Oleh: Martin Simamora
Masih Perlukah Berdoa,
Jika Segala Sesuatunya Telah Dipredestinasikan?
Salah
satu sebab mengapa Predestinasi dinilai sebagai
menyesatkan, sekalipun hal itu mewarnai Alkitab secara kental adalah:
pandangan yang menyatakan bahwa dengan
demikian apakah
lagi gunanya berdoa? Atau dengan demikian doa tidak lagi
dibutuhkan untuk segala sesuatu yang
telah ditetapkan. Pertanyaan ini sekilas nampak rasional bagi siapapun, apalagi jika memandang predestinasi
sebagai sebuah bentuk fatalisme.
Apa yang dilupakan ketika berpendapat demikian adalah, lupa bahwa Allah
bukanlah manusia yang pendek akal dan Allah bukanlah manusia yang sama sekali
tak memiliki kemegahan Allah. Paling
fatal, Allah bukan manusia yang dijejali dosa sehingga tak akan sanggup
memahami hal yang bagi pikiran manusia dua hal yang absurd untuk disatukan. Ya.... menjadi hal yang
sukar oleh sebab natur manusia itu sendiri.
Pada kesempatan ini
saya tidak akan meluncur hingga ke kedalamannya, tetapi saya hendak mengajak
pembaca untuk melihat bagaimana Yesus sendiri mendemonstrasikan hal
yang dinilai sebagai dua hal yang
tak mungkin
berpasangan, didalam
Yesus justru tak terpisahkan satu sama lainnya.
Yesus sendiri
adalah subyek sekaligus obyek
predestinasi baik dalam peristiwa negatif (hal buruk) dan peristiwa positif
(hal baik) sebagaimana telah saya
ungkapkan dan dapat ditemukan dalam “TuhanTidak Dapat Mencegah Manusia Untuk Berbuat Jahat – Bagian 9” dan
seterusnya.
Predestinasi Baik dan Buruk Dalam
Kehidupan Kristen
Yesus
tidak mungkin tidak menjadi teladan yang sempurna bagi kita, untuk menjawab
pertanyaan: apakah berdoa diperlukan atau rasional untuk tetap dilakukan dalam kehidupan yang telah dipredestinasikan?
Mari
kita lihat secara sederhana dan cepat namun
akan sangat membantu kita. Yesus sendiri kepada para murid-muridnya telah
menyingkapkan apakah yang
akan dan harus terjadi pada dirinya. Dia sedang membicarakan peristiwa
memilukan yang harus berlangsung atau
dialaminya dalam sebuah
ketetapan yang pasti.
Yesus Dalam Predestinasi
Injil Matius akan membantu kita
melihat hal ini:
Matius 16:21 Sejak waktu itu Yesus mulai menyatakan kepada murid-murid-Nya bahwa Ia harus pergi ke Yerusalem dan menanggung banyak penderitaan dari pihak tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga.
Seperti
halnya banyak pemrotes zaman moderen yang menolak dan mengecam habis predestinasi, maka Yesus pun dikecam
habis-habisan oleh muridnya sendiri, Petrus:
Matius 16:22 Tetapi Petrus menarik Yesus ke samping dan menegor Dia, katanya: "Tuhan, kiranya Allah menjauhkan hal itu! Hal itu sekali-kali takkan menimpa Engkau."
Ini
sebuah rejeksi atau penolakan yang keras, dan terhadap hal ini Yesus memberikan
kecaman yang tak main-main terhadap Petrus:
Matius 16:23 Maka Yesus berpaling dan berkata kepada Petrus: "Enyahlah Iblis. Engkau suatu batu sandungan bagi-Ku, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia."
Perhatikan!
Predestinasi bukan apa yang seharusnya terjadi dalam benak manusia namun apa
yang seharusnya terjadi menurut Bapa: “engkau bukan
memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia
.“
Yesus
masih mempredestinasikan dirinya 2 kali
lagi dalam cara yang lebih rinci, bukalah Alkitab anda dan bacalah: Matius
17:22-23 dan Matius 20:17-19.
Predestinasi Bukan Apa Yang Anda Pikirkan
Ini tidak bisa dipahami dengan menjangkarkanya pada
dirimu atau bagaimana anda memahaminya! Predestinasi akan membuat siapapun yang
mempelajarinya tersesat manakala dipandang dari sudut pikir manusia.
Jika anda
meneruskan pembacaan Matius 16 ini, maka Yesus sedang menegaskan sebuah
predestinasi yang jauh lebih luas dan menjangkau kehidupan orang-orang percaya
di era-era yang jauh ke depan:
Matius 16:24-25 “(24) Lalu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku.(25) Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya.
Anda
harus membuka Alkitabmu dan membaca ini terlebih dahulu untuk memahaminya:
Yohanes 15:18 Jikalau dunia membenci kamu, ingatlah bahwa ia telah lebih dahulu membenci Aku dari pada kamu.... (20) Ingatlah apa yang telah Kukatakan kepadamu: Seorang hamba tidaklah lebih tinggi dari pada tuannya. Jikalau mereka telah menganiaya Aku, mereka juga akan menganiaya kamu; jikalau mereka telah menuruti firman-Ku, mereka juga akan menuruti perkataanmu.
Perhatikan Yesus telah menjadi Subyek dan Obyek
Predestinasi. Terhadap murid-murid dan orang-orang percaya yang akan datang,
Dia adalah Subyek predestinasi bagi mereka:
Yohanes 15:21 Tetapi semuanya itu akan mereka lakukan terhadap kamu karena nama-Ku, sebab mereka tidak mengenal Dia, yang telah mengutus Aku.
Predestinasi
semacam ini adalah sesuatu hal yang amat
dibenci oleh siapapun manusia secara natural. Yesus memahami persoalan ini dan untuk itu Yesus berterus terang dengan berkata:
Yohanes 16:1 Semuanya ini Kukatakan kepadamu, supaya kamu jangan kecewa dan menolak Aku.
Bagaimana
dengan anda kala membaca ini? Bencikah anda dengan Yesus yang tidak berbuat
apa-apa untuk meluputkan mereka dari situsi kelam di masa mendatang, malahan
memastikannya? Sekali lagi, predestinasi akan gagal diterima manakala dipandang
dalam sudut pandang manusia sebagaimana Yesus telah tunjukan pada kasus Petrus
di atas.
Yohanes 16:2 Kamu akan dikucilkan, bahkan akan datang saatnya bahwa setiap orang yang membunuh kamu akan menyangka bahwa ia berbuat bakti bagi Allah.
Predestinasi
yang berkait masa depan semua pengikut Yesus di sepanjang masa mendatang sedang
dipertegas oleh Yesus secara tajam sekaligus mempersiapkan mereka untuk
menghadapinya:
Yohanes 16:4 Tetapi semuanya ini Kukatakan kepadamu, supaya apabila datang saatnya kamu ingat, bahwa Aku telah mengatakannya kepadamu."
Tentu
saja Yesus mempredestinasikan hal yang
positif, ini hal yang tidak sukar untuk diterima,
seperti yang dikemukakan Yesus dalam Yohanes
16:22-24, sebuah janji yang megah
dan menyejukan.
Kalau anda dapat bertanya kepada Yesus :
apakah Dia sedang berupaya membuat cemas para pengikutnya dengan memaparkan predestinasi negatif atau peristiwa buruk ini?
TIDAK!
Mari kita memperhatikan penjelasan Yesus tersebut :
apakah Dia sedang berupaya membuat cemas para pengikutnya dengan memaparkan predestinasi negatif atau peristiwa buruk ini?
TIDAK!
Mari kita memperhatikan penjelasan Yesus tersebut :
Yohanes 16:33 Semuanya itu Kukatakan
kepadamu, supaya kamu beroleh damai sejahtera dalam Aku. Dalam dunia kamu menderita
penganiayaan, tetapi kuatkanlah hatimu, Aku telah mengalahkan dunia."
Tetapi
ingat, Yesus tidak berbicara mengenai damai sejahtera versi dirimu atau versi dirimu, tetapi damai sejahtera versi
Yesus atau dalam Yesus yang tidak
bertemali dengan dunia ini. Dunia ini pasti menganiayamu. Apa yang menjadi
jaminan damai sejahtera kita adalah
Yesus sendiri bahwa : Dia telah mengalahkan dunia. Bacalah “Damai Sejahtera Yang Tidak Mungkin Anda Temukan Di Dunia Ini.”
Kita
sudah melihat secara ringkas dan prinsip bahwa predestinasi adalah sebuah
kealamian dalam Alkitab dan bahkan Yesus adalah subyek sekaligu obyek
Predestinasi itu sendiri. Dan dengan demikian setiap muridnya terjalin dalam
predestinasi yang telah ditetapkannya untuk berlangsung.
Sekarang
pertanyaan yang paling
menggelitik sekaligus sinis adalah: apakah dengan demikian berdoa adalah
aktifitas yang tak diperlukan sebab tidak berguna? Mari kita lihat pada
sosok Yesus yang merupakan subyek dan obyek predestinasi itu sendiri.
Predestinasi Tidak Mematikan Kehidupan
Doa Orang Kristen
Saya akan menyajikan bagaimana Yesus sejatinya adalah
teladan dalam kehidupan berdoa bagi setiap orang percaya. Mari perhatikan
kesaksian-kesaksian dari injil-injil
berikut ini:
- Yesus bagun pagi-pagi, kala hari masih gelap untuk berdoa - Mark 1:35
- Yesus berdoa sendiri di malam hari setelah sibuk pelayanan, dan sepanjang malam - Matius 14:23, Lukas 6:12
- Doa sendirian pada waktu malam hari di tempat sepi Matius 14:23
- Yesus berdoa sebelum melakukan pemilihan 12 murid - LUKAS 6:12-13
- Yesus berdoa agar IMAN murid-muridnya TIDAK GUGUR – Lukas 22:32
- Yesus berdoa bagi murid-murid yang TELAH dan, yang AKAN diberikan Bapa – Yohanes 17:9.20
- Yesus berdoa agar semua muridnya mengalami persatuan dengan dirinya dan Bapa – Yohanes 17:11
- Yesus berdoa agar Bapa menjaga murid-muridnya tidak ada satu pun dari murid-muridnya yang binasa – Yohanes 17:12
Kita tidak bisa membantah bahwa kehidupan Yesus di dunia ini adalah kehidupan yang diwarnai dengan kehidupan doa yang sangat istimewa dan penuh kuasa!
Sekarang, kita akan melihat sebuah bukti pemuncak
bahwa predestinasi tidak mematikan kehidupan doa orang Kristen bahkan tepat
pada momen-momen terdekat dengan pewujudan predestinasi buruk atas diri Yesus
sebagaimana telah dia kemukakan secara terus terang bahwa dia harus ke Yerusalem untuk disiksa, dibunuh dan disalib:
- Matius 26:39 Maka Ia maju sedikit, lalu sujud dan berdoa, kata-Nya: "Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki."
- Matius 26:42 Lalu Ia pergi untuk kedua kalinya dan berdoa, kata-Nya: "Ya Bapa-Ku jikalau cawan ini tidak mungkin lalu, kecuali apabila Aku meminumnya, jadilah kehendak-Mu!"
- Matius 26:44 Ia membiarkan mereka di situ lalu pergi dan berdoa untuk ketiga kalinya dan mengucapkan doa yang itu juga.
Perhatikan, Yesus bahkan mengajak serta para murid dan
mendorong mereka secara tegas untuk
berdoa juga! Bacalah pernyataan Yesus ini:
Matius 26:40-41 “(40) Setelah itu Ia kembali kepada murid-murid-Nya itu dan mendapati mereka sedang tidur. Dan Ia berkata kepada Petrus: "Tidakkah kamu sanggup berjaga-jaga satu jam dengan Aku?(41) Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan: roh memang penurut, tetapi daging lemah."
Jelas, bahwa Yesus yang sepanjang pelayanannya menautkan
dirinya dengan predestinasi dan bahkan menautkan masa depan dari setiap kita
dengan predestinasi yang telah diucapkannya di muka bumi ini, sama sekali tidak
membuat anda untuk membuat kesimpulan sesuka-sukanya bahwa dengan demikian berdoa adalah tidak berguna sebab sia-sia.
Ingat predestinasi adalah apa yang
dipikirkan oleh Allah! Lain dari itu pastilah anda tersesat dan menjadi penyesat kala
menyampaikan kekeliruan fatal ini kepada siapapun juga.
Matius 26:36 Maka
sampailah Yesus bersama-sama murid-murid-Nya ke suatu tempat yang bernama
Getsemani. Lalu Ia berkata kepada murid-murid-Nya: "Duduklah di sini,
sementara Aku pergi ke sana untuk berdoa."
1 Tesalonika
5:17 Tetaplah berdoa.
Kolose 4:2 Bertekunlah dalam doa
No comments:
Post a Comment