Oleh: Martin Simamora
YEDIJA:
“Dikasihi Allah Karena Karunia-Nya Pada Manusia Yang Berada Dalam
Kebinasaan, Bukan Karena Manusia Memperjuangkan Kebenarannya(6.G-4)”
Bacalah lebih
dulu: “Tinjauan Pengajaran Pdt.Dr.Erastus Sabdono Pada keselamatan Di Luar Kristen (6.G-3)”
Sekarang, apakah dasar
bagi Maria, tunangan Yusuf itu untuk mendapatkan kelayakan atau kepantasan sehingga
dapat menerima sebuah keistimewaan untuk mengandung Sang Mesias dari Allah?
Satu-satunya dasar yang membawa kehidupan seorang manusia untuk menjadi alat
penggenapan janji kelahiran Sang Mesias itu, adalah, karena waktu-Nya telah
genap dan berdasarkan pemilihan-Nya:
Lukas
1:26-27 Dalam bulan yang keenam Allah menyuruh
malaikat Gabriel pergi ke sebuah kota di Galilea bernama Nazaret, kepada
seorang perawan yang bertunangan dengan seorang
bernama Yusuf dari keluarga Daud;
nama perawan itu Maria.
Pertama:
kunjungan malaikat Gabriel untuk menjumpai Maria, tunangan Yusuf, berdasarkan pemilihan berdasarkan perintah
dan waktu Allah; kedua: kunjungan
malaikat Gabriel untuk menjumpai Maria, secara tunggal memperhitungkan bahwa ia
dan atau tunangannya
dari
trah Daud. Injil
Lukas,sebagaimana Matius, pun memberikan catatan kritikal akan siapakah
seharusnya Mesias itu. Mesias tak mungkin lahir dari luar bangsa Yahudi dan
apalagi dari sembarang trah sejauh itu bangsa Yahudi.
Bukan karena Maria
dan Yusuf dikenal begitu taat pada ketentuan-ketentuan hukum Taurat atau bahkan
berdasarkan kekudusannya, maka dipilih dan dengan demikian kehendak dan rencana
Allah bahwa Mesias lahir dari bangsa Israel dan dari trah Daud [sebagaimana
janji-Nya lebih lanjut] dapat diwujudkan, tetapi karena Allah berkehendak
sebagaimana yang telah direncanakan sebelumnya. Fakta bapa leluhur Yesus yang
begitu mematikan telah berbicara begitu kuat, jika bukan karena kasih karunia
Allah atas Daud dan Batsyeba isteri almarhum Uria yang dibunuh Daud agar dapat
dimilikinya, tak akan pernah ada yang disebut sebagai keturunan Daud, jikalau Allah tidak mengikatkan dirinya dengan sebuah janji semacam ini:
Maz89:28-37
Aku
akan memelihara kasih setia-Ku bagi dia untuk selama-lamanya, dan
perjanjian-Ku teguh bagi dia. Aku menjamin akan adanya anak cucunya sampai
selama-lamanya, dan takhtanya seumur langit. Jika anak-anaknya
meninggalkan Taurat-Ku dan mereka tidak hidup menurut hukum-Ku, jika
ketetapan-Ku mereka langgar dan tidak berpegang pada perintah-perintah-Ku,
maka
Aku akan membalas pelanggaran mereka dengan gada, dan
kesalahan mereka dengan pukulan-pukulan. Tetapi kasih setia-Ku tidak akan Kujauhkan dari padanya
dan Aku tidak
akan berlaku curang dalam hal kesetiaan-Ku. Aku
tidak akan
melanggar perjanjian-Ku, dan apa yang keluar dari bibir-Ku tidak akan
Kuubah. Sekali Aku bersumpah demi kekudusan-Ku,
tentulah Aku tidak
akan berbohong kepada Daud: Anak cucunya akan ada
untuk selama-lamanya, dan takhtanya seperti matahari di depan mata-Ku, seperti
bulan yang ada selama-lamanya, suatu saksi yang setia di awan-awan."
Malaikat Gabriel
sendiri, hanya memberikan satu dasar untuk keterpilihan dan kegenapan rencana Allah, yaitu berdasarkan kasih karunia: