Oleh: Martin Simamora
Satu-Satunya
Pekerjaan Yang Dikehendaki Bapa Dari Manusia
[Refleksi]
Mengapa Yesus dinyatakan dalam Injil Yohanes dengan pernyataan seperti
ini: “Dalam Dia ada hidup dan hidup
itu adalah terang manusia–Yoh 1:4?” Apakah yang sesungguhnya
terjadi pada manusia-manusia yang
menjadi tujuan kedatangannya sehingga Sang Kristus dinyatakan sebagai Sang
Pemilik Hidup: “dalam Dia ada
hidup?” Apakah semua manusia
tak memiliki nyawa atau nafas kehidupan, sampai perlu kedatangan Yesus membawa
kehidupan? Siapakah dia hingga bisa membawa kehidupan bagaikan pemilik hidup? Dan memang hidup pada Yesus yang sedang dinyatakan di sini
adalah hidup yang begitu berbeda dengan apa yang dipahami manusia. Dikatakan:”dan
hidup itu adalah terang manusia.” Menyatakan bahwa
manusia-manusia di dunia ini, sekalipun hidup namun hidup yang diliputi
kegelapan. Manusia secara total dalam
kegelapan atau hidup dalam kegelapan. Kehidupan demikian bukanlah kehidupan
yang memiliki Allah sama sekali.
Dan memang Injil ini
menunjukan sebuah kegelapan total sedang
menguasai dunia dalam ia memasuki dunia ini: “Terang itu bercahaya
di dalam kegelapan dan kegelapan itu tidak menguasainya”–Yohanes 1:5. Terang manusia, jauh lebih menarik lagi dinyatakan bersinar di dalam kegelapan dan tak dapat
ditaklukan oleh kegelapan yang meliputi dunia. Sehingga memang Sang Firman
yang adalah Allah (Yoh 1:1-2) saat masuk ke dalam dunia ini mengambil rupa
manusia: “Firman itu telah menjadi
manusia, dan diam
di antara kita- Yohanes 1:14,” maka Ia adalah terang manusia yang
bersinar di dalam kegelapan . Ia diam di antara kita dan sebagai terang yang
masuk ke dalam kegelapan. Pada hakikatnya dengan diamnya Sang Terang Manusia
itu di antara manusia maka sedang
menunjukan fakta atau realitas manusia
itu: berada dalam penguasaan
kegelapan!
Tak memiliki hidup
dan berada di dalam kegelapan atau dalam
keadaan mati dan berada di dalam kegelapan atau hidup dalam kuasa kegelapan dan
tak berdaya sama sekali sebab kegelapan menguasainya. Jika demikian realitanya,
dapatkah ada satu saja manusia yang dapat mengenali Sang Firman yang telah
menjadi manusia adalah Sang Pemilik atau Penguasa Hidup dan adalah Sang Terang
Manusia? Mari perhatikan penjelasan injil Yohanes:
Yohanes
1:10 Ia telah ada di dalam dunia
dan dunia dijadikan oleh-Nya, tetapi dunia tidak mengenal-Nya.
Yohanes
1:11 Ia datang kepada milik kepunyaan-Nya,
tetapi orang-orang kepunyaan-Nya itu
tidak
menerima-Nya
Sehingga dapat
dimengerti, mengapa Yesus datang sebagai
Sang Terang Manusia dan Sang Pemilik Hidup. Karena pada dasarnya manusia
tak berdaya sama sekali pada
kebijakannya atau pada pertimbangannya atau pada kehendak dirinya sendiri untuk
dapat:
►MENGENALI
Yesus yang telah datang di dunia ini
►MENERIMA
Yesus yang mendatanginya
Solusi
segera agar dapat mengenali Yesus yang telah datang dan menerima Yesus yang
mendatanginya, harus datang dari Allah karena
kemustahilan yang membelit manusia. Dan inilah tindakan Allah atas
manusia agar lepas dari kuasa kegelapan dan menjadi anak-anak Allah
Yohanes
1:12 Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya
dalam nama-Nya
Bagaimana bisa
menerimanya adalah
sebuah mujizat yang dilakukan pada pihak Allah:
►Yohanes
1:13 orang-orang yang diperanakkan
bukan dari darah atau dari daging,
bukan pula secara jasmani oleh keinginan seorang laki-laki, melainkan
dari Allah
Karena
realita manusia itu pada keseluruhannya mati untuk dapat mengenali dan
menerima Yesus yang mendatangi dirinya, maka menjadi beriman kepada Yesus adalah peristiwa diperanakan
dari keinginan Allah. Terkait
hal ini, Yesus dalam perbincangannya dengan Nikodemus berkata demikian:
►Yohanes
3:3,6Yesus menjawab, kata-Nya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak
dilahirkan kembali, ia tidak
dapat melihat Kerajaan Allah." Apa yang dilahirkan
dari daging, adalah daging, dan apa yang dilahirkan dari Roh, adalah roh.
Injil Yohanes menyatakan bahwa “dunia (manusia
sedunia) tak mengenalinya” dan “milik kepunyaannya (Israel) tidak menerima Ia
yang mendatangi,” dan untuk dapat mengenali dan menerima hanya jika “Allah memperanakannya” atau dalam bahasa Yesus “jika
seorang tidak dilahirkan kembali, tidak dapat melihat Kerajaan Allah.” Apa
yang nyata dalam pernyataan Yesus di
sini, problem manusia ini memiliki
penanggulangan yang tak berada di pihak manusia. Sebab orang mati (sekali lagi dalam terang atau sorot Yohanes 1:10-11) memang tak
bisa berbuat apapun untuk mengenali maksud Allah, tepat seperti direfleksikan
oleh jiwa Nikodemus yang dikuasai kegelapan:
Yohanes
1:4 Kata Nikodemus kepada-Nya: "Bagaimanakah mungkin seorang dilahirkan,
kalau ia sudah tua? Dapatkah ia masuk
kembali ke dalam rahim ibunya dan dilahirkan lagi?"
Apakah
yang dapat dilakukan oleh seorang manusia terhadap kondisi yang ditetapkan dan harus terjadi
oleh Yesus: “sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan kembali, ia tidak dapat melihat Kerajaan Allah.”
Ini ketakberdayaan manusia yang total dan
merantai sekujur tubuh dan jiwanya.
Yesus
mendatangi manusia-manusia yang dikuasai
kegelapan; Yesus mendatangi manusia-manusia yang tak dapat menerima sabdanya dan tak dapat mengenali
diri dan maksudnya dan memberitakan kabar baik yaitu keselamatan dari Allah,
inilah realita manusia saat Yesus menyerukan pertobatan dan memberitakan kabar
baik yaitu keselamatan dari Allah di dalam dirinya.
Ini
bahkan bukan kontradiksi tetapi sebuah tindakan oleh Allah terhadap
manusia-manusia yang tak dapat mengenali dan menerima dirinya. Manusia-manusia yang tak memiliki terang
selain hanya dikuasai kegelapan.
Yesus
datang memberitakan Kerajaan Allah, sementara untuk dapat berhubungan dengan kerajaan Allah
maka manusia tersebut harus dilahirkan kembali. Jadi sementara Yesus
memberitakan kerajaan Allah, sebetulnya ia sedang memberitakannya kepada
manusia-manusia yang tak dapat mengenali dan menerimanya:
►Yohanes
4:43 Tetapi Ia berkata kepada mereka: "Juga di kota-kota lain Aku harus memberitakan Injil
Kerajaan Allah sebab untuk itulah Aku
diutus."
Jika
tadi dikatakan bahwa tak ada manusia yang dapat mengenali dan menerima Yesus
sebagaimana adanya Ia yang dikehendaki Bapa, lalu bagaimana bisa manusia-manusia
itu dapat mengenalinya? Perhatikan satu episode ini untuk
mendapatkan gambaran bahwa percaya kepada Yesus bukanlah perkara yang
manusiawi atau peristiwa yang dilahirkan dalam proses-proses kemanusiaan seorang manusia namun sepenuhnya divinitas sebab oleh Allah saja:
Lukas
4:40 -41Ketika matahari terbenam, semua orang membawa kepada-Nya orang-orang
sakitnya, yang menderita bermacam-macam penyakit. Iapun meletakkan tangan-Nya
atas mereka masing-masing dan menyembuhkan mereka. Dari banyak orang keluar
juga setan-setan sambil berteriak: "Engkau
adalah Anak Allah." Lalu Ia
dengan keras melarang mereka dan tidak memperbolehkan mereka berbicara, karena mereka tahu bahwa Ia adalah
Mesias.
Apakah
mereka dapat mengenali Yesus adalah Mesias karena mereka memiliki hikmat atau
kecerdasan tersendiri pada kemanusiaannya yang dikuasai oleh dosa?Percaya ia adalah Mesias bermula dari tanda-tanda
mujizat yang dilakukan oleh Yesus dalam pemandangan mereka. Dan, terkait tanda-tanda mujizat, memang Ia sendiri menyatakan bekerja untuk
menyingkapkan atau menyatakan siapakah [Ia datang dari sorga atau Ia memang diutus Bapa ke dunia ini] dirinya:
Yohanes
6:30,36 Aku tidak dapat berbuat
apa-apa dari diri-Ku sendiri; Aku menghakimi sesuai dengan apa yang Aku
dengar, dan penghakiman-Ku adil, sebab Aku tidak menuruti kehendak-Ku sendiri,
melainkan kehendak Dia yang mengutus Aku… (36) Tetapi Aku
mempunyai suatu kesaksian yang lebih penting dari pada kesaksian
Yohanes, yaitu segala
pekerjaan yang diserahkan Bapa kepada-Ku, supaya Aku melaksanakannya.
Pekerjaan itu juga yang Kukerjakan sekarang, dan itulah yang memberi
kesaksian tentang Aku, bahwa Bapa
yang mengutus Aku.
Tetapi tanda-tanda
itu, sekalipun memberikan kesaksian akan Yesus, namun bukan bagaikan kunci (lainnya) untuk dapat mengenali dan menerima Yesus, sebab tak pernah terjadi
tanda-tanda dapat bekerja meyakinkan jiwa manusia sehingga membuat keputusan pada dirinya sendiri untuk menerima
Yesus sebagaimana kehendak Bapa:
Yohanes
12:37 Dan meskipun Yesus mengadakan
begitu banyak mujizat di depan mata mereka, namun mereka tidak percaya kepada-Nya,
Sehingga
memang saat Yesus Sang Terang Manusia menyerukan pertobatan:
►Matius
4:17 Sejak waktu itulah Yesus memberitakan: "Bertobatlah, sebab Kerajaan
Sorga sudah dekat!"
Ia
pada dasarnya sedang berseru kepada segenap manusia yang berada di dalam kuasa
kegelapan; Ia sebetulnya sedang berada
di antara manusia-manusia yang tak dapat mengenali dan menerima dirinya sebab
semua manusia pada hakikatnya berada didalam naungan maut sebagaimana yang
diindikasikan nabi Yesaya:
Matius
4:14 supaya genaplah firman
yang disampaikan oleh nabi Yesaya:… (16) bangsa
yang diam dalam kegelapan, telah melihat Terang yang besar dan bagi mereka yang diam di negeri yang dinaungi
maut, telah
terbit Terang."
Bagaimanakah
manusia di dunia yang mendapatkan kunjungan Allah itu? Dinyatakan:
►diam
dalam kegelapan
►negeri
atau dunia yang dinaungi maut
Kita
telah melihat tadi, oleh rasul Yohanes, Yesus digambarkan: “Terang itu bercahaya di dalam kegelapan dan
kegelapan itu tidak menguasainya- Yohanes 1:5.”
Sekali
lagi, Yesus sedang menyerukan pertobatan kepada bangsa yang berada di dalam
kegelapan. Bahkan bukan itu saja, Yesus
sedang menyerukan pertobatan kepada bangsa yang tak dapat menerima dirinya yang mendatanginya.
Itu
sebabnya Yesus sendiri terkait manusia-manusia yang menjadi target penginjilan Allah, berkata begini:
Yohanes
3:19 Dan inilah hukuman itu: Terang telah datang ke dalam dunia, tetapi
manusia lebih menyukai kegelapan dari pada
terang, sebab perbuatan-perbuatan mereka jahat.
Dengan
kata lain, apapun upaya dan bagaimanapun hebatnya tanda-tanda mujizat terjadi
tak akan pernah menjadi mata air pengimanan yang sejati-sekalipun dimaksud demikian-, karena manusia pada keseluruhan dirinya telah dikuasai kepentingan
sesaat atau dagingnya dan diperintah oleh nafsu-nafsu duniawi. Dan memang ada banyak terjadi kepengikutan
atau pertobatan yang sungguh-sungguh dan tak main-main tetapi tak pernah datang dari kehendak Bapa sehingga berujung penolakan oleh Yesus-ia menghindari mereka. Jadi, bisa saja ada banyak orang terlihat mengikut Yesus atau terlihat mendengarkan
firman atau sabda Yesus namun tak pernah menjadi orang-orang yang sanggup beriman kepada dan hidup bagi melakukan atau mengerjakan kehendak Bapa. Sebagaimana episode
berikut ini memperlihatkannya:
Yohanes
6:14-15 Ketika orang-orang itu melihat mujizat yang telah diadakan-Nya, mereka
berkata: "Dia ini adalah benar-benar nabi yang akan datang ke dalam
dunia." Karena Yesus tahu, bahwa mereka
hendak datang dan hendak membawa Dia dengan paksa untuk menjadikan Dia raja,
Ia menyingkir pula ke gunung,
seorang diri.
Yohanes
6:25 Ketika orang banyak menemukan Yesus di seberang laut itu, mereka berkata
kepada-Nya: "Rabi, bilamana Engkau tiba di sini?" Yesus menjawab
mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya
kamu mencari Aku, bukan karena kamu
telah melihat tanda-tanda, melainkan karena kamu telah makan roti itu
dan kamu kenyang.
Tanda-tanda
memang dapat memikat sebuah kepengikutan
tetapi tidak pernah sebuah kepengikutan yang dapat MELIHAT dan MENGENALI
maksud Kerajaan Allah Yang hadir di dalam kedatangan Yesus, sebab mereka tak pernah dapat
melakukan ini:
►Yohanes
6:27 Bekerjalah,
bukan untuk makanan yang akan dapat binasa, melainkan untuk makanan yang
bertahan sampai kepada hidup yang kekal, yang akan diberikan Anak
Manusia kepadamu; sebab Dialah yang disahkan oleh Bapa, Allah, dengan
meterai-Nya."
Seruan
pertobatan dan pemberitaan kerajaan Allah oleh Yesus adalah agar mereka lepas
dari kebinasaan dan datang kepada hidup kekal; agar mereka lepas dari atau
meninggalkan kehidupan yang berada di dalam naungan gelap dan datang ke dalam
kehidupan yang berada di dalam naungan hidup yang kekal di dalam diri Yesus
Kristus sebagai YANG DISAHKAN OLEH BAPA, ALLAH dengan meterai-Nya. Dan hanya dengan dan oleh IMAN
kepada Yesus saja:
►Yohanes
6:28-29 Lalu kata mereka kepada-Nya: "Apakah
yang harus kami perbuat, supaya kami mengerjakan pekerjaan yang dikehendaki Allah?"
Jawab Yesus kepada mereka:
"Inilah pekerjaan yang dikehendaki Allah, yaitu hendaklah kamu
percaya kepada Dia yang telah diutus Allah."
Mengapa
Yesus hanya bicara percaya saja dan tidak ada perintah semacam "berbuatlah juga kebaikan dari
dirimu agar dapat lepas dari naungan maut" sementara berkata “bekerjalah, bukan untuk makanan yang dapat
binasa?”
Karena
mereka bahkan tak berdaya untuk melakukan perbuatan tersederhana yang tak memerlukan
otot dan keringat seorang manusia namun merupakan pekerjaan yang dikehendaki
Allah:
►Yohanes
6:36 Tetapi Aku telah berkata kepadamu: Sungguhpun
kamu telah melihat Aku, kamu
tidak percaya.
Ini
masalah fundamental manusia, sementara Yesus menyerukan pertobatan dan percaya
kepadanya sebagai satu-satunya yang sah dari Allah sebagai Pemberi Hidup Kekal
untuk mengatasi atau melepaskan kehidupan yang berada di bawah naungan maut.
Bukankah Yesus menyatakan hal itu secara spesifik bahwa dirinya adalah Sang
Pembebas dari kuasa maut:
►Yohanes
6:24 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa
mendengar perkataan-Ku dan percaya kepada Dia yang mengutus Aku, ia mempunyai
hidup yang kekal dan tidak turut dihukum, sebab ia sudah pindah dari dalam
maut ke dalam hidup.
►Yohanes
6:26 Sebab sama seperti Bapa mempunyai hidup dalam diri-Nya sendiri, demikian
juga diberikan-Nya Anak mempunyai hidup dalam diri-Nya sendiri.
►Yohanes
8:24 Karena itu tadi Aku berkata kepadamu, bahwa kamu akan mati dalam dosamu;
sebab jikalau
kamu tidak percaya, bahwa Akulah Dia, kamu akan mati dalam dosamu."
Hanya beriman kepada
Yesus adalah permulaan kehidupan dari Allah, sebuah
kehidupan yang tidak lagi berada di bawah naungan maut!
Apa
yang bisa anda lakukan kemudian pada dirimu sendiri agar mengalami keselamatan sementara
anda mengalami kematian yang membuat anda tak dapat mengenal dan menerimanya
sebagaimana kehendak Bapa? Tidak ada, selain kasih karunia Bapa:
►Yohanes
6:43-44 Jawab Yesus kepada mereka: "Jangan
kamu bersungut-sungut. Tidak ada seorangpun yang dapat datang
kepada-Ku, jikalau ia tidak ditarik oleh Bapa yang mengutus Aku, dan ia
akan Kubangkitkan pada akhir zaman.
Siapapun harus memenuhi ketentuan keselamatan yang merupakan kehendak Bapa atau dalam bahasa
Yesus: “bekerjalah untuk makanan yang
bertahan hingga hidup kekal” atau “percayalah kepada dia yang diutus Allah,”
sebab apapun yang melawan atau memberontak dari kehendak Bapa, semata
adalah gagasan Iblis:
Yohanes
8:42-45 Kata Yesus kepada mereka: "Jikalau Allah adalah Bapamu, kamu akan
mengasihi Aku, sebab Aku keluar dan datang dari Allah. Dan Aku datang bukan
atas kehendak-Ku sendiri, melainkan Dialah yang mengutus Aku. Apakah sebabnya
kamu tidak mengerti bahasa-Ku? Sebab kamu tidak dapat menangkap
firman-Ku. Iblislah yang menjadi
bapamu dan kamu ingin melakukan
keinginan-keinginan bapamu. Ia adalah pembunuh manusia sejak semula
dan tidak hidup dalam kebenaran, sebab di dalam dia tidak ada kebenaran.
Apabila ia berkata dusta, ia berkata atas kehendaknya sendiri, sebab ia adalah
pendusta dan bapa segala dusta. Tetapi karena Aku mengatakan kebenaran
kepadamu, kamu tidak percaya kepada-Ku.
Mengapa
tak mengerti bahasa Yesus? Apakah karena
kurang cerdas atau kurang berhikmat atau kurang sungguh-sungguh? Bukan. Sama seperti tak dapat mengenal dan menerima Yesus karena berada didalam
naungan maut, maka demikian juga dengan mengapa tidak mengerti bahasa
Yesus. Bukankah ini teramat vital bagi pemberitaan seruan pertobatan yang
dikumandangan Yesus? Bagaimana agar
mereka lepas dari bapak dusta dunia ini: iblis? Semua manusia tak
berdaya apapun untuk melepaskan diri dari belenggu iblis yang telah mematikan
dirimu terhadap kehendak Bapa terkait Yesus, selain Bapa:
►Yohanes
6:47 Barangsiapa
berasal dari Allah, ia mendengarkan firman Allah; itulah sebabnya
kamu tidak mendengarkannya, karena kamu tidak berasal dari Allah."
“Berasal dari Allah” pada Yohanes 6:47, tak lain adalah sebagaimana yang
Yesus maksudkan dalam Yohanes 3:3,6 “Yesus menjawab, kata-Nya: "Aku
berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan kembali, ia tidak dapat melihat Kerajaan Allah."
Apa
yang dilahirkan dari daging, adalah daging, dan apa yang dilahirkan dari Roh,
adalah roh.” Hanya jika seseorang dilahirkan dari kehendak Allah atau
dilahirkan dari Roh Kudus maka ia adalah seorang yang berasal dari Allah.
Berasal dari Allah bermakna bukan berasal dari dunia ini. Bagaimana bisa
manusia bumi tidak berasal dari dunia, dan jika demikian, darimanakah?
Perhatikan salah satu pernyataan Yesus terkait
keberasalan seorang pengikut Yesus:
Yohanes
15:19 Sekiranya kamu dari dunia, tentulah dunia mengasihi kamu
sebagai miliknya. Tetapi karena kamu
bukan dari dunia, melainkan Aku telah memilih kamu dari dunia, sebab itulah
dunia membenci kamu
[dilahirkan dari kehendak Allah atau
dilahirkan dari Roh Kudus. Pada kesempatan ini Yesus mengungkapkannya dalam
ekspresi yang begitu dramatis: “Aku
telah memilih kamu dari dunia” dengan sebuah hasil: kamu bukan dari dunia]
Seruan
pertobatan Yesus efektif bekerja
memenuhi kehendak Bapa hanya jika orang
tersebut terlebih dahulu dilahirkan dari Roh atau dilahirkan kembali. Bukan
terlebih dahulu menerima pemberitaan [atau
pemberitaan injil adalah sarana yang mana “dilahirkan dari Roh” mengalami
pewujudannya pada diri orang tersebut, yaitu menjadi beriman kepada Yesus dan
hidup bagi Yesus bukan bagi dunia ini] firman dan kemudian dilahirkan
kembali. Mengapa? Tanpa dilahirkan
kembali maka sekalipun mujizat terjadi dan sekalipun Yesus berdiri dihadapan
mereka, tak pernah ada yang dapat percaya kepada Yesus sebagaimana kehendak
Bapa.
Jadi,
apakah tindakan “Allah menyerahkan
orang kepada Yesus sehingga percaya dan
tak hilang (Yohanes 6:38-39)” bertentangan atau kontraproduktif terhadap
misi Yesus untuk mempertobatkan manusia atau penginjilan itu sendiri? Jelas
tidak. Yesus bahkan memperlihatkan proses itu sebagai pasangan yang sempurna
kala ia memberitakan kabar baik:
►Yohanes
6:47-51 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa percaya, ia mempunyai
hidup yang kekal. Akulah roti hidup. Nenek moyangmu telah makan manna di padang
gurun dan mereka telah mati. Inilah roti yang turun dari sorga: Barangsiapa
makan dari padanya, ia tidak akan mati. Akulah roti hidup yang telah turun dari
sorga. Jikalau seorang makan dari roti ini, ia akan hidup selama-lamanya, dan
roti yang Kuberikan itu ialah daging-Ku, yang akan Kuberikan untuk hidup
dunia."
Perhatikan,
tanpa kasih karunia dari Bapa
maka tak ada yang bisa percaya dengan
pemberitaan kabar baik sebagaimana kehendak Bapa: agar percaya kepada Yesus sebagai pekerjaan yang dikehendaki Allah.
Sebaliknya bukan saja penolakan tetapi pertengkaran yang mempersengketakan pernyataan Yesus
mengenai keselamatan yang hanya terletak pada Yesus dan hanya terletak pada beriman kepada Yesus:
►Yohanes
6:52 Orang-orang Yahudi bertengkar antara sesama mereka dan berkata:
"Bagaimana Ia ini dapat memberikan daging-Nya kepada kita untuk
dimakan."
Yesus
bertekun atau setia dengan tujuannya kedatangannya ke dunia ini: memberitakan kerajaan Allah kepada manusia-manusia
yang berada di dalam naungan maut atau berbapakan iblis:
►Yohanes
6:53-58 Maka kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya
jikalau kamu tidak makan daging Anak Manusia dan minum darah-Nya, kamu tidak
mempunyai hidup di dalam dirimu. Barangsiapa makan daging-Ku dan minum
darah-Ku, ia mempunyai hidup yang kekal dan Aku akan membangkitkan dia pada
akhir zaman. Sebab daging-Ku adalah benar-benar makanan dan darah-Ku adalah
benar-benar minuman. Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam
dia. Sama seperti Bapa yang hidup mengutus Aku dan Aku hidup oleh Bapa,
demikian juga barangsiapa yang memakan Aku, akan hidup oleh Aku. Inilah roti
yang telah turun dari sorga, bukan roti seperti yang dimakan nenek moyangmu dan
mereka telah mati. Barangsiapa makan roti ini, ia akan hidup
selama-lamanya."
Apa
yang terjadi saat Yesus memberitakan Injilnya tanpa kasih karunia Bapa bagi
para pendengarnya? Perhatikan ini:
►Yohanes
6:60-61 Sesudah mendengar semuanya itu banyak dari murid-murid Yesus yang
berkata: "Perkataan ini keras, siapakah yang sanggup
mendengarkannya?" Yesus yang di dalam hati-Nya tahu, bahwa murid-murid-Nya
bersungut-sungut tentang hal itu, berkata kepada mereka: "Adakah perkataan
itu menggoncangkan imanmu?
Di
sini sebetulnya kita sedang menyaksikan apa yang disebut sebagai murid-murid
yang bukan merupakan atau masuk ke dalam
bilangan domba-domba milik Kristus atau dengan kata lain mereka oleh
ketakpercayaannya dalam belenggu maut berujung pada kebinasaan:
►Yohanes
6:63 Rohlah
yang memberi hidup, daging sama sekali tidak berguna.
Perkataan-perkataan yang Kukatakan kepadamu adalah roh dan hidup.
Yesus
berkata bahwa Rohlah yang memberi hidup. Jika golongan murid-murid ini berkata “perkataan
ini keras, siapakah yang dapat mendengarkannya?” dan iman mereka goncang
sebagaimana dinyatakan Yesus, lalu, apakah yang sebenarnya terjadi? Yang terjadi,
kepada mereka, Roh tidak memberikan hidup. Jikalau demikian (Roh memberikan hidup) adanya maka
pastilah injil Yesus tadi itu akan memberikan hidup dan bukan:
►Yohanes
6:66 Mulai dari waktu itu banyak
murid-murid-Nya mengundurkan diri dan tidak lagi mengikut Dia.
Apakah ini masalah
kecerdasan atau masalah kedegilan hati atau masalah mengeraskan diri sebagai
sebuah pemberontakan yang sedang dilancarkan manusia?
Atau dengan kata lain, apakah dengan melunakan
hati atau dengan menyerahkan diri akan menjadi sumber kelahiran baru sehingga
dapat mengerti perkataan Yesus? Bukan, tetapi ini sebagaimana penjelasan Yesus
sendiri:
►Yohanes
6:64 Tetapi di antaramu ada yang tidak percaya.
Mengapa
ada diantara mereka, ada yang percaya dan tidak percaya?
Yohanes
6:65 Lalu Ia berkata: "Sebab itu telah Kukatakan kepadamu: Tidak ada
seorangpun dapat datang kepada-Ku, kalau Bapa tidak mengaruniakannya
kepadanya."
Yesus
adalah ultimat tunggal keselamatan dari Bapa dan kasih karunia Bapa adalah
ultimat tunggal untuk dapat beriman kepada Yesus, sehingga dapat melakukan pekerjaan yang dikehendaki Bapa: percaya
kepada Yesus yang diutus Allah.
Beritakanlah Injil sebagaimana Yesus yang tetap memberitakan kabar baik dan menyerukan pertobatan sekalipun Allah sajalah satu-satunya Hakim yang menentukan siapakah yang ingin dibebaskannya dengan menyerahkannya ke dalam tangan Yesus Sang Terang Manusia.
Segala Kemuliaan Hanya Bagi Tuhan
No comments:
Post a Comment