F O K U S

Nabi Daud Tentang Siapakah Kristus

Ia Adalah Seorang Nabi Dan Ia Telah   Melihat Ke Depan Dan Telah Berbicara Tentang Kebangkitan Mesias Oleh: Blogger Martin Simamora ...

0 Tritunggal (2) : Pandangan Alkitab

Hal pertama yang perlu kita tegaskan adalah bahwa kita tidak menemukan istilah Allah Tritunggal di dalam Alkitab. Karena itu, ada sebagian orang yang menolak pandangan Allah Tritunggal karena menurut mereka istilah itu tidak pernah ditemukan di dalam Alkitab, baik di dalam Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru.

Selanjutnya, mereka itu menyatakan bahwa ajaran Allah Tritunggal hanya merupakan ciptaan dari bapak-bapak Gereja mula-mula. Benarkah demikian? Jawabnya adalah, memang istilah Allah Tritunggal tidak ditemukan, baik di dalam Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru.



Jika kita melihat perkembangan doktrin Tritunggal tersebut, memang hal itu tidak terlihat secara jelas dinyatakan di dalam Perjanjian Lama. Umat Allah di dalam Perjanjian Lama malah terus menerus diperingatkan bahwa “Allah itu esa” ,Ulangan 6:4 :
 Dengarlah, hai orang Israel: TUHAN itu Allah kita, TUHAN itu esa!
Hukum Taurat pertama dari sepuluh Hukum Taurat menegaskan: “Jangan ada padamu allah lain di hadapanKu” (Kel.20:3). Itulah sebabnya umat Allah di dalam Perjanjian Lama hanya beribadah kepada YHWH.

Namun demikian, kehadiran Yesus Kristus dan Roh Kudus di Perjanjian Baru membuat pemahamaman akan keesaan Allah tersebut perlu dipikirkan ulang. Siapakah Yesus Kristus? Siapakah Roh Kudus? Apakah Yesus manusia biasa, atau sekedar seorang nabi seperti nabi lainnya di dalam Perjanjian Lama? Penulis-penulis Perjanjian Baru memberi pengajaran bahwa Yesus dan Roh Kudus adalah pribadi Allah juga.

Sekalipun terjadi pro-kontra di dalam gereja mula-mula tentang pribadi Yesus, namun akhirnya, pada tahun 325 hal itu dapat diselesaikan melalui sidang oikumene (konsili) pertama di Necea bahwa Yesus adalah Allah. Pengakuan bahwa Yesua adalah Allah diteguhkan dalam konsili-konsili selanjutnya, seperti Konsili Efesus (431), Chalcedon (451). Demikian juga keAllahan Roh Kudus diteguhkan melalui Konsili kedua di Konstantinopel pada tahun 381. Jika demikian halnya, apakah Alkitab mengajarkan adanya tiga Allah?

Tentu saja tidak, sebab sebagaimana kita lihat pada Hukum Taurat pertama, Allah menegaskan untuk tidak menyembah Allah lain di luar Dia. Pengakuan kepada Allah yang esa merupakan pengakuan mutlak yang tidak dapat ditawar- tawar (Ulangan 6:4).

Di dalam Injil Perjanjian Baru, kita juga menemukan penegasan akan keesaan Allah tersebut, baik oleh Tuhan Yesus --Yoh.10:30 : Aku dan Bapa adalah satu.-- maupun oleh rasul-rasul ,1Tim.2:5 :
Karena Allah itu esa dan esa pula Dia yang menjadi pengantara antara Allah dan manusia, yaitu manusia Kristus Yesus,

Dari pengajaran Alkitab tersebut, kita melihat bahwa di satu sisi Alkitab menegaskan keesaan Allah, tapi di sisi lain, kita menemukan adanya kejamakan di dalam keesaan tersebut. Dari kenyataan tersebut, bapak-bapak Gereja mencoba memahami dan menjelaskannya. Tentu saja, sebagaimana kita sebutkan di atas, ada pemahaman yang tidak sesuai dengan pengajaran Alkitab, seperti Sabellianisme dan Arianisme dan ada juga yang sesuai dengan ajaran Alkitab, sebagaimana diajarkan oleh Athanasius.

Apakah adanya sifat kejamakan di dalam Allah yang esa tersebut hanya ditemui di dalam Perjanjian Baru? Sebenarnya, jika kita meneliti Perjanjian Lama, kita juga menemukan adanya unsur kejamakan tersebut. Kejamakan tersebut dapat ditemukan ketika kita membaca kalimat pertama Perjanjian Lama. Dalam Kej.1:1 kita membaca: “Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi”. Di dalam bahasa aslinya (Ibrani) kalimat tersebut berbunyi: Be reshit bara Elohim et ha shamayim ve et ha aretz”. Kata “Elohim” menandakan jamak (bandingkan dengan Yes.6:2 di mana banyak mahluk surgawi (serafim) melayani Allah).

Salah satu oknum dari Allah Tritunggal tersebut segera disebut secara eksplisit pada ayat 2: “Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air”. Selanjutnya, kita juga dapat menemukan kejamakan tersebut dalam kisah penciptaan manusia: “Baiklah KITA menjadikan manusia menurut gambar dan rupa kita” (Kej.1:26). Lalu bagaimana dengan Perjanjian Baru? Ketiga oknum Tritunggal dinyatakan dengan sangat jelas. Misalnya, dalam kisah pembaptisan Yesus Mark.1:9-11 :
Pada waktu itu datanglah Yesus dari Nazaret di tanah Galilea, dan Ia dibaptis di sungai Yordan oleh Yohanes.
Pada saat Ia keluar dari air, Ia melihat langit terkoyak, dan Roh seperti burung merpati turun ke atas-Nya.
Lalu terdengarlah suara dari sorga: "Engkaulah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Mulah Aku berkenan."


, kisah pengutusan pada saat Yesus memberikan amanat agung: Mat.28:19 :
Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus,
pada saat khotbah perpisahan ,Yoh.16:4-7 :
Tetapi semuanya ini Kukatakan kepadamu, supaya apabila datang saatnya kamu ingat, bahwa Aku telah mengatakannya kepadamu."Hal ini tidak Kukatakan kepadamu dari semula, karena selama ini Aku masih bersama-sama dengan kamu,
tetapi sekarang Aku pergi kepada Dia yang telah mengutus Aku, dan tiada seorangpun di antara kamu yang bertanya kepada-Ku: Ke mana Engkau pergi?
Tetapi karena Aku mengatakan hal itu kepadamu, sebab itu hatimu berdukacita.
Namun benar yang Kukatakan ini kepadamu: Adalah lebih berguna bagi kamu, jika Aku pergi. Sebab jikalau Aku tidak pergi, Penghibur itu tidak akan datang kepadamu, tetapi jikalau Aku pergi, Aku akan mengutus Dia kepadamu.

, juga dalam memberi berkat ,2 Kor.13:13 :
Kasih karunia Tuhan Yesus Kristus, dan kasih Allah, dan persekutuan Roh Kudus menyertai kamu sekalian

(bersambung)

Pdt. Mangapul Sagala

No comments:

Post a Comment

Anchor of Life Fellowship , Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri - Efesus 2:8-9