Minggu, tgl 3 Mei 2015, pk 8.00 & 17.00
PDT. BUDI ASALI, M. DIV.
KISAH
RASUL 18:24-28
Kisah 18:24-28 - “(24)
Sementara itu datanglah ke Efesus seorang Yahudi bernama Apolos, yang berasal
dari Aleksandria. Ia seorang yang fasih berbicara dan sangat mahir dalam
soal-soal Kitab Suci. (25) Ia telah menerima pengajaran dalam Jalan Tuhan.
Dengan bersemangat ia berbicara dan dengan teliti ia mengajar tentang Yesus,
tetapi ia hanya mengetahui baptisan Yohanes. (26) Ia mulai mengajar dengan
berani di rumah ibadat. Tetapi setelah Priskila dan Akwila mendengarnya, mereka
membawa dia ke rumah mereka dan dengan teliti menjelaskan kepadanya Jalan
Allah. (27) Karena Apolos ingin menyeberang ke Akhaya, saudara-saudara di
Efesus mengirim surat kepada murid-murid di situ, supaya mereka menyambut dia.
Setibanya di Akhaya maka ia, oleh kasih karunia Allah, menjadi seorang yang
sangat berguna bagi orang-orang yang percaya. (28) Sebab dengan tak
jemu-jemunya ia membantah orang-orang Yahudi di muka umum dan membuktikan dari
Kitab Suci bahwa Yesus adalah Mesias.”.
I) Diri Apolos
1) Ia berasal
dari Alexandaria (ay 24).
Kota ini merupakan pusat
‘ahli theologia’ saat itu, karena di sana ada semacam sekolah theologia yang
terkenal karena penafsiran alegorisnya. Mungkin sekali Apolos adalah
lulusan dari sekolah tersebut.
2) Ia adalah orang yang ‘fasih berbicara’ (ay 24).
Ay 24: “Sementara itu
datanglah ke Efesus seorang Yahudi bernama Apolos, yang berasal dari
Aleksandria. Ia seorang yang fasih berbicara dan sangat mahir dalam soal-soal
Kitab Suci.”.
Kata Yunani yang dipakai
adalah LOGIOS, yang bisa berarti 2 hal:
a) ‘learned’ [= terpelajar].
NIV:
‘he was a learned man’ [= ia adalah orang yang terpelajar].
Tetapi
kalau diambil arti ini, maka bagian ini akan overlap dengan bagian selanjutnya
yang mengatakan bahwa ia ‘mahir dalam soal-soal Kitab Suci’.
Karena
itu pada umumnya orang lebih condong pada arti yang ke 2 di bawah ini.
b) ‘eloquent’ [= fasih bicara].
KJV/RSV/NASB:
‘an eloquent man’ [= seorang yang fasih bicara].
Ini
tidak menunjuk kepada orang yang sekedar banyak berbicara! Tetapi ini
menunjukkan bahwa ia adalah orang yang pandai memilih kata-kata yang tepat, dan
menyusunnya sedemikian rupa, sehingga menjadi suatu argumentasi yang kuat. Ini
jelas merupakan suatu karunia dari Tuhan!
3) Ia adalah orang yang ‘mahir dalam soal-soal Kitab Suci’ (ay
24).
a)Yang
dimaksud dengan Kitab Suci di sini tentu hanya Perjanjian Lama saja, karena
pada saat itu Perjanjian Baru belum ada.
Ini adalah salah satu alasan
yang menyebabkan banyak orang menganggap bahwa Apolos adalah penulis surat
Ibrani.
Catatan:
1.Surat Ibrani adalah kitab dalam Perjanjian Baru yang paling banyak berhubungan
dengan Perjanjian Lama!
2.Siapa penulis dari surat Ibrani ini tidak diketahui dengan pasti. Dulu orang
berpendapat bahwa penulis surat ini adalah Paulus, tetapi sekarang kebanyakan
orang meninggalkan pandangan itu. Saya sendiri berpendapat bahwa penulis surat
Ibrani bukan Paulus karena semua surat-surat Paulus yang lain selalu dengan
jelas menuliskan bahwa surat itu berasal dari Paulus, sedangkan surat Ibrani
tidak.
b)
Apolos bisa mempunyai kefasihan bicara karena hal itu dikaruniakan kepadanya,
tetapi bahwa ia bisa memiliki kemahiran dalam soal-soal Kitab Suci, jelas
disebabkan karena ia rajin dan tekun dalam belajar Firman Tuhan.
Penerapan:
Rajinkah saudara belajar Kitab Suci (dalam Kebaktian, Pemahaman Alkitab, Saat
Teduh, mempelajari makalah khotbah, buku-buku rohani, dsb)? Tekunkah saudara
dalam belajar Kitab Suci?
4) Ia ‘telah menerima pengajaran dalam jalan Tuhan’ (ay 25).
Ay 25: “Ia telah menerima
pengajaran dalam Jalan Tuhan. Dengan bersemangat ia berbicara dan dengan teliti
ia mengajar tentang Yesus, tetapi ia hanya mengetahui baptisan Yohanes.”.
a)
Kata-kata ‘jalan Tuhan’ jelas menunjuk pada kekristenan / Injil (bdk. Kis 9:2
18:26 19:9,23 22:4 24:14,22).
Kis
9:2 - “dan meminta surat kuasa dari padanya untuk dibawa kepada majelis-majelis
Yahudi di Damsyik, supaya, jika ia menemukan laki-laki atau perempuan yang
mengikuti Jalan Tuhan, ia menangkap mereka dan membawa mereka ke Yerusalem.”.
Kis
19:9,23 - “(9) Tetapi ada beberapa orang yang tegar hatinya. Mereka tidak mau
diyakinkan, malahan mengumpat Jalan Tuhan di depan orang banyak. Karena itu
Paulus meninggalkan mereka dan memisahkan murid-muridnya dari mereka, dan
setiap hari berbicara di ruang kuliah Tiranus. ... (23) Kira-kira pada waktu
itu timbul huru-hara besar mengenai Jalan Tuhan.”.
Kis
22:4 - “Dan aku telah menganiaya pengikut-pengikut Jalan Tuhan sampai mereka
mati; laki-laki dan perempuan kutangkap dan kuserahkan ke dalam penjara.”.
Kis
24:14,22 - “(14) Tetapi aku mengakui kepadamu, bahwa aku berbakti kepada Allah
nenek moyang kami dengan menganut Jalan Tuhan, yaitu Jalan yang mereka sebut
sekte. Aku percaya kepada segala sesuatu yang ada tertulis dalam hukum Taurat
dan dalam kitab nabi-nabi. ... (22) Tetapi Feliks yang tahu benar-benar akan
Jalan Tuhan, menangguhkan perkara mereka, katanya: ‘Setibanya kepala pasukan
Lisias di sini, aku akan mengambil keputusan dalam perkaramu.’”.
Dalam tafsirannya tentang
Kis 18:24-28, William Barclay
berkata: “Christianity is here described as The Way of the Lord. One of the
commonest titles in Acts is The Way (9:2; 19:9,23; 22:4; 24:14,22); and that
title shows us at once that Christianity means not only believing certain
things but putting them into practice.” [= Kekristenan di sini digambarkan
sebagai ‘Jalan Tuhan’. Salah satu gelar yang paling umum dalam Kisah Rasul
adalah ‘Jalan’ (9:2; 19:9,23; 22:4; 24:14,22); dan gelar ini langsung
menunjukkan bahwa kekristenan berarti bukan hanya mempercayai hal-hal tertentu
tetapi mempraktekkan hal-hal itu.] - hal 139.
b)Kata-kata
‘telah menerima pengajaran’ dalam bahasa Yunaninya
adalah HEN KATECHEMENOS, dan dari kata KATECHEMENOS inilah diturunkan kata
bahasa Inggris ‘catechism’ [= katekisasi / pelajaran dasar].
Kesimpulannya:
Apolos sudah mendapatkan katekisasi / pelajaran dasar tentang kekristenan.
Sekalipun
dalam Kitab Suci ada banyak peristiwa dimana orang yang percaya langsung
dibaptis (seperti dalam Kis 2:41 8:36-38 dsb), dan karena itu haruslah disimpulkan
bahwa katekisasi tidak boleh dimutlakkan sebagai syarat untuk menerima
baptisan, tetapi bagaimanapun juga katekisasi jelas merupakan hal yang sangat
penting dan tidak boleh diabaikan. Pelajaran tentang dasar-dasar kekristenan /
Injil, apakah disebut katekisasi atau sebutan lain, apakah diberikan sebelum
atau sesudah baptisan, tetap harus diberikan, karena tanpa dasar yang baik
tidak mungkin seseorang bisa bertumbuh dengan baik!
5) Ia ‘hanya mengetahui baptisan Yohanes’ (ay 25).
Ay 25: “Ia telah menerima
pengajaran dalam Jalan Tuhan. Dengan bersemangat ia berbicara dan dengan teliti
ia mengajar tentang Yesus, tetapi ia hanya mengetahui baptisan Yohanes.”.
a)
Kata-kata ‘baptisan Yohanes’ di sini adalah suatu synecdoche.
Synecdoche adalah suatu gaya
bahasa dimana yang sebagian mewakili seluruhnya, atau sebaliknya.
Misalnya:
1.Kalau
dikatakan bahwa Washington memaklumkan perang terhadap Moskow, tentu maksudnya
Amerika Serikat memaklumkan perang terhadap Rusia.
2.Kalau
ada pemberitaan tentang pertandingan sepak bola dan dikatakan ‘Indonesia
kalah’, yang dimaksudkan sebenarnya adalah ‘Kesebelasan Indonesia kalah’.
3.Kalau
dikatakan ‘mata Tuhan ada di segala tempat’ (Amsal 15:3), maksudnya adalah
‘Allah ada di segala tempat’.
Pada waktu dikatakan ‘baptisan
Yohanes’, tidak mungkin yang dimaksudkan betul-betul hanya baptisan Yohanes
saja. Masakan Apolos yang katanya ‘sangat mahir dalam soal-soal Kitab Suci’,
dan yang adalah seorang pengkhotbah itu, hanya tahu tentang baptisan Yohanes
saja? Pasti yang dimaksudkan adalah seluruh pelayanan Yohanes Pembaptis,
termasuk pengajaran Firman Tuhan yang ia berikan.
Hal yang sama terjadi dalam
Mat 21:25 - “Dari manakah BAPTISAN YOHANES? Dari sorga atau dari manusia?’
Mereka memperbincangkannya di antara mereka, dan berkata: ‘Jikalau kita
katakan: Dari sorga, Ia akan berkata kepada kita: Kalau begitu, mengapakah kamu
tidak percaya kepadanya?”.
b)
Kalau Apolos mengetahui ajaran dari Yohanes Pembaptis, maka jelaslah bahwa ia
pasti tahu bahwa Yesus adalah Mesias, karena hal ini ada dalam ajaran Yohanes
Pembaptis (bdk. Yoh 1:29-36 3:26-30).
Yoh
1:29-36 - “(29) Pada keesokan harinya Yohanes melihat Yesus datang kepadanya
dan ia berkata: ‘Lihatlah Anak domba Allah, yang menghapus dosa dunia. (30)
Dialah yang kumaksud ketika kukatakan: Kemudian dari padaku akan datang
seorang, yang telah mendahului aku, sebab Dia telah ada sebelum aku. (31) Dan
aku sendiripun mula-mula tidak mengenal Dia, tetapi untuk itulah aku datang dan
membaptis dengan air, supaya Ia dinyatakan kepada Israel.’ (32) Dan Yohanes
memberi kesaksian, katanya: ‘Aku telah melihat Roh turun dari langit seperti
merpati, dan Ia tinggal di atasNya. (33) Dan akupun tidak mengenalNya, tetapi
Dia, yang mengutus aku untuk membaptis dengan air, telah berfirman kepadaku: Jikalau
engkau melihat Roh itu turun ke atas seseorang dan tinggal di atasNya, Dialah
itu yang akan membaptis dengan Roh Kudus. (34) Dan aku telah melihatNya dan
memberi kesaksian: Ia inilah Anak Allah.’ (35) Pada keesokan harinya Yohanes
berdiri di situ pula dengan dua orang muridnya. (36) Dan ketika ia melihat
Yesus lewat, ia berkata: ‘Lihatlah Anak domba Allah!’”.
Yoh
3:26-30 - “(26) Lalu mereka datang kepada Yohanes dan berkata kepadanya: ‘Rabi,
orang yang bersama dengan engkau di seberang sungai Yordan dan yang tentang Dia
engkau telah memberi kesaksian, Dia membaptis juga dan semua orang pergi
kepadaNya.’ (27) Jawab Yohanes: ‘Tidak ada seorangpun yang dapat mengambil
sesuatu bagi dirinya, kalau tidak dikaruniakan kepadanya dari sorga. (28) Kamu
sendiri dapat memberi kesaksian, bahwa aku telah berkata: Aku bukan Mesias,
tetapi aku diutus untuk mendahuluiNya. (29) Yang empunya mempelai perempuan,
ialah mempelai laki-laki; tetapi sahabat mempelai laki-laki, yang berdiri dekat
dia dan yang mendengarkannya, sangat bersukacita mendengar suara mempelai
laki-laki itu. Itulah sukacitaku, dan sekarang sukacitaku itu penuh. (30) Ia
harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil.”.
c)
Tetapi, dari kata-kata ‘ia HANYA mengetahui baptisan Yohanes’, jelaslah bahwa
ada sesuatu yang kurang dalam pengertian Apolos tentang dasar-dasar kekristenan
/ Injil. Sesuatu yang kurang itu pastilah merupakan hal yang
sangat penting (mungkin berhubungan dengan kematian atau kebangkitan Kristus),
karena kalau tidak, Priskila dan Akwila tidak akan terlalu mempersoalkannya.
Ay
26b: “Tetapi setelah Priskila dan Akwila mendengarnya, mereka membawa dia ke
rumah mereka dan dengan teliti menjelaskan kepadanya Jalan Allah.”.
II) Pelayanan
Apolos.
1) Apolos
melayani di Efesus (ay 24-26).
Ay
24-26a: “(24) Sementara itu datanglah ke Efesus seorang Yahudi bernama Apolos,
yang berasal dari Aleksandria. Ia seorang yang fasih berbicara dan sangat mahir
dalam soal-soal Kitab Suci. (25) Ia telah menerima pengajaran dalam Jalan
Tuhan. Dengan bersemangat ia berbicara dan dengan teliti ia mengajar tentang
Yesus, tetapi ia hanya mengetahui baptisan Yohanes. (26a) Ia mulai mengajar
dengan berani di rumah ibadat.”.
a)
Orang / jemaat gereja Efesus.
Orang Efesus yang rindu
untuk mendengar Firman Tuhan, ditinggal oleh Paulus (ay 20-21).
Ay
20-21: “(20) Mereka minta kepadanya untuk tinggal lebih lama di situ, tetapi ia
tidak mengabulkannya. (21) Ia minta diri dan berkata: ‘Aku akan kembali kepada
kamu, jika Allah menghendakinya.’ Lalu bertolaklah ia dari Efesus.”.
Tetapi sekarang kita melihat
bahwa Tuhan menggantikan Paulus dengan Apolos! Dari sini bisa kita pelajari
bahwa Tuhan pasti akan memberi Firman Tuhan kepada orang-orang yang
merindukannya.
Sebaliknya, bagi orang-orang
yang tidak merindukan firman Tuhan, atau mendengar firman Tuhan tetapi tidak
mentaatinya, Tuhan bisa mencabut firman yang tadinya ada di tengah-tengah
mereka sehingga mereka tidak lagi mendapatkan firman. Ini terlihat dari fakta
bahwa Paulus, pada waktu ditolak oleh orang-orang Yahudi, lalu mengalihkan
pemberitaan firmannya kepada orang-orang non Yahudi. Juga perhatikan text di
bawah ini:
Amos 8:11-12 - “(11)
‘Sesungguhnya, waktu akan datang,’ demikianlah firman Tuhan ALLAH, ‘Aku akan
mengirimkan kelaparan ke negeri ini, bukan kelaparan akan makanan dan bukan
kehausan akan air, melainkan akan mendengarkan firman TUHAN. (12) Mereka akan
mengembara dari laut ke laut dan menjelajah dari utara ke timur untuk mencari
firman TUHAN, tetapi tidak mendapatnya.”.
b)
Sekarang mari kita soroti pelayanan Apolos di Efesus.
1.‘dengan bersemangat ia berbicara’ (ay
25).
Ia
punya semangat yang hebat, padahal masih ada yang kurang dalam pengetahuannya.
Dalam pengetahuan tentang Injil, mungkin sekali saudara lebih baik dari Apolos
pada saat itu. Tetapi bagaima¬na dengan semangat saudara dalam memberitakannya?
2. ‘dengan teliti ia mengajar tentang
Yesus’ (ay 25).
Ini
terjemahan yang kurang tepat!
KJV:
‘diligently’ [= dengan rajin / tekun]. Ini terjemahan yang lebih salah lagi!
RSV/NIV/NASB:
‘accurately’ [= dengan akurat / tepat]. Ini terjemahan yang benar.
Jadi,
kalau tadi dikatakan bahwa ada yang kurang dalam pengetahuan Apolos, itu tidak
berarti bahwa Apolos lalu mengajarkan sesuatu yang salah, tetapi ada hal-hal
yang benar (dan penting) yang tidak dia ajarkan karena keterbatasan
pengetahuannya.
3. ‘Ia mulai mengajar dengan berani’ (ay
26).
Ay
26a: “Ia mulai mengajar dengan berani di rumah ibadat.”.
Ia memberitakan Injil di
rumah ibadat! Ini jelas merupakan perbuatan yang mengandung risiko!
Penerapan:
apakah saudara selalu takut dalam memberitakan Injil?
Semangat
dan keberanian Apolos sangat penting dalam pelayanan. Tetapi dengan pengertian
yang kurang (apalagi kalau salah) ini bisa justru menjadi berbahaya! Seorang
pemberita firman bukan hanya membutuhkan semangat dan keberanian, tetapi di
atas segala-galanya, ia membutuhkan pengertian yang benar, supaya
pemberitaannya benar.
Bandingkan dengan ayat-ayat di bawah
ini:
a.
Amsal 19:2 - “Tanpa pengetahuan kerajinanpun tidak baik; orang yang
tergesa-gesa akan salah langkah.”.
NIV:
‘It is not good to have zeal without knowledge,’ [= Adalah tidak baik untuk
mempunyai semangat tanpa pengetahuan,].
b.
Ef 6:18b-20 - “(18b) Berdoalah setiap waktu di dalam Roh dan berjaga-jagalah di
dalam doamu itu dengan permohonan yang tak putus-putusnya untuk segala orang
Kudus, (19) juga untuk aku, supaya kepadaku, jika aku membuka mulutku,
dikaruniakan perkataan yang benar, agar dengan keberanian aku memberitakan
rahasia Injil, (20) yang kulayani sebagai utusan yang dipenjarakan. Berdoalah
supaya dengan keberanian aku menyatakannya, sebagaimana seharusnya aku
berbicara.”.
c) Apa akibat / hasil dari pelayanan
Apolos yang mempunyai kekurangan dalam pengertian yang cukup penting itu?
Dengan
pengertian yang mempunyai kekurangan yang cukup penting itu, Apolos
memberitakan ‘Injil’ / mengajar tentang Yesus. Apakah kekurangan dalam
pengertian Apolos ini menyebabkan ia mengajarkan hal-hal yang salah / sesat?
Kekurangan pengertian memang memungkinkan terjadinya pengajaran hal-hal yang
salah / sesat, tetapi dalam kasus Apolos ini, tidak terjadi pengajaran hal-hal
yang salah / sesat.
Ini terlihat dari ay 25 yang mengatakan:
‘dengan teliti ia mengajar tentang Yesus’.
Kata-kata ‘dengan teliti’
ini merupakan terjemahan yang kurang tepat. Kata Yunani yang dipakai di sini
adalah AKRIBOS.
RSV/NIV/NASB:
‘accurately’ [= dengan akurat / tepat]. Ini terjemahan yang benar.
Jadi,
Apolos tidak mengajarkan sesuatu yang salah. Sebaliknya ia mengajar dengan
akurat / tepat. TETAPI, ADA HAL-HAL YANG BENAR DAN PENTING YANG TIDAK DIA
AJARKAN KARENA KETERBATASAN / KEKURANGAN PENGETAHUANNYA.
The Bible Exposition Commentary:
New Testament: “Apollos’ message was not inaccurate or insincere; it was just
incomplete.” [= Berita / pesan dari Apolos bukanlah tidak akurat atau tidak
tulus; tetapi hanya tidak lengkap.].
Tetapi perlu dicamkan bahwa orang sama-sama bisa
mati karena diberi racun, atau karena hanya diberi makanan yang sekalipun tidak
membahayakan tetapi sama sekali tidak ada gizinya! Ini yang akan dialami oleh
orang-orang yang terus menerus pergi ke gereja-gereja yang hanya memberitakan
ajaran moral dan etika, tetapi tidak pernah mengajarkan ajaran yang bersifat
doktrinal, dan khususnya tidak pernah memberitakan Injil!!!
d)
Hasil pelayanan Apolos.
Kalau saudara ingin tahu
hasil dari pelayanan Apolos pada waktu pengertiannya masih mempunyai kekurangan
yang sangat penting itu, maka lihatlah Kis 19:1-7, yang dianggap oleh beberapa
penafsir sebagai orang-orang yang merupakan buah pelayanan Apolos pada saat
itu.
Kis
19:1-7 - “(1) Ketika Apolos masih di Korintus, Paulus sudah menjelajah
daerah-daerah pedalaman dan tiba di Efesus. Di situ didapatinya beberapa orang
murid. (2) Katanya kepada mereka: ‘Sudahkah kamu menerima Roh Kudus, ketika
kamu menjadi percaya?’ Akan tetapi mereka menjawab dia: ‘Belum, bahkan kami
belum pernah mendengar, bahwa ada Roh Kudus.’ (3) Lalu kata Paulus kepada
mereka: ‘Kalau begitu dengan baptisan manakah kamu telah dibaptis?’ Jawab
mereka: ‘Dengan baptisan Yohanes.’ (4) Kata Paulus: ‘Baptisan Yohanes adalah
pembaptisan orang yang telah bertobat, dan ia berkata kepada orang banyak,
bahwa mereka harus percaya kepada Dia yang datang kemudian dari padanya, yaitu
Yesus.’ (5) Ketika mereka mendengar hal itu, mereka memberi diri mereka
dibaptis dalam nama Tuhan Yesus. (6) Dan ketika Paulus menumpangkan tangan di
atas mereka, turunlah Roh Kudus ke atas mereka, dan mulailah mereka
berkata-kata dalam bahasa roh dan bernubuat. (7) Jumlah mereka adalah kira-kira
dua belas orang”.
Dari
Kis 19:1-7 itu terlihat bahwa Apolos cuma menghasilkan orang kristen KTP, yang
akhirnya diinjili ulang oleh Paulus sehingga bertobat dengan sungguh-sungguh.
Mengapa semua ini bisa
terjadi pada seorang lulusan sekolah theologia / pengkhotbah? Jawabnya jelas
adalah: karena ia mendapatkan katekisasi / pelajaran dasar yang kurang baik!
Penerapan:
Katekisasi YANG BAIK adalah sesuatu yang penting, karena hal ini bukan hanya
akan mempengaruhi iman saudara, tetapi juga pelayanan saudara / iman dari
orang-orang yang saudara layani. Karena itu, jangan memilih sembarang
katekisasi (yang pendek / singkat, di gereja yang terdekat dsb). Saudara harus
mementingkan mutunya!
Kalau katekisasi yang kurang
baik saja bisa mengakibatkan hal-hal seperti itu, bagaimana kalau saudara tidak
pernah ikut katekisasi?
2) Priskila dan Akwila memperbaiki kekurangan Apolos dalam
pengertiannya.
Ay
26b: “Tetapi setelah Priskila dan Akwila mendengarnya, mereka membawa dia ke
rumah mereka dan dengan teliti menjelaskan kepadanya Jalan Allah.”.
Priskila dan Akwila,
sekalipun mereka adalah orang Kristen biasa / awam, tetapi telah mempelajari
Injil dari Paulus, karena di Korintus Paulus tinggal serumah dengan mereka.
Kis
18:1-4 - “(1) Kemudian Paulus meninggalkan Atena, lalu pergi ke Korintus. (2) Di
Korintus ia berjumpa dengan seorang Yahudi bernama Akwila, yang berasal dari
Pontus. Ia baru datang dari Italia dengan Priskila, isterinya, karena kaisar
Klaudius telah memerintahkan, supaya semua orang Yahudi meninggalkan Roma.
Paulus singgah ke rumah mereka. (3) Dan karena mereka melakukan pekerjaan yang
sama, ia tinggal bersama-sama dengan mereka. Mereka bekerja bersama-sama,
karena mereka sama-sama tukang kemah. (4) Dan setiap hari Sabat Paulus
berbicara dalam rumah ibadat dan berusaha meyakinkan orang-orang Yahudi dan
orang-orang Yunani.”.
Catatan:
Priskila dan Akwila terus menyertai Paulus sampai Kis 18:19 dimana Paulus lalu
meninggalkan mereka berdua di Efesus, dan di Efesus mereka lalu bertemu dengan
Apolos.
Priskila dan Akwila membawa
Apolos ke rumah mereka, dan memperbaiki pengertiannya yang kurang itu.
Ay
26b: “Tetapi setelah Priskila dan Akwila mendengarnya, mereka membawa dia ke
rumah mereka dan dengan teliti menjelaskan kepadanya Jalan Allah.”.
Ini boleh dikatakan
merupakan pengulangan katekisasi, dan ini dilakukan terhadap seorang lulusan
sekolah theologia / seorang pengkhotbah!
Ada 2 hal yang perlu
diperhatikan:
a)Bahwa Apolos, sebagai seorang lulusan
sekolah theologia, mau diajar lagi tentang pelajaran dasar kekristenan, oleh
orang-orang awam seperti Priskila dan Akwila, menunjukkan kerendahan hatinya
yang luar biasa, yang patut ditiru.
Adam Clarke:
“This eloquent man, and mighty in the Scriptures, who was even a public
teacher, was not ashamed to be indebted to the instructions of a Christian
woman, in matters that not only concerned his own salvation, but also the work
of the ministry, in which he was engaged. It is disgraceful to a man to be
ignorant, when he may acquire wisdom; but it is no disgrace to acquire wisdom
from the meanest person or thing.” [= Orang yang fasih bicara ini, yang hebat
dalam Kitab Suci, yang bahkan adalah seorang pengkhotbah umum, tidak malu untuk
berhutang budi pada pengajaran dari seorang perempuan Kristen, dalam hal-hal
yang bukan hanya berkenaan dengan keselamatannya sendiri, tetapi juga dengan
pekerjaan pelayanan, dalam mana ia terlibat. Adalah memalukan bagi seseorang
untuk tidak mempunyai pengetahuan, pada waktu ia bisa mendapatkan hikmat;
tetapi bukanlah sesuatu yang memalukan untuk mendapatkan hikmat dari orang atau
hal yang paling hina.].
Penerapan:
apakah saudara malas belajar pelajaran dasar karena saudara adalah seorang
majelis / guru Sekolah Minggu? Tirulah Apolos, yang sekalipun sudah lulus
sekolah theologia, dan sudah menjadi seorang pengkhotbah, tetapi tetap mau
diajar pelajaran dasar lagi.
Barclay (tentang Mat 13:1-9,18-23):
“There are the hearers with shut minds. There are people into whose minds the
word has no more chance of gaining entry than the seed has of settling into the
ground that has been beaten hard by many feet. There are many things which can
shut people’s minds. Prejudice can make them blind to everything they do not
wish to see. The unteachable spirit can erect a barrier which cannot easily be
broken down. The unteachable spirit can result from one of two things. It can
be the result of pride which does not know that it needs to know; and it can be
the result of the fear of new truth and the refusal to adventure on the ways of
thought. Sometimes an immoral character and a particular way of life can shut
the mind. There may be truth which condemns the things that an individual loves
and which accuses the things that he or she does; and many refuse to listen to
or to recognize the truth which condemns them, for there are none so blind as
those who deliberately will not see.” [= Ada pendengar-pendengar dengan pikiran
yang tertutup. Ada orang-orang ke dalam pikiran siapa firman sama tidak punya
kesempatan untuk masuk dari pada benih mempunyai kesempatan untuk masuk ke
dalam tanah yang telah dikeraskan oleh banyak kaki. Ada banyak hal yang bisa
menutup pikiran orang-orang. Prasangka bisa membuat mereka buta pada segala
sesuatu yang tidak ingin mereka lihat. Roh yang tidak dapat diajar ini bisa
mendirikan suatu tembok pemisah yang tidak bisa dihancurkan dengan mudah. Roh
yang tidak dapat diajar bisa merupakan hasil / akibat dari dua hal. Itu bisa
merupakan hasil / akibat dari kesombongan yang tidak tahu bahwa ia perlu tahu;
dan itu bisa merupakan hasil / akibat dari rasa takut terhadap kebenaran yang
baru dan penolakan pada petualangan pada / tentang cara-cara pemikiran.
Kadang-kadang karakter yang tidak bermoral dan suatu jalan / cara kehidupan
khusus / tertentu bisa menutup pikiran. Bisa ada kebenaran yang mengecam
hal-hal yang seseorang cintai dan yang menuduh hal-hal yang ia lakukan; dan
banyak orang menolak untuk mendengar atau mengakui kebenaran yang mengecam
mereka, karena TIDAK ADA SEORANGPUN YANG BEGITU BUTA SEPERTI MEREKA YANG DENGAN
SENGAJA TIDAK MAU MELIHAT.] - hal 59-60.
b)Priskila dan Akwila tidak merasa
minder / takut untuk membenahi seorang pengkhotbah dalam pengetahuannya yang
kurang.
c)Sekarang mari kita memperhatikan
bagaimana Akwila dan Priskila mengajar Apolos.
Ay
26b: “... setelah Priskila dan Akwila mendengarnya, mereka membawa dia ke rumah
mereka dan dengan teliti menjelaskan kepadanya Jalan Allah.”.
Dalam terjemahan bahasa
Indonesia ay 26b ini kembali menggunakan kata-kata ‘dengan teliti’, seperti
yang digunakan dalam ay 25.
Ay
25-26: “(25) Ia telah menerima pengajaran dalam Jalan Tuhan. Dengan bersemangat
ia berbicara dan DENGAN TELITI ia mengajar tentang Yesus, tetapi ia hanya
mengetahui baptisan Yohanes. (26) Ia mulai mengajar dengan berani di rumah
ibadat. Tetapi setelah Priskila dan Akwila mendengarnya, mereka membawa dia ke
rumah mereka dan DENGAN TELITI menjelaskan kepadanya Jalan Allah.”.
Tetapi
sebetulnya dalam bahasa Yunani kata yang digunakan dalam ay 26 berbeda dengan
yang digunakan dalam ay 25. Kalau ay 25 menggunakan kata Yunani AKRIBOS, maka
ay 26 menggunakan kata Yunani AKRIBESSERON, yang merupakan ‘the comparative
form’ [= bentuk pembanding] atau ‘the comparative adverb’ [= kata keterangan
pembanding] dari kata Yunani AKRIBOS yang diguna¬kan dalam ay 25. Jadi, kalau
kata-kata ‘dengan teliti’ dalam ay 25 tadi seharusnya berarti ‘dengan akurat’,
maka kata-kata ‘dengan teliti’ dalam ay 26 seharusnya berarti ‘dengan lebih
akurat’ [RSV/NASB: ‘more accurately’ {= dengan lebih akurat}].
Apolos sudah menerima
pelajaran tentang dasar kekristenan, dan ia bahkan sudah mengajarkannya DENGAN
AKURAT. Tetapi Priskila dan Akwila menganggapnya masih kurang, sehingga mereka
mengajar Apolos DENGAN LEBIH AKURAT LAGI!
3) Pelayanan Apolos setelah diperbaiki pengertiannya oleh
Priskila dan Akwila.
a) Apolos melayani di Akhaya / Korintus (ay 27-28].
Ay
27-28: “(27) Karena Apolos ingin menyeberang ke Akhaya, saudara-saudara di
Efesus mengirim surat kepada murid-murid di situ, supaya mereka menyambut dia.
Setibanya di Akhaya maka ia, oleh kasih karunia Allah, menjadi seorang yang
sangat berguna bagi orang-orang yang percaya. (28) Sebab dengan tak
jemu-jemunya ia membantah orang-orang Yahudi di muka umum dan membuktikan dari
Kitab Suci bahwa Yesus adalah Mesias”.
Mungkin sekali Priskila dan
Akwila, yang pernah tinggal bersama-sama dengan Paulus selama beberapa waktu di
Korintus, menasehati Apolos untuk pergi ke Korintus, untuk mengairi / menyirami
apa yang Paulus tanam di sana.
Sekarang mari kita
perhatikan beberapa hal tentang pelayanan Apolos di Korintus yang adalah
ibukota Akhaya.
1.‘dengan tak jemu-jemunya ia membantah’
(ay 28a).
Ini
lagi-lagi salah terjemahan!
NIV:
‘vigorously’ [= dengan dahsyat / hebat].
KJV:
‘mightily’ [= dengan kuat].
RSV/NASB:
‘powerfully’ [= dengan kuat].
Ini menunjuk baik pada
semangat Apolos, maupun
pada kuatnya argumentasi yang diberikan oleh Apolos. Argumentasi yang
kuat merupakan hal yang sangat penting, karena sangat mempengaruhi iman /
keyakinan kita!
2. ‘membuktikan dari Kitab Suci’ (ay
28).
Dalam mengajar maupun
berdebat, kita harus melakukannya berdasarkan Kitab Suci, bukan berdasarkan
pengalaman / illustrasi / dongeng dsb!
3. ‘ia menjadi seorang yang sangat
berguna untuk orang-orang percaya’ (ay 27b).
Ia
menjadi berguna untuk orang-orang Korintus karena:
a.Ia
menguatkan iman mereka yang diserang oleh orang-orang Yahudi.
b.Ia
mendukung mereka yang kurang mengerti dengan argumentasi-argumentasi yang bisa
mereka pakai untuk melawan orang-orang Yahudi.
Kesimpulan:
Apolos sukses dalam pelayanannya!
III) Apa sebabnya Apolos sukses dalam pelayanannya?
A) Faktor Tuhan (ay 27b).
Ay
27b: “Setibanya di Akhaya maka ia, OLEH KASIH KARUNIA ALLAH, menjadi orang yang
sangat berguna bagi orang-orang percaya”.
Ditinjau dari sudut bahasa
Yunani, maka kata ‘kasih karunia’ ini bisa menunjuk pada:
1)Berhasilnya pelayanan
Apolos. Ini arti yang diambil oleh Kitab Suci Indonesia.
Ini menunjukkan bahwa Apolos
bisa berhasil dan menjadi orang yang berguna karena kasih karunia Allah.
2) Menjadi percayanya orang
Korintus.
KJV:
‘who, when he was come, helped them much which had believed through grace’ [=
yang, ketika ia datang, banyak menolong mereka, yang telah percaya melalui
kasih karunia].
RSV:
‘he greatly helped those who through grace had believed’ [= ia sangat menolong
mereka yang melalui kasih karunia telah percaya].
NIV:
‘he was a great help to those who by grace had believed’ [= ia adalah suatu
pertolongan besar bagi mereka yang oleh kasih karunia telah percaya].
Kalau kita mengambil arti
ini, maka itu menunjukkan bahwa orang Korintus bisa menjadi percaya karena
kasih karunia Allah.
Jamieson, Fausset &
Brown mengatakan bahwa banyak yang memperdebatkan, apakah
kata-kata ‘through grace’ [= melalui kasih karunia] itu harus dihubungkan
dengan ‘kebergunaan Apolos’ (seperti dalam terjemahan LAI), atau dengan ‘telah
menjadi percayanya orang-orang Kristen yang dilayani oleh Apolos’ (seperti
dalam Alkitab-Alkitab bahasa Inggris).
Dan ia beranggapan bahwa
penekanan dari text ini adalah keberhasilan pelayanan Apolos, dan karena itu
aneh kalau kata-kata ‘through grace’ [= melalui kasih karunia] dihubungkan
dengan ‘menjadi percayanya orang-orang Kristen yang dilayani oleh Apolos’. Jauh
lebih cocok, kalau kata-kata ‘through grace’ [= melalui kasih karunia] itu
dihubungkan dengan keberhasilan / kebergunaan Apolos. Vincent mempunyai
pandangan yang sama dengan Jamieson, Fausset & Brown.
Albert Barnes juga
beranggapan bahwa kata-kata ‘through grace’ [= melalui kasih karunia] bisa
dihubungkan dengan Apolos atau dengan orang-orang Kristen yang telah menjadi
percaya. Tetapi bertentangan dengan Jamieson, Fausset & Brown, ia
menganggap bahwa yang benar adalah yang terakhir (seperti Alkitab-Alkitab
bahasa Inggris).
Adam Clarke malah menganggap
bahwa kata-kata ‘through grace’ [= melalui kasih karunia] berhubungan dengan
kedua hal itu. Jadi, baik kebergunaan Apolos maupun menjadi percayanya
orang-orang Kristen itu, terjadi oleh kasih karunia. Saya beranggapan bahwa
secara theologis Adam Clarke benar. Tetapi kalau kita menyoroti ay 27 itu, maka
kata-kata ‘through grace’ [= melalui kasih karunia] hanya bisa menunjuk kepada
salah satu dari kedua hal itu. Dan saya sendiri memilih tafsiran Jamieson,
Fausset & Brown dan Vincent.
Jadi, kesimpulannya: Apolos
bisa berhasil karena kasih karunia Allah! Bandingkan dengan 2 text di bawah
ini:
Yoh
15:5b - “di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa.”.
1Kor
3:6-7 - “(6) Aku menanam, Apolos menyiram, tetapi Allah yang memberi
pertumbuhan. (7) Karena itu yang penting bukanlah yang menanam atau yang
menyiram, melainkan Allah yang memberi pertumbuhan.”.
B) Faktor Apolos sendiri.
1)
Ia belajar Firman Tuhan dengan rajin dan tekun.
Ia bahkan dengan rendah hati
mau belajar dari Pris¬kila dan Akwila, yang adalah tukang kemah / perem¬puan,
padahal ia sendiri adalah seorang ahli theolo¬gia, pengkhotbah dan pengajar
yang hebat (ay 26)!
Penerapan:
apakah saudara mempunyai kerendahan hati dalam belajar Firman Tuhan?
2)
Ia mempunyai karunia dan ia melayani sesuai karunianya.
Kalau saudara memperhatikan
pelayanannya, baik di Efesus maupun di Korintus, maka saudara akan melihat
bahwa ia hanya melayani dalam pemberitaan / pengajaran Firman Tuhan, karena
memang di sanalah ia berkarunia!
Penerapan:
Tahukah saudara karunia apa yang saudara miliki? Dan apakah saudara melayani
sesuai karunia itu? Jangan menjadi pengkhotbah kalau tidak mempunyai karunia
berkhotbah (baik dalam menyusun khotbah maupun menyampaikan khotbah).
C) Faktor orang lain.
1)
Orang-orang Efesus (ay 27a).
Mereka tidak memaksa Apolos
untuk tinggal bersama mereka (sama seperti dalam ay 20 mereka tidak memaksa
Paulus untuk tinggal bersama mereka).
Mereka bahkan menulis surat
kepada orang kristen di Korintus (ay 27b), dan memberikan rekomendasi tentang
Apo¬los. Ini menyebabkan Apolos diterima oleh orang Korintus dan bisa berguna
di sana.
Jadi, ketidak-egoisan orang
Efesus jelas punya andil dalam keberhasilan Apolos.
2)
Priskila dan Akwila (ay 26).
Ada beberapa hal yang bisa
kita pelajari dari ay 26:
a)
Mereka melihat karunia dan semangat Apolos.
Kita
perlu ‘membuka mata’ untuk melihat orang-orang yang berpotensi dalam pelayanan,
baik sebagai pendeta / pengkhotbah, guru sekolah minggu, chairman, organist /
gitarist, bendahara, penulis dsb.
b)
Mereka kritis dalam mendengar khotbah.
Kekritisan
ini menyebabkan mereka melihat adanya kekurangan dalam ajaran / pengertian
Apolos.
Catatan: Sekalipun sikap kritis merupakan
sesuatu yang penting, tetapi sikap hyper-critical, yang menunjuk pada orang
yang TERLALU kritis, jelas merupakan sikap yang salah.
c) Bahwa
mereka mengajar Apolos, menunjukkan bahwa:
1.Mereka
tidak iri hati pada karunia Apolos.
2.Mereka
tidak sombong atas kelebihan pengetahuan¬nya atas Apolos.
3.Mereka
tidak merasa minder, sekalipun mereka adalah orang biasa / awam. Mereka berani
mengajar seorang pengkhotbah / ahli theologia seperti Apolos.
4.Mereka
tahu bahayanya ‘semangat tanpa pengetahuan’, dan karena itu mereka tak mau
membiarkan Apolos.
Tentang bahayanya semangat
tanpa pengetahuan, lihat text-text di bawah ini:
a.
Ro 10:1-3 - “(1) Saudara-saudara, keinginan hatiku dan doaku kepada Tuhan
ialah, supaya mereka diselamatkan. (2) Sebab aku dapat memberi kesaksian
tentang mereka, bahwa mereka sungguh-sungguh giat untuk Allah, tetapi tanpa
pengertian yang benar. (3) Sebab, oleh karena mereka tidak mengenal kebenaran
Allah dan oleh karena mereka berusaha untuk mendirikan kebenaran mereka
sendiri, maka mereka tidak takluk kepada kebenaran Allah.”.
b.
Yoh 16:2 - “Kamu akan dikucilkan, bahkan akan datang saatnya bahwa setiap orang
yang membunuh kamu akan menyangka bahwa ia berbuat bakti bagi Allah.”.
c.
Kis 26:9-11 - “(9) Bagaimanapun juga, aku sendiri pernah menyangka, bahwa aku
harus keras bertindak menentang nama Yesus dari Nazaret. (10) Hal itu kulakukan
juga di Yerusalem. Aku bukan saja telah memasukkan banyak orang kudus ke dalam
penjara, setelah aku memperoleh kuasa dari imam-imam kepala, tetapi aku juga
setuju, jika mereka dihukum mati. (11) Dalam rumah-rumah ibadat aku sering
menyiksa mereka dan memaksanya untuk menyangkal imannya dan dalam amarah yang
meluap-luap aku mengejar mereka, bahkan sampai ke kota-kota asing.’”.
5.
Mereka melaksanakan 2Tim 2:2 yang berbunyi: “Apa yang telah engkau dengar dari
padaku di depan banyak saksi, percayakanlah itu kepada orang-orang yang dapat
dipercayai, yang juga cakap mengajar orang lain.”.
6.
Akurasi dalam pengajaran Firman Tuhan merupakan sesuatu yang sangat penting!
Apolos sudah menerima
pelajaran tentang dasar kekristenan, dan ia bahkan sudah mengajarkannya DENGAN
AKURAT. Tetapi Priskila dan Akwila menganggapnya masih kurang, sehingga mereka
mengajar Apolos DENGAN LEBIH AKURAT LAGI!
Penerapan: Kalau saya membahas bahasa asli Kitab
Suci, atau menggunakan terjemahan Kitab Suci bahasa asing / Inggris, atau
menggunakan gramatika bahasa asli yang rumit, DEMI MENDAPATKAN ARTI YANG AKURAT
DARI FIRMAN TUHAN, bagaimana tanggapan saudara? Apakah saudara jengkel karena
semua itu saudara anggap terlalu sukar?
d) Secara manusia, tambahan pengetahuan yang mereka berikan
kepada Apolos ini, pastilah punya andil yang sangat besar bagi kesuksesan
Apolos!
Penerapan: kalau saudara
melihat seseorang yang mem¬punyai karunia memberitakan Firman Tuhan
(pengkhotbah, guru sekolah minggu dsb), tetapi yang kurang dalam pengetahuan
Kitab Suci, saudara bisa ikut mensukseskannya dengan:
1.
Mengajaknya datang dalam Kebaktian / Pemahaman Alkitab.
2.
Mengajarnya (kalau saudara mampu melakukannya].
3.
Memberikan / meminjamkan makalah / cassette.
4.
Membelikannya buku rohani yang bermutu.
5.
Membiayainya untuk masuk sekolah theologia yang baik, dsb.
Penutup.
Sebetulnya Tuhanlah yang
menentukan sukses atau tidaknya pelayanan seseorang. Tetapi bagaimanapun juga,
untuk mencapai kesuksesan itu, Tuhan menggunakan manusia!
Kalau saudara bukan orang
berkarunia hebat seperti Apolos, maukah saudara menjadi ‘orang-orang di
belakang layar’ untuk mendukung kesuksesan dari orang-orang seperti Apolos?
-AMIN-
No comments:
Post a Comment