F O K U S

Nabi Daud Tentang Siapakah Kristus

Ia Adalah Seorang Nabi Dan Ia Telah   Melihat Ke Depan Dan Telah Berbicara Tentang Kebangkitan Mesias Oleh: Blogger Martin Simamora ...

Showing posts with label Tinjauan Pengajaran TIGA. Show all posts
Showing posts with label Tinjauan Pengajaran TIGA. Show all posts

0 Tinjauan:Pengajaran Pdt.Erastus Sabdono Tentang Corpus Delicti (19/40)

Oleh: Martin Simamora

Sepuluh Bagian Kedua
Yesus Datang Untuk Memberikan Hidup Yang Berkuasa Atas Kuasa Iblis di Dunia ini, Bukan Untuk Meminta anda menjadi Corpus Delicti Demi Membantu Allah yang Bercela dihadapan Iblis

(Lebih dulu di “Bible Alone”-Senin, 8 Agustus 2016- telah diedit dan dikoreksi)



Bacalah lebih dulu: “bagian 18

Yesus Sang Kristus sendiri memberikan serangkaian pengajaran paling prinsip pada apakah yang harus dilakukan oleh setiap anak-anak Allah di dunia “biarlah gandum dan lalang tumbuh bersama” hingga saat bagi-Nya tiba untuk memerintahkan para penuai-Nya bekerja mengumpulkan setiap kepunyaannya. Mari kita perhatikan serangkaian pengajarannya tersebut:

Matius 25:1-13  Pada waktu itu hal Kerajaan Sorga seumpama sepuluh gadis, yang mengambil pelitanya dan pergi menyongsong mempelai laki-laki. Lima di antaranya bodoh dan lima bijaksana. Gadis-gadis yang bodoh itu membawa pelitanya, tetapi tidak membawa minyak, sedangkan gadis-gadis yang bijaksana itu membawa pelitanya dan juga minyak dalam buli-buli mereka. Tetapi karena mempelai itu lama tidak datang-datang juga, mengantuklah mereka semua lalu tertidur. Waktu tengah malam terdengarlah suara orang berseru: Mempelai datang! Songsonglah dia! Gadis-gadis itupun bangun semuanya lalu membereskan pelita mereka. Gadis-gadis yang bodoh berkata kepada gadis-gadis yang bijaksana: Berikanlah kami sedikit dari minyakmu itu, sebab pelita kami hampir padam. Tetapi jawab gadis-gadis yang bijaksana itu: Tidak, nanti tidak cukup untuk kami dan untuk kamu. Lebih baik kamu pergi kepada penjual minyak dan beli di situ. Akan tetapi, waktu mereka sedang pergi untuk membelinya, datanglah mempelai itu dan mereka yang telah siap sedia masuk bersama-sama dengan dia ke ruang perjamuan kawin, lalu pintu ditutup. Tetapi ia menjawab: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya aku tidak mengenal kamu.Kemudian datang juga gadis-gadis yang lain itu dan berkata: Tuan, tuan, bukakanlah kami pintu! Karena itu, berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu akan hari maupun akan saatnya."

Menunggu hingga datangnya saat bagi setiap orang kepunyaan Kristus untuk menyambut kedatangan mempelai dan masuk  bersama-sama dengannya ke ruang perjamuan kawin, apa yang dimintakan oleh Yesus adalah:berjaga-jagalah! Bagaimana berjaga-berjaga yang dimaksudkan oleh Kristus, itu terkait bagaimana agar terangmu tetap bercahaya sebagaimana yang dikehendaki mempelai. Uniknya, satu-satunya dasar bagi 5 mempelai  untuk luput dari kebodohan atau luput dari kehidupan yang mengabaikan bagaimana ia hidup-apakah memperhatikan pelitanya tetap bercahaya, bukan berdasarkan kekuatan diri (bukankah mengantuk dan lalai memperhatikan cahaya tetap cemerlang??) tetapi berdasarkan “Aku mengenal dia.” Sang Mempelai mengenal mereka  sehingga mereka dapat memiliki kehidupan mengenal-Nya yang memandu mereka terhindar dari situasi mengerikan ini: “Gadis-gadis yang bodoh berkata kepada gadis-gadis yang bijaksana: Berikanlah kami sedikit dari minyakmu itu, sebab pelita kami hampir padam


Perhatikan. Semua yang menantikan Yesus memiliki kelemahan-kelemahan jiwa dan daging dalam menantikan saat kedatangan Yesus Sang Mempelai. Mereka semua dapat menjadi   begitu datar dalam pengharapan akan kedatangan Yesus kembali sebab begitu lama bahkan berpikir mengapa tak datang-datang juga? Namun sekalipun demikian apa yang dikehendaki oleh Yesus adalah: tetaplah berjaga-jaga dan tetaplah berpengharapan sekalipun jiwa dapat letih sehingga bisa berpikir mengapa tak datang-datang. Hanya yang mengenal Allah secara benar dapat mentaati dan tinggal di dalam firman Yesus ini. Lima yang bijaksana adalah mereka yang jelas-jelas tetap setia kepada firman Kristus dan tetap berpengharapan tinggi dalam keletihan menanti. Itu sebabnya mereka  tetap memiliki minyak yang berarti iman mereka tetap hidup menyala atau mereka tetap hidup di dalam  firman Kristus. Sementara yang bodoh jelas sekali terlihat sudah masa bodoh dan tak mempedulikan apakah pelita mereka tetap akan bersinar cemerlang ataukah sudah mau padam, jelas sebuah bentuk penghidupan  pengikut Kristus yang tak sejati sebab bahkan tak lagi percaya ia benar-benar akan datang. Di sini, sama sekali tak ada instruksi Yesus: berjuanglah menjadi corpus delicti yang akan berguna bagi Bapa untuk mendakwa iblis, tetapi: berjaga-jagalah sehingga saat Aku datang engkau dapat masuk bersama-sama dengan aku ke dalam jamuan perkawinanku sebab engkau sungguh-sungguh hidup dalam pengenalan akan Aku dan Aku mengenalmu. Tentu kita harus mengingat fundamental pengejaran Yesus ini berasal dari pengajaran Yesus sendiri: “Akulah gembala yang baik dan Aku mengenal domba-domba-Ku dan domba-domba-Ku mengenal Aku sama seperti Bapa mengenal Aku dan Aku mengenal Bapa, dan Aku memberikan nyawa-Ku bagi domba-domba-Ku. Ada lagi pada-Ku domba-domba lain, yang bukan dari kandang ini; domba-domba itu harus Kutuntun juga dan mereka akan mendengarkan suara-Ku dan mereka akan menjadi satu kawanan dengan satu gembala”- Yoh 10:14-16.

0 Tinjauan:Pengajaran Pdt.Erastus Sabdono Tentang Corpus Delicti (18/40)

Oleh: Martin Simamora

Sepuluh Bagian Kedua
Biarlah Gandum dan Lalang Tumbuh Bersama: Sebuah Kehidupan Dalam Kerajaan Allah di Dunia Ini Sementara Waktu Penuaian Menanti Saatnya

(Lebih dulu di “Bible Alone”-Sabtu, 6 Agustus 2016- telah diedit dan dikoreksi)




Bacalah lebih dulu: “bagian 17

Melakukan Kehendak Bapa Adalah Sebuah Kehidupan Baru Yang Datang Dari Kerajaan Allah Sementara Lalang Dibiarkan Tumbuh Menghimpitmu

Bahkan di dalam dunia yang dinyatakan Yesus dalam umpama: “biarkanlah gandum dan lalang tumbuh bersama.” Menimbang realitas yang begitu keras bagi kehidupan manusia maka memang kehidupan anak-anak Allah itu sendiri haruslah berdasarkan kehidupan yang dilahirkan oleh Allah sementara ia hidup di dalam dunia yang diperintah oleh kuasa kegelapan atau di dunia di mana lalang tetap dibiarkan tumbuh dan tidak boleh dicabut sampai pada saatnya Allah memerintahkan para penuainya untuk menuai gandum-gandum untuk disimpan di lumbung-Nya sementara lalang untuk dibinasakannya. Beginilah injil Yohanes menyatakannya:

Yohanes 1:12-13 Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya; orang-orang yang diperanakkan bukan dari darah atau dari daging, bukan pula secara jasmani oleh keinginan seorang laki-laki, melainkan dari Allah.


Realitas ini hanya dapat terjadi sehubungan dengan kedatangan Anak Allah ke dalam dunia ini:

Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita- Yohanes 1:14

Jadi menjadi anak-anak Allah tidak mungkin berdasarkan perjuangan daging ini. Tetapi mengapa demikian akan dinyatakan oleh Yesus bahwa menjadi anak-anak Allah sebuah pemerdekaan oleh Anak Allah dari pembapakan oleh iblis.


Dengan kata lain sentralitas Yohanes 1:12-13 terletak pada “Firman itu telah menjadi manusia” yang menjadi satu-satunya dasar keselamatan manusia dapat berlangsung. Jika tanpa pemberian kuasa menjadi anak-anak Allah yaitu orang-orang yang diperanakan dari Allah maka mustahil dapat datang dan menerima Yesus Kristus sebagai kebenaran dan keselamatan dari Allah, atau jika tak ada pemberian kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, inilah yang akan terjadi:

Ia telah ada di dalam dunia dan dunia dijadikan oleh-Nya, tetapi dunia tidak mengenal-Nya. Ia datang kepada milik kepunyaan-Nya, tetapi orang-orang kepunyaan-Nya itu tidak menerima-Nya.- Yohanes 1:10-11

Atau tepat sebagaimana Yesus katakan sendiri:

0 Tinjauan:Pengajaran Pdt.Erastus Sabdono Tentang Corpus Delicti (17/40)

Oleh: Martin Simamora

Sepuluh Bagian Kedua
Biarlah Gandum dan Lalang Tumbuh Bersama: Sebuah Kehidupan Dalam Kerajaan Allah di Dunia Ini Sementara Waktu Penuaian Menanti Saatnya

(Lebih dulu di “Bible Alone”-Selasa, 2 Agustus 2016- telah diedit dan dikoreksi)



Bacalah lebih dulu: “bagian16

Sehingga memang kehidupan di dunia ini tetap sebuah realitas kegelapan dan terang yang begitu kontras, bukan sebuah kehidupan yang kian lama kian memudarkan kegelapan hingga melenyapkannya di dunia fana saat ini. Itu sebabnya kehidupan anak-anak Allah secara langsung berhadapan dan berada di tengah-tengah  situasi semacam itu dan berada secara tak terisolasikan dari kerja kuasa kegelapan di dunia ini, hanya saja dinamika kehidupannya adalah:

- Kamu adalah garam dunia
- Kamu adalah terang dunia

Dalam sebuah konteks yang telah dinyatakan Yesus sendiri: “biarlah gandum dan lalang tumbuh bersama.” Di dalam dunia semacam itu Kerajaan Allah hadir di dalamnya bukan sebagai sebuah kehidupan yang biasa-biasa dan apalagi beragendakan kehidupan pribadi setiap anak-anak Allah. Di dalam dunia yang semacam itu justru  nampak benderang sekali apakah tujuan setiap anak-anak Allah di dunia ini, yaitu bukan dalam hubungannya untuk menjadi corpus delicti atau barang bukti kejahatan iblis sehubungan Allah bercela di hadapan iblis dalam pengadaan barang bukti yang sangat sempurna tak bercela, namun: menjadi garam dunia dan menjadi terang dunia. Apakah tujuan Yesus Kristus memberikan instruksi semacam itu kepada setiap pengikut Kristus? Apakah agar anda dapat membungkam iblis? Apakah agar saya dapat memperoleh keselamatan? Apakah agar anda dan saya terbukti memang benar-benar anak Allah pada akhirnya sehingga pada akhirnya dapat dipertimbangkan oleh Bapa untuk diselamatkan? Jawabannya bukan itu semua tetapi sebuah jawaban yang menunjukan bahwa instruksi semacam itu dibangun atau diinstruksikan di atas dasar  kepemilikan relasi dengan Allah sebagai yang dikasihi  Bapa dan yang dimiliki Bapa. Coba perhatikan hal berikut ini:

Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga."- Matius 5:16

Ini luar biasa sebab pada dasarnya selama di dunia yang demikian, setiap anak-anak Allah memiliki keistimewaan sementara harus berada di dalam bangunan-bangunan tanggungjawab di dalam kehidupan ini kepada Bapa! Dalam hal apakah? Dalam hal bagaimana setiap anak-anak Allah di dalam dunia yang sedemikian tersebut mampu menghadirkan perbuatan-perbuatan baik yang memiliki kuasa untuk menarik jiwa-jiwa untuk memuliakan Bapa. Tetapi bagaimanakah itu bisa terjadi dan seperti apakah terjadinya?

0 Tinjauan:Pengajaran Pdt.Erastus Sabdono Tentang Corpus Delicti (16/40)

Oleh: Martin Simamora

Sepuluh Bagian Kedua
Biarlah Gandum dan Lalang Tumbuh Bersama: Sebuah Kehidupan Dalam Kerajaan Allah di Dunia Ini Sementara Waktu Penuaian Menanti Saatnya

(Lebih dulu di “Bible Alone”-Senin, 1 Agustus 2016- telah diedit dan dikoreksi)




Bacalah lebih dulu: “bagian15

Apa Yang Dikehendaki Yesus Kristus adalah: “Biarlah Gandum dan Lalang Tumbuh Bersama Hingga Waktu Menuai “
Corpus Delicti Sebuah Pengajaran Kontra Terhadap Kebenaran Di Dalam Yesus”  


Ketika Yesus Kristus berkata: “Biarkanlah keduanya tumbuh bersama sampai waktu menuai “(Matius 13:30) maka itu adalah hal Kerajaan Sorga (ouranōn- langit [dalam tingkat-tingkatnya]) di mana Bapa bertakhta dan  memerintah segenap alam ciptaan sehingga bergerak sebagai hamba-hamba yang melayani titah dan sabda-Nya kepada segenap semesta.  Tak senantiasa bahkan teramat langka bagi manusia untuk dapat menyaksikan bagaimana Allah di Kerajaan Sorga bertitah, salah satu yang termanis, saya percaya, adalah ini: “lalu terdengarlah suara dari sorga yang mengatakan: "Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan (Matius 3:17)." Apa yang harus dipahami terlebih dahulu adalah ini, kerajaan sorga di sini harus dipahami sebagai pemerintahan  Allah atas alam semesta yang mendekati atau memasuki kehidupan dunia yang  berada di dalam taklukan iblis. Tetapi ketika dikatakan iblis memerintah dunia ini sebagai taklukan atau perbudakannya, itu bukan hendak menyatakan bahwa Kerajaan Sorga tidak memiliki otoritas dan kuasa atas pemerintahan dunia ini! Mengapa harus dikatakan demikian, karena kedatangan Kristus beserta titah-Nya atau sabda-Nya secara keseluruhan adalah pemerintahan kerajaan sorga, sebab Allah berkata: “inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan.” Bukan hanya dikasihi tetapi adalah satu-satunya yang pikirannya adalah pikiran Allah, kehendaknya adalah kehendak Allah, perkataannya adalah perkataan Allah, dan perbuatannya adalah perbuatan Allah yang merupakan penggenapan dari keseluruhan pikiran, kehendak, perkataan dan perbuatan Allah itu sendiri. Kukasihi dan kepada-Nyalah Aku berkenan adalah totalitas kehadiran Allah di dunia sebagaimana Kristus hadir sebagai satu-satunya Pemerintah atas segenap alam semesta sebagaimana Allah adalah satu-satunya. Aku berkenan, juga menunjukan bahwa dalam pandangan kerajaan sorga ia  atau Yesus Kristus adalah pemerintah kerajaan sorga itu sendiri. Itu sebabnya ketika siapapun membaca: “Pada waktu itu tampillah Yohanes Pembaptis di padang gurun Yudea dan memberitakan: Bertobatlah, sebab Kerajaan Sorga sudah dekat!” (Matius 3:1-2) maka setiap kali membaca ‘Kerajaan Sorga” tidak akan pernah boleh dan tidak akan pernah ada ruang untuk meletakan Yesus sebagai komplementer tetapi mutlak adalah pemerintahan Allah yang sedang datang dan telah masuk ke dalam dunia. Itu sebabnya kala membahas “kerajaan sorga” secara semantik tanpa meletakan Yesus sebagai interpreter untuk memahami “kerajaan sorga” akan sangat menyesatkan. Tak terpisahkan diri Yesus dengan kedatangan kerajaan sorga, dan ini bukan sebuah pengkonsepsian tetapi tepat sebagaimana injil menyampaikannya berdasarkan nubuat purba yang memberitakan kedatangan kerajaan kekal ke dalam dunia ini:”Sesungguhnya dialah yang dimaksudkan nabi Yesaya ketika ia berkata: "Ada suara orang yang berseru-seru di padang gurun: Persiapkanlah jalan untuk Tuhan, luruskanlah jalan bagi-Nya (Matius 3:3)." Nubuat ini sedang membicarakan nabi Yohanes Pembaptis, tetapi penubuatan sosok yang kelak diketahui adalah Yohanes Pembaptis itu sendiri bukanlah kabar baik itu sendiri atau bukanlah kerajaan sorga yang datang itu sebab sesungguhnya Yohanes Pembaptis adalah pemberita kabar baik dalam sebuah seruan nyaring di padang gurun  bagi dunia mengenai datangnya Tuhan. Seruan itu berbunyi persiapkanlah jalan untuk Tuhan, luruskanlah jalan bagi-Nya. Itulah Yesus sebagaimana adanya saat ia sudah datang di dunia ini berdasarkan nubuat kuno nabi Yesaya dan suara dari langit yang berkata “inilah Anak-Ku yang Kukasihi,kepada-Nyalah Aku berkenan.” Jadi bagaimana memandang Yesus Kristus di dunia ini, haruslah sama dengan bagaimana Allah  bertitah dari langit kepada dunia mengenai Yesus yang telah ada dalam nubuat kuno nabi-nabi-Nya di era purba. Siapakah Yesus Kristus di dunia ini sepenuhnya berada didalam balutan nubuat-nubuat para nabi kudus Allah dan inilah sesungguhnya eksistensi Yesus secara total dan Yesus senantiasa mengingatkan para muridnya dan juga orang-orang Yahudi sejak semula dan setelah kebangkitannya:

0 Tinjauan:Pengajaran Pdt.Erastus Sabdono Tentang Corpus Delicti (15/40)

Oleh: Martin Simamora

Sepuluh Bagian Kedua
Yesus Kristus Dihadapan Iblis & Kuasa Pembebasan-Nya Atas Manusia

(Lebih dulu di “Bible Alone”-Sabtu,30Juli 2016- telah diedit dan dikoreksi)


Bacalah lebih dulu: “bagian 14

Pendeta Erastus Sabdono versus Injil, Dalam Ketakberdayaan Allah Atas Corpus Delicti & Iblis
Sementara pendeta Dr. Erastus telah menunjukan bahwa Allah memiliki problem terhadap iblis untuk membuktikan kesalahan iblis secara telak tanpa dapat berkelit, sebaliknya injil secara keseluruhan membantah pengajaran tersebut bahkan menunjukan  Yesus sebagai yang memiliki kuasa apapun terhadap iblis atas manusia, sebab sama sekali tak ada problem corpus delicti ala pendeta Erastus. Pada injil bahkan kita melihat bagaimana Yesus memiliki hubungan dengan para murid-Nya secara langsung dengan iblis dan pemerintahannya yang bukan saja berupa  pengajaran atau sabda, bukan sekedar Yesus saja yang berurusan dengan iblis tetapi bagaimana Yesus  memberikan otoritas kepada para murid-Nya sehingga berkuasa untuk menaklukannya:

Markus 3:14-19 Ia menetapkan dua belas orang untuk menyertai Dia dan untuk diutus-Nya memberitakan Injil dan diberi-Nya kuasa untuk mengusir setan. Kedua belas orang yang ditetapkan-Nya itu ialah: Simon, yang diberi-Nya nama Petrus, Yakobus anak Zebedeus, dan Yohanes saudara Yakobus, yang keduanya diberi-Nya nama Boanerges, yang berarti anak-anak guruh, selanjutnya Andreas, Filipus, Bartolomeus, Matius, Tomas, Yakobus anak Alfeus, Tadeus, Simon orang Zelot, dan Yudas Iskariot, yang mengkhianati Dia.

Pada teks injil ini apa yang menjadi relasi Yesus terhadap orang-orang yang mau menjadi murid-muridnya bukan sebagaimana yang diajarkan oleh pendeta Erastus:

Manusia harus dihukum,tetapi Allah ingin mengampuni manusia. Oleh sebab itu harus ada yang memikul atau menanggung dosa manusia tersebut. Itulah sebabnya Bapa mengutus Putera-Nya yang tunggal, Tuhan Yesus untuk menggantikan tempat manusia yang harus dihukum tersebut. Ini dilakukan-Nya untuk memenuhi atau menjawab keadilan Allah. Sekaligus oleh ketaatan-Nya ia bisa menjadi CORPUS DELICTI yang mebuktikan bahwa seharusnya anak-anak Allah dapat taat dan menghormati-Nya dengan benar. Iblispun terbukti dan pantas dihukum[halaman 37- “Aturan Main,” Majalah Truth edisi 26]  

Relasi antara Yesus dengan para murid bukan dalam konteks “corpus delicti” sehubungan dengan problem Allah terhadap iblis bahwa hingga saat ini tak ada bukti apapun yang membuktikan kesalahan iblis sehingga dapat pantas dihukum dalam cara apapun juga.


Relasi Yesus terhadap para murid-nya terkait iblis secara langsung adalah:

Para murid Yesus memiliki kuasa untuk mengusir setan

0 Tinjauan:Pengajaran Pdt.Erastus Sabdono Tentang Corpus Delicti (14/40)

Oleh: Martin Simamora

Sepuluh Bagian Kedua
Umat Manusia Dalam Pandangan Allah Yang Mengustus Yesus

(Lebih dulu di “Bible Alone”-Rabu,27 Juli 2016- telah diedit dan dikoreksi)



Bacalah lebih dulu: “bagian 11” dan” bagian 13”  

B.Realitas Kedua Manusia: Berdosa Dan Apakah kemudian Allah mengalami perubahan baik dalam kekudusan-Nya dan pandangan-Nya terhadap manusia, dosa dan iblis sehingga Sang Firman ketika datang Ke Dunia Dalam Rupa Manusia Hanya Menanggung Penghukuman Dan Berupaya Menjadi Corpus Delicti


Apakah manusia  memang berdosa secara tak tertolongkan untuk ditanggulangi olehnya sendiri dan apakah manusia menjadi berdosa karena memiliki  gagasan-gagasan dosa dan kejahatan yang datang dari luar dirinya yang berjuang keras untuk menjajah manusia sehingga, kemudian, baru dapat membujuknya berbuat dosa, ataukah datang dari dalam dirinya sendiri sebagai hal yang tak dapat dipisahkan dari eksistensi setiap manusia?


Pertanyaan beruntun semacam tadi menjadi begitu penting untuk ditanyakan sebab pendeta Dr. Erastus Sabdono ketika membingkaikan manusia dalam konsepsi corpus delicti alanya (saya menggunakan “ala” atau “versi” pendeta Erastus, sebab ia mengaplikasikan corpus delicti yang sama sekali tak menunjukan atau membuktikan kejahatan iblis selain membuktikan apakah seorang anak Allah/orang beriman memang dapat menjadi corpus delicti –kembali, ala pendeta Erastus- sebagaimana Yesus, yang pada pandangan pendeta Erastus, menjadi corpus delicti atau menjadi substansi kejahatan iblis adalah dapat menjadi taat dan menghormati Allah secara benar hingga pada kesudahannya atau mati) yang dapat membungkam iblis dalam pengadilan Allah. Dengan kata lain, manusia-manusia membantu ketakberdayaan Allah terhadap kecanggihan kejahatan iblis terkait barang bukti.


Jika manusia memiliki natur yang begitu mulia untuk melawan iblis di pengadilan Allah, maka seharusnya ketakmuliaan  manusia harus berasal dari luar diri manusia itu sendiri. Dengan kata lain internal manusia adalah  tidak memiliki kenajisan walau barangkali belum sama sekali mencapai kesucian. Tentu saja untuk menjadi barang bukti yang sanggup mendakwa iblis hingga menjadi terpidana berkekuatan hukum, para anak-anak Allah itu juga harus manusia-manusia yang harus lebih kuat kemampuannya untuk mempidanakan iblis daripada Allah yang tak berhasil menyajikan barang bukti untuk mendakwa iblis hingga menjadi terpidana yang dapat seketika itu juga dibinasakan.


Apakah Yesus Kristus, setidak-tidaknya menyatakan bahwa manusia itu berdosa sama sekali dan senantiasa dibawah penghakimannya sebagaimana Allah pada era sebelum Ia Sang Firman menjadi manusia dan tinggal diantara manusia (Yohanes 1:14)? Mari kita perhatikan ucapan-ucapan Yesus berikut ini:

0 Tinjauan:Pengajaran Pdt.Erastus Sabdono Tentang Corpus Delicti (13/40)

Oleh: Martin Simamora

Sepuluh Bagian Kedua
Umat Manusia Dalam Pandangan Allah Yang Mengustus Yesus

(Lebih dulu di “Bible Alone”-Selasa,26 Juli 2016- telah diedit dan dikoreksi)



Bacalah lebih dulu: “bagian 12” 

Allah dari tempat-Nya yang mahatinggi  telah memandang bahwa manusia itu telah berdosa dan telah berada di bawah penghakiman-Nya, sehingga begitu menarik untuk diketahui apakah, kemudian, Allah memiliki pemandangan  yang berbeda ketika pada era kedatangan Yesus Kristus kita membaca sabda semacam ini yang sekilas begitu berbeda nuansa dan “Allah”nya (begitukah??):

Yohanes 3:16-17 Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. Sebab Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya oleh Dia.


Begitu besar kasih Allah akan dunia ini?Inikah Allah yang sama itu yang pada era sebelum Yesus datang begitu lantang menyatakan dirinya Sang hakim dan penghakimannya satu-satunya yang benar dan mutlak?


Kita harus memahami bahwa Allah  adalah Sang Hakim juga secara bersamaan adalah Allah yang menghendaki kehidupan bukan kebinasaan berdasarkan kasih yang begitu kokoh tegak dalam dan berdasarkan pengikatan janji diri-Nya dan tindakan dirinya untuk menggenapkannya kepada manusia  yang dikehendakinya sementara Ia sendiri adalah Sang Hakim. Misal pada episode-episode berikut ini:

0 Tinjauan:Pengajaran Pdt.Erastus Sabdono Tentang Corpus Delicti (12/40)

Oleh: Martin Simamora 

Sepuluh Bagian Kedua
Umat Manusia Dalam Pandangan Allah Yang Mengustus Yesus

(Lebih dulu di “Bible Alone”-Senin,25 Juli 2016- telah diedit dan dikoreksi)



Bacalah lebih dulu: “bagian 11

Manusia dalam perbudakan dosa dan dalam penghakiman Allah, juga, dengan demikian menunjukan bahwa umat manusia bahkan untuk sekedar membicarakan, membangun dan menyelenggarakan penghakiman yang berkeadilan pun tak dapat terjadi berdasarkan dari dirinya sendiri, tetapi dari Allah. Alkitab memberikan realitas tersebut pada kita.


Bagaimanakah pengadilan dan penghakiman dalam Alkitab  atau bagaimanakah Allah menegakan keadilan dalam penghakiman-Nya  di dunia ini,akan memberitahukan kepada setiap pembaca bahwa  manusia tak memiliki gagasan dan kemampuan untuk pada diri mereka sendiri menghadirkannya kecuali Allah memberikannya.

Perhatikanlah sejumlah teks berikut ini:  

Ulangan 1:17 Dalam mengadili jangan pandang bulu. Baik perkara orang kecil maupun perkara orang besar harus kamu dengarkan. Jangan gentar terhadap siapapun, sebab pengadilan adalah kepunyaan Allah. Tetapi perkara yang terlalu sukar bagimu, harus kamu hadapkan kepadaku, supaya aku mendengarnya. 


Keluaran 18:19-23 Jadi sekarang dengarkanlah perkataanku, aku akan memberi nasihat kepadamu dan Allah akan menyertai engkau. Adapun engkau, wakililah bangsa itu di hadapan Allah dan kauhadapkanlah perkara-perkara mereka kepada Allah. Kemudian haruslah engkau mengajarkan kepada mereka ketetapan-ketetapan dan keputusan-keputusan, dan memberitahukan kepada mereka jalan yang harus dijalani, dan pekerjaan yang harus dilakukan. Di samping itu kaucarilah dari seluruh bangsa itu orang-orang yang cakap dan takut akan Allah, orang-orang yang dapat dipercaya, dan yang benci kepada pengejaran suap; tempatkanlah mereka di antara bangsa itu menjadi pemimpin seribu orang, pemimpin seratus orang, pemimpin lima puluh orang dan pemimpin sepuluh orang. Dan sewaktu-waktu mereka harus mengadili di antara bangsa; maka segala perkara yang besar haruslah dihadapkan mereka kepadamu, tetapi segala perkara yang kecil diadili mereka sendiri; dengan demikian mereka meringankan pekerjaanmu, dan mereka bersama-sama dengan engkau turut menanggungnya. Jika engkau berbuat demikian dan Allah memerintahkan hal itu kepadamu, maka engkau akan sanggup menahannya, dan seluruh bangsa ini akan pulang dengan puas senang ke tempatnya."


Keluaran 23:1-2 Janganlah engkau menyebarkan kabar bohong; janganlah engkau membantu orang yang bersalah dengan menjadi saksi yang tidak benar. Janganlah engkau turut-turut kebanyakan orang melakukan kejahatan, dan dalam memberikan kesaksian mengenai sesuatu perkara janganlah engkau turut-turut kebanyakan orang membelokkan hukum.


Ulangan 10:17 Sebab TUHAN, Allahmulah Allah segala allah dan Tuhan segala tuhan, Allah yang besar, kuat dan dahsyat, yang tidak memandang bulu ataupun menerima suap;


Ulangan 16:18-19 Hakim-hakim dan petugas-petugas haruslah kauangkat di segala tempat yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu, menurut suku-sukumu; mereka harus menghakimi bangsa itu dengan pengadilan yang adil. Janganlah memutarbalikkan keadilan, janganlah memandang bulu dan janganlah menerima suap, sebab suap membuat buta mata orang-orang bijaksana dan memutarbalikkan perkataan orang-orang yang benar.


Bagi Allah pengadilan itu miliknya, termasuk yang diselenggarakan di dunia ini. Jika pada bagian sebelumnya, Allah dinyatakan sebagai satu-satunya hakim di dunia ini, maka pada teks ini dikatakan bahwa pengadilan dan keadilan adalah kepunyaan Allah. Lebih jauh lagi ditunjukan bahwa institusi pengadilan dan keadilan dunia ini termasuk kemampuan hakim untuk mengnagani sebuah perkara, sangat terbatas dan sangat bercela dihadapan pengadilan dan keadilan Allah

0 Tinjauan:Pengajaran Pdt.Erastus Sabdono Tentang Corpus Delicti (11/40)

Oleh: Martin Simamora

Sepuluh Bagian Kedua
Umat Manusia Dalam Pandangan Allah Yang Mengustus Yesus

(Lebih dulu di “Bible Alone”-Sabtu,23 Juli 2016- telah diedit dan dikoreksi)



Bacalah lebih dulu: “Bagian10” 

Sehingga terkait “umat manusia dalam pandangan Allah yang mengutus Yesus,”maka harus memperhatikan 2 realitas manusia dalam pandangan Allah. Memahami ini maka akan mengerti mengapa manusia tidak dapat diperlakukan oleh pendeta Erastus Sabdono sebagai corpus delicti [dalam interpretasi alanya] yang dapat digunakan Allah dalam pengadilannya melawan iblis, sehingga terpenuhilah keadilan-Nya secara sempurna. Satu hal dan memang menjadi satu-satunya kebenaran yang harus diperhatikan, dipertimbangkan dan ditinjau dalam Allah memandang manusia adalah  Siapakah Dia sejak semula kala berdiri dihadapan manusia berdosa. Dia sebelum mengirim Anak-Nya yang Tunggal.


Apakah Allah sejak semula telah menyatakan diri-Nya adalah hakim atas dunia sehingga dengan demikian realitas umat manusia adalah: berdosa dan telah berada di bawah penghakiman Allah.  Ini adalah realitas pertama.  Realitas pertama ini akan menunjukan juga apakah sejak semula Allah memberikan indikasi yang bagaimanapun bahwa Ia membutuhkan manusia-manusia yang mau menjadi pengikut-Nya dan mau menjadi bukti atau corpus delicti untuk menolong-Nya. Ini penting dan begitu penting sebab sebagaimana Yesus menunjukan ketakterputusan era sebelum kelahirannya dan era setelah kelahirannya dalam relasi eranya dan dirinya adalah penggenap era sebelumnya, atau era sebelumnya menuntun pada kedatangan-Nya seperti pada pernyataan semacam ini:

Lukas 24:25-27 Lalu Ia berkata kepada mereka: "Hai kamu orang bodoh, betapa lambannya hatimu, sehingga kamu tidak percaya segala sesuatu, yang telah dikatakan para nabi! Bukankah Mesias harus menderita semuanya itu untuk masuk ke dalam kemuliaan-Nya?" Lalu Ia menjelaskan kepada mereka apa yang tertulis tentang Dia dalam seluruh Kitab Suci, mulai dari kitab-kitab Musa dan segala kitab nabi-nabi.


Lukas 24:44-47 Ia berkata kepada mereka: "Inilah perkataan-Ku, yang telah Kukatakan kepadamu ketika Aku masih bersama-sama dengan kamu, yakni bahwa harus digenapi semua yang ada tertulis tentang Aku dalam kitab Taurat Musa dan kitab nabi-nabi dan kitab Mazmur." Lalu Ia membuka pikiran mereka, sehingga mereka mengerti Kitab Suci. Kata-Nya kepada mereka: "Ada tertulis demikian: Mesias harus menderita dan bangkit dari antara orang mati pada hari yang ketiga, dan lagi: dalam nama-Nya berita tentang pertobatan dan pengampunan dosa harus disampaikan kepada segala bangsa, mulai dari Yerusalem.

Maka realitas kedua akan berbunyi: Apakah Allah, kemudian, setelah Ia mengutus Sang Firman ke dalam dunia ini menjadi manusia yaitu Anak Tunggal Allah,  kemudian mengalami perubahan baik dalam kekudusan-Nya dan pandangan-Nya terhadap manusia, dosa dan iblis sehingga Sang Mesias ketika datang hanya menanggung penghukuman dan berupaya menjadi corpus delicti yang menunjukan seharusnya  manusia-manusia yaitu anak-anak Allah dapat menjadi bukti atau corpus delicti yang dapat membungkam iblis sehingga melepaskan Allah dari ketakberdayaannya terhadap iblis? Realitas kedua ini akan menunjukan adakah ketakterputusan bahwa Sang Kristus telah dituliskan oleh para nabi untuk menjadi corpus delicti agar manusia dapat menjadi corpus delicti; apakah  para nabi telah menuliskan bahwa Yesus dan anak-anak Allah yang mau menjadi corpus delicti memiliki kemungkinan besar untuk membantu ketakberdayaan Allah dalam pengadilan-Nya, sebagaimana diajarkan oleh pendeta Dr. Erastus Sabdono?

0 Tinjauan:Pengajaran Pdt.Erastus Sabdono Tentang Corpus Delicti (10/40)

Martin Simamora

Itu Sebabnya Bukan Untuk Menjadi Corpus Delicti

(Lebih dulu di “Bible Alone”-Kamis,21 Juli 2016- telah diedit dan dikoreksi)


Bacalah lebih dulu: “bagian  9

Anak-anak Allah seharusnya dan harus berjuang menjadi corpus delicti atau menjadi bukti di pengadilan Allah, terjadi kala anak-anak Allah tersebut dapat meneladani Yesus yang telah berhasil menjadi corpus delicti atau bukti bahwa mereka seharusnya  juga dapat mentaati dan menghormati Allah sehingga dapat menjadi corpus delicti atau bukti yang dapat menolong Allah yang tak berdaya untuk membungkam iblis. Inilah corpus delicti yang sedang dimaksudkan oleh pendeta Erastus.


Itulah bukti yang diperlukan Allah dalam pengadilan Allah terhadap iblis dan bagaimana bukti itu diproduksi dan menunjukan apakah bukti atau corpus delicti itu, yaitu:bahwa anak-anak Allah dapat meneladani Yesus. Ajaran pendeta Erastus telah sama sekali tak berseiringan dengan:

Iblispun terbukti dan pantas dihukum


Bukti yang dapat dimiliki anak-anak Allah dan bagaimana mereka harus berlaku agar dapat menjadi corpus delicti atau bukti kejahatan iblis, sama sekali tak akan berbicara untuk memberikan sokongan pada penghakiman dan penghukuman Allah terhadap iblis. 

Mengapa?

Ke-corpus delicti-an pada anak-anak Allah yang diajarkan oleh pendeta Erastus adalah  ini:
Sekaligus oleh ketaatan-Nya ia bisa menjadi CORPUS DELICTI yang membuktikan bahwa seharusnya anak-anak Allah dapat taat dan menghormati-Nya dengan benar

sama sekali tidak membuktikan tindakan kejahatan yang telah dilakukan oleh iblis dan bagaimana iblis melakukan tindak kejahatannya, tetapi membuktikan, di hadapan Allah, bahwa anak-anak Allah dapat meneladani Yesus.  Bukankah dikatakan oleh pendeta Erastus bahwa menjadi corpus delicti berarti “seharusnya anak-anak Allah dapat taat dan menghormati-Nya dengan benar” sebagaimana Yesus Kristus?

0 Tinjauan:Pengajaran Pdt.Erastus Sabdono Tentang Corpus Delicti (9/40)

Martin Simamora

Problem Dunia: Siapakah Yesus Sesungguhnya?

(Lebih dulu di “Bible Alone”-Rabu,20 Juli 2016- telah diedit dan dikoreksi)


Bacalah lebih dulu “bagian 8

Corpus delicti, oleh pendeta Erastus Sabodono, bukan saja telah me-redefinisi ketuhan-an tetapi juga kemanusiaan (perendahan) Anak Tunggal Allah  dalam cara yang begitu berlawanan dengan eksistensi dan pengajaran Yesus yang telah datang ke dalam dunia. Eksistensinya atau siapakah dia  tak perpisahkan dengan pengajarannya seperti nampak dalam ucapannya seperti ini:

Yohanes 10:27-28 Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku dan Aku mengenal mereka dan mereka mengikut Aku, dan Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya dan seorangpun tidak akan merebut mereka dari tangan-Ku.


Yohanes 10:36 masihkah kamu berkata kepada Dia yang dikuduskan oleh Bapa dan yang telah diutus-Nya ke dalam dunia: Engkau menghujat Allah! Karena Aku telah berkata: Aku Anak Allah?


Lukas 5:24 Tetapi supaya kamu tahu, bahwa di dunia ini Anak Manusia berkuasa mengampuni dosa" --berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu--:"Kepadamu Kukatakan, bangunlah, angkatlah tempat tidurmu dan pulanglah ke rumahmu!"

Tak ada sama sekali relasi untuk tujuan menjadi corpus delicti bagi anak-anak Allah terhadap Yesus tetapi:”memberikan hidup yang  kekal” dan “memberikan kepastian tidak akan binasa sampai selama-lamanya.” Apakah yang Yesus kehendaki agar diketahui oleh manusia? Jawabnya adalah tentang siapakah dirinya dan apakah tujuannya yang berkaitan dengan kuasa dan otoritas untuk mewujudkan tujuannya, yaitu: “Anak Manusia berkuasa mengampuni dosa.”

Bukan agar manusia tahu bahwa Allah memiliki problem, yaitu: bercela dihadapan iblis sehingga belum bisa membuktikan iblis bersalah sampai ada manusia-manusia yang memberikan pada Allah bukti-bukti yang akan menegakan keadilan Allah di hadapan iblis.

0 Tinjauan:Pengajaran Pdt.Erastus Sabdono Tentang Corpus Delicti (8/40)

Martin Simamora

Problem Dunia: Siapakah Yesus Sesungguhnya?

(Lebih dulu di “Bible Alone”-Selasa,19 Juli 2016- telah diedit dan dikoreksi)


Bacalah lebih dulu: “bagian 7

Telah dinyatakan oleh Yesus sendiri berdasarkan perkataan dan perbuatannya, bagaimana Ia dan perkataannya berkuasa atas setan dan pemerintahannya, maka “siapakah Yesus” menurut Sang Mesias itu sendiri, telah sama sekali menolak pengajaran pendeta Dr. Erastus Sabdono mengenai  siapakah dan apakah tujuan dan karya Yesus Kristus di dalam dunia ini yang sebatas untuk menanggung penghukuman tanpa kemerdekaan dari pemerintahan iblis dan menjadi corpus delicti bagi kepentingan anak-anak Allah. Perhatikan ini kembali:

“Manusia harus dihukum,tetapi Allah ingin mengampuni manusia. Oleh sebab itu harus ada yang memikul atau menanggung dosa manusia tersebut. Itulah sebabnya Bapa mengutus Putera-Nya yang tunggal, Tuhan Yesus untuk menggantikan tempat manusia yang harus dihukum tersebut. Ini dilakukan-Nya untuk memenuhi atau menjawab keadilan Allah. Sekaligus oleh ketaatan-Nya ia bisa menjadi CORPUS DELICTI yang membuktikan bahwa seharusnya anak-anak Allah dapat taat dan menghormati-Nya dengan benar. Iblispun terbukti dan pantas dihukum[halaman 37- “Aturan Main”]”  


Dalam upaya mengokohkan pengajarannya tentang siapakah dan apakah tujuan kedatangan Yesus, maka untuk menentang Yesus,pertama-tama, pendeta Erastus harus menuliskan kembali apakah yang menjadi maksud pengutusan Yesus ke dalam dunia ini oleh Bapa: “Oleh sebab itu harus ada yang memikul atau menanggung dosa manusia tersebut. Itulah sebabnya Bapa mengutus putera-Nya yang tunggal, Tuhan Yesus untuk menggantikan tempat manusia yang harus dihukum tersebut.  Sehingga oleh ketaatan-Nya ia bisa menjadi CORPUS DELICTI” 

Jenis pengajaran yang melawan kebenaran yang diucapkan oleh Yesus sendiri:
Anchor of Life Fellowship , Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri - Efesus 2:8-9