Mengapa
Mentaati Yesus Bukan Opsional(5)
“Lesson
28: Why Obedience Is Not Optional (Luke 6:46-49)
”Alih
bahasa dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia: Martin Simamora
Bacalah lebih
dulu:”bagian 4”
3.Ketaatan Bukan
opsional karena mereka yang tidak mentaati Kristus menghadapi kebinasaan yang
tak terkirakan dan final (Lukas 6:49)
Sebagaimana anda
menilai orang yang membangun rumahnya tanpa sebuah pondasi, anda harus
menanyakan,”Kenapa ia mau melakukan hal yang sebodoh itu?” Bisa ada sejumlah alasan.
Pertama, membangun di atas pondasi melibatkan banyak waktu dan kerja keras
untuk menggali dengan tangan hingga mencapai landasan berbatu dan orang bodoh
malas. Itu jauh lebih mudah untuk mendirikan rumah tanpa semua situasi sukar
meletakan sebuah pondasi yang benar. Sehingga ia mengikuti jalan lain yang
paling mudah untuk dikerjakan. Jika anda pernah mengerjakan proyek-proyek
perbaikan rumah tinggal, anda akan akan menjumpai situasi-situasi dimana
pemilik terdahulu “telah memperbaiki” sebuah problem dengan mengerjakannya
dengan cara gampang, tetapi itu tidak benar. Dalam perjalanan waktu panjang
akan lebih baik untuk melakukannya benar sebagai hal yang dikedepankan, karena anda harus membongkar
perbaikan yang dilakukan serampangan itu untuk dapat benar-benar memperbaiki
problemnya.
Ada sebuah parallel spiritual. Ketidaktaatan biasanya jauh lebih mudah daripada ketaatan, dan itu
terlihat pada saat itu seperti itu akan
membawamu ke tempat yang anda inginkan pergi secara jauh lebih cepat daripada
rute ketaatan yang jauh lebih sukar. Orang yang membangun begitu saja rumahnya
tanpa sebuah pondasi sedang duduk-duduk
sambil meminum perlahan lemon sementara tetangganya diluar bermandikan panas
matahari bercucuran keringat selagi ia menggali tanah untuk pondasinya. Kalian
anak-anak muda melihat seseorang yang hidup dengan pacarnya yang cantik,
menikamti semua kenikmatan seks yang terlihat begitu tanpa
konsekuensi-konsekuensi. Sementara, anda ada di dalam parit-parit pertempuran
kemurnian moralitas dalam ketaatan pada Yesus, dan anda bertanya-tanya,”Mengapa
aku sedang menggali pondasi ini sementara orang
itu duduk dalam rumahnya yang
nyaman dengan pacarnya di pangkuannya?” Tunggulah hingga banjir melanda dan
anda akan mengetahui alasannya!
Alasan lain
mengapa orang tersebut tak peduli untuk
menggali sebuah pondasi yang seharusnya karena ia menginginkan manfaat-manfaat
rumah secara cepat tanpa kerja keras yang semestinya dan waktu untuk
membangunya secara benar. Ia memiliki atas di atas kepalanya dan semua perabot
secara apik telah ditata sementara tetangganya bahkan masih membangun dibawah
permukaan tanah. Secara rohani, banyak orang datang kepada Yesus karena manfaat-manfaat yang ditawarkan-Nya.
Secara kasat mata, mereka secara instan menikmati berkat-berkat keselamatan bahkan
walau mereka tidak pernah bertobat dari dosa dan mereka tidak setiap hari
menghakimi dosa mereka dengan firman Tuhan. Mereka menikmati perasaan-perasaan
baik menyanyi lagu-lagu pujian dan menari-nari dalam musik. Mereka menyukai
kasih dan persekutuan tubuh Kristus. Tetapi dalam kehidupan-kehidupan pribadi,
mereka tidak senantiasa menggali pondasi ketaatan pada firman Tuhan. Banjir
akan menghantam dan rumah rohani mereka akan runtuh.
Alasan ketiga orang
ini tak peduli untuk membangun rumah di dalam sebuah pondasi karena ia bahkan
tidak dapat melihatnya. Ia hidup untuk saat ini saja, tanpa berpikir mengenai
masa depan. Itu bukan musim penghujan saat ia membangun rumahnya. Alur sungai
lagi kering. Banjir? Banjir apa? Sebuah banjir tidak ada dalam benaknya. Ia
hanya ingin berada di dalam rumah barunya dan menikmati kenyamanan-kenyamanan
yang disediakan rumah. Secara rohani kita bodoh jika kita tidak hidup dalam
kebenaran kematian dan penghakiman yang akan datang. Pada hari itulah jiwamu
membutuhkanmu, dan kemudian dimanakah anda akan berada? Jika anda mengaku
sebagai seorang Kristen, tetapi kamu telah hidup sepanjang tahun-tahun hidupmu
bagimu sendiri, tanpa peduli pada memajukan kerajaan Allah,hidupmu didirikan di
atas pasir. Kehidupan semacam ini akan runtuh ketika banhir penghakiman Tuhan
melanda.
Jika
anda mengupas bagian luar, pada begitu banyak orang yang mengaku Kristen,
bahkan banyak yang terlibat dalam pelayanan, pada dasarnya hidup bagi diri
sendiri. Apa yang memotivasi pelayanan Kristen mereka bukan kemuliaan Sang
Juruselamat yang telah memberikan diri-Nya bagi mereka. Mereka
tidak melakukan apa yang sedang mereka lakukan karena mereka mengasihi Tuhan
Yesus. Mereka dimotivasi oleh imbalan-imbalan yang diperoleh dari melayani.
Mereka menyukai penerimaan atau pengakuan. Tetapi jika pelayanan-pelayanan
mereka tidak diakui dan tidak dihargai atau seorang lain mengambil penghargaan
darinya, mereka menjadi marah dan berhenti. Motif-motif mereka
untuk menyenangkan diri sendiri, bukan menyenangkan Tuhan. Mereka tidak
berjerih payah dengan sebuah pandangan untuk penghakiman yang akan datang
ketika mereka akan mendengar perkataan semacam ini:”baik sekali, hamba yang setia dan baik.”
Bersambung ke bagian 6
Segala
Kemuliaan Hanya Bagi Tuhan
No comments:
Post a Comment