Alkitab adalah kumpulan buku-buku atau kitab-kitab, yang dipercaya diinspirasi oleh Tuhan. Berbagai kritik kerap dilontarkan untuk menggugat wibawa Alkitab sebagai sebuah kitab suci, dengan mempertanyakan sumbernya. Menuduh Alkitab sebagi sebuah buku yang berisikan transmisi lisan, yang disampaikan dari generasi ke generasi, sebab tak memiliki teks tertulis .
Disini kita akan meninjau Perjanjian Lama, Tanakh. Siapapun yang memahami sejarah Perjanjian Lama, sejak masa Abaraham terlihat dengan jelas bahwa Perjanjian Lama bukanlah Kitab tanpa teks tertulis seperti dituduhkan. Budaya menulis telah ada di Kanaan, Mesopotamia dan Mesir di zaman Abraham. Di tempat inilah untuk kali pertama manusia mengenal alphabet moderen.
Lima buku pertama di dalam Alkitab atau juga dikenal sebagai Torah Pentateuch, dinamakan kitab-kitab Musa karena dialah penulisnya. Setelah Musa, Tuhan juga telah berbicara melalui banyak individu, nabi-nabi, mewahyukan Firman Tuhan. Menentukan mana yang merupakan pewahyuan dan mana yang bukan pewahyuan merupakan perdebatan yang tajam.
Debat ini menyangkut kanon, yang artinya standar atau pengukur. Para pembaca Alkitab sering kali bertanya, bagaimana menentukan kitab-kitab mana saja di dalam Alkitab merupakan inspirasi Tuhan? Ini adalah isu utamanya, dan kerap memisahkan Katholik, Ortodoks dan Protestan. Bahkan di masa Yesus perdebatan semacam ini telah mengemuka, kelompok Saduki hanya mengakui lima kitab Musa, mereka bersilangan dengan kelompok Farisi yang menerima Perjanjian Lama secara keseluruhan.
Salah satu dari banyak perbedaan utama antara gereja-gereja Katholik dan gereja-gereja Protestan dalam diskusi kanon Perjanjian Lama. Katholik memasukan 7 kitab tambahan kedalam Perjanjian Lama, yang dikenal sebagai Deutrocanonical atau Apocrypha, yang sangat bertentangan dengan Protestan dan Yahudi yang memiliki penghargaan terhadap kitab-kitab yang ada di dalam Perjanjian Lama.
Gereja-gereja Ortodoks disisi lain, juga memasukan kitab-kitab tambahan ke dalam Perjanjian Lama namun dalam kadar keteguhan yang lebih lama dalam hal inspirasi dibandingkan dengan Katholik.
Melihat berbagai perbedaan ini, adakah sebuah cara untuk menentukan, kitab-kitab mana saja yang termasuk kedalam Perjanjian Lama?
Definisi Kanon
Kata Kanon mengacu kepada sebuah koleksi buku-buku, yang diterima sebagai yang sejati/berwibawa, kitab-kitab yang diinspirasi. Asal-usul kata kanon berasal dari kata Ibrani Qaneh yang berati buluh atau tangkai, kata dalam bahasa Inggris "cane" merupakan turunan dari kata Semitik atau Ibrani. Buluh atau Bambu dahulu digunakan sebagai tongkat pengukur, karena bentuknya yang lurus, karena itu dalam mengukur kitan, dikenal sebagai kanon.
Kanon Alkitab |
Kalimat kanon dikaitkan dengan pengukur atau "Rule". Orang Yunani mengasosiasikan kalimat ini dengan standar atau panduan. Paulus menggunakan kalimat ini, Kanwn Kanon, dalam Filipi 3:16 dan Galatia 6:16 dalam hubungannya dengan sebuah standar perilaku.
3:16 Tetapi baiklah tingkat pengertian yang telah kita capai kita lanjutkan menurut jalan yang telah kita tempuh. Filipi 3:16
Kata ini akhirnya juga berarti sebuah daftar, atau standar "authoritative scripture" yang diterapkan oleh gereja baik pada Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru.
Mengapa kita memerlukan Alkitab yang berwibawa/sejati/benar?
Jika kita percaya bahwa Alkitab berasal dan diinspirasi oleh Allah, kita ingin tahu apakah perkataan atau firman-Nya itu? Kita ingin memisahkan Firman Tuhan dari yang bukan berasal dar Tuhan. Firman berasal dari Tuhan, diwahyukan kepada manusia untuk kepentingan kita. Melalui kata-kata yang tertulis, Tuhan memilih untuk berkomunikasi dengan manusia. Melalui perkataan-Nya atau Firman-Nya kita dapat mengenal Dia.
Keluaran 24 :2-4,7
24:2 Hanya Musa sendirilah yang mendekat kepada TUHAN, tetapi mereka itu tidak boleh mendekat, dan bangsa itu tidak boleh naik bersama-sama dengan dia."
24:3 Lalu datanglah Musa dan memberitahukan kepada bangsa itu segala firman TUHAN dan segala peraturan itu, maka seluruh bangsa itu menjawab serentak: "Segala firman yang telah diucapkan TUHAN itu, akan kami lakukan."
24:4 Lalu Musa menuliskan segala firman TUHAN itu. Keesokan harinya pagi-pagi didirikannyalah mezbah di kaki gunung itu, dengan dua belas tugu sesuai dengan kedua belas suku Israel.
24:7 Diambilnyalah kitab perjanjian itu, lalu dibacakannya dengan didengar oleh bangsa itu dan mereka berkata: "Segala firman TUHAN akan kami lakukan dan akan kami dengarkan."
Musa di puncak Gunung Sinai telah menerima Firman-Firman dari Tuhan, Musa kemudian menuliskannya dengan menggunakan bahasa tulisan, kemungkinan besar menggunakan bahasa Ibrani kuno. Kalimat-kalimat tersebut ditukiskan dalam sebuah gulungan atau Cepher yang berarti buku atau dokumen. Disini kita belajar firman-firman Tuhan, kita merekamnya sebagai sebuah dokumen tertulis, dibacakan untuk didengar oleh banyak orang. Dari hal ini, kita belajar lima hal penting, yang akan terus digunakan di semua kitab di Perjanjian Lama.
1. Musa melaporkan kepada banyak orang kata-kata atau firman yang berasal dari Tuhan
2. Musa menuliskan kata-kata atau firman, memerlukan sebuah transmisi tulisan
3. Musa telah merekam kata-kata atau firman Tuhan dalam sebuah buku
4. Musa membaca buku tersebut
5. Semua orang memproklamasikan penundukannya terhadap buku tersebut.
Nabi-Nabi Palsu dan Kitab-Kitab Palsu
Yosua, pengikut Musa, memimpin bangsa Israel memasuki Tanah Perjanjian. Tuhan memproklamasikan mantel kepemimpin telah beralih dari Musa kepada Yosua, kata-kata yang disampaikan oleh Yosua juga diinspirasi, yang tersimpan di dalam kitab Yosua. Hal ini menetapkan bagaimana Tuhan dapat mewahyukan diri-Nya dan firman-Nya , dalam setiap pergantian generasi.
Tuhan telah mewahyukan diri-Nya kepada Musa, Dia dapat mewahyukan perkataan-Nya melalui individu-individu yang disebuat sebagai nabi-nabi. Mereka bangsa Israel diharuskan untuk tunduk kepada kata-kata yang dinyatakan oleh nabi-nabi tersebut seperti Tuhan sendiri yang berbicara kepada bangsa tersebut.
Keluaran 18:18-20
18:18 seorang nabi akan Kubangkitkan bagi mereka dari antara saudara mereka, seperti engkau ini; Aku akan menaruh firman-Ku dalam mulutnya, dan ia akan mengatakan kepada mereka segala yang Kuperintahkan kepadanya.
18:19 Orang yang tidak mendengarkan segala firman-Ku yang akan diucapkan nabi itu demi nama-Ku, dari padanya akan Kutuntut pertanggungjawaban.
18:20 Tetapi seorang nabi, yang terlalu berani untuk mengucapkan demi nama-Ku perkataan yang tidak Kuperintahkan untuk dikatakan olehnya, atau yang berkata demi nama allah lain, nabi itu harus mati.
~bersambung~
(Martin Simamora |truthnet)
No comments:
Post a Comment