Sabtu, tgl 20 Desember 2014, pk 18.00
Pdt. Budi Asali, M. Div.
Mat 1:18-25 - “(18) Kelahiran Yesus Kristus adalah
seperti berikut: Pada waktu Maria, ibuNya, bertunangan dengan Yusuf, ternyata
ia mengandung dari Roh Kudus, sebelum mereka hidup sebagai suami isteri. (19)
Karena Yusuf suaminya, seorang yang tulus hati dan tidak mau mencemarkan nama
isterinya di muka umum, ia bermaksud menceraikannya dengan diam-diam. (20)
Tetapi ketika ia mempertimbangkan maksud itu, malaikat Tuhan nampak kepadanya
dalam mimpi dan berkata: ‘Yusuf, anak Daud, janganlah engkau takut mengambil
Maria sebagai isterimu, sebab anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh
Kudus. (21) Ia akan melahirkan anak laki-laki dan
engkau akan menamakan Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umatNya
dari dosa mereka.’ (22) Hal itu terjadi supaya genaplah yang difirmankan
Tuhan oleh nabi: (23) ‘Sesungguhnya, anak dara itu akan mengandung dan melahirkan
seorang anak laki-laki, dan mereka akan menamakan Dia Imanuel’ - yang berarti:
Allah menyertai kita. (24) Sesudah bangun dari tidurnya, Yusuf berbuat seperti
yang diperintahkan malaikat Tuhan itu kepadanya. Ia mengambil Maria sebagai
isterinya, (25) tetapi tidak bersetubuh dengan dia sampai ia melahirkan anaknya
laki-laki dan Yusuf menamakan Dia Yesus.”.
I) Tujuan kedatangan Yesus ke dalam dunia.
Sebetulnya
ada banyak tujuan dari kedatangan Yesus, seperti:
1) Memberitakan Injil (Mark
1:38).
Mark 1:38
- “JawabNya: ‘Marilah kita pergi ke
tempat lain, ke kota-kota yang berdekatan, supaya
di sana juga Aku memberitakan Injil, karena untuk itu Aku telah datang.’”.
2) Memberi kesaksian tentang
kebenaran (Yoh 18:37).
Yoh
18:37 - “Maka kata Pilatus kepadaNya:
‘Jadi Engkau adalah raja?’ Jawab Yesus: ‘Engkau mengatakan, bahwa Aku adalah
raja. Untuk itulah Aku lahir dan untuk itulah Aku datang ke dalam dunia ini,
supaya Aku memberi kesaksian tentang kebenaran;
setiap orang yang berasal dari kebenaran mendengarkan suaraKu.’”.
3) Supaya Ia bisa menjadi teladan
bagi manusia (Mat 11:29 Yoh
13:14-15 Fil 2:5-8 Ibr 12:2-4 1Pet 2:21).
Mat 11:29
- “Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah padaKu, karena Aku lemah lembut dan
rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan.”.
Yoh
13:14-15 - “(14) Jadi jikalau Aku
membasuh kakimu, Aku yang adalah Tuhan dan Gurumu, maka kamupun wajib saling
membasuh kakimu; (15) sebab Aku telah memberikan
suatu teladan kepada kamu, supaya kamu juga berbuat sama seperti yang
telah Kuperbuat kepadamu.”.
Fil 2:5-8
- “(5) Hendaklah kamu dalam hidupmu
bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus,
(6) yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah
itu sebagai milik yang harus dipertahankan, (7) melainkan telah mengosongkan
diriNya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan
manusia. (8) Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diriNya
dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.”.
Ibr 12:2-4
- “(2) Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus, yang
memimpin kita dalam iman, dan yang membawa iman kita itu kepada kesempurnaan,
yang dengan mengabaikan kehinaan tekun memikul salib ganti sukacita yang
disediakan bagi Dia, yang sekarang duduk di sebelah kanan takhta Allah. (3) Ingatlah selalu akan Dia, yang tekun
menanggung bantahan yang sehebat itu terhadap diriNya dari pihak orang-orang
berdosa, supaya jangan kamu menjadi lemah dan putus asa. (4) Dalam pergumulan
kamu melawan dosa kamu belum sampai mencucurkan darah.”.
1Pet 2:21
- “Sebab untuk itulah kamu dipanggil,
karena Kristuspun telah menderita untuk kamu dan telah
meninggalkan teladan bagimu, supaya kamu mengikuti jejakNya.”.
Kalau
Ia tetap sebagai Allah, maka bagaimanapun sucinya Ia hidup, Ia tidak bisa
menjadi teladan bagi manusia, karena manusia tidak bisa melihat Dia. Tetapi
dengan Ia sudah menjadi manusia, maka manusia bisa melihat kehidupanNya yang
suci dan meneladaniNya.
4) Supaya Ia bisa merasakan
pencobaan dan penderitaan yang dialami oleh manusia. Dengan demikian Ia bisa
bersimpati terhadap manusia yang menderita dan dicobai dan bisa menolong
mereka (Ibr 2:17-18 Ibr 4:15).
Ibr 2:17-18
- “(17) Itulah sebabnya, maka dalam
segala hal Ia harus disamakan dengan saudara-saudaraNya, supaya Ia menjadi Imam
Besar yang menaruh belas kasihan dan yang setia kepada Allah untuk mendamaikan
dosa seluruh bangsa. (18) Sebab oleh karena Ia sendiri telah menderita karena
pencobaan, maka Ia dapat menolong mereka yang dicobai.”.
Ibr 4:15
- “Sebab Imam Besar yang kita punya,
bukanlah imam besar yang tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita,
sebaliknya sama dengan kita, Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa.”.
II) Tujuan UTAMA kedatangan Yesus ke dalam dunia ini.
Tujuan utama
kedatangan Yesus ke dalam dunia ini dinyatakan dalam ay 21: “Ia akan melahirkan anak laki-laki dan
engkau akan menamakan Dia Yesus,
karena Dialah yang akan menyelamatkan umatNya dari dosa mereka.’”.
1) Nama ‘Yesus’.
Firman
Tuhan menyuruh Yusuf menamai Anak itu ‘Yesus’,
karena ‘Dialah yang akan menyelamatkan
umatNya dari dosa mereka’ (ay 21).
‘Yesus’ artinya sama
dengan ‘Yosua’, yang berarti ‘Yahweh
adalah keselamatan’.
William Barclay: “Jesus is the Greek form of the Jewish name Joshua, and Joshua means
Jehovah is salvation.” [= Yesus adalah bentuk Yunani dari nama Yahudi
Yosua, dan Yosua berarti ‘Yehovah adalah keselamatan’.] - hal 19.
Pulpit Commentary: “‘Jesus.’ It is the Greek form of the familiar ‘Joshua;’ but it has a
significance and a history. It is really Hoshea, or Hoshua, ‘the Helper,’ with
the name of God added as a prefix, Je-hoshua, shortened to Joshua.” [=
‘Yesus’. Ini merupakan bentuk Yunani dari nama ‘Yosua’ yang begitu dikenal;
tetapi nama itu mempunyai arti dan sejarah. Sebetulnya itu adalah Hosea, atau
Hosua, ‘sang Penolong’, dengan nama Allah ditambahkan sebagai awalan, Ye-hosua,
disingkat / dipendekkan menjadi Yosua.] - hal 28.
Matthew Henry: “Jesus is the same name with Joshua, the termination only being
changed, for the sake of conforming it to the Greek. Joshua
is called Jesus (Acts 7:45; Heb 4:8),” [= Yesus adalah nama yang sama dengan Yosua, hanya
akhirannya diganti, untuk menyesuaikannya dengan bahasa Yunani. Yosua disebut
Yesus (Kis 7:45; Ibr 4:8),].
Kis 7:45
- “Kemah itu yang diterima nenek moyang
kita dan yang dengan pimpinan Yosua dibawa masuk ke tanah ini, yaitu
waktu tanah ini direbut dari bangsa-bangsa lain yang dihalau Allah dari depan
nenek moyang kita; demikianlah sampai kepada zaman Daud.”.
KJV: ‘Jesus’ [= Yesus].
RSV/NIV/NASB/ASV/NKJV:
‘Joshua’ [= Yosua].
Ibr 4:8
- “Sebab, andaikata Yosua telah membawa mereka masuk ke tempat
perhentian, pasti Allah tidak akan berkata-kata kemudian tentang suatu hari
lain.”.
KJV: ‘Jesus’ [= Yesus].
RSV/NIV/NASB/ASV/NKJV:
‘Joshua’ [= Yosua].
Easton’s
Bible Dictionary: “Jesus, ... This is the Greek form of the
Hebrew name Joshua, which was originally Hoshea (Num 13:8,16), but changed by
Moses into Jehoshua (Num 13:16; 1 Chron 7:27), or Joshua. After the Exile it
assumed the form Jeshua, whence the Greek form Jesus. It was given to our Lord
to denote the object of his mission, to save (Matt 1:21).” [= Yesus, ...
Ini adalah bentuk Yunani dari nama Ibrani ‘Yosua’, yang aslinya adalah ‘Hosea’
(Bil 13:8,16), tetapi diganti oleh Musa menjadi Yehosua (Bil 13:16;
1Taw 7:27), atau ‘Yosua’. Setelah Pembuangan itu mengambil bentuk
‘Yeshua’, dari mana muncul bentuk Yunani ‘Yesus’. Itu diberikan kepada Tuhan
kita untuk menunjukkan tujuan dari missiNya, untuk menyelamatkan (Mat 1:21).].
Bil 13:8,16
- “(8) dari suku Efraim: Hosea bin Nun; ... (16) Itulah nama
orang-orang yang disuruh Musa untuk mengintai negeri itu; dan Musa menamai Hosea bin Nun itu Yosua [KJV/Ibrani:
‘Jehoshua’].”.
1Taw
7:27 - “dan anak orang ini ialah Nun,
dan anak orang ini ialah Yosua.”.
Neh
8:18 - “Seluruh jemaah yang pulang dari pembuangan itu membuat
pondok-pondok dan tinggal di situ. Memang sejak zaman Yosua bin Nun sampai hari itu orang Israel
tidak pernah berbuat demikian. Maka diadakanlah pesta ria yang amat besar.”.
KJV/RSV/ASV: ‘Jeshua the son of Nun’ [= Yeshua bin
Nun].
NIV/NASB/NKJV: ‘Joshua the son of Nun’ [= Yosua bin
Nun].
Ibrani: Yeshua.
Jadi memang nama
‘Yosua’ bisa dibaca ‘Yeshua’.
Hitchcock’s
Bible Names Dictionary (dengan entry ‘Jeshua’): “Jeshua
... same as Joshua” [= Yeshua ... sama dengan Yosua].
William
Hendriksen (tentang Mat 1:1): “Our English word ‘Jesus’ is really Latin from the
closely resembling Greek Iesous. This, in turn, is the hellenized form of
the late Hebrew Jeshua, the contracted form of Jehoshua (Josh. 1:1; Zech. 3:1). The latter means ‘Jehovah is salvation.’ In the shorter form Jeshua the stress is on the verb; hence, ‘he will certainly save.’ This reminds us of Matt. 1:21, ‘You shall call his name Jesus, for
he will save his people from their sins.’” [= Kata bahasa
Inggris kita ‘Jesus’ sesungguhnya adalah kata Latin dari kata Yunani yang
sangat mirip IESOUS. Ini, selanjutnya, adalah bentuk yang diYunanikan dari kata
Ibrani baru-baru ini Yeshua, bentuk singkat dari Yehosua (Yos 1:1; Zakh 3:1).
Yang terakhir ini berarti ‘Yehovah adalah keselamatan’. Dalam bentuk yang lebih
pendek Yeshua penekanan ada pada kata kerja; jadi, ‘Ia pasti akan
menyelamatkan’. Ini mengingatkan kita tentang Mat 1:21, ‘engkau akan menamakan
Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umatNya dari dosa mereka.’”].
Lalu
dari mana nama ‘Yahshua’???
Nama
ini merupakan nama ciptaan / khayalan orang-orang dari kelompok Yahweh-isme,
dan SEBETULNYA TIDAK PERNAH ADA DALAM ALKITAB (Perjanjian Lama maupun Perjanjian
Baru) MAUPUN SEJARAH.
2) Kata ‘Dia’ yang saya
garis bawahi dalam bahasa Yunaninya ditekankan. Mengapa perlu ditekankan?
Mungkin karena Tuhan tahu bahwa orang sering mengganti Yesus dengan hal-hal
yang berhubungan dengan Yesus, seperti gereja, baptisan, perbuatan baik, dan
sebagainya. Tidak, semua itu tidak bisa menyelamatkan! Hanya Dia, Yesus, yang
bisa menyelamatkan kita dari dosa / hukuman dosa! Secara tidak langsung ini
juga menunjukkan bahwa kalau Yesus tidak datang, maka umat manusia tidak akan
bisa selamat.
3) Sekarang perhatikan kata-kata “yang akan menyelamatkan
umatNya dari dosa mereka.”.
a)‘UmatNya’.
Ini
tidak bisa diartikan orang Yahudi saja, tetapi harus diartikan ‘orang pilihan
Allah dari semua bangsa’. Yesus memang tidak datang hanya untuk bangsa Yahudi
saja. Ini terlihat dengan jelas dari ayat-ayat seperti Kej 12:3 Mat 28:19 Kis 1:8
Kis 10:34-35 Roma 11:11-24.
Calvin
(tentang Mat 1:21): “By Christ’s ‘people’ the angel unquestionably means the Jews, to whom he was appointed as Head
and King; but as the Gentiles were shortly afterwards to be ingrafted into the
stock of Abraham, (Romans 11:17,) this promise of
salvation is extended indiscriminately to all who are
incorporated by faith in the ‘one body’ (1 Corinthians
12:20) of the
Church.” [= Dengan ‘umat’ Kristus sang malaikat tak
diragukan memaksudkan orang-orang Yahudi, bagi siapa Ia ditetapkan sebagai
Kepala dan Raja; tetapi karena orang-orang non Yahudi segera setelahnya
dicangkokkan ke dalam tunggul Abraham, (Ro 11:17), janji keselamatan ini
diperluas secara tanpa pandang bulu kepada semua orang yang dipersatukan oleh
iman ke dalam ‘satu tubuh’ (1Kor 12:20) dari Gereja.].
Ro
11:17 - “Karena itu apabila beberapa
cabang telah dipatahkan dan kamu sebagai tunas liar telah dicangkokkan di
antaranya dan turut mendapat bagian dalam akar pohon zaitun yang penuh getah,”.
1Kor
12:20 - “Memang ada banyak anggota,
tetapi hanya satu tubuh.”.
b) ‘menyelamatkan dari dosa’.
Ini mencakup 2 hal:
1. Menebus dari dosa, mengampuni
dosa, membebaskan dari hukuman.
William
Hendriksen (tentang 1Tim 1:15): “It was to save sinners that Christ
Jesus came into the world. He did not come to help them save themselves, nor to
induce them to save themselves, nor even to enable them to save themselves. He came
to save them!”
[= Adalah untuk menyelamatkan orang-orang berdosa maka Kristus Yesus datang ke
dalam dunia. Ia tidak datang untuk menolong mereka menyelamatkan diri mereka
sendiri, atau untuk mendorong / mendesak mereka untuk menyelamatkan diri mereka
sendiri, atau bahkan tidak untuk memampukan mereka untuk menyelamatkan diri
mereka sendiri. Ia datang untuk menyelamatkan mereka!].
Kata-kata
‘dari dosa mereka’, menunjukkan bahwa dalam beriman kepada Yesus,
saudara harus percaya kepadaNya sebagai Juruselamat dosa, bukan sekedar
sebagai pelaku mujijat, teladan, pemberi berkat, penyembuh penyakit dsb.
Pulpit Commentary (tentang Mat 1:21): “‘Jesus.’ ... in the dream, a very full
translation of the name was given. It was said to declare Messiah’s mission to be
‘saving the people from their sins,’ and ‘from their sins’ is designedly set in
contrast with ‘from their troubles,’ so that the moral and spiritual character
of the mission should be made quite plain. ... It is the fact that our supreme
need arises out of our sins that decides the sphere of the Divine helping.”
[= ‘Yesus’. ... dalam mimpi, diberikan suatu terjemahan yang sangat lengkap /
penuh dari nama itu. Diucapkan untuk menyatakan missi Mesias sebagai
‘menyelamatkan umatNya dari dosa mereka’, dan kata-kata
‘dari dosa mereka’ secara sengaja dikontraskan dengan ‘dari kesukaran mereka’,
sehingga sifat moral dan rohani dari missi itu dibuat jadi jelas. ... Fakta
bahwa kebutuhan kita yang tertinggi muncul dari
dosa-dosa kita yang menentukan ruang lingkup / bidang dari
pertolongan Ilahi.] - hal 28.
Bdk. 1Kor 15:19 - “Jikalau kita hanya dalam hidup ini saja menaruh pengharapan
pada Kristus, maka kita adalah orang-orang yang paling malang dari segala
manusia.”.
Kalau
saudara percaya kepada Yesus hanya supaya sembuh dari penyakit, atau lepas /
bebas dari problem duniawi, atau supaya diberkati secara jasmani / menjadi
kaya, dsb, maka saudara termasuk orang-orang yang dimaksudkan oleh Paulus dalam
ayat di atas ini!
Saudara
harus percaya kepada Yesus sebagai Juruselamat / Penebus dosa saudara, supaya
saudara masuk surga setelah kematian!!!
Demikian
juga dalam penginjilan, hal inilah yang harus saudara tekankan! Kalau dalam
penginjilan saudara terus berbicara tentang kesembuhan ilahi / mujijat, maka
saudara akan menghasilkan ‘petobat’ yang hanya percaya kepada Yesus sebagai
dokter / penyembuh / pelaku mujijat. Itu tidak menyelamatkan dia! Tetapi kalau
dalam penginjilan saudara menceritakan kematian Kristus untuk menebus dosa,
maka saudara akan menghasilkan petobat sejati yang betul-betul percaya kepada
Yesus sebagai Juruselamat dosa.
2. Membebaskan dari perhambaan dosa
(Yoh 8:34-36 1Pet 2:24).
Yoh 8:34-36
- “(34) Kata Yesus kepada mereka: ‘Aku
berkata kepadamu, sesungguhnya setiap orang yang berbuat dosa, adalah hamba
dosa. (35) Dan hamba tidak tetap tinggal dalam rumah, tetapi anak tetap tinggal
dalam rumah. (36) Jadi apabila Anak itu memerdekakan kamu, kamupun benar-benar
merdeka.’”.
1Pet
2:24 - “Ia sendiri telah memikul dosa
kita di dalam tubuhNya di kayu salib, supaya
kita, yang telah mati terhadap dosa, hidup untuk kebenaran. Oleh
bilur-bilurNya kamu telah sembuh.”.
Dengan
demikian kita yang tadinya tidak bisa berbuat baik, sekarang bisa berbuat baik.
Dengan kata lain, kita mengalami pengudusan.
Matthew
Henry: “Christ came to save his people, not in their sins, but from
their sins; to purchase for them, not a liberty to sin, but a liberty from
sins, to redeem them from all iniquity (Titus 2:14); and so to
redeem them from among men (Rev. 14:4) to himself, who is separate from sinners.”
[= Kristus datang untuk menyelamatkan umatNya, bukan dalam dosa mereka, tetapi dari dosa mereka; untuk
membeli bagi mereka, bukan suatu kebebasan untuk
berbuat dosa, tetapi suatu kebebasan dari
dosa, untuk menebus mereka dari semua kejahatan (Titus 2:14); dan
dengan demikian menebus mereka dari antara manusia (Wah 14:4) bagi diriNya
sendiri, yang terpisah dari orang-orang berdosa.].
Tit 2:13b-14
- “(13b) ... Yesus Kristus, (14) yang telah menyerahkan diriNya bagi kita untuk
membebaskan kita dari segala kejahatan dan untuk menguduskan bagi diriNya suatu
umat, kepunyaanNya sendiri, yang rajin berbuat baik.”.
Orang
Kristen yang sejati harus mengalami kedua hal di atas ini.
Calvin
(tentang Mat 1:21): “Hence, too, we learn in what way or manner
Christ saves; he delivers us from
sins. This deliverance consists of two
parts. Having made a complete atonement, he brings us a free pardon, which
delivers us from condemnation to death, and reconciles us to God. Again, by the
sanctifying influences of his Spirit, he frees us from the tyranny of Satan,
that we may live ‘unto righteousness,’ (1 Peter 2:24.) Christ is not
truly acknowledged as a Savior, till, on the one hand, we learn to receive a
free pardon of our sins, and know that we are accounted righteous before God,
because we are free from guilt; and till, on the other hand, we ask from him
the Spirit of righteousness and holiness, having no confidence whatever in our
own works or power.” [= Maka / karena itu, kita juga belajar
dengan jalan atau cara apa Kristus menyelamatkan; Ia membebaskan kita dari
dosa-dosa. Pembebasan ini terdiri dari dua bagian. Setelah
membuat penebusan yang lengkap / sempurna, Ia membawa bagi kita pengampunan
yang cuma-cuma, yang membebaskan kita dari
hukuman pada kematian, dan mendamaikan kita dengan Allah. Selanjutnya, oleh pengaruh-pengaruh pengudusan dari
RohNya, Ia membebaskan kita dari tirani Iblis, sehingga kita bisa hidup ‘untuk
kebenaran’, (1Pet 2:24). Kristus tidak sungguh-sungguh diakui sebagai
Juruselamat, sampai, pada satu sisi, kita belajar untuk menerima pengampunan
dosa-dosa kita, dan tahu bahwa kita diperhitungkan benar di hadapan Allah,
karena kita bebas dari kesalahan; dan sampai, pada
sisi yang lain, kita meminta dari Dia Roh kebenaran dan kekudusan, dan tak
mempunyai keyakinan apapun dalam pekerjaan atau kekuatan kita sendiri.].
Tetapi
jaman sekarang banyak orang kristen yang yakin kalau dosanya sudah diampuni,
tetapi hidupnya sama sekali tidak berubah. Kalau saudara adalah orang seperti
itu ingatlah bahwa Yakobus berkata bahwa iman tanpa perbuatan adalah mati
(Yak 2:17,26)! Juga perhatikan kutipan-kutipan kata-kata J. C. Ryle dalam
bukunya yang berjudul ‘Holiness’ [= Kekudusan]
di bawah ini:
1. “A
‘saint’, in whom nothing can be seen but worldliness or sin, is a kind of
monster not recognized in the Bible!” [= Se‘orang kudus’, dalam diri siapa tidak terlihat apapun kecuali
keduniawian atau dosa, adalah sejenis monster yang tidak dikenal dalam Alkitab!] - hal
19.
2. “I do not understand how a man
can be a true believer unto whom sin is not the greatest burden, sorrow and
trouble.” [= Aku tidak mengerti bagaimana seseorang bisa adalah orang
percaya yang sejati kalau bagi dia dosa bukanlah beban, kesedihan dan kesukaran
yang terbesar.] - hal 38, kata-kata ini dikutip J. C. Ryle dari John Owen.
3. “I fear it is sometimes forgotten
that God has married together justification and sanctification. They are
distinct and different things, beyond question, but one is never found without
the other. All justified people are sanctified, and all sanctified are
justified. What God has joined together let no man dare to put asunder.” [=
Aku takut bahwa kadang-kadang dilupakan kalau Allah telah mengawinkan
pembenaran dan pengudusan. Tidak usah diragukan bahwa mereka memang adalah 2
hal yang berbeda, tetapi yang satu tidak pernah ada tanpa yang lain. Semua
orang yang dibenarkan juga dikuduskan, dan semua yang dikuduskan juga
dibenarkan. Apa yang telah dipersatukan Allah jangan ada yang berani
menceraikannya.] - hal 46.
4. “He and sin must quarrel, if he
and God are to be friends.” [= Ia dan dosa harus bertengkar, kalau ia mau
berteman dengan Allah.] - hal 68.
c)Cara
Kristus menyelamatkan.
Ia
menyelamatkan kita dari dosa dengan jalan mati di atas kayu salib untuk menebus
dosa kita. Karena Ia mau mati inilah maka Ia harus dilahirkan / berinkarnasi
sebagai manusia.
“YESUS MATI SUPAYA KITA BISA HIDUP”.
“ANAK ALLAH MENJADI MANUSIA SUPAYA MANUSIA
BISA MENJADI ANAK ALLAH”.
-o0o-
No comments:
Post a Comment