Oleh: Martin Simamora
Sebab
Ia Menganggap Diri-Nya Sebagai Anak Allah & Kematiannya Mendatangkan
Keselamatan Bagi Banyak Orang Dari Berbagai Bangsa
[Refleksi]
Hukum apakah yang
sedang dimaksudkan oleh orang-orang Yahudi itu? Kitab Musa tepatnya Kitab
Imamat menjadi dasar legal dan sakral bagi orang-orang Yahudi untuk memutuskan
kematian atas Mesias [ dengan demikian gadungan]
itu:
Imamat
24:16 Siapa yang menghujat nama TUHAN,
pastilah ia dihukum mati dan dilontari dengan batu oleh seluruh jemaah itu.
Baik orang asing maupun orang Israel asli, bila ia menghujat nama TUHAN,
haruslah dihukum mati.
[Versi
NIV: anyone who blasphemes the name of the LORD is to be put to death. The
entire assembly must stone them. Whether foreigner or native-born, when they
blaspheme the Name they are to be put to death
JPS
Tanakh 1917 – And he that blasphemeth the name of
the LORD, he shall surely be put to death; all the congregation shall certainly
stone him; as well the stranger, as the home-born, when he blasphemeth the
Name, shall be put to death]
Ia harus mati dan tak
boleh lolos dari kematian hanya karena pemeriksaan
berdasarkan hukum atau konstitusi penguasa Romawi: “Lalu Pilatus mengambil Yesus dan menyuruh orang menyesah Dia. Prajurit-prajurit
menganyam sebuah mahkota duri dan menaruhnya di atas kepala-Nya. Mereka
memakaikan Dia jubah ungu, dan sambil maju ke depan mereka berkata:
"Salam, hai raja orang Yahudi!" Lalu mereka menampar muka-Nya. Pilatus
keluar lagi dan berkata kepada mereka: "Lihatlah, aku membawa Dia ke luar
kepada kamu, supaya kamu tahu, bahwa aku tidak mendapati kesalahan apapun
pada-Nya." Lalu Yesus keluar, bermahkota
duri dan berjubah ungu. Maka kata Pilatus kepada mereka: "Lihatlah manusia
itu!" Ketika imam-imam kepala dan penjaga-penjaga itu melihat Dia,
berteriaklah mereka: "Salibkan Dia, salibkan Dia!" Kata Pilatus
kepada mereka: "Ambil Dia dan salibkan Dia; sebab aku tidak mendapati
kesalahan apapun pada-Nya. Jawab orang-orang Yahudi itu kepadanya: "Kami
mempunyai hukum dan menurut hukum itu Ia harus mati, sebab Ia menganggap
diri-Nya sebagai Anak Allah-Yohanes 19:1-7." Sebuah
ketegangan hukum yang akan menentukan mati atau hidupnya seorang manusia telah
berubah menjadi sebuah laga yang tak seimbang, hukum Allah dan hukum manusia
ketika berada di tangan para manusia dalam pelukan maut, bahkan menggentarkan
orang yang memiliki kuasa atas negeri
yang penduduknya sedang dijajah: “Ketika
Pilatus mendengar perkataan itu bertambah takutlah ia” - Yohanes 19:8.
Perseteruan
sengit antara Sang Mesias dengan pihak
Yahudi (saudara sebangsanya sendiri) memang menjadi benang merah menyala-nyala
yang membakar kebencian dalam jiwa mereka. Ini bukan perseteruan sengit sebagaimana lazimnya yang dapat dibayangkan manusia, sebab secara keseluruhan lahir atau bersumber dari penghakiman Sang Mesias atas
mereka, sebagaimana diperlihatkan pada sebuah episode yang membuat Israel
kehilangan hak istimewanya dalam sebuah penghakiman yang sangat mereka pahami:
╬Matius
21:42,43 Kata
Yesus kepada mereka: "Belum pernahkah kamu baca dalam Kitab
Suci: Batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan telah menjadi batu
penjuru: hal itu terjadi dari pihak Tuhan, suatu perbuatan ajaib di
mata kita… (43) Sebab itu, Aku berkata kepadamu, bahwa
Kerajaan Allah akan diambil dari padamu dan akan diberikan kepada suatu bangsa yang akan menghasilkan
buah Kerajaan itu.
Sebetulnya dalam
sebuah cara yang sukar untuk dibayangkan oleh siapapun, Yesus telah menyatakan
bahwa ia akan dibunuh oleh orang-orang Yahudi melalui salah satu dari
serangkaian perumpamaan kepada mereka. Perhatikan bagian ini:
╬Matius
21:33-41 Dengarkanlah suatu perumpamaan yang lain. Adalah seorang tuan tanah
membuka kebun anggur dan menanam pagar sekelilingnya. Ia menggali lobang tempat
memeras anggur dan mendirikan menara jaga di dalam kebun itu. Kemudian ia menyewakan kebun itu kepada
penggarap-penggarap lalu berangkat ke negeri lain. Ketika hampir tiba musim
petik, ia menyuruh hamba-hambanya kepada penggarap-penggarap itu untuk menerima
hasil yang menjadi bagiannya. Tetapi penggarap-penggarap itu menangkap
hamba-hambanya itu: mereka memukul yang seorang, membunuh yang lain dan
melempari yang lain pula dengan batu. Kemudian tuan itu menyuruh pula
hamba-hamba yang lain, lebih banyak dari pada yang semula, tetapi merekapun
diperlakukan sama seperti kawan-kawan mereka. Akhirnya ia menyuruh anaknya kepada mereka, katanya: Anakku akan mereka segani. Tetapi ketika penggarap-penggarap itu melihat anaknya itu,
mereka berkata seorang kepada yang lain: Ia adalah ahli waris, mari kita bunuh
dia, supaya warisannya menjadi milik kita. Mereka menangkapnya dan
melemparkannya ke luar kebun anggur itu, lalu membunuhnya. Maka apabila tuan
kebun anggur itu datang, apakah yang akan dilakukannya dengan
penggarap-penggarap itu?" Kata mereka kepada-Nya: "Ia akan
membinasakan orang-orang jahat itu dan kebun anggurnya akan disewakannya kepada
penggarap-penggarap lain, yang akan menyerahkan hasilnya kepadanya pada
waktunya."
Ini adalah
perumpamaan yang begitu penting dan tak boleh diabaikan oleh setiap orang
Kristen, bahkan bagi saya, ini adalah yang terpenting terkait siapakah Yesus dan mengapakah pemberitaan
injil atau Yesus Kristus itu sendiri pada akhirnya harus diberitakan dan
disampaikan kepada orang-orang lain selain Israel? Dalam perumpamaan itu
Yesus menggambarkan:
╬[1]
betapa perilaku Israel tak sebagaimana dikehendaki Bapanya sebagai pemilik atau
pengusaha kebun anggur-Nya di dunia ini [kebun Anggur pun digunakan oleh Yesus
untuk menggambarkan relasi Allah terhadap orang-orang yang dipilihnya untuk
berada di dalam Yesus Kristus: Yohanes 15:1-8]: “Kemudian ia menyewakan kebun itu kepada penggarap-penggarap lalu
berangkat ke negeri lain. Ketika hampir tiba musim petik, ia menyuruh
hamba-hambanya kepada penggarap-penggarap itu untuk menerima hasil yang menjadi
bagiannya. Tetapi penggarap-penggarap itu menangkap hamba-hambanya itu: mereka
memukul yang seorang, membunuh yang lain dan melempari yang lain pula dengan
batu. Kemudian tuan itu menyuruh pula hamba-hamba yang lain, lebih banyak dari
pada yang semula, tetapi merekapun diperlakukan sama seperti kawan-kawan mereka.”
╬
[2]Melihat tak ada satupun manusia yang baik dan apalagi berkuasa melakukan
kehendak-Nya, maka Allah mengirimkan Mesias-Nya ke dunia ini:” Akhirnya ia menyuruh anaknya kepada
mereka, katanya: Anakku akan
mereka segani”
╬
[3]Sang Mesias menyatakan bahwa dirinya akan dibunuh oleh mereka: “Tetapi ketika penggarap-penggarap itu melihat anaknya itu,
mereka berkata seorang kepada yang lain: Ia adalah ahli waris, mari kita bunuh
dia
╬
[4]Sang Mesias menyingkapkan motif mengapa dirinya dibunuh dan dimanakah
dibunuh: Ia adalah ahli waris, mari kita
bunuh dia, supaya warisannya menjadi milik kita. Mereka menangkapnya dan
melemparkannya ke luar kebun anggur itu, lalu membunuhnya
╬
[5]Sang Mesias menyingkapkan penghakiman akibat penolakan terhadap dirinya:” Maka
apabila tuan kebun anggur itu datang, apakah yang akan dilakukannya dengan
penggarap-penggarap itu?" Kata mereka kepada-Nya: "Ia akan
membinasakan orang-orang jahat itu.”
╬
[6]Sang Mesias menyingkapkan bahwa dirinya bukan saja dipersembahkan bagi
Israel, namun semenjak peristiwa
kematiannya, ia kini dipersembahkan bagi manusia-manusia dari segala bangsa di
seluruh dunia dalam sebuah definisi yang definitif, yaitu mereka menjadi
pekerja-pekerja yang setia kepada Mesias Sang Ahli Waris, bekerja dalam
kehendak-Nya dan memberikan hasil kepada Sang Ahli Waris: “dan kebun anggurnya akan disewakannya kepada penggarap-penggarap lain,
yang akan menyerahkan hasilnya kepadanya pada waktunya.” Dalam hal ini,
Sang Ahli Waris itu sendiri yang mencari dan memilih sendiri baginya para
pengerja-pengerja di kebun anggurnya: “dan kebunga anggurnya akan disewakannya
kepada…”
Perumpamaan ini dapat
dimengerti begitu baik oleh para
pemimpin agama Yahudi dan memahami bahwa Sang Mesias sedang menyampaikan
sebuah penghakiman bagi mereka:
Matius21:45 Ketika imam-imam kepala dan orang-orang Farisi mendengar
perumpamaan-perumpamaan Yesus, mereka
mengerti, bahwa merekalah
yang dimaksudkan-Nya
Yesus yang
mengidentifikasikan dirinya dalam perumpamaan itu sebagai anak Sang Ahli Waris
pun secara terbuka di hadapan imam-imam
dan orang-orang Farisi bahwa dirinya
adalah batu penjuru yang menopang kerajaan Allah, dirinya adalah dasar kerajaan
Allah yang ditolak atau dibuang oleh orang-orang Israel:
Matius
21:42 Kata Yesus kepada mereka: "Belum pernahkah kamu baca dalam Kitab
Suci: Batu yang dibuang oleh
tukang-tukang bangunan telah menjadi batu penjuru: hal itu terjadi dari pihak Tuhan, suatu perbuatan
ajaib di mata kita
Sang Mesias kemudian
menjadi batu yang menghubungkan 2 tembok utama sehingga menyatu kuat dan tak
terpisahkan. Dan ini berbicara mengenai
orang-orang lain non Yahudi yang sebetulnya tak memiliki dasar atau hak sama sekali
untuk sekedar masuk ke dalam kebun Anggur Allah, namun hanya karena Kristus telah
menjadi batu penjuru hal itu mungkin. Yang juga berarti Sang Mesias telah menggantikan Israel untuk selama-lamanya menjadi penuntun bagi
bangsa-bangsa lain:
Matius
21:43 Sebab itu, Aku berkata kepadamu, bahwa Kerajaan Allah akan diambil
dari padamu dan akan diberikan kepada suatu bangsa yang akan
menghasilkan buah Kerajaan itu
Kerajaan Allah telah
diambil dari bangsa Yahudi dan diberikan kepada siapapun non Israel untuk menghasilkan
buah bagi Kerajaan itu. Ini semua dapat terjadi berkat Sang Mesias yang membuka
kemustahilan bagi bangsa-bangsa lain untuk dapat berjumpa dengan keselamatan
dari Allah yang telah dihalangi oleh Israel sebab yang dilakukan hanyalah membunuh bukan
memberikan hidup. Kerajaan Allah itu sendiri kini berada sepenuhnya pada Kristus yang telah menjadi
batu penjuru bagi banyak orang dari bangsa lain.
Rasul Paulus
menggemakan sabda Yesus ini dalam sebuah pernyataan
yang tajam:
Efesus
2:11-19 Karena itu ingatlah, bahwa dahulu kamu--sebagai orang-orang bukan
Yahudi menurut daging, yang disebut orang-orang tak bersunat oleh mereka yang
menamakan dirinya "sunat", yaitu sunat lahiriah yang dikerjakan oleh
tangan manusia, -- bahwa waktu itu kamu tanpa Kristus, tidak termasuk kewargaan
Israel dan tidak mendapat bagian dalam ketentuan-ketentuan yang dijanjikan,
tanpa pengharapan dan tanpa Allah di dalam dunia. Tetapi sekarang di dalam
Kristus Yesus kamu, yang dahulu "jauh", sudah menjadi
"dekat" oleh darah Kristus. Karena Dialah damai sejahtera kita, yang
telah mempersatukan kedua pihak dan yang telah merubuhkan tembok pemisah, yaitu
perseteruan, sebab dengan mati-Nya sebagai manusia Ia telah membatalkan hukum
Taurat dengan segala perintah dan ketentuannya, untuk menciptakan keduanya
menjadi satu manusia baru di dalam diri-Nya, dan dengan itu mengadakan damai
sejahtera, dan untuk memperdamaikan keduanya, di dalam satu tubuh, dengan Allah
oleh salib, dengan melenyapkan perseteruan pada salib itu. Ia datang dan
memberitakan damai sejahtera kepada kamu yang "jauh" dan damai
sejahtera kepada mereka yang "dekat", karena oleh Dia kita kedua
pihak dalam satu Roh beroleh jalan masuk kepada Bapa. Demikianlah kamu bukan
lagi orang asing dan pendatang, melainkan kawan sewarga dari orang-orang kudus
dan anggota-anggota keluarga Allah,
Mengapa kerajaan
Allah yang semula hanya sebuah kekhususan bagi Israel kemudian terbuka bagi
banyak orang non Israel? Pertama dan
satu-satunya, bukan karena teologia Perjanjian Baru dan apalagi sebagai
sebuah interpretasi Paulus. Bukan sama sekali, karena semua bermula dari Sang
Mesias sendiri yang dikirimkan oleh Allah agar banyak bangsa-bangsa lain
dapat menerima dan beriman kepada Kristus
[disewakan oleh Sang Ahli Waris kepada orang-orang lain]. Dan Paulus sendiri secara terbuka dalam surat Efesus
itu menyingkapkan hal itu:
Efesus
2:20 yang dibangun di atas dasar
para rasul dan para nabi, dengan
Kristus Yesus sebagai batu penjuru
Sang Mesias sendiri
yang pertama-tama menyatakan dirinya akan menjadi batu penjuru bagi banyak orang
dari bangsa lain. Bukan Paulus. Sehingga bila ada pendeta atau hamba Tuhan atau
siapapun menyatakan bahwa keselamatan
hanya di dalam Kristus itu bekerja menghakimi semua orang dari segala bangsa
seluruh dunia adalah sebuah karya teologis yang begitu jauh dari mulut Yesus,
semata omong kosong. Bahkan para imam dan orang-orang Farisi memahami itu
sebagai sebuah hal yang mengerikan untuk benar-benar terwujud:
Matius
21:45-46 Ketika imam-imam kepala dan orang-orang Farisi mendengar
perumpamaan-perumpamaan Yesus, mereka mengerti, bahwa merekalah yang
dimaksudkan-Nya. Dan mereka berusaha
untuk menangkap Dia
Sebuah perseteruan
tajam antara Sang Mesias dan para tokoh agama Yahudi yang berpusat pada upaya
mempertahankan otoritas ilahi yang selama ini mereka pegang [Rasul Paulus memberikan deskripsi ringkas
namun tajam terkait apakah keistimewaan orang Yahudi yang kemudian diambil dari
mereka sebagaimana kata Yesus tadi: “Jika demikian, apakah kelebihan orang
Yahudi dan apakah gunanya sunat?
Banyak sekali, dan di
dalam segala hal. Pertama-tama: sebab kepada merekalah dipercayakan firman
Allah- Roma 3:1-2. Untuk memahami bagaimana
keadaan orang-orang Yahudi pasca Yesus menjadi batu penjuru, bacalah juga
penjelasan rasul Paulus pada ayat 3-31] pun kian menajam
dan bergerak kepada apakah benar Ia datang dari sorga atau benarkah ia adalah
yang dikirim Allah sebagai Ahli Waris kebun anggur itu:
Yohanes
10:31-33 Sekali lagi orang-orang Yahudi mengambil batu untuk melempari Yesus. Kata
Yesus kepada mereka: "Banyak pekerjaan baik yang berasal dari Bapa-Ku yang
Kuperlihatkan kepadamu; pekerjaan manakah di antaranya yang menyebabkan kamu
mau melempari Aku?" Jawab orang-orang Yahudi itu: "Bukan karena suatu pekerjaan baik maka kami
mau melempari Engkau, melainkan
karena Engkau
menghujat Allah dan karena Engkau, sekalipun hanya seorang manusia
saja, menyamakan diri-Mu dengan Allah."
Inilah mahkota
penghakiman orang-orang Yahudi atas Yesus yang diperhadapkan kepada Pilatus,
sehingga sekalipun negara tak menemukan kesalahan yang bagaimanapun, hukuman
mati tetap harus dilaksanakan. Berikut
ini, menggenapi apa yang harus terjadi pada diri Sang Mesias sebagai
diungkapkannya sendiri dalam perumpamaan kebun anggur tadi:
Yohanes
19:12-15 Sejak itu Pilatus berusaha untuk membebaskan Dia, tetapi orang-orang
Yahudi berteriak: "Jikalau engkau membebaskan Dia, engkau bukanlah sahabat
Kaisar. Setiap orang yang menganggap dirinya sebagai raja, ia melawan
Kaisar." Ketika Pilatus mendengar perkataan itu, ia menyuruh membawa Yesus
ke luar, dan ia duduk di kursi pengadilan, di tempat yang bernama Litostrotos,
dalam bahasa Ibrani Gabata. Hari itu ialah hari persiapan Paskah, kira-kira jam
dua belas. Kata Pilatus kepada orang-orang Yahudi itu: "Inilah
rajamu!" Maka berteriaklah mereka: "Enyahkan Dia! Enyahkan Dia!
Salibkan Dia!" Kata Pilatus kepada mereka: "Haruskah aku menyalibkan
rajamu?" Jawab imam-imam kepala: "Kami tidak mempunyai raja selain
dari pada Kaisar!"
Yohanes
19:16-22 Akhirnya Pilatus menyerahkan Yesus kepada mereka untuk disalibkan. Mereka
menerima Yesus. Sambil memikul salib-Nya Ia pergi ke luar ke tempat yang
bernama Tempat Tengkorak, dalam bahasa Ibrani: Golgota. Dan di situ Ia
disalibkan mereka dan bersama-sama dengan Dia disalibkan juga dua orang lain,
sebelah-menyebelah, Yesus di tengah-tengah. Dan Pilatus menyuruh memasang juga
tulisan di atas kayu salib itu, bunyinya: "Yesus, orang Nazaret, Raja
orang Yahudi." Banyak orang Yahudi yang membaca tulisan itu, sebab tempat
di mana Yesus disalibkan letaknya dekat kota dan kata-kata itu tertulis dalam
bahasa Ibrani, bahasa Latin dan bahasa Yunani. Maka kata imam-imam kepala orang
Yahudi kepada Pilatus: "Jangan engkau menulis: Raja orang Yahudi, tetapi
bahwa Ia mengatakan: Aku adalah Raja orang Yahudi." Jawab Pilatus:
"Apa yang kutulis, tetap tertulis."
Yohanes
19:23-24Sesudah prajurit-prajurit itu menyalibkan Yesus, mereka mengambil
pakaian-Nya lalu membaginya menjadi empat bagian untuk tiap-tiap prajurit satu
bagian--dan jubah-Nya juga mereka ambil. Jubah itu tidak berjahit, dari atas ke
bawah hanya satu tenunan saja. Karena itu mereka berkata seorang kepada yang
lain: "Janganlah kita membaginya menjadi beberapa potong, tetapi baiklah
kita membuang undi untuk menentukan siapa yang mendapatnya." Demikianlah
hendaknya supaya genaplah yang ada tertulis dalam Kitab Suci: "Mereka
membagi-bagi pakaian-Ku di antara mereka dan mereka membuang undi atas
jubah-Ku." Hal itu telah dilakukan prajurit-prajurit itu.
Yohanes
19:28- Sesudah itu, karena Yesus tahu, bahwa segala sesuatu telah selesai,
berkatalah Ia--supaya genaplah yang ada tertulis dalam Kitab Suci--:"Aku
haus!" Di situ ada suatu bekas penuh anggur asam. Maka mereka mencucukkan
bunga karang, yang telah dicelupkan dalam anggur asam, pada sebatang hisop lalu
mengunjukkannya ke mulut Yesus. Sesudah Yesus meminum anggur asam itu,
berkatalah Ia: "Sudah selesai." Lalu Ia menundukkan kepala-Nya dan
menyerahkan nyawa-Nya.
Injil Matius
memberikan sebuah peristiwa lain yang terjadi di dalam bait suci, di ruang maha
suci kala Sang Mesias menyerahkan nyawanya:
Matius
27:50-51 Yesus berseru pula dengan suara nyaring lalu menyerahkan nyawa-Nya. Dan
lihatlah, tabir
Bait Suci terbelah dua dari atas sampai ke bawah dan terjadilah
gempa bumi, dan bukit-bukit batu terbelah,
Apakah hubungan
antara tabir Bait Suci yang terbelah dengan kematian Yesus di salib
sebagai buah penolakan dan konspirasi pembunuhan yang direncanakan dan digalang
oleh para imam dan para orang Farisi tadi? Apakah ini sebuah penghinaan ataukah
sebuah keterhubungan yang tak terpisahkan dengan diri Sang Mesias yang tersalib
itu?
Yesus dalam
perumpamaan tersebut menyatakan bahwa:
╬Kerajaan Allah
akan diambil dari bangsa Yahudi. Bait suci sebagai tempat perjumpaan
mereka dengan Allah kini tidak akan pernah lagi menjadi pusat perjumpaan dengan
Allah tetapi pada Sang Mesias. Kini dialah menjadi pusat keselamatan dan sumber
keselamatan atau bait Allah itu sendiri. Bukankah Yesus sendiri berkata di
dalam bait suci: “Orang-orang Yahudi menantang Yesus, katanya: "Tanda apakah dapat Engkau tunjukkan kepada
kami, bahwa Engkau berhak bertindak demikian?" Jawab Yesus kepada mereka:
"Rombak
Bait Allah ini, dan dalam tiga hari Aku akan mendirikannya kembali- Yohanes
2:18-19." Bagaimana Bait Allah di rombak, maka secara aktual memang
terjadi: tabir Bait Suci secara total terbelah. Lalu apakah Bait Allah barunya? Bait Allah yang baru itu
adalah Yesus:” Tetapi yang
dimaksudkan-Nya dengan Bait Allah ialah tubuh-Nya sendiri.”
Sejak saat itulah Allah tak pernah lagi menkhususkan dirinya di dalam bait suci
sebab Allah telah membangun bait-Nya yang baru, yaitu Kristus. Bangsa Yahudi
tak lagi menjadi pusat kehadiran kerajaan Allah tetapi kini pada Kristus. Ini
menggenapi: “Kata Yesus kepadanya:
"Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada
Bapa, kalau tidak melalui
Aku”- Yohanes 14:6
╬Akan diberikan
kepada suatu bangsa yang akan menghasilkan buah kepada Kerajaan itu.
Dan ini hanya terjadi karena Yesus
kemudian dalam penolakan, pembunuhan dan kematian itu telah menjadi batu
penjuru bagi banyak orang dari berbagai bangsa lain yang akan menjadi
pengerja-pengerja di kebun anggurnya sebagai tindakannya menyewakannya kepada
mereka dan bekerja untuk menghasilkan buah bagi-Nya. Ini adalah tindakan Allah dan merupakan peristiwa yang
ajaib (sebab dengan demikian kabar keselamatan dari Allah dapat menjangkau
keseluruhan bola bumi ini):” hal itu terjadi dari pihak Tuhan, suatu
perbuatan ajaib di mata kita.”
Kematian Yesus di
kayu salib itu mengerjakan "pekerjaan Allah" yang begitu besar, sebab dengan demikian
Kerajaan Allah itu di dalam Yesus
Kristus bukan lagi sebuah kekhususan bagi Yahudi. Pada poin ini Yesus tidak
dapat lagi dipandang sebagai tokoh rohani yang Yahudi sentrik, sebaliknya Ia
di tangan Allah melalui peristiwa Allah membelahkan tirai bait suci Yahudi telah menjadi batu penjuru bagi semua
orang dari segala bangsa. Siapa yang percaya ia selamat, siapa yang menolaknya
ia binasa, tepat sebagaimana diungkapkan oleh para imam dan orang-orang Farisi
tadi: “Kata mereka kepada-Nya: "Ia
akan membinasakan orang-orang jahat itu dan kebun anggurnya akan disewakannya
kepada penggarap-penggarap lain, yang akan menyerahkan hasilnya kepadanya pada
waktunya.”
Peristiwa kematiannya
di sebut Akbar atau Agung pada dasarnya terletak pada ia yang dengan demikian
telah menjadi batu penjuru bagi banyak orang yang begitu jauh untuk dapat memiliki keselamatan dan hak-hak
istimewa dalam kerajaan sorga yang dijanjikan bagi Israel, karena
kematiannyalah kita pun yang sama sekali bukan Yahudi telah diperhitungkan oleh
Yesus [bukan teologi Paulus!] untuk dapat berjumpa dengan Allah secara langsung
tanpa perlu lagi terhalangi ketakpantasannya melewati tirai bait suci dan
menjumpai Allah yang mahasuci.
Segala
Pujian Hanya Bagi Tuhan
No comments:
Post a Comment