akbar dan lebih mulia, yaitu: “yang akan
Kuberikan untuk hidup dunia.”
Keraguan dan
meragukan sabda Yesus dalam segala ragam bentuk atau wujudnya, itulah ibu kandung manusia yang
dipeluk oleh maut. Apapun sabda Yesus yang menekankan dirinya sebagai pelaku
pekerjaan-pekerjaan Allah [yang
mendatangkan keselamatan dan menjaminkannya pada tangan Bapa] yang
beroperasi dan berdampak kekal [sebab ia
berada di dalam Bapa dan Bapa di dalam dirinya] memang membuat
manusia-martabatnya- menjadi begitu tersudut sebab sebegitu tak berdayanyakah
aku dan sebegitu sajakah keselamatan itu? Siapakah dirinya sehingga kuasa
pemberian hidup oleh dirinya lebih berkuasa daripada kegelapan yang menguasai
dunia ini sampai-sampai aku diperlakukan sebagai domba, bukan singa, bukan
beruang, bukan monyet, dan bukan anjing, apalagi rajawali. Kalau dia sungguh
hebat, mengapa ia tak menggembalakan rajawali-rajawali??Sementara manusia
memperjuangkan harga diri atau martabatnya sebagai manusia yang memiliki kebisaan
dan potensi. Yesus menyingkapkan mengapa tidak bisa seperti yang
dimaui manusia. Sebab semua manusia itu pada dasarnya mati! Sebelumnya berkata
kepada mereka: “Aku berkata kepadamu:
Sesungguhnya barangsiapa percaya, ia mempunyai hidup yang kekal- Yohanes
6:47, siapakah dirinya sehingga bisa berbicara kehidupan kekal? Apakah saya
harus menggantungkan diri pada sebuah pemberian, mengapa tak berjuang sendiri saja?
Siapakah dia yang
berkata “makan dari roti ini akan hidup
selama-;lamanya” dan itu adalah kuasa yang menaklukan dunia “kuberikan untuk hidup dunia.” Sang
Utusan Allah ini menampilkan dirinya melampaui apa yang dipahami para manusia mengenai
seorang Mesias yang dijanjikan Allah. Sementara
Nabi Yesaya memang sudah menyingkapkan bahwa Ia berkuasa untuk
menaklukan kuasa kegelapan, dasar bagi
terjadinya penaklukan kuasa maut melalui
peristiwa salib [Ibrani 2:14-15 “Karena
anak-anak itu adalah anak-anak dari darah dan daging, maka Ia juga menjadi sama
dengan mereka dan mendapat bagian dalam keadaan mereka, supaya oleh
kematian-Nya Ia memusnahkan dia, yaitu Iblis, yang berkuasa atas maut; dan
supaya dengan jalan demikian Ia membebaskan mereka yang seumur hidupnya berada
dalam perhambaan oleh karena takutnya kepada maut.”].
Mari kita lihat sejenak apa yang dikatakan Yesaya:
Matius
4:16 bangsa yang diam dalam
kegelapan, telah melihat Terang yang besar dan bagi mereka yang diam di
negeri yang dinaungi maut, telah terbit Terang.
Ia terang yang besar -
yang mega, demikian
dinyatakan Kitab Yesaya (Yesaya 9:1-2) di dalam keberadaannya di dunia yang dinaungi
maut atau bayang maut. Kalau Yesus
dikatakan adalah keselamatan dari Allah maka memang Ia memiliki kekuasaan yang
mengatasi dengan kuasa yang memang hanya bekerja pada Allah. Sang Firman yang turun ke dunia dalam rupa
manusia –untuk kepentingan manusia- telah
datang sebagai Sang Penyelamat dan
sekaligus Sang Penakluk Kuasa Kegelapan
berkat kepemilikan- pada dirinya sendiri- sebuah kuasa yang memiliki kekuasaan
yang menaklukan maut yang menaungi dunia dalam sebuah totalitas absolut: “tak
ada siapapun yang dapat merebut domba-Nya dari tangan Bapa.” Maut yang
menaungi dunia ini tak dapat berbuat apa-apa sementara para dombanya berjalan
di dunia ini menuju ke tempat yang telah disiapkan [Yohanes 14:1-3, 28] dan ditentukan oleh Sang
Gembala. Kehadirannya dalam dunia yang dikatakan Injil Yohanes sebagai terang
yang masuk ke dalam dunia, bukanlah masuk sebagai terang yang lama kelamaan seiring perjalanan jaman dapat melemah, meredup hingga pada momennya manusia
hanya dapat memperlakukan karya Yesus itu sebagai modal iman belaka tanpa sebuah
jaminan atau kepastian keselamatan, seolah tangan Bapa begitu kecapaian menjagai domba yang bahkan dapat
begitu mudah diterkam oleh hewan-hewan pemangsanya. Sementara yang dihadapi
para domba Yesus ini bukanlah hewan-hewan pemangsa yang dapat dihadapi dengan
kemampuan manusia seperti dengan menembaknya mati. Terang yang tak dapat dikuasai kegelapan,
menunjukan hanya Yesus yang dapat mengatasi musuh abadi manusia ini selama berjalan di bumi dalam imannya
kepada dan dalam hidupnya dengan ketaatan kepada
dan didikan dalam firman Yesus sang Gembala. Kedatangannya sebagai
manusia, bukanlah kamuflase agar tak diketahui oleh penguasa kegelapan itu,
tetapi dengan maksud agar ia dapat menjadi penebus bagi saudara-saudaranya [orang-orang yang diserahkan Bapa kepadanya
atau domba-domba yang mendengar dan mengikutnya], sebagaimana epistel
Ibrani menggambarkan dirinya:
Ibrani
2:9-12 Tetapi Dia, yang untuk waktu yang singkat dibuat sedikit lebih rendah dari
pada malaikat-malaikat, yaitu Yesus, kita lihat, yang oleh karena penderitaan
maut, dimahkotai dengan kemuliaan dan hormat, supaya oleh kasih karunia
Allah Ia mengalami maut bagi semua manusia. Sebab memang sesuai
dengan keadaan Allah--yang bagi-Nya dan oleh-Nya segala sesuatu
dijadikan--,yaitu Allah yang membawa banyak orang kepada kemuliaan, juga
menyempurnakan Yesus, yang memimpin mereka kepada keselamatan, dengan
penderitaan. Sebab Ia yang menguduskan dan mereka yang dikuduskan,
mereka semua berasal dari Satu; itulah
sebabnya Ia tidak malu menyebut mereka saudara, kata-Nya:
"Aku akan memberitakan nama-Mu
kepada saudara-saudara-Ku,
dan memuji-muji Engkau di tengah-tengah jemaat,"
Saudara-saudaranya
yaitu jemaat kepunyaan Allah, dimana
Ia Sang Penebus menjadi sumber atau mata air pengenalan akan Allah- [sehingga
hidup bagi Allah atau hidup didalam penundukan kepemimpinan Allah hari demi
hari belajar untuk itu bagaikan domba-domba yang hari hari kehidupannya di dalam pengawasan,
pengendalian, dan arahan dengan tongkat gembala manakala melangkah ke arah yang
salah tak seperti kehendak gembala itu]-: “Aku akan
memberitakan nama-Mu kepada
saudara-saudara-Ku.” Demikianlah ia bertindak bagi orang-orang tebusan Allah
berdasarkan sebuah hubungan yang ilahi-bukan biologis apalagi keakraban
duniawi- yang begitu menyatu: saudara-saudaraku, ia menyebut kita.
Yesus dalam sebuah
momen doa yang menentukan masa depan saudara-saudaranya ini berkata begini
dalam doanya:
Yohanes
17:9-11,14,16,20-21 Aku berdoa untuk mereka. Bukan untuk dunia Aku berdoa,
tetapi untuk mereka, yang telah Engkau berikan kepada-Ku, sebab mereka adalah
milik-Mu dan segala milik-Ku adalah milik-Mu dan milik-Mu adalah milik-Ku, dan
Aku telah dipermuliakan di dalam mereka. Dan Aku tidak ada lagi di dalam dunia,
tetapi mereka masih ada di dalam dunia, dan Aku datang kepada-Mu. Ya Bapa yang
kudus, peliharalah mereka dalam nama-Mu, yaitu nama-Mu yang telah Engkau
berikan kepada-Ku, supaya mereka menjadi satu sama seperti Kita… (14) Aku
telah memberikan firman-Mu kepada mereka dan dunia membenci mereka, karena
mereka bukan dari dunia, sama seperti Aku bukan dari dunia… (16) Mereka bukan
dari dunia, sama seperti Aku bukan dari dunia…. (20) Dan
bukan untuk mereka ini saja Aku berdoa, tetapi juga untuk orang-orang, yang
percaya kepada-Ku oleh pemberitaan mereka;(21) supaya mereka
semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku dan Aku di dalam
Engkau, agar mereka juga di dalam Kita, supaya dunia percaya, bahwa Engkaulah
yang telah mengutus Aku.
Saat anda membaca
Yesus menyebut kita adalah saudara-saudaranya, itu bukan makna relasi biologis atau kekerabatan
duniawi ini. Sebab Yesus menyebutkan para dombanya [baik yang ada pada saat itu dan untuk para domba yang baru akan ada di
masa-masa mendatang] dalam doanya: “agar mereka di dalam Kita.”
Relasi persaudaraan ini lahir dari apa
yang telah Yesus lakukan yaitu melakukan kehendak Bapa: yang adalah
pekerjaan Allah untuk mendatangkan
keselamatan.
“Agar mereka di dalam kita,” tak lain adalah agar genap kehendak
Bapa di dunia ini, yaitu: ”tak ada yang dapat merebut domba-domba itu dari
tangan Bapa.”
Segala
Pujian Hanya Bagi Tuhan
Bacalah juga:
-"Tuhan Tidak Dapat Mencegah Manusia Untuk Berbuat Jahat?"-Bagian 19
-"Tuhan Tidak Dapat Mencegah Manusia Untuk Berbuat Jahat?"-Bagian 17
-"Tuhan Tidak Dapat Mencegah Manusia Untuk Berbuat Jahat?"-Bagian 18
-"Tuhan Tidak Dapat Mencegah Manusia Untuk Berbuat Jahat?"-Bagian 18
-"Tuhan Tidak Dapat Mencegah Manusia Untuk Berbuat Jahat?"-Bagian 15
-"Tuhan Tidak Dapat Mencegah Manusia Untuk Berbuat Jahat?"-Bagian 13
No comments:
Post a Comment