Oleh : Pdt. Budi Asali, M.Div
Pertanyaan Kesebelas : Kuiz
lnjil Lukas
Berhadiah 1
(satu) mobil sedan BMW (2)
Bacalah lebih dulu bagian 11.1
William Hendriksen: “It
has been well said that the person who was crucified ‘died a thousand deaths.’
Large nails were driven through hands and feet (20:25; cf. Luke 24:40). Among
the horrors which one suffered while thus suspended (with
the feet resting upon a little tablets, not very far away from the ground) were
the following: severe inflammation, the swelling of the wounds in the region of
the nails, unbearable pain from torn tendons, fearful discomfort from the
strained position of the body, throbbing headache, and burning thirst (19:28)” [= Dikatakan dengan benar bahwa orang yang disalib ‘mati
1000 kali’. Paku-paku besar dipakukan menembus tangan dan kaki (20:25; bdk. Luk
24:40). Di antara hal-hal yang mengerikan yang diderita seseorang pada saat
tergantung seperti itu (dengan kaki berpijak pada potongan kayu kecil, tidak
terlalu jauh dari tanah) adalah hal-hal berikut ini: peradangan yang sangat
hebat, pembengkakan dari luka-luka di daerah sekitar paku-paku itu, rasa sakit
yang tidak tertahankan dari tendon-tendon yang sobek, rasa tidak enak yang
sangat hebat karena posisi tubuh yang terentang, sakit kepala yang
berdenyut-denyut, dan rasa haus yang membakar (19:28)] - hal 427.
Barnes’ Notes: “The
manner of the crucifixion was as follows: - After the criminal had carried the
cross, attended with every possible jibe and insult, to the place of execution,
a hole was dug in the earth to receive the foot of it. The cross was laid on
the ground; the persons condemned to suffer was stripped, and was extended on
it, and the soldiers fastened the hands and feet either by nails or thongs.
After they had fixed the nails deeply in the wood, they elevated the cross with
the agonizing sufferer on it; and, in order to fix it more firmly in the earth,
they let it fall violently into the hole which they had dug to receive it. This
sudden fall must have given to the person that was nailed to it a most violent
and convulsive shock, and greatly increased his sufferings. The crucified
person was then suffered to hang, commonly, till pain, exhaustion, thirst, and
hunger ended his life” (= Cara penyaliban
adalah sebagai berikut: - Setelah kriminil itu membawa salib, disertai dengan
setiap ejekan dan hinaan yang dimungkinkan, ke tempat penyaliban, sebuah lubang
digali di tanah untuk menerima kaki salib itu. Salib diletakkan di tanah; orang
yang diputuskan untuk menderita itu dilepasi pakaiannya, dan direntangkan pada
salib itu, dan tentara-tentara melekatkan tangan dan kaki dengan paku atau
dengan tali. Setelah mereka memakukan paku-paku itu dalam-dalam ke dalam kayu,
mereka menaikkan / menegakkan salib itu dengan penderita yang sangat menderita
padanya; dan, untuk menancapkannya dengan lebih teguh di dalam tanah, mereka
menjatuhkan salib itu dengan keras ke dalam lubang yang telah digali untuk
menerima salib itu. Jatuhnya salib dengan mendadak itu pasti memberikan kepada
orang yang disalib suatu kejutan yang keras, dan meningkatkan penderitaannya
dengan hebat. Orang yang disalib itu lalu menderita tergantung, biasanya,
sampai rasa sakit, kehabisan tenaga, kehausan, dan kelaparan mengakhiri
hidupnya).
Barnes’ Notes: “As
it was the most ignominious punishment known, so it was the most painful. The
following circumstances make it a death of peculiar pain: (1.) The position of
the arms and the body was unnatural, the arms being extended back and almost
immovable. The least motion gave violent pain in the hands and feet, and in the
back, which was lacerated with stripes. (2.) The nails, being driven through
the parts of the hands and feet which abound with nerves and tendons, created
the most exquisite anguish. (3.) The exposure of so many wounds to the air
brought on a violent inflammation, which greatly increased the poignancy of the
suffering. (4.) The free circulation of the blood was prevented. More blood was
carried out in the arteries than could be returned by the veins. The
consequence was, that there was a great increase in the veins of the head,
producing an intense pressure and violent pain. The same was true of other
parts of the body. This intense pressure in the blood vessels was the source of
inexpressible misery. (5.) The pain gradually increased. There was no
relaxation, and no rest.” [= Itu adalah hukuman
yang paling hina / memalukan yang dikenal manusia, dan itu juga adalah hukuman
yang paling menyakitkan. Hal-hal berikut ini menyebabkan penyaliban suatu
kematian dengan rasa sakit yang khusus: (1.) Posisi lengan dan tubuh tidak
alamiah, lengan direntangkan ke belakang dan hampir tidak bisa bergerak.
Gerakan yang paling kecil memberikan rasa sakit yang hebat pada tangan dan
kaki, dan pada punggung, yang sudah dicabik-cabik dengan cambuk. (2.) Paku-paku,
yang dimasukkan melalui bagian-bagian tangan dan kaki yang penuh dengan syaraf
dan otot, memberikan penderitaan yang sangat hebat. (3.) Terbukanya begitu
banyak luka terhadap udara menyebabkan peradangan yang hebat, yang sangat
meningkatkan kepedihan / ketajaman penderitaan. (4.) Peredaran bebas dari darah
dihalangi. Lebih banyak darah dibawa keluar oleh arteri-arteri dari pada yang
bisa dikembalikan oleh pembuluh-pembuluh darah balik. Akibatnya ialah, terjadi
peningkatan yang besar dalam pembuluh darah balik di kepala, yang menghasilkan
tekanan dan rasa sakit yang hebat. Hal yang sama terjadi dengan bagian-bagian
tubuh yang lain. Tekanan yang hebat dalam pembuluh darah adalah sumber
penderitaan yang tidak terlukiskan. (5.) Rasa sakit itu naik secara bertahap.
Tidak ada pengendoran, dan tidak ada istirahat].
Saudara adalah orang berdosa, dan sebetulnya
saudaralah yang mengalami penyaliban yang mengerikan ini. Tetapi Kristus sudah
mengalami penyaliban ini supaya saudara bebas dari hukuman Allah, asal saudara
mau percaya dan menerima Dia sebagai Juruselamat dan Tuhan saudara. Sudahkah
saudara percaya dan menerimaNya?
Maz 22 ditulis oleh Daud sekitar 1000 tahun sebelum
Kristus. Dari mana ia bisa tahu penderitaan yang akan menimpa Kristus dengan
begitu detail / terperinci? Lagi-lagi
saya tekankan: adanya nubuat-nubuat seperti ini membuktikan bahwa Alkitab
adalah Firman Tuhan! Kitab Suci agama lain mana yang mempunyai nubuat-nubuat
seperti itu?
II) Tentang
kematian Yesus.
Ayat-ayat Perjanjian Lama yang menunjukkan kematian Yesus:
Yes 53:8-9a - “(8) Sesudah penahanan dan penghukuman
ia terambil, dan tentang nasibnya siapakah yang memikirkannya? Sungguh, ia
terputus dari negeri orang-orang hidup, dan karena pemberontakan umatKu ia
kena tulah. (9a) Orang menempatkan kuburnya
di antara orang-orang fasik, dan dalam matinya ia ada di antara
penjahat-penjahat, ...”.
1) “Sesudah penahanan dan penghukuman ia
terambil” (Yes 53:8a).
Kata ‘terambil’
maksudnya ‘ia terambil oleh kematian’.
Harus diartikan
seperti ini sehingga sesuai dengan kata-kata selanjutnya dalam Yes 53:8c: ‘Sungguh, ia terputus dari negeri
orang-orang hidup’.
Juga kalau kita
membandingkan dengan Kis 8:33 yang mengutip Yes 53:8 ini, maka jelas
bahwa pandangan ini memang benar.
Kis 8:33 - “Dalam
kehinaanNya berlangsunglah hukumanNya; siapakah yang akan menceriterakan
asal-usulNya? Sebab nyawaNya diambil dari bumi”.
Catatan: Albert Barnes (hal 272) mengatakan bahwa Kis 8:33 mengambil dari Yes 53:8 versi LXX / Septuaginta (Perjanjian Lama berbahasa Yunani), yang sekalipun tidak menterjemahkannya secara hurufiah, tetapi cukup tepat dalam memberikan arti umum dari bagian tersebut.
2) “Sungguh, ia terputus dari negeri
orang-orang hidup” (Yes 53:8b).
Ini
jelas menunjuk pada kematian Kristus.
3) “kuburnya ... dalam matinya” (Yes 53:9a).
Ini sudah pasti
menunjuk pada kematian dan penguburan Yesus.
Calvin mengatakan bahwa bagian ini menunjukkan bahwa
kematian Kristus menjadi sumber dari kehidupan kita. Memang, karena upah dosa
adalah maut (Ro 6:23), maka kalau Yesus mau menebus dosa kita, Ia harus
menggantikan kita untuk mengalami kematian / maut tersebut. Tetapi, kalau Ia
memang sudah mengalami maut / kematian itu untuk kita, mengapa kita (orang
Kristen) tetap harus mati? Karena kalau kita tidak mati, kita tidak bisa masuk
ke surga.
1Kor 15:50 - “Saudara-saudara, inilah yang hendak kukatakan kepadamu, yaitu bahwa daging dan darah tidak mendapat bagian dalam Kerajaan Allah dan bahwa yang binasa tidak mendapat bagian dalam apa yang tidak binasa”.
Kita memang tetap harus mati, tetapi kematian itu bukan lagi merupakan hukuman, tetapi jalan masuk ke surga.
Catatan: kalau mau
ditambahkan nubuat dalam Perjanjian Lama yang menunjuk pada kematian Yesus,
maka kita bisa juga menggunakan domba korban dosa ataupun domba Paskah (yang
keduanya disembelih dan mencurahkan darah sampai mati). Ini merupakan
nubuat-nubuat dalam bentuk TYPE, dan Yesus adalah anti-typenya / penggenapannya.
III)
Tentang kebangkitan Yesus.
Ayat-ayat Perjanjian Lama yang menunjukkan kebangkitan
Yesus:
1) Yes 53:10.
Kita sudah melihat
bahwa kematian Yesus dinubuatkan dalam Yes 53:8-9. Dan kebangkitanNya
dinubuatkan dalam Yes 53:10b (jadi, Yes 53 memang berbicara baik tentang
penderitaan, kematian, maupun kebangkitan Yesus).
Yes 53:10 - “Tetapi TUHAN berkehendak meremukkan dia dengan kesakitan. Apabila ia menyerahkan dirinya sebagai korban penebus salah, ia akan melihat keturunannya, umurnya akan lanjut, dan kehendak TUHAN akan terlaksana olehnya”.Yes 53:8-9 sudah bicara tentang kematianNya, tetapi Yes 53:10b mengatakan ‘ia akan melihat keturunannya, umurnya akan lanjut’. Ini tidak mungkin terjadi kecuali Ia bangkit dari antara orang mati.
a) “melihat keturunannya”.
1. ‘keturunannya’.
KJV: ‘his
seed’ (= benihnya /
keturunannya).
RSV/NIV/NASB: ‘his
offspring’ (= keturunannya).
Yang dimaksud dengan ‘keturunan Kristus’ di sini adalah
‘orang kristen’.
Pulpit
Commentary: “The ‘seed’ of a teacher of
religion are his disciples” (= ‘Benih’ / ‘keturunan’ dari seorang guru
agama adalah murid-muridnya) - hal 297.
Bandingkan dengan Filemon 10 Gal 4:19 1Yoh 2:1,18,28 3:7,18 4:4 5:21 dimana kata ‘anak’ digunakan dalam arti ‘murid’ dan dengan 1Kor 4:15 dimana kata ‘bapa’ digunakan dalam arti ‘guru’ / ‘pengajar’. Juga dengan Mark 10:24 Yoh 21:4 dimana Yesus memanggil murid-muridNya dengan sebutan ‘children’ / ‘anak-anak’.
Pulpit
Commentary (hal 297) membandingkan juga dengan Maz 22:31
- “Anak-anak cucu akan beribadah kepadaNya”.
2. ‘melihat
keturunannya’.
Ini menunjukkan
bahwa Ia harus bangkit dari antara orang mati, karena kalau tidak, ia tidak
mungkin bisa melihat ‘keturunan’Nya.
b) “umurnya akan lanjut”.
Calvin:
“Christ
shall not be hindered by his death from prolonging his days, that is, from
living eternally” (= Kristus tidak akan dihalangi oleh kematianNya untuk
memperpanjang hari-hariNya / usiaNya, yaitu, untuk hidup secara kekal) - hal 125.
Jadi, lagi-lagi anak kalimat ini menunjuk pada kebangkitan Yesus dari antara orang mati.
2) Maz 16:10.
Maz 16:10 - “sebab
Engkau tidak menyerahkan aku ke dunia orang mati, dan tidak
membiarkan Orang KudusMu melihat kebinasaan”.
Kitab Suci Indonesia salah terjemahan.
NIV: ‘because you will not abandon me to the grave, nor will you let your Holy One see decay’ (= karena Engkau tidak akan meninggalkan aku di kubur, ataupun akan membiarkan orang KudusMu mengalami pembusukan).
Bdk. Kis 2:24-32 -
“(24) Tetapi Allah membangkitkan Dia dengan melepaskan Dia dari sengsara
maut, karena tidak mungkin Ia tetap berada dalam kuasa maut itu. (25) Sebab
Daud berkata tentang Dia: Aku senantiasa memandang kepada Tuhan, karena Ia
berdiri di sebelah kananku, aku tidak goyah. (26) Sebab itu hatiku bersukacita
dan jiwaku bersorak-sorak, bahkan tubuhku akan diam dengan tenteram, (27) sebab
Engkau tidak menyerahkan (meninggalkan) aku kepada dunia orang
mati (= kubur), dan tidak membiarkan Orang KudusMu melihat kebinasaan (mengalami
pembusukan). (28) Engkau memberitahukan kepadaku jalan kehidupan; Engkau
akan melimpahi aku dengan sukacita di hadapanMu. (29) Saudara-saudara, aku
boleh berkata-kata dengan terus terang kepadamu tentang Daud, bapa bangsa kita.
Ia telah mati dan dikubur, dan kuburannya masih ada pada kita sampai hari ini.
(30) Tetapi ia adalah seorang nabi dan ia tahu, bahwa Allah telah berjanji
kepadanya dengan mengangkat sumpah, bahwa Ia akan mendudukkan seorang dari
keturunan Daud sendiri di atas takhtanya. (31) Karena itu ia telah melihat ke
depan dan telah berbicara tentang kebangkitan Mesias, ketika ia mengatakan,
bahwa Dia tidak ditinggalkan di dalam dunia orang mati, dan bahwa dagingNya
tidak mengalami kebinasaan (pembusukan).
(32) Yesus inilah yang dibangkitkan Allah, dan tentang hal itu kami semua
adalah saksi”.
Catatan: kata-kata yang saya coret itu salah terjemahan, dan saya berikan terjemahan yang benar dalam kurung.
Tujuan teks ini adalah untuk membuktikan bahwa Maz 16:10 tidak
tergenapi dalam diri Daud (karena fakta menunjukkan bahwa Daud mati dan
tetap ada dalam kuburan), tetapi tergenapi dalam diri Kristus, dan ini
membuktikan bahwa nubuat dalam Maz 16:10 memang menubuatkan kebangkitan
Kristus. Hal yang sama terjadi lagi dalam Kis 13:30-37 di bawah ini.
Bdk. Kis 13:30-37 - “(30) Tetapi Allah membangkitkan Dia dari antara orang mati. (31) Dan selama beberapa waktu Ia menampakkan diri kepada mereka yang mengikuti Dia dari Galilea ke Yerusalem. Mereka itulah yang sekarang menjadi saksiNya bagi umat ini. (32) Dan kami sekarang memberitakan kabar kesukaan kepada kamu, yaitu bahwa janji yang diberikan kepada nenek moyang kita, (33) telah digenapi Allah kepada kita, keturunan mereka, dengan membangkitkan Yesus, seperti yang ada tertulis dalam mazmur kedua: AnakKu Engkau! Aku telah memperanakkan Engkau pada hari ini. (34) Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati dan Ia tidak akan diserahkan kembali kepada kebinasaan. Hal itu dinyatakan oleh Tuhan dalam firman ini: Aku akan menggenapi kepadamu janji-janji yang kudus yang dapat dipercayai, yang telah Kuberikan kepada Daud. (35) Sebab itu Ia mengatakan dalam mazmur yang lain: Engkau tidak akan membiarkan Orang KudusMumelihat kebinasaan(mengalami pembusukan). (36) Sebab Daud melakukan kehendak Allah pada zamannya, lalu ia mangkat dan dibaringkan di samping nenek moyangnya, dan ia memang diserahkan kepadakebinasaan(pembusukan). (37) Tetapi Yesus, yang dibangkitkan Allah, tidak demikian”.
Kebangkitan
Yesus ini mutlak penting, karena itu menunjukkan bahwa maut / upah dosa sudah
Ia bereskan. Kalau ada satu dosa saja dari orang-orang percaya yang belum
beres, Yesus tidak mungkin bisa bangkit! Fakta bahwa Yesus bangkit menunjukkan
bahwa semua dosa sudah dibereskan, dan karena itu, siapapun yang mau percaya
kepada Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat pasti akan masuk surga!
3) Kalau masih mau ditambahkan lagi ayat
Perjanjian Lama yang menubuatkan kematian dan sekaligus kebangkitan Yesus, maka
kita bisa melihat pada Kej 3:15.
Kej 3:15 - “Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan ini, antara keturunanmu dan keturunannya; keturunannya akan meremukkan kepalamu, dan engkau akan meremukkan tumitnya.’”.
Setan meremukkan tumit Yesus pada saat Yesus mati di kayu salib, dan
Yesus meremukkan kepala setan pada saat Ia bangkit dari antara orang mati.
Kalau ada A
berkelahi dengan B, dan A meremukkan tumit B, sedangkan B meremukkan kepala A,
maka yang menang adalah B. Jadi, Kej 3:15 sekaligus menubuatkan kemenangan
Yesus atas setan! Dan ini terjadi melalui kematian dan kebangkitanNya!
IV) Tentang
‘3 hari / hari yang ke 3’.
Mana ayat Perjanjian Lama yang menubuatkan bahwa Yesus
akan bangkit pada hari ke 3? Ini
ayatnya!
1) Hos 6:2 - “Ia akan menghidupkan kita
sesudah dua hari, pada hari yang ketiga Ia
akan membangkitkan kita, dan kita akan hidup di hadapanNya”.
Matthew Henry: “They
promise themselves that their deliverance out of their troubles should be to
them as life from the dead (v. 2): ‘After two days he will revive us (that is,
in a short time, in a day or two), and the third day, when it is expected that
the dead body should putrefy and corrupt, and be buried out of our sight, then
will he raise us up, and we shall live in his sight, we shall see his face with
comfort and it shall be reviving to us. Though he forsake for a small moment,
he will gather with everlasting kindness.’ Note, The people of God may not
only be torn and smitten, but left for dead, and may lie so a great while; but
they shall not always lie so, nor shall they long lie so; God will in a little
time revive them; and the assurance given them of this should engage them to
return and adhere to him. But this seems to have a further reference to the
resurrection of Jesus Christ; and the time limited is expressed by two days and
the third day, that it may be a type and figure of Christ’s rising the third
day, which he is said to do according to the scriptures, according to this
scripture; for all the prophets testified of the sufferings of Christ and the
glory that should follow. Let us see and admire the wisdom and goodness of God,
in ordering the prophet’s words so that when he foretold the deliverance of the
church out of her troubles he should at the same time point out our salvation
by Christ, which other salvations were both figures and fruits of; and, though
they might not be aware of this mystery in the words, yet now that they are
fulfilled in the letter of them in the resurrection of Christ it is a confirmation
to our faith that this is he that should come, and we are to look for no other.
And it is every way suitable that a prophecy of Christ’s rising should be thus
expressed, ‘He will raise us up, and we shall live,’ for Christ rose as the
first-fruits, and we revive with him, we live through him; he rose for our
justification, and all believers are said to be risen with Christ” (= Umat Allah bukan hanya bisa dicabik-cabik dan dipukul /
dihantam, tetapi ditinggalkan untuk mati, dan bisa terbaring demikian untuk
sementara waktu; tetapi mereka tidak akan selalu demikian, juga mereka tidak
akan terbaring demikian untuk waktu yang lama; dalam waktu yang singkat Allah
akan menghidupkan mereka; dan keyakinan yang diberikan kepada mereka tentang
hal ini seharusnya menarik mereka untuk kembali dan setia kepadaNya / mengikuti
Dia. Tetapi ini kelihatannya mempunyai referensi yang lebih jauh pada
kebangkitan dari Yesus Kristus; dan waktu yang dibatasi dinyatakan oleh ‘dua
hari’ dan ‘hari ketiga’, supaya itu bisa menjadi
TYPE dan gambar dari kebangkitan Kristus
pada hari ketiga).
Catatan: saya hanya menterjemahkan bagian yang saya garis-bawahi.
Adam
Clarke: “‘After two days will he revive.’ Such is his
power that in two or three days he can restore us. He can realize all our
hopes, and give us the strongest token for good. ‘In the third day he will
raise us up.’ In so short a time can he give us complete deliverance. These
words are supposed to refer to the death and resurrection of our Lord; and it
is thought that the apostle refers to them, 1 Cor 15:4: ‘Christ rose again the
third day, according to the Scriptures;’ and this is the only place in the
Scriptures, i.e., of the Old Testament, where his resurrection on the third day
seems to be hinted at. The original, yqimeenuw,
has been translated, he will raise him up. Then they who trusted in him could
believe that they should be quickened together with him. ‘And we shall live in
his sight.’ His resurrection being a proof of theirs” (= ‘Setelah dua
hari Ia akan menghidupkan’. Demikianlah kuasaNya sehingga dalam dua atau tiga
hari Ia bisa memulihkan kita. Ia bisa merealisasikan seluruh pengharapan kita,
dan memberikan kita tanda yang terkuat untuk selama-lamanya. ‘Pada hari ketiga
Ia akan membangkitkan kita’. Dalam waktu yang begitu singkat Ia bisa memberikan
kepada kita pembebasan yang sempurna. Kata-kata ini dianggap menunjuk pada
kematian dan kebangkitan dari Tuhan kita; dan dianggap bahwa sang rasul
menunjuk kepadanya, 1Kor 15:4: ‘Kristus bangkit kembali pada hari ketiga,
sesuai dengan Kitab Suci’; dan ini adalah satu-satunya tempat dalam Kitab
Suci, yaitu dalam Perjanjian Lama, dimana kebangkitanNya pada hari ketiga
kelihatannya diisyaratkan / digambarkan. Kata bahasa asli, yqimeenuw, telah
diterjemahkan, ‘Ia akan membangkitkanNya’. Maka mereka yang percaya kepadaNya
bisa percaya bahwa mereka akan dihidupkan kembali bersama dengan Dia. ‘Dan kita
akan hidup di hadapanNya’. KebangkitanNya merupakan suatu bukti dari
kebangkitan mereka).
1Kor 15:4 - “bahwa Ia telah dikuburkan, dan bahwa Ia telah dibangkitkan, pada hari yang ketiga, sesuai dengan Kitab Suci”.
Catatan: saya tak setuju dengan kata-kata yang saya garis-bawahi, karena ayat
tentang Yunus yang akan saya jelaskan di bawah jelas juga menunjuk kepada
kebangkitan Kristus pada hari ke 3. Bahkan saya berpendapat bahwa ayat tentang
Yunus itu menunjuk pada kebangkitan pada hari ke 3 secara lebih jelas lagi.
Jamieson, Fausset& Brown: “After two days will he revive us: in the third day he will raise us
up, and we shall live in his sight. Primarily, in type, Israel’s national
revival, in a short period (‘two or three’ being used to denote a few days, Isa
17:6; Luke 13:32-33, ‘I do cures today and tomorrow, and the third day I shall
be perfected. Nevertheless I must walk today, and tomorrow, and the day
following’); antitypically the language is so framed as to refer in its full
accuracy only to Messiah, the ideal Israel (Isa 49:3; the ‘Son called out of
Egypt,’ as ‘Israel’ was: cf. Matt 2:15, with Hos 11:1), raised on the third day
(John 2:19, ‘Destroy this temple, and in three days I will raise it up;’ 1 Cor
15:4, ‘He rose again the third day, according to the Scriptures;’ cf. Isa
53:10). Compare the similar use of Israel’s political resurrection as the type
of the general resurrection, of which ‘Christ’s resurrection is the
first-fruits’ (Isa 26:19; Ezek 37:1-14; 1 Cor 15:22-23; Dan 12:2)” [= Setelah dua hari Ia akan menghidupkan kita: pada hari
ketiga Ia akan membangkitkan kita, dan kita akan hidup di hadapanNya. Terutama,
dalam TYPE, kebangkitan nasional dari Israel, dalam waktu yang singkat
(kata-kata ‘dua atau tiga’ digunakan untuk menunjuk pada beberapa hari, Yes
17:6; Luk 13:32-33, ‘Aku menyembuhkan hari ini dan besok, dan hari ketiga Aku
akan disempurnakan. Tetapi Aku harus berjalan hari ini, dan besok, dan hari
berikutnya’); secara ANTI-TYPE kata-katanya disusun sedemikian rupa sehingga
menunjuk dengan ketepatan yang penuh hanya kepada Mesias, Israel yang ideal
(Yes 49:3; ‘Anak yang dipanggil dari Mesir’, seperti ‘Israel’: bdk. Mat 2:15,
dengan Hos 11:1), dibangkitkan pada hari ketiga (Yoh 2:19, ‘Rombak Bait Allah ini, dan dalam tiga hari Aku akan
mendirikannya kembali’; 1Kor 15:4, ‘Ia bangkit kembali pada hari ketiga, sesuai
dengan Kitab Suci’; bdk. Yes 53:10). Bandingkan penggunaan yang serupa tentang
kebangkitan politik Israel sebagai TYPE dari kebangkitan umum, tentang mana
‘kebangkitan Kristus adalah buah sulung’ (Yes 26:19; Yeh 37:1-14; 1Kor
15:22-23; Dan 12:2)].
Yes 17:6 - “Dari
padanya akan tertinggal sisa untuk pemetikan susulan seperti pada waktu orang
menjolok buah zaitun, tertinggal satu dua (KJV/RSV/NIV/NASB: ‘two or three’) di sebelah pucuknya dan
beberapa di dahan-dahannya, demikianlah firman TUHAN, Allah Israel”.
Luk 13:32-33 - “(32) Jawab
Yesus kepada mereka: ‘Pergilah dan katakanlah kepada si serigala itu: Aku
mengusir setan dan menyembuhkan orang, pada hari ini dan besok, dan pada hari
yang ketiga Aku akan selesai. (33) Tetapi hari ini dan besok dan lusa Aku harus
meneruskan perjalananKu, sebab tidaklah semestinya seorang nabi dibunuh kalau
tidak di Yerusalem”.
Yes 49:3 - “Ia berfirman kepadaku: ‘Engkau
adalah hambaKu, Israel, dan olehmu Aku akan menyatakan keagunganKu.’”.
Mat 2:15 - “dan
tinggal di sana hingga Herodes mati. Hal itu terjadi supaya genaplah yang
difirmankan Tuhan oleh nabi: ‘Dari Mesir Kupanggil AnakKu.’”.
Hos 11:1 - “Ketika Israel masih muda,
Kukasihi dia, dan dari Mesir Kupanggil anakKu itu”.
Yoh 2:19 - “Jawab Yesus kepada mereka:
‘Rombak Bait Allah ini, dan dalam tiga hari Aku akan mendirikannya kembali.’”.
1Kor 15:4 - “bahwa Ia
telah dikuburkan, dan bahwa Ia telah dibangkitkan, pada hari yang ketiga,
sesuai dengan Kitab Suci”.
Yes 53:10 - “Tetapi TUHAN berkehendak
meremukkan dia dengan kesakitan. Apabila ia menyerahkan dirinya sebagai korban
penebus salah, ia akan melihat keturunannya, umurnya akan lanjut, dan kehendak
TUHAN akan terlaksana olehnya”
Yes 26:19 - “Ya, TUHAN, orang-orangMu yang
mati akan hidup pula, mayat-mayat mereka akan bangkit pula. Hai orang-orang
yang sudah dikubur di dalam tanah bangkitlah dan bersorak-sorai! Sebab embun
TUHAN ialah embun terang, dan bumi akan melahirkan arwah kembali”.
Yeh 37:1-14 - “(1) Lalu
kekuasaan TUHAN meliputi aku dan Ia membawa aku ke luar dengan perantaraan
RohNya dan menempatkan aku di tengah-tengah lembah, dan lembah ini penuh dengan
tulang-tulang. (2) Ia membawa aku melihat tulang-tulang itu
berkeliling-keliling dan sungguh, amat banyak bertaburan di lembah itu; lihat,
tulang-tulang itu amat kering. (3) Lalu Ia berfirman kepadaku: ‘Hai anak
manusia, dapatkah tulang-tulang ini dihidupkan kembali?’ Aku menjawab: ‘Ya
Tuhan ALLAH, Engkaulah yang mengetahui!’ (4) Lalu firmanNya kepadaku:
‘Bernubuatlah mengenai tulang-tulang ini dan katakanlah kepadanya: Hai
tulang-tulang yang kering, dengarlah firman TUHAN! (5) Beginilah firman Tuhan
ALLAH kepada tulang-tulang ini: Aku memberi nafas hidup di dalammu, supaya kamu
hidup kembali. (6) Aku akan memberi urat-urat padamu dan menumbuhkan daging
padamu, Aku akan menutupi kamu dengan kulit dan memberikan kamu nafas hidup,
supaya kamu hidup kembali. Dan kamu akan mengetahui bahwa Akulah TUHAN.’ (7)
Lalu aku bernubuat seperti diperintahkan kepadaku; dan segera sesudah aku
bernubuat, kedengaranlah suara, sungguh, suatu suara berderak-derak, dan tulang-tulang
itu bertemu satu sama lain. (8) Sedang aku mengamat-amatinya, lihat, urat-urat
ada dan daging tumbuh padanya, kemudian kulit menutupinya, tetapi mereka belum
bernafas. (9) Maka firmanNya kepadaku: ‘Bernubuatlah kepada nafas hidup itu,
bernubuatlah, hai anak manusia, dan katakanlah kepada nafas hidup itu:
Beginilah firman Tuhan ALLAH: Hai nafas hidup, datanglah dari keempat penjuru
angin, dan berembuslah ke dalam orang-orang yang terbunuh ini, supaya mereka
hidup kembali.’ (10) Lalu aku bernubuat seperti diperintahkanNya kepadaku. Dan
nafas hidup itu masuk di dalam mereka, sehingga mereka hidup kembali. Mereka
menjejakkan kakinya, suatu tentara yang sangat besar. (11) FirmanNya kepadaku:
‘Hai anak manusia, tulang-tulang ini adalah seluruh kaum Israel. Sungguh,
mereka sendiri mengatakan: Tulang-tulang kami sudah menjadi kering, dan
pengharapan kami sudah lenyap, kami sudah hilang. (12) Oleh sebab itu,
bernubuatlah dan katakan kepada mereka: Beginilah firman Tuhan ALLAH: Sungguh,
Aku membuka kubur-kuburmu dan membangkitkan kamu, hai umatKu, dari dalamnya,
dan Aku akan membawa kamu ke tanah Israel. (13) Dan kamu akan mengetahui bahwa
Akulah TUHAN, pada saat Aku membuka kubur-kuburmu dan membangkitkan kamu, hai
umatKu, dari dalamnya. (14) Aku akan memberikan RohKu ke dalammu, sehingga kamu
hidup kembali dan Aku akan membiarkan kamu tinggal di tanahmu. Dan kamu akan
mengetahui bahwa Aku, TUHAN, yang mengatakannya dan membuatnya, demikianlah
firman TUHAN.’”.
1Kor 15:22-23 - “(22) Karena
sama seperti semua orang mati dalam persekutuan dengan Adam, demikian pula
semua orang akan dihidupkan kembali dalam persekutuan dengan Kristus. (23)
Tetapi tiap-tiap orang menurut urutannya: Kristus sebagai buah sulung; sesudah
itu mereka yang menjadi milikNya pada waktu kedatanganNya”.
Dan 12:2 - “Dan
banyak dari antara orang-orang yang telah tidur di dalam debu tanah, akan
bangun, sebagian untuk mendapat hidup yang kekal, sebagian untuk mengalami
kehinaan dan kengerian yang kekal”.
Wycliffe Bible Commentary: “The fact that ‘after two days’ and ‘the third
day’ serve as an idiom for a short period of time may be demonstrated by Jesus’
use of the idiom in Lk 13:32-33. The words should not be applied to the
Resurrection in a primary sense, although they may be regarded as typical (cf.
Hos 11:1). As God brought his son Israel from the Exile ‘after three days’ (i.
e., a brief period of time), so he raised his Son Jesus from the tomb outside
the walls of Jerusalem on the third day (literally)” [= Fakta
bahwa ‘setelah dua hari’ dan ‘hari ketiga’ digunakan sebagai suatu ungkapan
untuk menunjuk pada suatu jangka waktu yang pendek bisa ditunjukkan oleh
penggunaan ungkapan ini oleh Yesus dalam Luk 13:32-33. Kata-kata itu tidak
boleh diterapkan pada kebangkitan dalam arti utama, sekalipun kata-kata itu
bisa dianggap sebagai bersifat TYPE (bdk. Hos 11:1). Seperti Allah membawa
anakNya Israel dari pembuangan ‘setelah tiga hari’ (artinya, suatu jangka waktu
yang pendek), demikian juga Ia membangkitkan AnakNya Yesus dari kubur di luar
tembok-tembok Yerusalem pada hari ketiga (secara hurufiah)].
Luk 13:32-33 - “(32) Jawab
Yesus kepada mereka: ‘Pergilah dan katakanlah kepada si serigala itu: Aku
mengusir setan dan menyembuhkan orang, pada hari ini dan besok, dan pada
hari yang ketiga Aku akan selesai. (33) Tetapi hari ini dan besok dan
lusa Aku harus meneruskan perjalananKu, sebab tidaklah semestinya seorang
nabi dibunuh kalau tidak di Yerusalem”.
KJV: ‘to day and to morrow, and the third day ... to day, and to
morrow, and the day following’ (= hari ini dan besok, dan hari yang ketiga
... hari ini, dan besok, dan hari berikutnya).
Hos 11:1 - “Ketika Israel masih muda,
Kukasihi dia, dan dari Mesir Kupanggil anakKu itu”.
Pulpit Commentary: “Theodoret
and most of the Fathers understood this verse to refer to the resurrection of
Christ on the third day after three days’ rest in the grave. ... The political
resurrection of Israel may dimly shadow forth, by way of type, the resurrection
of Messiah and the general resurrection of which he is the Firstfruits” (= Theodoret dan kebanyakan bapa-bapa gereja menganggap ayat
ini menunjuk pada kebangkitan dari Kristus pada hari ketiga setelah istirahat 3
hari dalam kubur. ... Kebangkitan secara politik dari Israel bisa secara kabur
membayangkan, sebagai suatu TYPE, kebangkitan dari Mesias dan kebangkitan umum
tentang mana Ia adalah buah sulung).
Calvin: “this place is usually referred to Christ, as
declaring, that God would, after two days, and on the third, raise up his
Church; for Christ, we know, did not rise privately for himself, but for his
members, inasmuch as he is the firstfruits of them who shall rise. This sense
does not seem then unsuitable, that is, that the Prophet here encourages the
faithful to entertain hope of salvation, because God would raise up his only-begotten
Son, whose resurrection would be the common life of the whole Church. ... Let
us now see what the Prophet meant. He here adds, I doubt not, a second source
of consolation, that is, that if God should not immediately revive his people,
there would be no reason for delay to cause weariness, as it is wont to do; for
we see that when God suffers us to languish long, our spirits fail; and those
who at first seem cheerful and courageous enough, in process of time become
faint. ... But at the same time I do not deny but that God has exhibited a
remarkable and a memorable instance of what is here said in his only-begotten
Son. ... the Father did not restore life to Christ as soon as he was taken down
from the cross; he was deposited in the sepulchre, and he lay there to the
third day. When God then intends that we should languish for a time, let us
know that we are thus represented in Christ our head, and hence let us gather
materials of confidence. We have then in Christ an illustrious proof of this prophecy” (= tempat
ini biasanya dihubungkan dengan Kristus, sebagai menyatakan, bahwa Allah akan,
setelah dua hari, dan pada hari ketiga, membangkitkan GerejaNya; karena
Kristus, kita tahu, tidak bangkit secara pribadi untuk diriNya sendiri, tetapi
untuk anggota-anggotaNya, karena Ia adalah buah sulung dari mereka yang akan
bangkit. Arti ini bukannya tidak cocok pada saat itu, yaitu bahwa di sini sang
Nabi mendorong orang-orang yang setia / percaya untuk mempunyai pengharapan
tentang keselamatan, karena Allah akan membangkitkan Anak tunggalNya, yang
kebangkitanNya akan menjadi kehidupan umum dari seluruh Gereja. ... Hendaklah
kita sekarang melihat apa yang sang Nabi maksudkan. Saya tidak meragukan bahwa
di sini ia menambahkan suatu sumber penghiburan yang kedua, yaitu, bahwa jika
Allah tidak segera menghidupkan umatNya, maka tidak ada alasan sehingga
penundaan itu menyebabkan kebosanan / kelesuan, seperti yang biasanya terjadi;
karena kita melihat bahwa pada waktu Allah membiarkan kita merana untuk waktu
yang lama, maka semangat kita menjadi lemah; dan mereka yang mula-mula
kelihatannya cukup bersukacita dan berani, dalam proses waktu menjadi lemah.
... Tetapi pada saat yang sama saya tidak menyangkal bahwa Allah telah
menunjukkan suatu contoh yang sangat hebat dan mengesankan tentang apa yang
dikatakan di sini dalam diri AnakNya yang tunggal. ... Bapa tidak mengembalikan
kehidupan kepada Kristus begitu Ia diturunkan dari salib; Ia ditaruh /
ditempatkan dalam kuburan, dan Ia berbaring di sana sampai hari ketiga. Pada
waktu Allah pada saat itu merencanakan / menentukan bahwa kita harus merana
untuk sementara waktu, hendaklah kita mengetahui bahwa demikianlah kita
digambarkan dalam Kristus yang adalah kepala kita, dan karena itu hendaklah
kita tetap mempunyai keyakinan. Jadi, dalam Kristus kita mempunyai bukti yang
jelas tentang nubuat ini).
Barnes’ Notes: “‘After
two days will He revive us (or quicken us, give us life,) in the third day He
will raise us up.’ The Resurrection of Christ, and our resurrection in Him and
in His Resurrection, could not be more plainly foretold. The prophet expressly
mentions ‘two days,’ after which life should be given, and a ‘third day, on’
which the resurrection should take place. What else can this be than the two
days in which the Body of Christ lay in the tomb, and the third day, on which
He rose again, as ‘the Resurrection and the life’ (John 11:25), ‘the first
fruits of them that slept’ (1 Cor 15:20), the source and earnest and pledge of
our resurrection and of life eternal? The Apostle, in speaking of our
resurrection in Christ, uses these self-same words of the prophet; ‘God, who is
rich in mercy, for His great love wherewith He loved us - hath quickened us
together with Christ, and hath raised us up and made us to sit together in
heavenly places in Christ Jesus’ (Eph 2:4-6). ... In shadow, the prophecy
was never fulfilled to Israel at all. The ten tribes were never restored; they
never, as a whole, received any favor from God, after He gave them up to
captivity. And unto the two tribes, (of whom, apart from the ten, no mention is
made here) what a mere shadow was the restoration from Babylon, that it should
be spoken of as the gift of life or of resurrection, whereby we should live
before Him! The strictest explanation is the truest. The ‘two days’ and ‘the
third day’ have nothing in history to correspond with them, except that in
which they were fulfilled, when Christ, ‘rising on the third day from the
grave, raised with Him the whole human race’” [= ‘Setelah dua hari Ia akan menghidupkan kita lagi (atau
membangkitkan kita, memberi kita kehidupan), pada hari ketiga Ia akan
membangkitkan kita’. Kebangkitan Kristus, dan kebangkitan kita dalam Dia dan
dalam kebangkitanNya, tidak bisa diramalkan dengan lebih jelas lagi. Sang nabi
dengan jelas menyebutkan ‘dua hari’ setelah mana kehidupan akan diberikan, dan
suatu ‘hari ketiga, pada’ mana kebangkitan itu akan terjadi. Apa arti lain dari
hal ini selain dari pada dua hari dalam mana Tubuh Kristus terletak dalam
kubur, dan hari ketiga, pada mana Ia bangkit kembali, sebagai ‘Kebangkitan dan
hidup’ (Yoh 11:25), ‘buah sulung dari mereka yang tertidur’ (1Kor 15:20),
sumber dan jaminan dan janji dari kebangkitan kita dan dari hidup yang kekal?
Sang Rasul, pada waktu berbicara tentang kebangkitan kita dalam Kristus,
menggunakan kata-kata yang sama dari sang nabi; ‘Allah, yang kaya dengan belas
kasihan, karena kasihNya yang besar dengan mana Ia mengasihi kita - telah
menghidupkan kita bersama-sama dengan Kristus, dan telah membangkitkan kita dan
membuat kita duduk bersama-sama di tempat-tempat surgawi dalam Kristus Yesus’
(Ef 2:4-6). ... Dalam bayangan, nubuat ini tidak pernah digenapi bagi Israel
sama sekali. 10 suku tak pernah dipulihkan; mereka tidak pernah, secara
keseluruhan, menerima kebaikan apapun dari Allah, setelah Ia menyerahkan mereka
pada pembuangan. Dan kepada 2 suku (tentang siapa, terpisah dari yang 10, tak
ada penyebutan yang dibuat di sini) bayangan apakah pemulihan dari Babilonia
itu sehingga itu disebutkan sebagai suatu karunia kehidupan atau kebangkitan,
dengan mana kita harus hidup di hadapanNya! Penjelasan yang paling ketat adalah
yang paling benar. ‘Dua hari’ dan ‘hari ketiga’ tidak mempunyai apapun dalam
sejarah yang sesuai dengannya, kecuali dimana kata-kata itu digenapi, pada
waktu Kristus, ‘bangkit pada hari ketiga dari kubur, membangkitkan dengan Dia
seluruh umat manusia’].
Yoh 11:25 - “Jawab
Yesus: ‘Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepadaKu, ia akan
hidup walaupun ia sudah mati”.
1Kor 15:20 - “Tetapi
yang benar ialah, bahwa Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati,
sebagai yang sulung (KJV/RSV/NIV/NASB:
‘the firstfruits’) dari
orang-orang yang telah meninggal”.
Ef 2:4-6 - “(4) Tetapi Allah yang kaya dengan rahmat,
oleh karena kasihNya yang besar, yang dilimpahkanNya kepada kita, (5) telah
menghidupkan kita bersama-sama dengan Kristus, sekalipun kita telah mati oleh
kesalahan-kesalahan kita - oleh kasih karunia kamu diselamatkan - (6) dan di
dalam Kristus Yesus Ia telah membangkitkan kita juga dan memberikan tempat
bersama-sama dengan Dia di sorga”.
Catatan: kelihatannya Albert Barnes mempunyai pandangan yang agak berbeda
dibandingkan dengan para penafsir lain. Ia tidak menganggap kata-kata itu
digenapi dalam diri bangsa Israel, tetapi digenapi hanya dalam diri Kristus.
2)Yunus 1:15,17 - “(15)
Kemudian mereka mengangkat Yunus, lalu mencampakkannya ke dalam laut, dan laut
berhenti mengamuk. ... (17) Maka atas penentuan TUHAN datanglah seekor ikan
besar yang menelan Yunus; dan Yunus tinggal di dalam perut ikan itu tiga
hari tiga malam lamanya”.
Ini
merupakan nubuat dalam bentuk TYPE! Yunus merupakan TYPE dari Kristus, dan keberadaan Yunus
dalam perut ikan selama 3 hari merupakan TYPE dari keberadaan Yesus dalam
kematian / kubur selama 3 hari. Kebenaran dari
hal ini dibuktikan secara mutlak oleh teks di bawah ini yang
merupakan kata-kata Yesus sendiri.
Mat 12:40 - “Sebab seperti Yunus tinggal di dalam perut ikan tiga hari tiga malam, demikian juga Anak Manusia akan tinggal di dalam rahim bumi tiga hari tiga malam”.Jadi, matinya Yesus selama 3 hari, atau bangkitnya Yesus pada hari ke 3, sesuai dengan nubuat dalam bentuk type, yang terjadi dalam diri Yunus, pada waktu ia ditelan ikan dan berada dalam perut ikan selama 3 hari.Luk 11:29,30,32 - “(29) Ketika orang banyak mengerumuniNya, berkatalah Yesus: ‘Angkatan ini adalah angkatan yang jahat. Mereka menghendaki suatu tanda, tetapi kepada mereka tidak akan diberikan tanda selain tanda nabi Yunus. (30) Sebab seperti Yunus menjadi tanda untuk orang-orang Niniwe, demikian pulalah Anak Manusia akan menjadi tanda untuk angkatan ini. ... (32) Pada waktu penghakiman, orang-orang Niniwe akan bangkit bersama angkatan ini dan mereka akan menghukumnya. Sebab orang-orang Niniwe itu bertobat waktu mereka mendengarkan pemberitaan Yunus, dan sesungguhnya yang ada di sini lebih dari pada Yunus!’”.
Bahwa Yunus merupakan type
dari Yesus merupakan sesuatu yang sudah diajarkan oleh kekristenan, jauh
sebelum Mokoginta menulis bukunya. Jadi, ini bukan penafsiran yang saya buat-buat
sekedar untuk menjawab pertanyaan Mokoginta! Bahwa ini memang merupakan
penafsiran umum dari para penafsir, saya tunjukkan dari kutipan-kutipan di
bawah ini.
Catatan: dalam kutipan-kutipan di bawah ini, saya hanya menerjemahkan
bagian yang saya garis-bawahi.
Matthew
Henry (tentang Yun 1:15):
“Jonah
is herein a type of Christ, that he gives his life a ransom for many; but
with this material difference, that the storm Jonah gave himself up to still
was of his own raising, but that storm which Christ gave himself up to still
was of our raising. Yet, as Jonah delivered himself up to be cast into a raging
sea that it might be calm, so did our Lord Jesus, when he died that we might
live” (= Dalam hal ini Yunus adalah suatu type dari Kristus, ...).
Matthew
Henry (tentang Yun 1:17): “The
fish swallowed up Jonah, not to devour him, but to protect him. ... Jonah by
this miraculous preservation was designed to be made, ... An illustrious
type of Christ, who was buried and rose again according to the scriptures (1
Cor 15:4), according to this scripture, for, as Jonah was three days and three
nights in the whale’s belly, so was the Son of man three days and three nights
in the heart of the earth, Matt 12:40. Jonah’s burial was a figure of
Christ’s” (= ... Suatu type yang jelas / terkenal tentang
Kristus, ... ‘Penguburan’ Yunus adalah suatu gambaran dari penguburan Kristus).
Jamieson,
Fausset & Brown (tentang Yun 1:17): “But
then God ‘prepared’ a great fish to be his living grave, in order to prefigure
the three days’ burial and resurrection of the Saviour. ... Jonah’s
condition under punishment, shut out from the outer world, was rendered ... as
also a future type of Jesus’ literal death for sin, and resurrection by the
Spirit of God. Three days and three nights. Probably, like the antitype
Christ, Jonah was cast forth on the land on the third day (Matt 12:40); the
Hebrew counting the first and third parts of days as whole 24 hour days”
[= Tetapi Allah lalu ‘mempersiapkan’ seekor ikan
besar untuk menjadi kuburannya yang hidup, supaya bisa menjadi gambaran lebih
dulu dari penguburan 3 hari dan kebangkitan dari sang Juruselamat. ... juga
merupakan suatu type yang akan
datang dari kematian hurufiah dari Yesus untuk dosa, dan kebangkitan oleh Roh
Allah. ‘Tiga hari dan tiga malam’. Mungkin, seperti Kristus sang anti type, Yunus dimuntahkan ke darat
pada hari ketiga (Mat 12:40); orang-orang Ibrani menghitung bagian pertama dan
ketiga dari hari-hari itu sebagai hari-hari dari 24 jam penuh].
Jamieson,
Fausset & Brown: “The correspondence between
Jonah the type and Christ the antitype is most minute. Man was ready to be
swallowed by the waves of hell, stirred up by the tempest of God’s wrath
against sin, when Christ, as one of us, volunteered to give up His life to save
our lives; just as the mariners were about to perish in the waves, until Jonah
gave himself up as the victim to appease God’s righteous anger. But the sin in
Jonah’s case was inherent: in Christ’s, not inherent, but voluntarily imputed.
As the Gentile mariners prayed that innocent blood should not be laid upon
them, so the Gentile Pontius Pilate washed his hands of the death of Christ,
saying, ‘I am clean from the blood of this man.’ The conversion of the Gentiles
flowed from the death of Jesus, as the conversion of the mariners, and
subsequently of the Ninevites ensued upon the casting of Jonah into the sea.
From Christ’s vicarious sacrifice there results to believers the settled calm
of heartfelt peace. As Jonah, after a three days’ entombment, through his return
to the land of the living, became a prophet to the Gentiles, whom he was the
instrument of converting, whereas he had failed to convert Israel: so Christ,
through His resurrection out of death, became the power of God to the salvation
of the Gentiles, after the Jews had rejected Him. The life of Jonah illustrates how wonderfully God can overrule
history to be covert prophecy. Thus the infidel is rebuked, who
would make nature the master instead of the servant of the God both of nature
and of grace: and who ‘would extinguish for themselves the Light of the world,
in order that it may not eclipse the rushlight of their own theory’ (Pusey)”
(= Persesuaian antara Yunus, typenya, dan Kristus, anti-typenya, adalah sangat seksama.
... Kehidupan Yunus menunjukkan betapa secara luar biasa Allah bisa mengatur
sejarah sehingga menjadi nubuat yang tersembunyi / samar).
Barnes’
Notes (tentang Yun 1:17): “God
could as easily have kept Jonah alive in the sea as in the fish’s belly, but,
in order to prefigure the burial of the Lord, He willed him to be within the
fish whose belly was as a grave” (= Allah
bisa dengan sama mudahnya mejaga Yunus tetap hidup dalam laut seperti dalam
perut ikan, tetapi untuk menggambarkan lebih dulu penguburan Tuhan, Ia
menghendakinya untuk berada dalam ikan, yang perutnya adalah seperti suatu
kuburan).
Pulpit
Commentary: “Jonah was a type of Christ in
his resurrection. (a) As to the fact. (b) As to the time (vide Exposition;
see also Hos 6:2)” [= Yunus adalah suatu type dari Kristus dalam kebangkitanNya] - hal 531.
TheBible Exposition Commentary: Old Testament
(tentang Yunus 2:10): “The miracle. Few miracles in
Scripture have been attacked as much as this one, and Christian scholars have
gathered various kinds of evidence to prove that it could happen. Since the
Bible doesn’t tell us what kind of fish swallowed Jonah, we don’t have to
measure sharks and whales or comb history for similar incidents. It was a
‘prepared’ fish (1:17), designed by God for the occasion, and therefore it was
adequate for the task. Jesus didn’t question the historicity of the miracle, so
why should we? The sign (Matt 12:39; 16:4; Luke 11:29). The ‘sign of Jonah’
is seen in his experience of ‘death,’ burial, and resurrection on the third
day, and it was the only sign Jesus gave to the nation of Israel. At
Pentecost. Peter preached the Resurrection (Acts 2:22-26) and so did Paul when
he preached to the Jews in other nations (13:26-37). In fact, the emphasis in
the Book of Acts is on the resurrection of Jesus Christ: for the apostles were
‘witnesses of the Resurrection’ (2:32; 3:15; 5:32; 10:39). Some students are
troubled by the phrase ‘three days and three nights,’ especially since both
Scripture and tradition indicate that Jesus was crucified on Friday. In order
to protect the integrity of the Scripture, some have suggested that the
Crucifixion be moved back to Thursday or even Wednesday. But to the Jews, a
part of a day was treated as a whole day, and we need not interpret ‘three days
and three nights’ to mean seventy-two hours to the very second. For that
matter, we can’t prove that Jonah was in the fish exactly seventy-two hours. The
important thing is that centuries after the event, Jonah became a ‘sign’ to the
Jewish people and pointed them to Jesus Christ” (= ‘Tanda Yunus’ terlihat dari pengalaman kematian,
penguburan, dan kebangkitannya pada hari ketiga, dan hanya itu tanda yang Yesus
berikan kepada bangsa Israel. ... Hal yang penting adalah bahwa berabad-abad
setelah peristiwa itu, Yunus menjadi ‘tanda’ bagi orang-orang Yahudi dan
mengarahkan mereka kepada Yesus Kristus).
Spurgeon: “The great
sign of our Lord’s mission is his resurrection, and his preparing gospel of
salvation for the heathen. His life-story is well symbolized by that of Jonah. They cast our Lord overboard, even as the sailors did the man
of God. The sacrifice of Jonah calmed the sea for the mariners; our Lord’s
death made peace for us. Our Lord was a while in the heart of the earth as
Jonah in the depth of the sea; but he rose again, and his ministry was full of
the power of his resurrection. As Jonah’s ministry was certified by his
restoration from the sea, so is our Lord’s ministry attested by his rising from
the dead. The man who had come back from death and burial in the sea
commanded the attention of all Nineveh, and so does the risen Savior demand and
deserve the obedient faith of all to whom his message comes” (= Cerita kehidupanNya disimbolkan dengan
baik oleh cerita kehidupan Yunus. ... Korban Yunus menenangkan laut bagi para
pelaut; kematian Tuhan kita membuat damai bagi kita. ... Orang yang telah
kembali dari kematian dan penguburan dalam laut memerintahkan perhatian dari
seluruh Niniwe, dan demikian juga sang Juruselamat yang bangkit menuntut dan
layak mendapat iman yang taat dari semua orang kepada siapa beritaNya datang) - ‘Commentary
on Matthew’ (AGES).
John Wesley: “The sign of Jonah - Who was herein a type of Christ” (= Tanda Yunus -
Yang dalam hal ini adalah type
dari Kristus).
Matthew
Henry (tentang Mat 12:40):
“Now
this sign of the prophet Jonas he further explains here; (v. 40) As Jonas was
three days and three nights in the whale’s belly, and then came out again safe
and well, thus Christ shall be so long in the grave, and then shall rise again.
[1.] The grave was to Christ as the belly of the fish was to Jonah; thither he
was thrown, as a Ransom for lives ready to be lost in a storm; there he lay, as
in the belly of hell (Jonah 2:2), and seemed to be cast out of God’s sight.
[2.] He continued in the grave just as long as Jonah continued in the fish’s
belly, three days and three nights; not three whole days and nights: it is
probable, Jonah did not lie so long in the whale’s belly, but part of three
natural days (nychthemerai, the
Greeks called them); he was buried in the afternoon of the sixth day of the
week, and rose again in the morning of the first day; it is a manner of speech
very usual; see 1 Kings 20:29; Est 4:16; 5:1; Luke 2:21. So long Jonah was a
prisoner for his own sins, so long Christ was a Prisoner for ours. [3.] As
Jonah in the whale’s belly comforted himself with an assurance that yet he
should look again toward God’s holy temple (Jonah 2:4), so Christ when he lay
in the grave, is expressly said to rest in hope, as one assured he should not
see corruption, Acts 2:26,27. [4.] As Jonah on the third day was discharged
from his prison, and came to the land of the living again, from the
congregation of the dead (for dead things are said to be formed from under
the waters, Job 26:5), so Christ on the third day should return to life, and
rise out of his grave to send abroad the gospel to the Gentiles” (= Sebagaimana Yunus pada hari ketiga dibebaskan dari penjaranya,
dan datang di negeri orang-orang hidup lagi dari jemaat orang mati ... demikian
juga Kristus pada hari ketiga harus hidup kembali, dan keluar dari kuburNya ...).
William
Hendriksen (tentang Mat 12:40):
“as Jonah was swallowed up by the sea-monster, so he, Jesus, will be
swallowed up by the earth; and as Jonah was delivered from his imprisonment, so
also Jonah’s great Antitype would arise from the grave” (= sebagaimana Yunus ditelan oleh monster laut, demikian
juga Ia, Yesus, akan ditelan oleh bumi; dan sebagaimana Yunus dibebaskan dari
pemenjaraannya, demikian juga anti type
yang agung dari Yunus akan keluar / bangkit dari kuburan) - hal 533,534.
Lenski (tentang Mat 12:40): “‘The
sign of Jonah’ means that what happened to Jonah pictures and typifies what the
same divine power will do with Jesus ... Nor does Jesus regard it as a side
issue but as a type of the very climax of his own work, his death and his
resurrection ... The manner of numbering nights with the days is an idiomatic
Jewish usage. As Jonah escaped on the third day, so Jesus arose on the third
day. ... The fish had swallowed Jonah bodily, and his bodily stay in the
fish typifies the stay of Jesus’ body in the tomb” (= Sebagaimana Yunus lolos pada hari ketiga, demikian juga
Yesus bangkit pada hari ketiga. ... Ikan telah menelan Yunus secara jasmani,
dan keberadaannya secara jasmani di dalam ikan menjadi type dari keberadaan tubuh / mayat Yesus dalam kuburan) - hal 492,493,494.
Lenski (tentang Mat 12:40): “The
typical feature is simply this: when Jonah disappeared in the maw of the
monster, his career seemed to have been ended - it was not; he returned alive
and preached with wonderful success in Niniveh. So when the Jews saw Christ
laid in the tomb, they thought that his career was ended - it, too, was not; he
returned alive, and his mighty work went on according to the divine will. The
parellel is emphasized and placed beyond question by the three days. The
antitype thus fits the type exactly according to the divine design which arranged
both” (= Dengan demikian anti
typenya cocok secara persis dengan typenya
menurut rancangan ilahi yang mengatur keduanya) - hal
494.
Catatan:
a) Orang-orang Niniwe bertobat karena pemberitaan Firman
Tuhan oleh Yunus. Dan Yesus jauh lebih besar dari Yunus (Mat 12:41).
Karena itu, orang-orang jaman sekarang yang tidak bertobat setelah mendengar
tentang Yesus, lebih brengsek dari orang-orang Niniwe!
Bdk. Mat 12:41 - “Pada waktu penghakiman, orang-orang Niniwe akan
bangkit bersama angkatan ini dan menghukumnya juga. Sebab orang-orang Niniwe
itu bertobat setelah mendengar pemberitaan Yunus, dan sesungguhnya yang ada
di sini lebih dari pada Yunus!”.
b) Mat
12:40 - ‘3 hari 3 malam’.
Ini menyebabkan ada orang yang beranggapan bahwa Yesus mati pada hari
Kamis, dan bahkan Rabu (karena Ia bangkit pada hari Minggu). Tetapi
Mark 15:42 jelas menunjukkan bahwa Yesus mati pada hari Jum’at (Sabat =
Sabtu; jadi ‘hari menjelang Sabat’ = Jum’at).
Mark 15:42 - “Sementara itu hari mulai malam, dan hari itu adalah hari
persiapan, yaitu hari menjelang Sabat”.
Tetapi kalau Yesus mati pada hari Jum’at pk 3 siang (Luk 23:44) dan
bangkit pada hari Minggu dini hari, maka itu berarti bahwa Ia mati / ada dalam
kubur hanya sekitar 38 jam. Lalu bagaimana menafsirkan Mat 12:40 yang berkata ‘3 hari 3 malam’? Jawab: ingat bahwa dalam menghitung hari, orang Yahudi menganggap
‘sebagian hari’ sebagai satu hari penuh!
Contoh:
1.
Ester 4:16-5:1 - “(4:16) ‘Pergilah, kumpulkanlah semua orang Yahudi yang terdapat di
Susan dan berpuasalah untuk aku; janganlah makan dan janganlah minum tiga
hari lamanya, baik waktu malam, baik waktu siang. Aku serta
dayang-dayangkupun akan berpuasa demikian, dan kemudian aku akan masuk
menghadap raja, sungguhpun berlawanan dengan undang-undang; kalau terpaksa
aku mati, biarlah aku mati.’ (4:17) Maka pergilah Mordekhai dan diperbuatnyalah
tepat seperti yang dipesankan Ester kepadanya. (5:1) Pada hari yang ketiga
Ester mengenakan pakaian ratu, lalu berdirilah ia di pelataran dalam istana
raja, tepat di depan istana raja. Raja bersemayam di atas takhta kerajaan di
dalam istana, berhadapan dengan pintu istana itu”.
Perhatikan bahwa Ester 4:16 mengatakan bahwa orang-orang Yahudi itu
diminta untuk berpuasa 3 hari penuh (‘baik waktu malam, baik waktu siang’), kemudian Ester akan menghadap raja. Tetapi Ester 5:1
mengatakan ‘pada hari yang ketiga’ (bukan ‘setelah
hari ketiga’), Ester sudah menghadap raja. Ini menunjukkan bahwa pada
hari ke 3 mereka hanya berpuasa dalam sebagian dari hari itu, tetapi toh
dianggap sebagai satu hari penuh.
2. Kej 42:17-18 - “(17)
Dan dimasukkannyalah mereka bersama-sama ke dalam tahanan tiga hari lamanya.
(18) Pada hari yang ketiga berkatalah Yusuf kepada mereka: ‘Buatlah
begini, maka kamu akan tetap hidup, aku takut akan Allah”.
Penjelasannya sama dengan tentang Ester di atas.
3. Mat 27:63-64 - “(63)
dan mereka berkata: ‘Tuan, kami ingat, bahwa si penyesat itu sewaktu hidupNya
berkata: Sesudah tiga hari Aku akan bangkit. (64) Karena itu
perintahkanlah untuk menjaga kubur itu sampai hari yang ketiga; jikalau
tidak, murid-muridNya mungkin datang untuk mencuri Dia, lalu mengatakan kepada
rakyat: Ia telah bangkit dari antara orang mati, sehingga penyesatan yang
terakhir akan lebih buruk akibatnya dari pada yang pertama.’”.
Penjelasannya sama
dengan yang di atas.
4. 2Taw 10:5,12 - “(5)
Tetapi ia menjawab mereka: ‘Datanglah kembali kepadaku lusa.’ Lalu
pergilah rakyat itu. ... (12) Lusanya datanglah Yerobeam dengan segenap
rakyat kepada Rehabeam, seperti yang dikatakan raja: ‘Kembalilah kepadaku lusa.’”.
KJV: ‘after three days ... on the third day ... on the third day’ (= setelah 3 hari ... pada hari yang ke 3 ... pada hari yang ke 3).RSV: ‘in three days ... the third day ... the third day’ (= dalam 3 hari ... hari yang ke 3 ... hari yang ke 3).NIV: ‘in three days ... three days later ... in three days’ (= dalam 3 hari ... 3 hari lagi ... dalam 3 hari).NASB: ‘in three days ... on the third day ... on the third day’ (= dalam 3 hari ... pada hari ke 3 ... pada hari ke 3).
Yesus mati hari Jum’at. Biarpun Ia mati hari Jum’at pada 15.00, tetapi
Jum’at pk 15.00-18.00 (hanya 3 jam) dianggap / dihitung sebagai satu hari.
Seluruh hari Sabtu Ia ada dalam kubur, dan itu dianggap / dihitung sebagai hari
kedua. Lalu sebagian dari hari Minggu (pk 18.00 - pk 4 atau 5 pagi, ini hanya
kira-kira 10 atau 11 jam) Ia masih ada dalam kubur dan itu dianggap sebagai
hari ketiga. Jadi, kata-kata Yesus dalam Mat 12:40 cocok dengan apa yang Ia
alami.
Satu hal yang harus diperhatikan adalah: orang-orang
Yahudi tidak menganggap bahwa kata-kata Yesus dalam ay 40 ini tidak cocok
dengan fakta bahwa Yesus mati / ada dalam kubur hanya sekitar 38 jam. Kalau
mereka menganggap tidak cocok, pasti mereka akan menuduh Yesus sebagai pendusta
/ nabi palsu karena nubuat / kata-kataNya salah. Tetapi dalam kenyataannya,
tidak pernah ada tuduhan seperti itu!
Barnes’
Notes (tentang Mat 12:40):
“‘Three
days and three nights.’ It will be seen in the account of the resurrection of
Christ that he was in the grave but two nights and a part of three days. ...
This computation is, however, strictly in accordance with the Jewish mode of
reckoning. If it had ‘not’ been, the Jews would have understood it, and
would have charged our Saviour as being a false prophet, for it was well known
to them that he had spoken this prophecy, Matt 27:63. Such a charge, however,
was never made” (= ‘Tiga hari dan tiga
malam’. Akan terlihat dalam cerita tentang kebangkitan Kristus bahwa Ia ada
dalam kubur hanya dua malam dan sebagian dari 3 hari. ... Tetapi perhitungan
ini secara ketat sesuai dengan cara perhitungan Yahudi. Seandainya tidak
demikian, orang-orang Yahudi akan sudah mengertinya, dan akan sudah menuduh
Juruselamat kita sebagai seorang nabi palsu, karena mereka tahu bahwa Ia telah
mengucapkan nubuat ini, Mat 27:63. Tetapi tuduhan seperti itu tidak pernah
dibuat; dan karena itu adalah jelas bahwa apa yang dimaksud oleh ramalan
ini tercapai / digenapi).
Mat 27:62-63 - “(62)
Keesokan harinya, yaitu sesudah hari persiapan, datanglah imam-imam kepala dan
orang-orang Farisi bersama-sama menghadap Pilatus, (63) dan mereka berkata:
‘Tuan, kami ingat, bahwa si penyesat itu sewaktu hidupNya berkata: Sesudah tiga
hari Aku akan bangkit”.
Kalau ada orang
yang tetap mau menyamakan cara orang Yahudi menggunakan istilah dengan cara kita,
itu ‘karepe dewe’! Dan kalau dilakukan seperti itu, pasti akan terjadi
kekacauan dalam banyak bagian Alkitab.
Kita harus mengartikan suatu istilah dalam Alkitab
sesuai dengan pengertian orang-orang di sana pada jaman itu!
Misalnya:
a. Istilah ‘Anak Allah’ harus diartikan ‘Allah sendiri’
atau ‘setara dengan Allah’.
Yoh 5:18 - “Sebab
itu orang-orang Yahudi lebih berusaha lagi untuk membunuhNya, bukan saja karena
Ia meniadakan hari Sabat, tetapi juga karena Ia mengatakan bahwa Allah adalah
BapaNya sendiri dan dengan demikian menyamakan
(menyetarakan) diriNya dengan
Allah”.
Mat 14:33 - “Dan
orang-orang yang ada di perahu menyembah Dia, katanya: ‘Sesungguhnya Engkau
Anak Allah.’”.
b. Istilah ‘engkau telah mengatakannya’ harus diartikan ‘ya’.
Mat 26:63-66 - “(63)
Tetapi Yesus tetap diam. Lalu kata Imam Besar itu kepadaNya: ‘Demi Allah yang
hidup, katakanlah kepada kami, apakah Engkau Mesias, Anak Allah, atau tidak.’
(64) Jawab Yesus: ‘Engkau telah mengatakannya. Akan tetapi, Aku berkata
kepadamu, mulai sekarang kamu akan melihat Anak Manusia duduk di sebelah kanan
Yang Mahakuasa dan datang di atas awan-awan di langit.’ (65) Maka Imam Besar
itu mengoyakkan pakaiannya dan berkata: ‘Ia menghujat Allah. Untuk apa kita
perlu saksi lagi? Sekarang telah kamu dengar hujatNya. (66) Bagaimana pendapat
kamu?’ Mereka menjawab dan berkata: ‘Ia harus dihukum mati!’”.
Kalau diartikan
‘bukan aku, tetapi engkau yang mengatakannya’ maka akan terjadi kekacauan,
karena kalau memang artinya seperti itu, lalu mengapa Yesus dijatuhi hukuman
mati?
c. Yos 7:19 - “(19) Berkatalah Yosua kepada
Akhan: ‘Anakku, hormatilah TUHAN, Allah Israel, dan mengakulah di
hadapanNya; katakanlah kepadaku apa yang kauperbuat, jangan sembunyikan
kepadaku.’”.
NIV: ‘give glory to the LORD, the God of Israel,
and give him the praise’ (= berilah kemuliaan kepada TUHAN, Allah Israel,
dan berilah pujian kepadaNya).
Kata-kata ini juga tak bisa diartikan
secara hurufiah / kata per kata. Artinya adalah suatu desakan untuk bersumpah.
d. Kata ‘anak’ bisa diartikan ‘anak menantu’, ‘cucu’ /
‘keturunan’, ‘ciptaan’, dan kata ‘memperanakkan’ bisa diartikan ‘menurunkan’.
Sebaliknya, kata ‘bapa’ bisa diartikan ‘pencipta’.
Menafsirkan kata ‘anak’ sebagai ‘menantu’
bukanlah merupakan sesuatu yang aneh, karena dalam Rut 1:11-13, Naomi juga
menyebut kedua menantunya dengan sebutan ‘anak-anakku’.
Rut 1:11-13 - “(11) Tetapi
Naomi berkata: ‘Pulanglah, anak-anakku, mengapakah kamu turut dengan
aku? Bukankah tidak akan ada lagi anak laki-laki yang kulahirkan untuk
dijadikan suamimu nanti? (12) Pulanglah, anak-anakku, pergilah, sebab
sudah terlalu tua aku untuk bersuami. Seandainya pikirku: Ada harapan bagiku,
dan sekalipun malam ini aku bersuami, bahkan sekalipun aku masih melahirkan
anak laki-laki, (13) masakan kamu menanti sampai mereka dewasa? Masakan karena
itu kamu harus menahan diri dan tidak bersuami? Janganlah kiranya demikian, anak-anakku,
bukankah jauh lebih pahit yang aku alami dari pada kamu, sebab tangan TUHAN
teracung terhadap aku?’”.
KJV/RSV/NIV/NASB: ‘my daughters’ (= anak-anak
perempuanku).
Menafsirkan kata ‘anak’ sebagai ‘cucu’ juga
bukan merupakan hal yang aneh, karena dalam Alkitab, istilah ‘anak’
sering menunjuk kepada ‘keturunan’, dan istilah ‘bapa / ibu’ sering menunjuk kepada ‘nenek moyang’. Bahwa hal seperti ini sering
terjadi terlihat dari:
- Kej 46:16-18 dimana ada 3 generasi yang dalam Kitab Suci Indonesia disebut sebagai ‘keturunan Zilpa’. Tetapi terjemahan yang hurufiahnya seharusnya adalah ‘sons of Zilpa’ (= anak-anak Zilpa).
Kej 46:16-18 - “(16)
Anak-anak Gad ialah Zifyon, Hagi, Syuni, Ezbon, Eri, Arodi dan Areli. (17)
Anak-anak Asyer ialah Yimna, Yiswa, Yiswi dan Beria; Serah ialah saudara
perempuan mereka; dan anak-anak Beria ialah Heber dan Malkiel. (18) Itulah keturunan
Zilpa, yakni hamba perempuan yang telah diberikan Laban kepada Lea, anaknya
perempuan, dan yang melahirkan anak-anak bagi Yakub; seluruhnya enam belas
jiwa”.
KJV/RSV/NASB: ‘the sons of Zilpah’ (= anak-anak dari
Zilpa).
NIV: ‘the children born to Jacob by Zilpah’ (= anak-anak yang dilahirkan
bagi Yakub oleh Zilpa).
- 2Taw 28:1 dimana Daud disebut sebagai ‘bapa leluhur’ Ahas.
2Taw
28:1 - “Ahas berumur dua puluh tahun pada waktu ia menjadi raja dan enam
belas tahun lamanya ia memerintah di Yerusalem. Ia tidak melakukan apa yang
benar di mata TUHAN seperti Daud, bapa leluhurnya”.
KJV/RSV/NIV/NASB: ‘his father’ (= bapanya).
Kata ‘bapa’ bisa diartikan ‘pencipta’ seperti dalam kasus:
- Adam / malaikat disebut anak Allah.
Luk 3:38 - “anak Enos, anak Set, anak Adam, anak Allah”.Ayub 1:6 - “Pada suatu hari datanglah anak-anak Allah menghadap TUHAN dan di antara mereka datanglah juga Iblis”.
- Allah disebut ‘Bapa segala roh’.
Ibr 12:9 - “Selanjutnya: dari ayah kita yang sebenarnya kita beroleh ganjaran, dan mereka kita hormati; kalau demikian bukankah kita harus lebih taat kepada Bapa segala roh, supaya kita boleh hidup?”.
- Yesus disebut ‘Bapa yang kekal’, atau lebih tepat ‘Bapa dari kekekalan’.
Yes 9:5 - “Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putera telah diberikan untuk kita; lambang pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya disebutkan orang: Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai”.
e. Kata
‘benci’ bisa diartikan ‘kurang mengasihi’.
Luk 14:26 - “‘Jikalau seorang datang kepadaKu dan ia tidak membenci bapanya, ibunya,
isterinya, anak-anaknya, saudara-saudaranya laki-laki atau perempuan, bahkan
nyawanya sendiri, ia tidak dapat menjadi muridKu”.
Mat 10:37- “Barangsiapa mengasihi bapa atau ibunya lebih dari padaKu, ia
tidak layak bagiKu; dan barangsiapa mengasihi anaknya laki-laki atau
perempuan lebih dari padaKu, ia tidak layak bagiKu”.
Kej 29:31 - “Ketika TUHAN melihat, bahwa Lea tidak dicintai, dibukaNyalah
kandungannya, tetapi Rahel mandul”.
KJV: ‘Leah was hated’ (= Lea dibenci).
Ul 21:15 - “‘Apabila seorang mempunyai dua orang isteri, yang seorang dicintai dan yang
lain tidak dicintainya, dan mereka melahirkan anak-anak lelaki baginya,
baik isteri yang dicintai maupun isteri yang tidak dicintai, dan anak
sulung adalah dari isteri yang tidak dicintai”.
KJV: ‘... another hated... the hated... was hated’ (= ... yang lain dibenci ... yang dibenci ... dibenci).
Dalam bahasa apapun selalu ada ungkapan yang menggunakan
kata-kata yang bagi orang luar rasanya aneh, tetapi orang luar TIDAK
BERHAK menyalahkan!
Misalnya:
1. Dalam bahasa Inggris.
- Kata-kata ‘let us hit the road’ (= mari kita berangkat) atau ‘let us hit the shower’ (= mari kita mandi). Padahal arti kata-kata itu secara hurufiah adalah ‘mari kita memukul jalanan’ dan ‘mari kita memukul pancuran’!
- She is a ‘knock out’ (= ia sangat cantik). Apa hubungan ‘cantik’ dengan KO?
- What the hell are you talking about? (= Apa gerangan yang kamu katakan?). Untuk apa ada kata ‘hell’ (= neraka) di sini?
- Why on earth is she doing that? (= Mengapa gerangan ia melakukan hal itu?). Untuk apa ada kata ‘on earth’ (= di bumi) di sini?
- Hell-driver (= Pengemudi yang ngebut / ugal-ugalan). Mengapa digunakan kata ‘hell’ (= neraka) di sini?
2. Dalam bahasa Indonesia.
a. Menggunakan kata ‘kami’ pada waktu bicara di
depan umum, padahal yang dimaksudkan adalah ‘saya’.
b. Menggunakan kata ‘gombal’ dalam arti ‘omong
kosong’.
c. Orang
kuat disebut ‘ndak punya udel’.
e. Orang
yang suka membaca / belajar disebut ‘kutu buku’.
f. Pencuri
di atas truk di jalanan disebut ‘bajing
loncat’.
g. Orang
bodoh dikatakan ‘otaknya ditaruh di dengkul’.
h. Orang pandai disebut ‘otaknya encer’.
i. Rumah
tangga yang kacau dikatakan ‘seperti neraka’.
j. Melihat
uang ‘matanya hijau’.
k. Sebut
seadanya keluarga sebagai ‘saudara’.
l. Mengatakan ‘kurang tahu’ padahal yang
dimaksudkan adalah ‘tidak tahu’.
Catatan: untuk pertanyaan ke 11 ini, saya dan Ev. Esra telah
melakukan debat terbuka melawan Mokoginta dan Mashud, di Sidoarjo. Tetapi pada
saat itu kami diberi waktu yang tidak memadai, sehingga tak bisa menjelaskan
seluruh argumentasi saya ini. Sekalipun demikian, saya yakin bahwa sebetulnya
kami memenangkan debat tersebut, dan bisa menjawab pertanyaan ini. Tetapi baik
Mokoginta maupun Mashud menolak jawaban saya, tanpa alasan yang jelas. Saya maklum
akan hal ini, karena kalau mereka betul-betul fair / adil, itu berarti harus
kehilangan mobil BMW. Kalau Mokoginta, atau siapapun juga, tak setuju dengan
kata-kata ini, silahkan memberikan tanggapan kepada saya.
S E L E S A I
-o0o-
No comments:
Post a Comment