Tuhan Yesus tidak akan puas dengan jumlah anggota yang terdaftar di suatu gereja, tetapi berapa banyak orang Kristen yang telah bersikap hidup seperti Tuhan. Bila ternyata gereja hanya merupakan kumpulan atau sekelompok orang-orang yang beragama Kristen tetapi tidak mengenakan pribadi Kristus, maka berarti seluruh kegiatan pelayananya sia-sia. Dalam hal ini, gereja harus mengubah kehidupan jemaat oleh pertolongan Roh Kudus.
Hal yang diubah adalah karakternya, bukan hal lain. Bila fokus perubahan ditujukan pada hal lain, itu berarti gereja menyesatkan dan membinasakan jemaat. Tetapi bila karakter seseorang diubah, maka aspek hidup lainnya juga pasti berubah.
Perubahan karakter akan membuat kita dapat mengenakan pikiran dan perasaan Kristus (Filipi. 2:5), memampukan kita dapat menjadi sungai pikiran dan perasaan Tuhan yang dialirkan. Pikiran dan perasaan orang percaya dapat menjadi arus pikiran dan perasaan Tuhan. Dengan demikian seluruh kehidupan ini harus dapat memperagakan keinginan-Nya. Bila sampai di tahap ini, barulah kita dapat memuaskan hati-Nya. Betapa berbahagianya bila kita bisa sampai di tahap dapat “memuaskan hati Tuhan”.
Gereja yang menyukakan hati Tuhan bukanlah gereja yang eksklusif bagi dirinya sendiri, tetapi menjadi berkat bagi masyarakat. Inilah pelayanan yang tidak terbatas.Tidak sedikit orang-orang Kristen yang aktif dalam kegiatan pelayanan gereja, tetapi kehidupan setiap harinya tidak mendatangkan berkat bagi orang lain. Dalam berbagai tindakan tampaklah karakter manusia berdosa mereka yang belum diubahkan, dan sebagai akibatnya, banyak orang tersandung, bahkan kehidupannya kontraproduktif dari apa yang dikehendaki Tuhan untuk dapat dicapai. Jiwa-jiwa tidak tergiring ke rumah Tuhan tetapi makin cenderung ke rumah setan. Tuhan Yesus menyebutnya sebagai menjadi batu sandungan bagi Dia (Mat. 16:23). Rencana Tuhan menyelamatkan seseorang menjadi rusak karena perilaku orang Kristen yang tidak menjadi berkat.
Kehidupan yang memperagakan pribadi Kristus bukan hasil dari sebuah pendidikan beberapa bulan atau beberapa tahun, tetapi hasil dari proses panjang yang serius ketika seseorang mematikan “kedagingannya”, supaya Yesus dapat hidup dan berkuasa di dalam dirinya. Hanya kematian terhadap diri sendirilah yang membuat Tuhan Yesus dapat hidup di dalam diri orang tersebut (Gal. 2:19–20; Kol. 3:3–6).
(TRUTH)
No comments:
Post a Comment