Oleh: Martin Simamora
Derajat
kesatuan atau ketakberpisahan Yesus dari Bapa, sebagai Allah Sang Firman (Yohanes 1:3) yang
telah berinkarnasi (Yohanes 1:14) telah diketahui tak mengalami perbedaan derajat kedekatan atau kesatuan dengan Allah (Yohanes 1:18). Dengan kata lain,
Sang Firman yang telah berinkarnasi tak mengakibatkan kemerosotan yang
bagaimanapun pada kesatuannya dengan Allah dalam DIA yang telah menjadi manusia. Justru ini adalah penjelas
mengapa. sekalipun manusia, melahirkan pernyataan-pernyataan yang menakjubkan
untuk diucapkan oleh seorang manusia, seperti:
Lukas 5:24
Tetapi supaya kamu tahu, bahwa di dunia ini Anak Manusia berkuasa mengampuni
dosa"
NIV But I
want you to know that the Son of Man has authority on earth to forgive sins
KJ
But that ye may know that the Son of man hath power upon earth to forgive sins
Aramaic Bible In Plain English But that
you may know that The Son of Man is authorized in the earth to forgive sins
Bagaimana
bisa seorang manusia dapat mengampuni dosa-dosa yang diperbuat oleh orang lain,
bahkan bukan terhadap diri Yesus sendiri? Bukankah Allah saja yang mengampuni dosa manusia (bandingkan
dengan Matius 6:14-15, Yesaya 43:25-26, Yesaya 1:18, Daniel 9:9)? Problem
semacam ini akan senantiasa muncul, jika Yesus ditakar tak lagi memiliki
kesatuan dengan Allah dalam derajat yang tak terpisahkan bagaimanapun juga,
oleh sebab telah berinkarnasi menjadi manusia.
Manakala kita bertemu dengan kata “manusia” maka
bagaimanapun juga benak manusia tak akan pernah membayangkan adanya sebuah
persinggungan yang bagaimanapun antara manusia dengan Allah, sehingga berada
didalam sebuah kesatuan atau ketakbedaan dalam derajat sekecil apapun! Lagian, Bukankah tidak ada manusia
yang sanggup berdiri dihadapan Allah?
"Siapakah
yang tahan berdiri di hadapan TUHAN, Allah yang kudus ini?-1
Samuel 6:20
“Dan siapakah
yang dapat tetap berdiri, apabila Ia menampakkan diri? Sebab Ia seperti api
tukang pemurni logam dan seperti sabun tukang penatu.”-Maleakhi 3:22
Dan,
orang-orang Yahudi sangat memahami bahwa
untuk mengklaim atau untuk menyatakan
memiliki kesatuan diri dengan Allah sebagaimana Yesus, bukanlah hal yang
main-main.
Perhatikan hal ini:
Kejadian
32:30 Yakub menamai tempat itu Pniel,
sebab katanya: "Aku telah melihat Allah berhadapan muka, tetapi nyawaku
tertolong!"
NIV So
Jacob called the place Peniel, saying, "It is because I saw God face to
face, and yet my life was spared."
KJ And
Jacob called the name of the place Peniel: for I have seen God face to face,
and my life is preserved.
Perhatikan
bagaimana sebuah kegentaran meliputi orang yang berhadap-hadapan dengan Allah,
dan menyadari sekali bahwa seharusnya tidak ada yang tetap dapat hidup
dihadapan YANG KUDUS.
Yesus,Bukan Sekedar Berhadapan Muka Dengan Allah Namun Memiliki
Kesatuan Yang Tak Terpisahkan
Dan, nabi
Musa yang sungguh akrab dengan Allah, adalah sebuah contoh sempurna betapa
manusia tak mungkin dapat berhadap-hadapan atau memiliki relasi teramat intim dengan Allah, jika bukan kasih karunia yang diberikan oleh Tuhan:
Keluaran
33:18-23 (18)Tetapi jawabnya: "Perlihatkanlah kiranya kemuliaan-Mu
kepadaku."(19) Tetapi firman-Nya:"Aku akan melewatkan segenap kegemilangan-Ku dari
depanmu dan menyerukan nama TUHAN di depanmu: Aku akan memberi kasih karunia
kepada siapa yang Kuberi kasih karunia dan
mengasihani siapa yang Kukasihani."(20) Lagi
firman-Nya: "Engkau tidak tahan memandang wajah-Ku, sebab tidak ada
orang yang memandang Aku dapat hidup."(21) Berfirmanlah
TUHAN: "Ada suatu tempat dekat-Ku, di mana engkau dapat berdiri di atas
gunung batu;(22) apabila kemuliaan-Ku lewat, maka Aku
akan menempatkan engkau dalam lekuk gunung
itu dan Aku akan menudungi engkau dengan
tangan-Ku, sampai Aku berjalan lewat.(23) Kemudian Aku
akan menarik tangan-Ku dan engkau akan melihat belakang-Ku, tetapi wajah-Ku tidak akan kelihatan."
Bagi saya,
teks ini sudah memberitahukan kepada setiap pembaca secara lugas, bahwa TANPA
KASIH KARUNIA, MUSA BUKAN SAJA TAK DAPAT MELIHAT NAMUN MATI.
Kita juga
tahu sekali bahwa “melihat” di sini
sungguh sangat terbatas. Kemuliaannya saja bahkan sudah cukup untuk membunuh
manusia jika:
-Allah tidak menempatkan Musa
dalam LEKUK gunung
-Allah tidak menudunginya dengan “tangan”-Nya, SAMPAI DIA “LEWAT.”
Lalu kapan dan bagaimana sebenarnya Musa “melihat”
Allah?
-Kala Allah menarik “tangan”-Nya, sehingga Musa dapat melihat “belakang”
Allah
-Musa tidak akan dapat melihat “wajah” Allah
Orang-orang Yahudi sangat
memahami bahwa Nabi Musa, atau nabi yang “paling akrab” (Ulangan 33:9, Bilangan
12:8, Ulangan 5:4, Ulangan 34:10) sekalipun, SANGAT TERBATAS! Bukti keakraban
Musa dengan Allah digambarkan sebagai “ dapat melihat “bagian belakang” Allah” namun “Wajah”-Nya mustahil dapat
dilihat oleh sebab apa yang dikatakan oleh Allah sendiri “ENGKAU TIDAK TAHAN
MEMANDANG “WAJAH”-KU, SEBAB TIDAK ADA
ORANG YANG “MEMANDANG” AKU DAPAT HIDUP’.
Apa yang dapat dikatakan dengan demikian? Bahwa
sekalipun Musa memang benar sangat akrab,
bahkan setelah dia tak ada lagi nabi
seperti dia yang dapat berhadapan muka dengan muka (Ulangan 34:10 Seperti Musa yang dikenal TUHAN dengan berhadapan muka, tidak ada lagi
nabi yang bangkit di antara orang Israel), namun Musa tidak mungkin
mengalami KESATUAN DENGAN ALLAH sebagaimana Yesus telah menggambarkan dirinya.
Sekalipun Nabi Musa sangat Akrab dengan Allah, namun dia hanya dapat
memandang dari jauh. Keakrabannya atau keberkenanan Allah terhadap dirinya tak membuatnya dapat begitu saja datang
mendekat, namun sangat atau MUTLAK membutuhkan KASIH KARUNIA Allah. Bahkan di dalam kasih
karunia Allah sekalipun, Musa tetap TAK BISA MENYATU dengan ALLAH, oleh sebab satu hal : ALLAH KUDUS tak mungkin menyatu dengan manusia yang TAK KUDUS atau DIBELENGGU KUASA DOSA. Musa
membutuhkan “tangan” Allah untuk menaunginya kala kemuliaan-Nya lewat dan tentu
tak bisa memandang-Nya, setelah lewat dan setelah tangan Allah terangkat dari-Nya atau Allah
berkenan menyingkapkan diri-Nya, barulah Musa dapat melihat secara sangat
terbatas dan setelah Allah pergi menjauhinya!
Orang-orang Yahudi era Yesus,
sangat memahami bahwa sangat mungkin seorang nabi untuk memiliki relasi yang
dekat dengan Allah, namun mereka juga tahu bahwa kulminasi kedekatan dengan Allah ada pada Musa. Itu
sebabnya Yesus kerap diperbandingkan
terhadap Musa. Perkataan-perkataan Yesus yang menyatakan KESATUAN dirinya dengan Allah, telah membuat dirinya
menjadi sumber perselisihan para ahli Taurat dan orang-orang Farisi terkait
siapakah Yesus.
Kesatuan, bukan sekedar berhadapan muka,
antara Yesus dan Allah telah menjadi hal yang senantiasa ditegaskan oleh Yesus:
Yohanes
12:49 Sebab Aku berkata-kata bukan dari diri-Ku
sendiri, tetapi Bapa, yang
mengutus Aku, Dialah yang memerintahkan Aku untuk mengatakan
apa yang harus Aku katakan dan Aku sampaikan.
NIV For I
did not speak on my own, but the Father who sent me commanded me to say all
that I have spoken.
KJ For I
have not spoken of myself; but the Father which sent me, he gave me a
commandment, what I should say, and what I should speak.
Aramaic
Bible In Plain English “For I have not spoken from myself, but The Father who
sent me, he gave me commandments, what I will say and what I will utter.
Bagaimana
memahami Yesus yang berkata bahwa kala dia berkata-kata bukan dirinya yang
berkata, sementara dia sendiri yang berkata-kata? Yesus berkata-kata namun
bukan dirinya sendiri yang berkata-kata! Berbicara kesatuan Yesus dengan Allah
menjadi begitu sukar untuk dipahami ketika dia berkata mengenai “Bapa yang
memerintahkan apa yang HARUS”, hubungan
yang sangat satu antara Bapa dengan
dirinya? Apakah dia sedang membicarakan sebuah relasi mulia yang jauh lebih
mulia (antara Allah yang memberi perintah dengan Yesus yang menerima perintah) daripada apa yang pernah dialami nabi Musa? YA! Kesatuan yang tak terpisahkan namun
membicarakan dua yang tak sama (Yesus bukan Bapa dan Bapa bukan Yesus): “Dialah yang memerintahkan Aku untuk
mengatakan apa yang harus Aku katakan dan Aku sampaikan.”
Jika
Yesus dipandang tidak lebih besar daripada Musa (bandingkan dengan Ibrani
3:1-6) maka perkataan dan perbuatan Yesus akan dipandang bukan sekedar sesat
tetapi perkataan dari setan. SIAPAKAH
YESUS SESUNGGUHNYA SENANTIASA MELAHIRKAN SEBUAH SENGKETA SANGAT SENGIT
sebagaimana dalam insiden yang dicatan
Injil:
Matius
12:22-24 Kemudian dibawalah kepada Yesus seorang yang kerasukan setan. Orang
itu buta dan bisu, lalu Yesus menyembuhkannya, sehingga si bisu itu
berkata-kata dan melihat. Tetapi ketika orang Farisi mendengarnya, mereka
berkata: "Dengan Beelzebul,
penghulu setan, Ia mengusir setan."
Mereka
menilai Yesus menggunakan sihir (setan) dalam mengusir setan. Apakah tudingan
semacam dikarenakan kecurigaan pada sejarah masa kanak-kanak Yesus yang pernah
tinggal di Mesir (Matius 2:14)? Namun, yang pasti adalah, Yesus tidak dipandang
sebagai Yang Datang Dari Allah!
Namun, dalam penilaian saya,
barangkali, pernyataan Yesus yang paling
unik terkait relasi dirinya dengan Allah adalah ini:
Yohanes
8:17-18 Dan dalam kitab Tauratmu ada
tertulis, bahwa kesaksian dua orang adalah
sah; Akulah
yang bersaksi tentang diri-Ku sendiri, dan juga
Bapa,
yang mengutus Aku, bersaksi tentang Aku.
NIV
verse 17 In your own Law it is written that the testimony of two witnesses is true.
KJ It is also written
in your law, that the testimony of two men is true
Aramaic Bible In English “And
in your Written Law it is written: 'The testimony of two men is true.' “
Mengapa
teks ini saya katakan paling unik? Karena Yesus secara frontal tanpa transisi
yang bagaimanapun telah menempatkan dirinya kedalam salah satu ketentuan yang
diatur Allah dalam Taurat terkait saksi (bandingkan misal dengan Ulangan 19:15).
Apa
yang sungguh menarik dan mencengangkan adalah: dia “menarik” Allah untuk masuk ke dalam dunia manusia atau memosisikan
Allah sebagai saksi dalam ketentuan dunia manusia, sekaligus menempatkan dirinya
sendiri sebagai saksi bagi dirinya sendiri dan dengan demikian dirinya menjadi
saksi yang sekualitas terhadap Allah.
Yesus
menggunakan Kitab Musa yang sangat
dihormati oleh orang-orang Yahudi, untuk
menyatakan bahwa dirinya TIDAK SENDIRI, bahwa apa yang dikatakan olehnya,
bukanlah perkataan omong kosong yang semata lahir dari dirinya sendiri namun
juga diteguhkan oleh Allah yang telah memberikan hukum-hukum dan
perjanjian-perjanjian kudus kepada bangsa Israel! Kitab Musa telah digunakan
oleh Yesus untuk menopang segala
perkataan dan perbuatannya. Ketika dia mengatakan bahwa Bapa adalah saksi bagi dirinya, dan dirinya adalah saksi bagi dirinya sendiri, maka sesungguhnya
dalam hal ini Yesus hendak menyatakan bahwa
KESATUAN ATAU KETAKBERPISAHAN DIRINYA terhadap Allah sungguh tak ada perubahan
atau pergeseran atau bayangan yang bagaimanapun, dibandingkan kala dia masih bersama-sama
dengan Allah atau sebelum Firman berinkarnasi menjadi manusia (Yohanes 1:1,14)
Ayat
ini juga sedang menggambarkan keilahian Yesus kala dia memosisikan dirinya
sebagai saksi bagi dirinya sendiri, sebagaimana dia telah menyatakan Bapa
sebagai saksi bagi dirinya, dengan menggunakan ketentuan Taurat tersebut. Yesus
tidak sedang memorak-morandakan Taurat, namun pasti dapat menimbulkan pandangan bahwa dia sedang
menghujat Allah sebab menyetarakan dirinya terhadap Allah. Hal yang tidak disanggah atau dikoreksi dalam cara bagaimanapun, karena dalam banyak perkataan dan tindakan Ia memang "memundakan" pada dirinya sendiri apa yang sejatinya ada pada "pundak" Allah. Perhatikan satu peristiwa yang sangat unik ini:
Yohanes
10:30-33 (30)Aku dan Bapa adalah satu."(31)
Sekali lagi orang-orang Yahudi mengambil batu untuk melempari
Yesus. (32) Kata Yesus kepada mereka: "Banyak pekerjaan baik
yang berasal dari Bapa-Ku yang Kuperlihatkan kepadamu; pekerjaan manakah di antaranya yang menyebabkan kamu mau melempari Aku?"(33)
Jawab orang-orang Yahudi itu: "Bukan karena suatu pekerjaan baik maka kami
mau melempari Engkau, melainkan karena Engkau
menghujat Allah dan karena Engkau,
sekalipun hanya
seorang manusia saja, menyamakan
diri-Mu dengan Allah."
Problem ini dapat
dibandingkan dengan perkataan Yesus berikut ini:
Yohanes
12:49 Sebab Aku berkata-kata bukan dari diri-Ku
sendiri, tetapi Bapa, yang
mengutus Aku, Dialah yang memerintahkan Aku untuk mengatakan
apa yang harus Aku katakan dan Aku sampaikan.
Setidaknya
ada beberapa poin yang khas dalam klaim
Yesus pada teks Yohanes 12:49, yang menunjukan:
1.Yesus
bukan sekedar akrab atau bertatap muka dengan Allah, namun SATU dan tak ada
sebuah “keretakan” yang bagaimanapun dalam KESATUAN ini sekalipun Yesus adalah
Allah Sang Firman yang telah berinkarnasi menjadi manusia!
2.Allah ada didalam diri Yesus bahkan ada
didalam setiap perkataan yang dilontarkan Yesus. Sebuah kesatuan totalitas bukan sekedar kemelekatan atau keakraban yang
pernah dimiliki oleh Nabi Musa yang baru
dapat memandang Allah setelah Allah menjauhinya DEMI KESELAMATAN dirinya, AGAR
TIDAK MATI.
Kesatuan!
Bukan sekedar kedekatan 2 pribadi yang masih memiliki keterbatasan seperti
halnya Musa dengan Allah yang masih memiliki jarak yang memisahkan. Sebab AKAN
MATI jika MUSA secara langsung berhadap-hadapan dengan Allah. Dua saksi namun SATU, bahwa relasi Yesus dengan Bapa tak memiliki “jurang”
sesempit apapun dan tak memiliki “keretakan semikropun”! Dua namun tak
terpisahkan dalam cara yang bagaimanapun, sebagaimana Yesus telah
menggambarkanya:
1.Apa
yang kudengar, itu yang kukatakan (Yohanes 8:26, 12:49)
2.Aku
berbuat dan berbicara sebagaimana diajarkan Bapa kepadaku (Yohanes 8:28)
3.Aku
dan Bapa satu (Yohanes 10:30)
4.Bapa
didalam Aku, Aku didalam Bapa (Yohanes 10:38)
5.Apa
yang dikerjakan Bapa, itu juga yang dikerjakan Anak (Yohanes 5:19)
6.
Bapa, yang diam di dalam Aku, Dialah yang melakukan pekerjaan-Nya (Yohanes
14:10)
7.
Firman yang kamu dengar itu bukanlah dari pada-Ku, melainkan dari Bapa (Yohanes
14:24)
Musa
tidak pernah dapat diperbandingkan dengan Yesus pada aspek KESATUAN DENGAN
ALLAH, Musa memang akrab atau sangat
dekat dengan Allah, namun jelas tidak memiliki KESATUAN DENGAN ALLAH
sebagaimana yang dimiliki Yesus.
Musa tidak dapat berkata:
-Aku
dan Allah satu
-Allah
di dalam aku, aku di dalam Allah
-Apa
yang dikerjakan Allah, itu yang
dikerjakan saya
-Allah,
yang diam di dalam Aku, Dialah yang melakukan apa yang kukerjakan
Mengapa
Musa tak mungkin berkata “Aku dan Allah Satu” dan “Allah di dalam aku, aku di
dalam Allah”? Sebab kita telah melihat, Allah berkata TAK MUNGKIN MUSA DAPAT
MEMANDANG ALLAH. Jika demikian adanya dia, bagaimana bisa dia dapat SATU DENGAN
ALLAH?
Yesus
sungguh berbeda dengan Musa dalam hal ini, sekalipun sama dalam hal kemanusiaannya.
Bahkan Yesus dapat turut merasakan
kelemahan-kelemahan setiap manusia sebab dia memang merasakan
kelemahan-kelemahan tersebut, walau memang dia tidak pernah sedikitpun menyerah pada kuasa dosa yang bekerja juga di dalam tubuh dagingnya (bandingkan dengan Ibrani 4:15,
Ibrani 7:26).
Ketika
siapapun memandang Yesus sebagai yang diutus oleh Sang Pengutus atau Yesus
bukan Bapa, maka pada saat yang sama Yesus tak membiarkan dirinya sebagai Yang
Terpisah dari Allah. Dan berbicara kesatuan atau ketakberpisahan Allah dengan
Yesus bukan sekedar “apa yang
kudengar, itu yang kukatakan” atau
sekedar “Aku berbuat dan berbicara sebagaimana diajarkan Bapa kepadaku,”
namun “Bapa didalam Aku, Aku
didalam Bapa.”
Yesus
sepenuhnya Ilahi dan sepenuhnya manusia (Yohanes 1:1,14), dengan demikian tidak
sama sekali menunjukan bahwa Yesus adalah semacam “tuhan” yang baru ada setelah keberadaannya di dunia.
Yesus
dan Bapa sekalipun dikatakan oleh Yesus sendiri sebagai 2 saksi yang berbeda
(sebagaimana ketentuan Taurat!), dengan demikian sama sekali tak menunjukan
keduaan Tuhan, sebab dia berkata “Aku didalam Bapa dan Bapa didalam
Aku,” sehingga pengajaran Yesus mengenai dirinya tidak bertentangan
dengan teks-teks Perjanjian Lama semacam ini:
Yesaya
43:10 "Kamu inilah saksi-saksi-Ku," demikianlah firman TUHAN,
"dan hamba-Ku yang telah Kupilih, supaya kamu tahu dan percaya kepada-Ku
dan mengerti, bahwa Aku tetap Dia. Sebelum Aku tidak ada Allah dibentuk, dan
sesudah Aku tidak akan ada lagi.
Yesaya
44:6-8 Beginilah firman TUHAN, Raja dan Penebus Israel, TUHAN semesta alam:
"Akulah yang terdahulu dan Akulah yang terkemudian; tidak ada Allah selain
dari pada-Ku. Siapakah seperti Aku?
Biarlah ia menyerukannya, biarlah ia memberitahukannya dan membentangkannya kepada-Ku!
Siapakah yang mengabarkan dari dahulu kala hal-hal yang akan datang? Apa yang
akan tiba, biarlah mereka memberitahukannya kepada kami! Janganlah gentar dan
janganlah takut, sebab memang dari dahulu telah Kukabarkan dan Kuberitahukan
hal itu kepadamu. Kamulah saksi-saksi-Ku! Adakah
Allah selain dari pada-Ku? Tidak
ada Gunung Batu yang lain, tidak
ada Kukenal!"
Memandang
Yesus dan memperbandingkannya dengan banyak teks-teks KE-ESAAN ALLAH didalam Kitab
suci, maka tak boleh sama sekali dilepaskan dengan kesaksian didalam kitab suci
itu sendiri:
a.Bagaimana Rasul Yohanes telah mengatakan hal ini:
Yohanes1:1-3,14
Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu
adalah Allah. Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah. Segala
sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatupun yang telah jadi
dari segala yang telah dijadikan.
Yohanes
1:18 1:18 Tidak seorang pun yang pernah melihat Allah; tetapi Anak Tunggal Allah, yang ada di pangkuan Bapa, Dialah yang menyatakan-Nya.
b.Bagaimana Yesus
sendiri menyatakannya sendiri:
Yohanes
17:5 Oleh sebab itu, ya Bapa,
permuliakanlah Aku pada-Mu sendiri dengan kemuliaan yang
Kumiliki di hadirat-Mu sebelum dunia ada.
Yohanes
8:58 Kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya sebelum
Abraham jadi, Aku telah ada."
NIV "Very
truly I tell you," Jesus answered, "before Abraham was born, I
am!"
KJ Jesus
said unto them, Verily, verily, I say unto you, Before Abraham was, I am
Aramaic
Bible In Plain English Yeshua said to them: “Timeless truth I speak to you:
Before Abraham would exist, I AM THE LIVING GOD.”
c.Penulis Ibrani:
Ibrani
1:3 Ia adalah cahaya kemuliaan Allah
dan gambar wujud Allah dan menopang
segala yang ada dengan firman-Nya yang penuh kekuasaan
Kesatuan
dan ketakberpisahan antara Yesus dan
Allah bahkan memang sebuah kesatuan yang sangat mulia. “Cahaya kemuliaan Allah” dan “gambar
wujud Allah” (terkait 2 hal ini, bacalah artikel
ini) menjadi sangat mustahil bahwa dia
hanya semata manusia dan sangat mustahil bahwa dia lebih rendah daripada Allah
itu sendiri. Tak ada yang tak dapat dinyatakan oleh Kristus mengenai Allah di
dalam dirinya, namun tak menyebabkan dirinya menjadi seorang Allah tersendiri dengan
kedaulatan tersendiri dan mandiri terhadap Allah! Tidak demikian dan kita sudah
melihat bahwa ketika Yesus menyingkapkan keilahian dalam ragam cara di
saat yang sama dia menunjukan dirinya
tidak dalam posisi berdiri sendiri atau terpisah dari Allah sehingga dia
seperti manusia yang memiliki “Kehendak Bebas” yang terlepas dari Allah!
Sehingga kita dapat
dipahami ketika:
d.Penulis Kolose, Rasul
Paulus menuliskan:
Kolose
2:9 Sebab dalam Dialah berdiam secara jasmaniah seluruh kepenuhan ke-Allahan
NIV For
in Christ all the fullness of the Deity lives in bodily form
KJ For
in him dwelleth all the fulness of the
Godhead bodily.
Aramaic
Bible in Plain English For all The
Fullness of The Deity dwells in him bodily.
Merupakan
kesatuan yang tak terbayangkan untuk dipahami oleh manusia, untuk menggambarkan
ketakterpisahan dan ketakterhentian kesatuan antara Yesus dengan Allah
sebagaimana sebelumnya, saat Sang Firman bersama-sama dengan Allah di sorga.
Yesus Anak Allah, Sebuah Ultimatum Kesatuan Dirinya
Dengan Allah. Sebuah Keakraban atau Kedekatan
2 Pihak Yang Melampaui Musa dengan
Allah
Bagaimana
kuatnya Yesus mendeklarasikan kesatuan dirinya dengan Allah dapat dilihat dari
pernyataannya berikut ini:
Yohanes
5:17:23 (17) Tetapi
Ia berkata kepada mereka: "Bapa-Ku bekerja sampai sekarang, maka Akupun
bekerja juga."(18) Sebab
itu orang-orang Yahudi lebih berusaha lagi untuk membunuh-Nya,
bukan saja karena Ia meniadakan hari Sabat, tetapi juga karena Ia mengatakan bahwa Allah adalah Bapa-Nya sendiri
dan dengan demikian menyamakan diri-Nya dengan Allah.(19) Maka
Yesus menjawab mereka, kata-Nya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya Anak
tidak dapat mengerjakan sesuatu dari diri-Nya sendiri, jikalau tidak Ia melihat
Bapa mengerjakannya; sebab apa yang dikerjakan Bapa, itu juga yang dikerjakan
Anak.(20) Sebab Bapa mengasihi Anak dan Ia menunjukkan kepada-Nya
segala sesuatu yang dikerjakan-Nya sendiri, bahkan Ia akan menunjukkan
kepada-Nya pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar lagi dari pada
pekerjaan-pekerjaan itu, sehingga kamu menjadi heran.(21) Sebab
sama seperti Bapa membangkitkan orang-orang mati dan menghidupkannya, demikian
juga Anak menghidupkan barangsiapa yang dikehendaki-Nya.(22) Bapa
tidak menghakimi siapapun, melainkan telah menyerahkan penghakiman itu
seluruhnya kepada Anak,(23) supaya semua orang menghormati Anak sama
seperti mereka menghormati Bapa. Barangsiapa tidak menghormati Anak, ia juga
tidak menghormati Bapa, yang mengutus Dia.
Kesatuan
Yesus dengan Allah melampaui kedekatan Musa dengan Allah, sebab kesatuan Yesus
dengan Allah telah menyebabkan dirinya tak dapat dirobek dari Allah itu
sendiri.
PERHATIKAN!
Ketika Yesus berkata bahwa ALLAH ADALAH BAPANYA SENDIRI, tidak dipahami sebagai
ALLAH BERANAK atau Tuhannya orang Kristen memiliki anak!. Orang-orang Yahudi
sangat memahami makna “Allah adalah Bapanya sendiri” adalah “menyamakan
dirinya dengan Allah.” Sebuah kesatuan yang begitu sempurna antara Yesus dan Allah. Ya..sebagaimana Yesus
berkata ada 2 yang bersaksi tentang dia: dirinya dan Bapa, tidak dapat
diartikan bahwa ada 2 Tuhan, sebab Yesus mengatakan bahwa “Bapa di dalam dia dan dia di dalam Bapa.”
Sehingga
sungguh keliru bagi RH Truth beserta
para pengajarnya untuk mengajarkan dan menyatakan Yesus terhadap Bapa tak semelekat Roh Kudus. Bahwa
Yesus dikatakan seperti halnya manusia dan Lusifer yang diberikan nafas oleh
Allah maka menjadi berdiri sendiri terhadap Allah. Di saat yang sama hendak
menyatakan bahwa Yesus belaka manusia atau ciptaan yang tak ada bedanya dengan
manusia atau Lusifer.
Selamat
membaca, merenungkan dan mempelajarinya. Biarlah semakin mengenal Yesus dan
didalam pengenal akan Dia kita boleh mengalami persatuan dengan Bapa didalam
Yesus, hidup sebagai manusia-manusia yang telah ditebus dan diangkat menjadi
anak-anak-Nya.
Galatia
3:26 Sebab kamu semua adalah anak-anak Allah karena iman di dalam Yesus
Kristus. Karena kamu semua, yang dibaptis dalam Kristus, telah mengenakan
Kristus. Dalam hal ini tidak ada orang Yahudi atau orang Yunani, tidak ada
hamba atau orang merdeka, tidak ada laki-laki atau perempuan, karena kamu semua
adalah satu di dalam Kristus Yesus.
AMIN
No comments:
Post a Comment