Oleh : Pdt. Budi Asali, M.Div
MENGAPA KITA HARUS memberitakan Injil?
I.Karena Tuhan memerintahkannya.
Tuhan menghendaki setiap orang kristen untuk melayani Dia sesuai dengan karunia yang telah diberikan kepadanya oleh
Tuhan.
Bahwa Tuhan memberikan kepada setiap orang Kristen karunia-karunia
yang berbeda-beda terlihat dari 1Kor 12:7-11 - “(7) Tetapi kepada
tiap-tiap orang dikaruniakan penyataan Roh untuk kepentingan bersama. (8) Sebab
kepada yang seorang Roh memberikan karunia untuk berkata-kata dengan hikmat,
dan kepada yang lain Roh yang sama memberikan karunia berkata-kata dengan
pengetahuan. (9) Kepada yang seorang Roh yang sama memberikan iman, dan kepada
yang lain Ia memberikan karunia untuk menyembuhkan. (10) Kepada yang seorang
Roh memberikan kuasa untuk mengadakan mujizat, dan kepada yang lain Ia
memberikan karunia untuk bernubuat, dan kepada yang lain lagi Ia memberikan
karunia untuk membedakan bermacam-macam roh. Kepada yang seorang Ia memberikan
karunia untuk berkata-kata dengan bahasa roh, dan kepada yang lain Ia memberikan
karunia untuk menafsirkan bahasa roh itu. (11) Tetapi semuanya ini dikerjakan
oleh Roh yang satu dan yang sama, yang memberikan karunia kepada tiap-tiap
orang secara khusus, seperti yang dikehendakiNya.”.
Dan bahwa Tuhan menghendaki setiap orang Kristen melayani sesuai
karunia-karunia yang ada padanya terlihat dari:
- Ro 12:6-8 - “(7)
Demikianlah kita mempunyai karunia yang berlain-lainan menurut kasih karunia
yang dianugerahkan kepada kita: Jika karunia itu adalah untuk bernubuat baiklah
kita melakukannya sesuai dengan iman kita. (7) Jika karunia untuk melayani,
baiklah kita melayani; jika karunia untuk mengajar, baiklah kita mengajar; (8)
jika karunia untuk menasihati, baiklah kita menasihati. Siapa yang
membagi-bagikan sesuatu, hendaklah ia melakukannya dengan hati yang ikhlas;
siapa yang memberi pimpinan, hendaklah ia melakukannya dengan rajin; siapa yang
menunjukkan kemurahan, hendaklah ia melakukannya dengan sukacita.”
- 1Pet 4:10 - “Layanilah seorang akan yang lain, sesuai dengan karunia yang telah diperoleh tiap-tiap orang sebagai pengurus yang baik dari kasih karunia Allah.”.
Jadi tidak setiap orang kristen harus berkhotbah, menjadi guru
sekolah minggu, dsb. Tetapi Pemberitaan Injil
merupakan pelayanan yang harus dilakukan oleh setiap / semua orang kristen.
Caranya boleh berbeda-beda sesuai karunia masing-masing, misalnya ada yang
memberitakan Injil melalui khotbah, ada yang secara pribadi, ada yang melalui
pemberian traktat, ada yang melalui tulisan, dan sekarang dengan adanya
internet, kita bisa memberitakan Injil melalui email, web / blog, facebook dan
sebagainya. Tetapi setiap orang Kristen harus memberitakan Injil! Ini terlihat
dari perintah Tuhan Yesus sendiri, seperti dalam:
- Mat 28:19 - “Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa muridKu dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus,”.
- Kis 1:8 - “Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksiKu di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi.’”.
Ini juga terlihat dari teladan jemaat abad pertama, seperti yang
digambarkan dalam text di bawah ini.
Kis 8:1,4 - “(1) Saulus juga setuju, bahwa Stefanus mati dibunuh. Pada waktu itu mulailah penganiayaan yang hebat terhadap jemaat di Yerusalem. Mereka semua, kecuali rasul-rasul, tersebar ke seluruh daerah Yudea dan Samaria. ... (4) Mereka yang tersebar itu menjelajah seluruh negeri itu sambil memberitakan Injil.”.
Perhatikan bahwa mereka yang tersebar itu bukan rasul-rasul,
tetapi jemaat biasa. Tetapi mereka memberitakan Injil!
Karena Pemberitaan Injil merupakan perintah Tuhan bagi kita, maka
kalau kita tidak memberitakan Injil, kita berdosa (dosa pasif).
Perhatikan juga ayat-ayat di bawah ini:
- Hak 5:23 - “‘Kutukilah kota Meros!’ firman Malaikat
TUHAN, ‘kutukilah habis-habisan penduduknya, karena mereka tidak datang
membantu TUHAN, membantu TUHAN sebagai pahlawan’”.
Perhatikan bahwa kota Meros dikutuk oleh Tuhan bukan karena mereka menyembah berhala, atau berzinah, dsb, tetapi karena pada waktu perang, mereka hanya berdiam diri, padahal seharusnya mereka ikut berperang. Demikian juga kalau dalam perang rohani melawan setan, saudara tidak mau ikut berjuang melalui Pemberitaan Injil, maka saudara menghadapi resiko yang sama dengan penduduk kota Meros. - Yer 48:10 - “Terkutuklah orang yang melaksanakan
pekerjaan TUHAN dengan lalai, dan terkutuklah orang yang menghambat pedangNya dari penumpahan darah!”.
Saya tidak mengerti mengapa Kitab Suci Indonesia menterjemahkan bagian yang saya garis-bawahi itu dengan menggunakan ‘Nya’ (dimulai dengan huruf besar), dan bukannya ‘nya’. Kata ‘nya’ itu jelas bukan menunjuk kepada Tuhan tetapi kepada orang yang dikutuk itu.
Jadi, ayat ini mirip dengan ayat di atas tentang penduduk kota Meros itu. Pada saat mereka seharusnya berperang menggunakan pedang mereka, mereka tidak mau melakukannya, dan karena itulah maka mereka dikutuk - Yeh 3:18 - “Kalau Aku berfirman kepada orang jahat:
Engkau pasti dihukum mati! - dan engkau tidak
memperingatkan dia atau tidak berkata apa-apa untuk memperingatkan orang jahat
itu dari hidupnya yang jahat, supaya ia tetap hidup, orang jahat itu
akan mati dalam kesalahannya, tetapi Aku akan
menuntut pertanggungan jawab atas nyawanya dari padamu.”
Ayat ini menunjukkan bahwa orang yang tidak kita injili itu akan binasa, tetapi Tuhan akan menuntut darah orang itu dari diri kita. - Mat 12:30 - “Siapa tidak bersama Aku, ia melawan Aku
dan siapa tidak mengumpulkan bersama Aku,
ia mencerai-beraikan.”
Dalam kekristenan tidak ada sikap netral. Atau saudara adalah ‘sahabat Tuhan’, atau saudara adalah ‘lawan Tuhan’; atau saudara ‘mengumpulkan bersama Tuhan’ (melalui pemberitaan Injil), atau saudara dianggap sebagai ‘pencerai-berai / pengacau gereja’! Jadi, siapapun orang Kristen yang tidak memberitakan Injil, ia adalah ‘pencerai-berai / pengacau gereja’!
II.Karena Tuhan mau memakai kita sebagai alatNya, dan itu merupakan kehormatan bagi kita.
Tuhan bisa memberitakan Injil sendiri; ini terlihat dalam kasus
pertobatan Saulus / Paulus.
- Kis 9:3-6 - “(3) Dalam perjalanannya ke Damsyik, ketika ia sudah dekat kota itu, tiba-tiba cahaya memancar dari langit mengelilingi dia. (4) Ia rebah ke tanah dan kedengaranlah olehnya suatu suara yang berkata kepadanya: ‘Saulus, Saulus, mengapakah engkau menganiaya Aku?’ (5) Jawab Saulus: ‘Siapakah Engkau, Tuhan?’ KataNya: ‘Akulah Yesus yang kauaniaya itu. (6) Tetapi bangunlah dan pergilah ke dalam kota, di sana akan dikatakan kepadamu, apa yang harus kauperbuat.’”.
Dia juga bisa memberitakan Injil melalui malaikat; ini terjadi
pada Natal yang pertama.
- Luk 2:8-14 - “(8) Di daerah itu ada gembala-gembala yang tinggal di padang menjaga kawanan ternak mereka pada waktu malam. (9) Tiba-tiba berdirilah seorang malaikat Tuhan di dekat mereka dan kemuliaan Tuhan bersinar meliputi mereka dan mereka sangat ketakutan. (10) Lalu kata malaikat itu kepada mereka: ‘Jangan takut, sebab sesungguhnya aku memberitakan kepadamu kesukaan besar untuk seluruh bangsa: (11) Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud. (12) Dan inilah tandanya bagimu: Kamu akan menjumpai seorang bayi dibungkus dengan lampin dan terbaring di dalam palungan.’ (13) Dan tiba-tiba tampaklah bersama-sama dengan malaikat itu sejumlah besar bala tentara sorga yang memuji Allah, katanya: (14) ‘Kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepadaNya.’”.
Tetapi Ia tetap mau memakai kita yang berdosa sebagai alatNya
untuk memberitakan Injil. Ini tidak boleh kita anggap sebagai suatu beban yang
memberatkan, tetapi sebagai suatu kehormatan. Dalam hal ini rasul Paulus
berulangkali memberikan kepada kita teladan yang baik seperti itu. Perhatikan
beberapa ayat di bawah ini:
- 1Tim 1:12-13 - “(12)
Aku bersyukur kepada Dia, yang
menguatkan aku, yaitu Kristus Yesus, Tuhan kita, karena
Ia menganggap aku setia dan mempercayakan pelayanan ini kepadaku -
(13) aku yang tadinya seorang penghujat dan seorang penganiaya dan seorang
ganas, tetapi aku telah dikasihaniNya, karena semuanya itu telah kulakukan
tanpa pengetahuan yaitu di luar iman.”.
Perhatikan komentar-komentar dari penafsir-penafsir ini tentang text ini:
Matthew Henry: “A call to the ministry is a great favour, for which those who are so called ought to give thanks to Jesus Christ.” (= Panggilan ke dalam pelayanan merupakan suatu kemurahan yang besar, untuk mana mereka yang dipanggil seperti itu seharusnya bersyukur kepada Yesus Kristus.).
Barnes’ Notes: “If there is anything for which a good man will be thankful, and should be thankful, it is that he has been so directed by the Spirit and providence of God as to be put into the ministry. It is indeed a work of toil, and of self-denial, and demanding many sacrifices of personal ease and comfort. It requires a man to give up his splendid prospects of worldly distinction, and of wealth and ease. It is often identified with want, and poverty, and neglect, and persecution. But it is an office so honorable, so excellent, so noble, and ennobling; it is attended with so many precious comforts here, and is so useful to the world, and it has such promises of blessedness and happiness in the world to come, that no matter what a man is required to give up in order to become a minister of the gospel, he should be thankful to Christ for putting him into the office.” (= Jika ada sesuatu apapun untuk mana seseorang yang baik / saleh akan bersyukur, dan seharusnya bersyukur, itu adalah bahwa ia telah diarahkan sedemikian rupa oleh Roh dan providensia Allah sehingga diletakkan ke dalam pelayanan. Itu memang merupakan suatu pekerjaan yang berat, dan penyangkalan diri, dan menuntut banyak pengorbanan ketenteraman dan kesenangan pribadi. Itu menuntut seseorang untuk menyerahkan prospeknya yang bagus tentang kehormatan duniawi, dan tentang kekayaan dan kesenangan. Itu sering disamakan / digabungkan dengan kekurangan, dan kemiskinan, dan pengabaian, dan penganiayaan. Tetapi itu adalah suatu jabatan / tugas yang begitu terhormat, begitu bagus, begitu mulia, dan memuliakan; itu disertai dengan begitu banyak penghiburan yang berharga di sini, dan begitu bermanfaat bagi dunia, dan itu mempunyai janji-janji berkat dan kebahagiaan dalam dunia yang akan datang, sehingga tak peduli apa yang dituntut untuk diserahkan dari seseorang untuk menjadi seorang pelayan injil, ia harus bersyukur kepada Kristus untuk meletakkannya dalam jabatan / tugas itu.).
- Ro 1:5 - “Dengan
perantaraanNya kami menerima kasih karunia dan
jabatan rasul untuk menuntun semua bangsa, supaya mereka percaya dan
taat kepada namaNya.”.
Ada penafsir-penafsir yang menterjemahkan ‘grace and apostleship’ (= kasih karunia dan kerasulan), tetapi William Hendriksen lebih setuju dengan terjemahan ‘grace of apostleship’ (= kasih karunia dari / tentang kerasulan).
Jadi, jabatan / pelayanan sebagai rasul itu oleh Paulus dianggap sebagai kasih karunia! - Ro 15:15-17 - “(15)
Namun, karena kasih karunia yang telah
dianugerahkan Allah kepadaku, aku di sana sini dengan agak berani
telah menulis kepadamu untuk mengingatkan kamu, (16) yaitu bahwa aku boleh menjadi pelayan Kristus Yesus bagi bangsa-bangsa
bukan Yahudi dalam pelayanan pemberitaan
Injil Allah, supaya bangsa-bangsa bukan Yahudi dapat diterima oleh
Allah sebagai persembahan yang berkenan kepadaNya, yang disucikan oleh Roh
Kudus. (17) Jadi dalam Kristus aku boleh bermegah
tentang pelayananku bagi Allah.”
Jadi, bagi Paulus, panggilan pelayanannya / panggilan pelayanan pemberitaan Injil yang diberikan kepadanya, merupakan suatu kasih karunia. Bandingkan dengan kebanyakan orang Kristen yang menganggap pelayanannya sebagai beban yang memberatkan, sehingga semakin cepat ‘pensiun’ semakin baik. - Gal 1:15-16 - “(15)
Tetapi waktu Ia, yang telah memilih aku sejak kandungan ibuku dan memanggil aku oleh kasih karuniaNya, (16)
berkenan menyatakan AnakNya di dalam aku, supaya
aku memberitakan Dia di antara bangsa-bangsa bukan Yahudi, maka
sesaatpun aku tidak minta pertimbangan kepada manusia;”.
Lagi-lagi panggilan Tuhan untuk memberitakan Injil di kalangan orang-orang non Yahudi oleh Paulus dianggap sebagai kasih karunia Allah!
Illustrasi:
ada seorang penyanyi New Zealand yang diminta menyanyi dalam pesta pernikahan
Pangeran Charles - Lady Di (Diana). Pada waktu diminta, ia tidak mempersoalkan
besarnya honor yang harus ia terima, atau betapa repotnya melakukan hal itu. Ia
merasakan hal itu bukan sebagai suatu beban, tetapi sebagai suatu kehormatan.
Penerapan: kalau
saudara adalah orang kristen yang sejati, maka saudara juga dipanggil oleh
Tuhan untuk memberitakan Injil. Apakah saudara menganggapnya sebagai suatu
beban, atau sebagai sesuatu yang menakutkan, atau sebagai kasih karunia?
III.Yesus dan rasul-rasul juga memberitakan Injil.
Tuhan Yesus sendiri juga memberitakan Injil, dan bahkan Ia
mengatakan bahwa Ia datang untuk memberitakan Injil.
- Mark 1:38 - “JawabNya: ‘Marilah kita pergi ke tempat lain, ke kota-kota yang berdekatan, supaya di sana juga Aku memberitakan Injil, karena untuk itu Aku telah datang.’”.
Kristus adalah teladan kita. Ini terlihat dari:
- Yoh 13:15 - “sebab Aku telah memberikan suatu teladan kepada kamu, supaya kamu juga berbuat sama seperti yang telah Kuperbuat kepadamu.”.
- Fil 2:5-8 - “(5) Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus, (6) yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, (7) melainkan telah mengosongkan diriNya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. (8) Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diriNya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.”.
Dalam persoalan menjadikan Yesus sebagai teladan,
ada 2 hal penting yang harus diperhatikan:
1) Saudara harus menerima
Dia sebagai Juruselamat lebih dahulu, dan barulah saudara boleh / bisa
menjadikan Dia sebagai teladan dalam kehidupan saudara. Jangan menjadikan Yesus
sebagai teladan kalau saudara belum menerima Dia sebagai Juruselamat saudara.
Mengapa? Karena:
a) Saudara tidak mungkin bisa melakukan hal
itu.
Untuk bisa meneladani tindakan Yesus, kita membutuhkan pertolongan
dari Roh Kudus. Sedangkan kalau saudara belum percaya dan menerima Dia sebagai
Juruselamat saudara, saudara belum mempunyai Roh Kudus.
b) Andaikatapun saudara bisa meneladani Dia,
itu tidak ada gunanya. Dosa-dosa saudara tidak ditebus, dan karena
itu dosa-dosa itu tetap akan membawa saudara ke neraka untuk selama-lamanya!
2) Tidak semua yang Yesus
lakukan harus kita teladani.
Misalnya: Ia tidak menikah, Ia berpuasa 40 hari, Ia mati untuk
dosa-dosa kita, dan sebagainya. Hal-hal ini tidak perlu / tidak bisa kita
teladani. Jadi, kita harus melihat pada seluruh Kitab Suci untuk melihat apakah
sesuatu yang Yesus lakukan itu harus kita teladani atau tidak.
Dalam persoalan memberitakan Injil, karena adanya perintahNya
untuk memberitakan Injil, maka jelas harus disimpulkan bahwa itu merupakan
tindakan Yesus yang harus kita teladani. Karena itu, rasul-rasul, yang adalah
pengikutNya, meniru teladanNya, dengan juga memberitakan Injil, sekalipun
dimusuhi / dianiaya. Ini terlihat dalam seluruh Kitab Kisah Para Rasul. Kalau
kita adalah pengikut Kristus, maka kitapun harus meniru teladanNya dalam
memberitakan Injil.
IV.Karena hidup ini adalah perang (Ef 6:12 2Tim 2:3-4).
- Ef 6:12 - “karena perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging, tetapi melawan pemerintah-pemerintah, melawan penguasa-penguasa, melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat di udara.”.
- 2Tim 2:3-4 - “(3) Ikutlah menderita sebagai seorang prajurit yang baik dari Kristus Yesus. (4) Seorang prajurit yang sedang berjuang tidak memusingkan dirinya dengan soal-soal penghidupannya, supaya dengan demikian ia berkenan kepada komandannya.”.
Konsep saudara tentang hidup ini merupakan sesuatu yang penting.
Kalau konsep saudara tentang hidup adalah: ‘karena hidup hanya satu kali,
maka saya harus menikmatinya’, maka mungkin saudara tidak akan pernah
memberitakan Injil. Tetapi ingat bahwa konsep hidup dalam Kitab Suci adalah:
hidup merupakan peperangan rohani. Karena hidup ini adalah peperangan rohani
melawan setan, maka kita tidak boleh hidup santai!
Dalam peperangan, pertahanan adalah sesuatu yang sangat penting.
Menyerang tanpa mempedulikan pertahanan, merupakan sesuatu yang sangat
berbahaya dalam peperangan. Tetapi sebaliknya, kita tidak mungkin bisa menang
kalau kita hanya bertahan. Jadi, kedua-duanya harus kita lakukan. Kita harus
memperhatikan pertahanan kita, misalnya dengan banyak belajar Firman Tuhan,
dengan banyak berdoa, dengan menjauhi pencobaan, dan sebagainya. Tetapi kita
juga harus menyerang, dan Pemberitaan Injil adalah penyerangan dalam perang
melawan setan ini, karena melalui Pemberitaan Injil kita mengusahakan supaya
anak-anak setan / musuh-musuh Tuhan bisa menjadi anak-anak Tuhan. Karena itu,
jangan heran kalau setan paling tidak senang dengan orang Kristen yang
memberitakan Injil, dan paling banyak menyerang orang-orang seperti itu!
Apakah ini harus membuat kita takut? Tidak, karena:
- Dalam Ro 8:31
Paulus berkata: “Sebab itu apakah yang akan kita katakan tentang semuanya
itu? Jika Allah di pihak kita, siapakah yang akan
melawan kita?”.
- Dalam Amanat AgungNya,
Yesus bukan hanya memberikan perintah untuk memberitakan Injil, tetapi juga
janji penyertaanNya kepada orang-orang kristen yang memberitakan Injil.
Mat 28:19-20 - “(19) Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa muridKu dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, (20) dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.’”
V.Supaya Injil bisa tersebar dengan cepat.
Dalam Kitab Kisah Para Rasul, jumlah jemaat bertumbuh dengan pesat
(Kis 1:26 2:41,47 4:4 5:14 6:7). Tetapi kelihatannya pada jaman
sekarang tidak. Mengapa? Karena pada abad pertama, semua jemaat ikut memberitakan
Injil. Tetapi keadaan berubah! Pada sekitar tahun 1970-an seorang misionaris
mengatakan bahwa statistik menunjukkan bahwa hanya 0,5 % (setengah persen)
orang kristen yang memberitakan Injil!
Ada seorang pendeta yang pernah memberikan ilustrasi sebagai
berikut untuk menekankan pentingnya setiap orang kristen untuk memberitakan
Injil. Ia membandingkan dua keadaan:
- Keadaan I adalah dimana
di dunia ini hanya ada 1 orang kristen, yang adalah seorang penginjil yang
hebat, yang setiap hari bisa membawa 1000 jiwa datang kepada Tuhan. Tetapi
orang-orang yang sudah bertobat itu tidak ada yang memberitakan Injil.
- Keadaan II adalah dimana di dunia ini hanya ada 1 orang kristen, yang setiap tahun hanya bisa membawa 1 jiwa datang kepada Tuhan. Tetapi setiap jiwa yang bertobat juga memberitakan Injil dan setiap tahun masing-masing orang mendapat 1 jiwa.
Maka kita akan mendapatkan tabel sebagai berikut:
Tahun 1000
/ hari 1 / tahun
---------------------------------------------------------
1 365.000 2 = 21
2 730.000 4 = 22
3 1.095.000 8 = 23
.
.
.
32 11.680.000 232 = 4,3 milyar.
33 12.045.000 233 = 8,6 milyar.
Saudara bisa melihat bahwa dalam keadaan I, dalam 33 tahun, baru
sekitar 12 juta orang yang menjadi kristen. Ini belum mencakup seluruh penduduk
Jawa Timur. Tetapi dalam keadaan II, dalam 33 tahun, ada 8,6 milyar orang
kristen. Ini sudah lebih dari penduduk dunia saat ini!
Jadi, kalau saudara selalu membiarkan Pendeta / Penginjil saja
yang memberitakan Injil, paling-paling pertumbuhan gereja / kekristenan akan
menyerupai keadaan I, bahkan lebih buruk dari keadaan I. Mengapa? Karena perlu
diingat, bahwa tidak ada pendeta / penginjil yang bisa mempertobatkan 1000
orang setiap hari! Bahkan Petrus, yang berhasil mempertobatkan 3.000 orang dalam
satu hari (Kis 2:41), tidak setiap hari berhasil mempertobatkan 1.000
orang. Semua ini menyebabkan pertumbuhan gereja / kekristenan akan sangat
lambat, atau, lebih buruk lagi, bisa menyebabkan kemunduran! Tetapi kalau
setiap orang kristen mau memberitakan Injil, kita akan seperti keadaan II.
Pertumbuhan gereja / kekristenan akan cepat sekali!
Perlu juga diketahui bahwa kalau Injil tidak tersebar dengan
cepat, maka ada alternatifnya, yaitu: ajaran sesatlah yang akan tersebar!
Seorang yang bernama Daniel Webster berkata sebagai berikut:
“If religious books are not widely circulated among the masses in this country, I do not know what is going to become of us as a nation. If truth be not diffused, error will be; if God and His Word are not known and received, the devil and his works will gain the ascendancy; if the evangelical volume does not reach every hamlet, the pages of a corrupt and licentious literature will; if the power of the Gospel is not felt throughout the length and breadth of the land, anarchy and misrule, degradation and misery, corruption and darkness, will reign without mitigation or end.” (= Jika buku-buku agama / rohani tidak beredar secara luas di antara rakyat dalam negara ini, saya tidak tahu apa yang akan terjadi pada kita sebagai bangsa. Kalau kebenaran tidak disebarkan, maka kesalahanlah yang akan tersebar; kalau Allah dan FirmanNya tidak diketahui / dikenal dan diterima, setan dan pekerjaannya akan mendapatkan kekuasaan / pengaruh; kalau buku-buku injili tidak mencapai setiap desa, halaman-halaman yang jahat dan literatur yang tidak bermoral akan mencapainya; kalau kuasa Injil tidak dirasakan diseluruh lebar dan panjang negara ini, maka anarkhi dan pemerintahan yang salah, keburukan dan kesengsaraan, korupsi / kejahatan / kecurangan dan kegelapan, akan memerintah tanpa pengurangan atau akhir.).
Seorang
yang bernama Edmund Burke berkata: “All
that is necessary for the triumph of evil is that good men do nothing.” (=
Semua yang dibutuhkan supaya kejahatan menang adalah bahwa orang-orang yang
baik tidak melakukan apa-apa.) - ‘Streams in the Desert’, vol 2,
June 13.
Sekarang mari kita membandingkan kesuaman penginjilan dalam
kalangan Kristen dengan keaktifan penginjilan yang luar biasa dalam kalangan
sekte Saksi Yehuwa! Seorang penatua Saksi Yehuwa yang berdiskusi dengan saya
mengatakan bahwa pada saat ini dalam dunia ada sekitar 6 juta Saksi (ini tidak
termasuk pengunjung biasa dalam kebaktian; yang disebut ‘Saksi’ adalah
orang-orang yang sudah aktif memberitakan Injil dari rumah ke rumah). Dan
pertambahan setiap tahun adalah sebanyak kira-kira 360.000 orang. Pertambahan 6
% setahun ini merupakan sesuatu yang luar biasa. Seorang penulis internet
mengatakan bahwa puncak tertinggi dari pertumbuhan Saksi Yehuwa terjadi pada
tahun 1974, yaitu mencapai 13,5 %! Kalau saudara bertanya: ‘Mengapa mereka bisa
bertumbuh begitu pesat?’, maka salah satu jawabnya adalah, karena Saksi Yehuwa
tidak membedakan antara Pendeta / pengkhotbah / penatua dengan orang awam. Semua Saksi-Saksi Yehuwa didorong
dan dilatih untuk memberitakan ‘Injil’. Dan dalam buku ‘Bagaimana Menghadapi
Saksi Yehuwa’, hal 23, dikatakan bahwa 65 % anggota-anggota Saksi Yehuwa
aktif memberitakan ‘Injil’ (bandingkan ini dengan orang kristen di Indonesia
yang, menurut statistik di atas, hanya 0,5 % saja yang memberitakan Injil).
Pemberitaan Injil memang merupakan pelayanan yang paling ditekankan, atau
ditekankan secara luar biasa, dalam Saksi Yehuwa. Dahulu pada saat mereka
dilarang di Indonesia, mereka tetap memberitakan ‘Injil’ dengan rajin dan
berani, apalagi sekarang, setelah mereka disahkan / diijinkan.
Encyclopedia
Britannica 2000: “During the year, nearly five
million Witnesses spent over one billion hours spreading Bible knowledge to
their neighbours. This educational work was at the heart of the 80% growth in
the number of the Witnesses during the past decade.” [=
Dalam sepanjang tahun (maksudnya tahun 1994), hampir 5 juta Saksi-Saksi
menghabiskan lebih dari satu milyar jam untuk menyebarkan pengetahuan Alkitab
kepada tetangga-tetangga mereka (ini berarti setiap orang menghabiskan lebih
dari 200 jam / tahun). Pekerjaan pendidikan ini merupakan
inti / pokok dari 80 % pertumbuhan dalam jumlah dari Saksi-Saksi sepanjang
10 tahun yang lalu.].
Seorang penatua Saksi Yehuwa mengatakan bahwa:
- Pada saat ini (tahun 2002) ada 6 juta Saksi Yehuwa di seluruh dunia, sedangkan jemaat dalam kebaktian / pertemuan mereka ada 26 atau 36 juta (ia tidak tahu persis), tetapi saya kira ia salah, karena menurut internet hanya sekitar 16 juta. Yang disebut ‘Saksi’ adalah orang-orang yang sudah aktif memberitakan Injil. Jadi yang memberitakan Injil ‘hanya’ 37,5 %. Ini memang jauh lebih rendah dari bilangan 65 % di atas, tetapi ini sudah sangat tinggi dibandingkan dengan persentase yang memberitakan Injil dalam kalangan orang kristen. Saya mendengar bahwa 15 % dari jemaat Gereja dari D. James Kennedy di Florida (yang memulai program penginjilan Evangelism Explosion), aktif memberitakan Injil. Ini mungkin yang tertinggi di dunia dalam kalangan gereja-gereja Kristen, tetapi ini masih kalah jauh dibandingkan dengan Saksi Yehuwa.
- Ia sendiri menghabiskan 24 jam / bulan untuk memberitakan Injil dari rumah ke rumah.
Dari internet saya mendapatkan statistik Saksi-Saksi Yehuwa di
Indonesia untuk tahun 2001 sebagai berikut:
-
Jumlah pengunjung biasa
dalam kebaktian 36.158 orang, sedangkan jumlah Saksi-Saksi Yehuwa 16.136 orang;
itu berarti presentase yang memberitakan Injil adalah 44,6 %.
- Jumlah penginjilan yang mereka lakukan dalam tahun 2001 itu adalah 2.895.595 jam, yang berarti mendekati 180 jam per orang per tahun.
Tentang banyaknya jam penginjilan Saksi-Saksi Yehuwa di dunia,
statistik tahun 2001 mengatakan bahwa 6.117.666 Saksi-Saksi Yehuwa memberitakan
Injil sebanyak 1.169.082.225 jam, dan itu berarti rata-rata setiap Saksi Yehuwa
memberitakan Injil lebih dari 190 jam per tahun.
Sebetulnya kalau kita mengingat bahwa Saksi-Saksi Yehuwa itu sesat
dan tidak mempunyai keyakinan keselamatan, sedangkan orang kristen mempunyai
keyakinan keselamatan, tetapi Saksi-Saksi Yehuwa jauh lebih rajin dan berani
dalam ‘memberitakan Injil’, maka kita seharusnya merasa malu!
Saya berharap bahwa kata-kata ini bisa mendorong setiap orang
kristen, terlebih lagi setiap hamba Tuhan, untuk lebih giat dalam memberitakan
Injil / Firman Tuhan.
VI.Supaya manusia berdosa mendapat jalan untuk bebas dari hukuman Allah.
Kitab Suci berkata bahwa:
1) Semua manusia berdosa.
Ro 3:10-12,23 - “(10) seperti ada tertulis: ‘Tidak ada yang benar, seorangpun tidak. (11) Tidak ada seorangpun yang berakal budi, tidak ada seorangpun yang mencari Allah. (12) Semua orang telah menyeleweng, mereka semua tidak berguna, tidak ada yang berbuat baik, seorangpun tidak. ... (23) Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah,”.
2) Karena itu, semua orang
akan dihukum.
Ro 6:23 - “Sebab upah dosa ialah maut; tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.”.
Wah 21:8 - “Tetapi orang-orang penakut, orang-orang yang tidak percaya, orang-orang keji, orang-orang pembunuh, orang-orang sundal, tukang-tukang sihir, penyembah-penyembah berhala dan semua pendusta, mereka akan mendapat bagian mereka di dalam lautan yang menyala-nyala oleh api dan belerang; inilah kematian yang kedua.’”.
3) Manusia tidak bisa menyelamatkan
dirinya sendiri dengan perbuatan baiknya / ketaatannya.
Gal 2:16,21 - “(16) Kamu tahu, bahwa tidak seorangpun yang dibenarkan oleh karena melakukan hukum Taurat, tetapi hanya oleh karena iman dalam Kristus Yesus. Sebab itu kamipun telah percaya kepada Kristus Yesus, supaya kami dibenarkan oleh karena iman dalam Kristus dan bukan oleh karena melakukan hukum Taurat. Sebab: ‘tidak ada seorangpun yang dibenarkan’ oleh karena melakukan hukum Taurat. ... (21) Aku tidak menolak kasih karunia Allah. Sebab sekiranya ada kebenaran oleh hukum Taurat, maka sia-sialah kematian Kristus.”.
Ketaatan terhadap hukum Taurat sama dengan ketaatan terhadap
Firman Tuhan, dan ayat di atas mengatakan bahwa hal itu tidak bisa membenarkan
siapapun.
4) Kristus sudah mati
menebus dosa kita sehingga dalam Kristus ada pengampunan / pembebasan dari
hukuman Allah.
- Yoh 3:16 - “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan AnakNya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepadaNya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.”.
- Kis 10:43 - “Tentang Dialah semua nabi bersaksi, bahwa barangsiapa percaya kepadaNya, ia akan mendapat pengampunan dosa oleh karena namaNya.’”.
- Kis 13:38-39 - “(38) Jadi ketahuilah, hai saudara-saudara, oleh karena Dialah maka diberitakan kepada kamu pengampunan dosa. (39) Dan di dalam Dialah setiap orang yang percaya memperoleh pembebasan dari segala dosa, yang tidak dapat kamu peroleh dari hukum Musa.”.
- Ro 8:1 - “Demikianlah sekarang tidak ada penghukuman bagi mereka yang ada di dalam Kristus Yesus.”.
5) Tetapi orang-orang yang
belum pernah mendengar tentang Kristus tidak bisa percaya kepadaNya, dan
karenanya tidak bisa diselamatkan.
Banyak orang Kristen yang yakin bahwa orang yang sudah mendengar
Injil, tetapi tetap tidak percaya kepada Kristus, pasti masuk neraka. Tetapi
banyak orang Kristen yang bingung dan bertanya-tanya tentang nasib dari
orang-orang yang tidak pernah mendengar Injil sampai mati. Saya berpendapat
bahwa orang yang tidak pernah mendengar tentang Yesus juga akan binasa / masuk
neraka! Kalau orang yang tidak pernah mendengar Injil bisa masuk surga, maka
untuk apa kita diperintahkan untuk memberitakan Injil? Bahwa kita diperintahkan
untuk memberitakan Injil dan menjadikan semua bangsa murid Yesus, jelas
menunjukkan bahwa orang yang tidak pernah mendengar Injil juga pasti tidak bisa
selamat.
Pandangan ini didukung oleh beberapa bagian Alkitab yang lain seperti:
a) Ro 2:12a - “Sebab semua orang yang berdosa tanpa hukum
Taurat akan binasa tanpa hukum Taurat.”.
Dalam jaman Perjanjian Lama, orang di luar Israel / Yahudi yang
tidak pernah mempunyai hukum Taurat, dikatakan ‘binasa tanpa hukum Taurat’. Artinya mereka tidak akan
dihakimi berdasarkan hukum Taurat, tetapi mereka tetap binasa / masuk neraka,
karena mereka tetap mempunyai dosa. Mereka dihakimi berdasarkan hati nurani
mereka, dan sudah pasti tidak ada orang yang bisa hidup 100 % sesuai dengan
hati nuraninya!
Analoginya, dalam jaman Perjanjian Baru, orang yang tidak pernah
mendengar Injil, akan ‘binasa
tanpa Injil’! Mereka memang tidak akan dihakimi berdasarkan Injil, tetapi
mereka tetap mempunyai dosa, dan mereka harus dihukum karena itu.
b) Ro 10:13-14 - “(13) Sebab, barangsiapa yang berseru
kepada nama Tuhan, akan diselamatkan. (14) Tetapi bagaimana mereka dapat
berseru kepadaNya, jika mereka tidak percaya kepada Dia? Bagaimana mereka dapat
percaya kepada Dia, jika mereka tidak mendengar tentang Dia. Bagaimana mereka
mendengar tentang Dia, jika tidak ada yang memberitakanNya?”.
Teks ini membentuk suatu rantai. Orang yang berseru kepada nama
Tuhan akan selamat, tetapi ia tidak akan bisa berseru kepada nama Tuhan kalau
ia tidak percaya kepada Tuhan. Dan ia tidak akan bisa percaya kepada Tuhan
kalau ia tidak pernah mendengar tentang Dia. Dan ia tidak akan bisa mendengar
tentang Dia, kalau tidak ada yang memberitakan Injil kepadaNya.
Kalau kita membalik urutannya dari belakang, maka kita akan
mendapatkan sebagai berikut: kalau tidak ada orang yang memberitakan Injil
kepadanya, maka ia tidak bisa mendengar tentang Dia, sehingga tidak percaya
kepadaNya, sehingga tidak bisa berseru kepadaNya, sehingga tidak bisa
diselamatkan.
Dengan demikian jelaslah bahwa orang yang tidak diinjili / tidak
pernah mendengar tentang Yesus, pasti tidak selamat. Fakta Kitab Suci inilah
yang mendasari pengutusan misionaris ke tempat-tempat yang belum pernah
dijangkau Injil.
c) Yeh 3:18 - “Kalau Aku berfirman kepada orang jahat:
Engkau pasti dihukum mati! - dan engkau tidak memperingatkan dia atau tidak
berkata apa-apa untuk memperingatkan orang jahat itu dari hidupnya yang jahat,
supaya ia tetap hidup, orang
jahat itu akan mati dalam kesalahannya, tetapi Aku akan menuntut
pertanggungan jawab atas nyawanya dari padamu.”.
Perhatikan bahwa ayat ini mengatakan bahwa orang jahat yang tidak
diperingati / diinjili itu, akan mati dalam kesalahannya!
Jadi merupakan tugas kita untuk memberitakan Injil kepada mereka
supaya mereka bisa mendengar Injil, lalu percaya dan diselamatkan dari murka
Allah.
Jadi, Pemberitaan Injil sebetulnya merupakan tindakan kasih kita
kepada orang yang belum diselamatkan. Ada banyak orang kristen yang melakukan
tindakan kasih hanya dengan menolong secara jasmani. Memang orang yang ditolong
akan senang karena ditolong secara jasmani, tetapi pada waktu mereka mati,
mereka tetap harus pergi ke neraka selama-lamanya untuk membayar sendiri
dosa-dosanya karena mereka tidak mempunyai Yesus sebagai Juruselamat / Penebus
dosa. Apa gunanya tindakan kasih yang seperti itu? Tindakan kasih yang terbesar
yang bisa saudara lakukan kepada orang yang belum percaya adalah Pemberitaan
Injil! Tetapi anehnya, atau lucunya, Pemberitaan Injil sering membuat orang
yang diinjili justru menjadi marah kepada kita. Di sini kita melihat secara
jelas peranan dari setan dalam diri orang-orang itu.
Ada orang yang berkata bahwa untuk memenangkan jiwa seseorang kita
tidak perlu memberitakan Injil kepadanya, tetapi cukup menunjukkan hidup yang
saleh, penuh dengan kasih dsb. Terhadap pandangan seperti ini, yang merupakan
pandangan dari banyak orang-orang Liberal, saya menjawab bahwa sekalipun hidup saleh itu penting, tetapi itu tidak bisa
menggantikan Pemberitaan Injil! Teks di bawah ini jelas menunjukkan
bahwa tanpa firman / Injil tidak mungkin seseorang bisa percaya.
- Ro10:13-14,17 - “(13) Sebab, barangsiapa yang berseru kepada nama Tuhan, akan diselamatkan. (14) Tetapi bagaimana mereka dapat berseru kepadaNya, jika mereka tidak percaya kepada Dia? Bagaimana mereka dapat percaya kepada Dia, jika mereka tidak mendengar tentang Dia. Bagaimana mereka mendengar tentang Dia, jika tidak ada yang memberitakanNya? ... (17) Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus.”.
Tetapi mungkin mereka bisa menjawab dengan 1Pet 3:1-2 yang
berbunyi sebagai berikut: “(1) Demikian
juga kamu, hai istri-istri, tunduklah kepada suamimu, supaya jika ada di antara
mereka yang tidak taat kepada Firman, mereka juga tanpa perkataan dimenangkan oleh kelakuan
istrinya, (2) jika mereka melihat, bagaimana murni dan salehnya hidup istri
mereka itu.”.
Apakah ayat ini berarti bahwa kita bisa memenangkan jiwa hanya
dengan kesalehan, tanpa pemberitaan Injil? Calvin menjawab pertanyaan ini
dengan komentarnya tentang 1Pet 3:1-2 itu yang berbunyi sebagai berikut: “But
it may seem strange that Peter should say, that a husband might be gained to
the Lord without a word; for why is it said, that ‘faith cometh by hearing?’
Rom. 10:17. To this I reply, that Peter’s words are not to be so understood
as though a holy life alone could lead the unbelieving to Christ, but that
it softens and pacifies their minds, so that they might have less dislike to
religion; for as bad examples create offences, so good ones afford no small
help. Then Peter shews that wives by a holy and pious life could do so much as
to prepare their husbands, without speaking to them on religion, to embrace the
faith of Christ.” (= Tetapi kelihatannya aneh bahwa Petrus berkata bahwa
seorang suami bisa dimenangkan bagi Tuhan tanpa perkataan; karena mengapa
dikatakan bahwa ‘iman timbul dari pendengaran?’ Ro 10:17. Terhadap pertanyaan
ini saya menjawab bahwa kata-kata
Petrus tidak boleh dimengerti seakan-akan suatu kehidupan yang kudus saja bisa
membimbing orang yang tidak percaya kepada Kristus, tetapi bahwa itu
melunakkan dan menenangkan pikiran mereka, sehingga mereka bisa berkurang dalam
ketidak-senangannya terhadap agama; karena sebagaimana teladan yang jelek
menciptakan batu sandungan, begitu juga teladan yang baik memberikan
pertolongan yang tidak kecil. Maka Petrus menunjukkan bahwa istri-istri, oleh
kehidupan yang kudus dan saleh, bisa melakukan begitu banyak untuk
mempersiapkan suami-suami mereka, tanpa berbicara kepada mereka tentang agama,
untuk memeluk iman Kristus.) - hal 95-96.
Jadi jelaslah bahwa Petrus hanya memaksudkan bahwa hidup saleh itu
hanya bisa mempersiapkan seseorang untuk bisa menerima Kristus, tetapi
selanjutnya masih perlu disertai dengan pemberitaan Injil supaya mereka bisa
percaya.
VII.Karena Yesus adalah satu-satunya jalan ke surga.
Banyak orang berkata bahwa ada banyak jalan ke surga, dan Yesus
hanya merupakan salah satu jalan ke surga. Seandainya hal ini benar, maka jelas
bahwa kita tidak perlu memberitakan Injil. Tetapi Alkitab tidak mengajar
demikian. Alkitab menyatakan secara sangat jelas bahwa Yesus adalah satu-satunya
jalan (bukan salah satu jalan) ke surga. Perhatikan ayat-ayat ini:
- Yoh 14:6 - “Kata Yesus kepadanya: ‘Akulah jalan dan
kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak
melalui Aku.”.
- Kis 4:12 - “Dan keselamatan tidak ada di dalam
siapapun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada
nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan.’”
- 1Yoh 5:11-12 - “(11) Dan inilah kesaksian itu: Allah telah mengaruniakan hidup yang kekal kepada kita dan hidup itu ada di dalam AnakNya. (12) Barangsiapa memiliki Anak, ia memiliki hidup; barangsiapa tidak memiliki Anak, ia tidak memiliki hidup.”.
Karena itu, kita harus memberitakan Injil.
Catatan: karena pentingnya kepercayaan
terhadap Kristus sebagai satu-satunya jalan ke surga, dalam persoalan
keselamatan dan penginjilan, dan karena banyaknya serangan terhadap doktrin ini
dari kalangan gereja-gereja yang liberal, maka hal ini akan saya bahas secara
khusus dalam bab / pelajaran yang berikut.
VIII.Karena Injil bisa memperbaiki kehidupan manusia.
Pendidikan (termasuk pendidikan sex), hukuman penjara, dsb, hanya
bisa mengubah seseorang dari luar,
dan bahkan seringkali sama sekali tidak mengubah manusia.
Misalnya:
- Sekalipun pendidikan seks
di Amerika sangat hebat, tetapi kebejatan moral / free sex makin menjadi-jadi.
- Orang-orang yang keluar dari penjara sering kali justru menjadi lebih jahat, atau lebih lihai dalam kejahatan.
Tetapi Pemberitaan Injil, kalau itu diterima, akan menyebabkan
seseorang berubah.
- 2Kor 5:17 - “Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang.”
Berbeda dengan perubahan yang dihasilkan oleh pendidikan, penjara
dsb, perubahan yang terjadi karena seseorang menerima Yesus Kristus sebagai
Juruselamatnya, akan mengubah orang itu dari dalam. Mengapa? Karena orang yang
percaya kepada Kristus pasti menerima Roh Kudus, dan Roh Kudus di dalam diri
orang itu akan menghasilkan buah Roh (Gal 5:22-23), yang akan menguduskan
kehidupan orang itu.
Contoh:
-
Saulus / Paulus.Gal 1:20-23 - “(20) Di hadapan Allah kutegaskan: apa yang kutuliskan kepadamu ini benar, aku tidak berdusta. (21) Kemudian aku pergi ke daerah-daerah Siria dan Kilikia. (22) Tetapi rupaku tetap tidak dikenal oleh jemaat-jemaat Kristus di Yudea. (23) Mereka hanya mendengar, bahwa ia yang dahulu menganiaya mereka, sekarang memberitakan iman, yang pernah hendak dibinasakannya.
- Zakheus.Luk 19:1-10 - “(1) Yesus masuk ke kota Yerikho dan berjalan terus melintasi kota itu. (2) Di situ ada seorang bernama Zakheus, kepala pemungut cukai, dan ia seorang yang kaya. (3) Ia berusaha untuk melihat orang apakah Yesus itu, tetapi ia tidak berhasil karena orang banyak, sebab badannya pendek. (4) Maka berlarilah ia mendahului orang banyak, lalu memanjat pohon ara untuk melihat Yesus, yang akan lewat di situ. (5) Ketika Yesus sampai ke tempat itu, Ia melihat ke atas dan berkata: ‘Zakheus, segeralah turun, sebab hari ini Aku harus menumpang di rumahmu.’ (6) Lalu Zakheus segera turun dan menerima Yesus dengan sukacita. (7) Tetapi semua orang yang melihat hal itu bersungut-sungut, katanya: ‘Ia menumpang di rumah orang berdosa.’ (8) Tetapi Zakheus berdiri dan berkata kepada Tuhan: ‘Tuhan, setengah dari milikku akan kuberikan kepada orang miskin dan sekiranya ada sesuatu yang kuperas dari seseorang akan kukembalikan empat kali lipat.’ (9) Kata Yesus kepadanya: ‘Hari ini telah terjadi keselamatan kepada rumah ini, karena orang inipun anak Abraham. (10) Sebab Anak Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang.’”.
IX.Karena rasa takut untuk PI datang dari setan.
Ada rasa takut yang datang dari Tuhan (misalnya: takut berbuat
dosa), tetapi ada juga rasa takut yang datang dari setan (misalnya: takut
melayani, takut memberitakan Injil). Kalau kita menuruti rasa takut yang datang
dari setan itu, berarti kita tunduk kepada setan. Dari pada ‘tidak memberitakan
Injil’ karena menuruti rasa takut kepada setan, lebih baik kita merasa takut
kalau kita tidak memberitakan Injil, karena Tuhan memerintahkan pemberitaan
Injil! Tetapi tentu yang terbaik adalah memberitakan Injil, bukan karena takut
kepada Tuhan, tetapi karena kasih kepada Tuhan dan sesama manusia. Kasih memang
merupakan dasar ketaatan yang sejati.
Yoh 14:15 - “‘Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan
menuruti segala perintahKu.”.
X.Karena akan datang waktunya dimana kita tidak lagi bisa memberitakan Injil.
Perhatikan ayat-ayat di bawah ini:
- Yoh 9:4 - “Kita harus mengerjakan pekerjaan Dia yang mengutus Aku, selama masih siang; akan datang malam, di mana tidak ada seorangpun yang dapat bekerja.”.
- 2Tim 4:2-5 - “(2) Beritakanlah firman, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya, nyatakanlah apa yang salah, tegorlah dan nasihatilah dengan segala kesabaran dan pengajaran. (3) Karena akan datang waktunya, orang tidak dapat lagi menerima ajaran sehat, tetapi mereka akan mengumpulkan guru-guru menurut kehendaknya untuk memuaskan keinginan telinganya. (4) Mereka akan memalingkan telinganya dari kebenaran dan membukanya bagi dongeng. (5) Tetapi kuasailah dirimu dalam segala hal, sabarlah menderita, lakukanlah pekerjaan pemberita Injil dan tunaikanlah tugas pelayananmu!”.
Saat inipun sudah banyak orang yang hanya senang mendengar khotbah
yang penuh dengan lelucon, kesaksian, dongeng dsb. Pada hakekatnya mereka bukan
menyenangi Firman Tuhan tetapi lelucon, kesaksian, dongeng, dsb. Jadi boleh
dikatakan bahwa nubuat dalam 2Tim 4:2-5 itu sudah menjadi kenyataan pada
saat ini. Tetapi bagaimanapun juga, sekarang masih ada orang-orang yang mau
mendengar Injil / Firman Tuhan. Kita harus memanfaatkan kesempatan ini sebelum ‘malam’ tiba (Yoh 9:4). Saat itu kita
sudah sama sekali tidak bisa memberitakan Injil. Saat itu bisa terjadi pada
saat Kristus datang kedua kalinya atau pada saat kita mati, atau menjelang
akhir jaman dimana manusia menjadi begitu bejatnya sehingga sama sekali tidak
mau mendengar Injil lagi.
Penutup.
Sebagai
penutup bagian ini, mari kita membaca 3 buah ayat Kitab Suci:
-
Yer 20:9 - “Tetapi
apabila aku berpikir: ‘Aku tidak mau mengingat Dia dan tidak mau mengucapkan
firman lagi demi namaNya’, maka dalam hatiku ada sesuatu yang seperti api yang
menyala-nyala, terkurung dalam tulang-tulangku; aku berlelah-lelah untuk
menahannya, tetapi aku tidak sanggup.”
- Kis 4:20 - “Sebab
tidak mungkin bagi kami untuk tidak berkata-kata tentang apa yang telah kami
lihat dan yang telah kami dengar.’”
- 1Kor 9:16 - “Karena jika aku memberitakan Injil, aku tidak mempunyai alasan untuk memegahkan diri. Sebab itu adalah keharusan bagiku. Celakalah aku, jika aku tidak memberitakan Injil.”.
-o0o-
No comments:
Post a Comment