What would Jesus do? |
Ibrani1:3
Ia adalah cahaya kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah dan menopang segala yang ada dengan firman-Nya yang penuh kekuasaan. Dan setelah Ia selesai mengadakan penyucian dosa, Ia duduk di sebelah kanan Yang Mahabesar, di tempat yang tinggi,
Pertanyaan besar hari ini : Sejauh manakah Dia ditinggikan?
Sangat sulit untuk memahami seutuhnya ayat yang luar biasa ini tanpa memperhatikan dengan seksama setidaknya satu kata : tinggi. Peninggian Kristus ke sebelah kanan Bapa di "tempat tinggi".
Terkadang ketika kita mendengarkan pernyataan semacam ini, segera kita memaknai ayat ini dalam makna sebuah jarak yang jauh, namun tingginya kedudukan Tuhan adalah sesuatu yang tak terukur. Jaraknya tak terduga dalam arti seluas mana Kristus mengosongkan diri-Nya untuk tinggal diantara kita- Perendahan diri-Nya. Dalam kekayaan-Nya, Dia menjadi miskin, dari kedudukan-Nya yang agung tinggi, Dia menjadi rendah.Jika kita merenungkan semua hal yang Tuhan lakukan ini (setidaknya dari apa yang diungkapkan kepada kita melalui firman-Nya), kita segera mendapatkan bahwa Tuhan memiliki banyak atribut yang sangat kita kenali dengan baik. Tuhan tidak terbatas sementara kita terbatas. Tuhan memiliki kuasa yang tak terbatas (omnipotent) sementara kuasa dan kapasitas kita terbatas. Tuhan maha hadir (omnipresent) sementara kita hanya dapat berada di satu tempat dalam satu waktu. Tuhan maha tahu (omniscient), sementara kita hanya memiliki pengetahuan yang terbatas- dan tidak memiliki pengetahuan akan kebenaran yang sempurna. Tuhan tidak memiliki ketegantungan dengan apapun dan siapapun (independen), sementara hidup kita sangatlah dependen.
Bahkan jika kita hanya merenungkan independensi Tuhan, kita dengan cepat beralih ke sebuah perspektif sifat ketidakterukuran-Nya "jarak" Tuhan mendatangi kita menjadi manusia. Pribadi yang sesungguhnya tak memiliki kepentingan untuk menjadi manusia, manusia yang memiliki banyak kebutuhan. Umat manusia membutuhkan makanan, sandang, tempat tinggal, dan tangan pemeliharaan Tuhan agar kita tetap dapat menghirup nafas berikutnya. Tuhan yang seutuhnya abadi dan memenuhi diri-Nya sendiri mengambil pribadi yang sebaliknya, sebagai bayi, lahir dari seorang wanita.
Sangat penting untuk dicatat oleh kita semua bahwa ketika Tuhan menjadi manusia, Yesus sama sekali tidak kehilangan kemuliaan-Nya "Ketuhanan-Nya". Yesus seutuhnya Tuhan dan seutuhnya manusia. Tetapi dalam kedatangan dalam rupa manusia agar dapat tinggal diantara kita dan mengambil rupa seorang hamba.
Jesus Christ the Greatest One
Filipi 2:7
melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia.
Dia datang dengan jarak yang tak terukurkan dari Tuhan yang sutuhnya independen. Tuhan yang adalah Raja ,menjadi dependen, patuh, dan bahkan menjadi seorang hamba sebab Ia menjadi salah satu dari kita dan menjadi satu dengan kita. Jarak yang harus Ia lalui antara idependen menjadi dependen, dari Mulia menjadi taat, dari kerajaan menjadi penghambaan adalah jarak yang tak terukurkan antara tingginya dan dalamnya anugerah, belas kasih dan Kasih Kristus.
(Steve Ham, AiG—U.S. answersingenesis.com | Alih Bahasa : Martin Simamora)
No comments:
Post a Comment