Penyaliban Tuhan Yesus merupakan penggenapan apa yang dikatakan-Nya selama bersama-sama dengan murid-murid-Nya, bahwa tubuh-Nya benar benar makanan dan darah-Nya benar-benar minuman (Yoh. 6:53–56). Mereka menganggap pernyataan Tuhan Yesus tersebut sebagai khotbah yang keras (Yoh. 6:60). Umumnya khotbah yang dinilai keras adalah yang berani terang-terangan menelanjangi perbuatan amoral di depan umum. Sebetulnya itu lebih tepat dikatakan khotbah yang kasar. Alkitab tidak merumuskan demikian. Khotbah yang keras adalah yang memuat nasihat, anjuran standar kehidupan yang bertentangan dengan naluri manusia: hasrat untuk menikmati kenyamanan hidup di dunia hari ini.
Yohanes 6 :60 Sesudah mendengar semuanya itu banyak dari murid-murid Yesus yang berkata: "Perkataan ini keras, siapakah yang sanggup mendengarkannya?"
Dari hal tersebut terlihat bahwa apa yang diajarkan Tuhan Yesus tidak sesuai dengan naluri insani. Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa Injil yang murni adalah injil yang tidak berkenan di hati manusia atau bertentangan dengan naluri insani (Gal. 1:9–10). Sebagai contohnya, Tuhan Yesus berkata, “Jangan kumpulkan harta di bumi” (Mat. 6:19). Padahal naluri manusia adalah mengumpulkan harta di dunia ini. Dalam hal ini perbedaan terletak pada tujuan hidup. Mengapa murid murid Tuhan Yesus dan orang-orang Yahudi kecewa terhadap Tuhan Yesus? Sebab mereka tidak mengerti tujuan yang hendak dicapai oleh Tuhan Yesus. Perbedaan mereka dengan Tuhan Yesus merupakan perbedaan yang sangat mencolok, yaitu seperti bumi dan langit. Murid-murid memikirkan perkara di bumi, Tuhan Yesus memikirkan perkara yang di atas (Kol. 3:1–4). Murid-murid mau menyelamatkan kehidupan hari ini, tetapi Tuhan Yesus mau kehilangan kehidupan-Nya di dunia (Mat. 10:39). Murid-murid-Nya menjauhi dan menghindari kematian, tetapi justru Yesus menerima kematian dan masuk ke dalamnya (Mat. 16:21-26).
Orang-orang Kristen yang tidak belajar Firman Tuhan secara murni akan tersesat dan terjebak dalam pola hidup duniawi yang sangat materialisme. Mereka berpikir itu bukan suatu kesalahan. Mereka menganggapnya kehidupan manusia normal yang harus dijalani. Agar supaya perjalanan hidup ini menjadi lebih mudah, mereka berurusan dengan Tuhan untuk memperoleh bantuan yang sangat besar dan berarti. Orang-orang Kristen model ini masih menjadikan dunia ini sebagai tujuan. Mereka bukannya mau melepaskan kehidupan tetapi mempertahankan kehidupan. Mereka mengharapkan takhta dunia dan mahkotanya, dan menolak salib. Biasanya mata hati orang-orang ini telah tertutup oleh keindahan dunia hari ini.
Photo credit : The Passion - www.rejesus.co.uk
(TRUTH)
No comments:
Post a Comment