Oleh : Martin Simamora
Ketika
Menipu Menjadi Cara
Hidup Menggapai Sukses
Yeremia 6:13 “Sesungguhnya,
dari yang
kecil sampai yang besar di antara mereka, semuanya mengejar untung, baik
nabi maupun imam semuanya
melakukan tipu.”
Siapa yang tidak ingin sukses dalam hidup ini? Semua mau dan sangat mendambakanya; bahkan tak peduli
bagaimana caranya; apakah baik atau jahat. Yeremia memberikan sebuah petunjuk
yang sangat impresif! Dari yang paling kecil hingga yang paling besar
di antara mereka,... dari yang usianya paling muda di antara
mereka; atau lebih tepatnya, mulai dari
orang-orang dengan kelas kehidupan
yang paling bawah, dan dalam situasi-situasi yang paling mengerikan, hingga pada mereka yang berada di posisi-posisi terpercaya dan terhormat, dan mereka
yang berada
dalam kekayaan dan kemakmuran yang
berlimpah,semuanya melakukan tipu. Sehingga dengan demikian
setiap usia dan kedudukan telah berdosa, tua dan muda, tinggi dan rendah, kaya
dan miskin, semuanya memang sama-sama pasti melakukan malapateka ini. Setiap orang dikuasai oleh hasrat untuk
memiliki apa yang bukan merupakan bagian
atau hak kepemilikannya, sebuah dosa yang disebutkan secara khusus; bukan
dosa-dosa lain yang menjadi akar kejahatan, dan “melakukan tipu” merupakan dosa yang menjangkiti secara luas
dan cepat diantara mereka.
Demikian juga dari nabi hingga imam pun terjangkiti
secara luas dan cepat. Septuaginta
dan versi-versi lainnya menyatakan
bahwa nabi yang dimaksud di sini adalah nabi palsu dan imam Baal yang
berperilaku tidak jujur, penuh tipu muslihat. Para nabi
bernubuat dalam dusta kepada orang-orang; nabi-nabi palsu
lainnya menjauhkan orang-orang dari ibadah yang sejati kepada Tuhan.
Bukankah potret dunia purba yang dikemukakan oleh Nabi
Yeremia ini pun masih valid untuk
menggambarkan dunia moderen kita yang dikatakan jauh lebih beradab daripada
dunia purba yang “barbar?” Bukahkan di gereja-gereja pun nabi-nabi palsu dapat
menguasai mimbar-mimbar gereja dan melontarkan dusta untuk menjauhkan orang
dari kebenaran, atau meneguk keuntungan sebanyak-banyaknya?
Kredit : Tribun Pontianak |
Lihatlah para pejabat kita di tempat-tempat
terpercaya dan terhormat pun ada yang tersandung skandal-skandal jahat (misal korupsi atau menerima suap);
bukankah hamba-hamba Tuhan tersohor pun
terjerembab dalam penipuan; lihat juga pada gereja dimana para hamba
Tuhan tak gentar menyalahgunakan uang jemaat bahkan para nabi yang
dielu-elukan kadang tak malu untuk mendustai jemaat dengan nubuat-nubuat
palsunya. Ya..tak ada bedanya dengan nabi-nabi Baal lampau. Lihatlah
orang-orang kaya Kristen pun tak malu
untuk menyuap demi kelancaran bisnis atau demi mendapatkan bisnis yang jauh
lebih besar.
Atau, lihatlah juga bagaimana di kalangan
rakyat kecil pun penipuan adalah makanan sehari-hari untuk melepaskan diri dari
jepitan kesusahan ekonomi. Mulai dari menipu pembeli dengan memainkan timbangan
hingga menjual makanan tak layak makan seperti ayam yang mati karena sakit atau
makanan yang dicampur dengan pewarna dan pengawet non pangan.
Kredit : skalanews |
Orang-orang terpelajar atau terdidik pun tak
malu untuk menipu dirinya sendiri dan mendustai publik; mulai dari mengupayakan
ijazah palsu, melakukan plagiarisme atau menyontek karya ilmiah orang lain,
membangun institusi pendidikan tak layak
dengan tenaga pengajar yang tidak memenuhi kualifikasi sebagaimana telah ditetapkan
oleh negara, namun tetap memberi dirinya
mengajar namun tak malu tetap mengaku sebagai
pengikut Kristus!
Untuk apa semuanya itu? Nabi
Yeremia secara jitu memberikan jawaban yang tak bisa dibantah yaitu : mengejar
untung! Mereka semua menipu demi untung; demi uang; demi menyambung kehidupan;
demi menafkahi keluarga; demi masa depan
anak. Mereka mencari uang dengan menipu.
Dalam Perjanjian Lama memang berulang kali
digambarkan adanya kehidupan yang menghalalkan cara yang jahat, mendapatkan
uang atau keuntungan dengan cara yang tidak adil; mereka menggunakan cara-cara
yang HARAM, misal dalam:
- Yehezkiel 33:31 “Dan mereka datang kepadamu
seperti rakyat berkerumun dan duduk di hadapanmu sebagai umat-Ku, mereka
mendengar apa yang kauucapkan, tetapi mereka tidak melakukannya; mulutnya penuh
dengan kata-kata cinta kasih, tetapi hati mereka mengejar keuntungan yang HARAM.”
-
Yehezkiel 22:27 “Pemuka-pemukanya di tengah-tengahnya adalah seperti serigala-serigala yang menerkam mangsanya dalam kehausan akan darah, yang membinasakan orang-orang untuk menguntungkan diri sendiri secara haram.”
- Mazmur 119:36 “Condongkanlah hatiku kepada peringatan-peringatan-Mu, dan jangan kepada laba.”
- Bahkan Tuhan pun berani mereka tipu :Mazmur 78:36 “Tetapi mereka memperdaya Dia dengan mulut mereka, dan dengan lidahnya mereka membohongi Dia.
Perilaku ini sungguh menjijikan di mata
Tuhan, ketika melihat orang-orang yang mengaku umat Tuhan tetapi menutup mata
dengan penipuan dalam mencari nafkah demi anakmu sekalipun, demi kelangsungan
hidupmu sekalipun, demi harga dirimu sekalipun. Anda boleh saja dengan cara demikian
bisa mencari nafkah demi anakmu, demi kelangsungan hidup, dan demi harga dirimu. Cara-cara yang merugikan,menipu
bahkan hingga membahayakan nyawa atau kehidupan orang lain seperti bisnis
pangan menggunakan materi pengawet untuk industri atau untuk pangan tetapi
melampaui batasan sehat; bisnis
penagihan hutang yang menghalalkan kekerasan
yang dapat menciderai orang lain.
Anda boleh berkata kepada saya
bahwa CARA HIDUP TIDAK MEMPERDAYAI orang lain adalah CARA HIDUP TIDAK REALISTIS;
tidak menimbang bagaimana sukarnya
mencari uang di era yang serba tidak mudah; kalau tidak mengenakan CARA atau
GAYA HIDUP yang KAYA dengan TIPU MUSLIHAT bagaimana
mungkin dapat menggapai sukses dan masa depan yang bagus.
Tetapi lihatlah bagaimana sikap Tuhan :
- Yesaya 1:15 “Apabila kamu menadahkan tanganmu untuk berdoa, Aku akan memalingkan muka-Ku, bahkan sekalipun kamu berkali-kali berdoa, Aku tidak akan mendengarkannya, sebab tanganmu penuh dengan darah.”
- Yohanes 9 :31 “Kita tahu, bahwa Allah tidak mendengarkan orang-orang berdosa, melainkan orang-orang yang saleh dan yang melakukan kehendak-Nya.”
- Ayub 35:13 “Sungguh, teriakan yang kosong tidak didengar Allah dan tidak dihiraukan oleh Yang Mahakuasa.”
- Yesaya 59:2-3 “tetapi yang merupakan pemisah antara kamu dan Allahmu ialah segala kejahatanmu, dan yang membuat Dia menyembunyikan diri terhadap kamu, sehingga Ia tidak mendengar, ialah segala dosamu. Sebab tanganmu cemar oleh darah dan jarimu oleh kejahatan; mulutmu mengucapkan dusta, lidahmu menyebut-nyebut kecurangan.”
- Amsal 15:29 “TUHAN itu jauh dari pada orang fasik, tetapi doa orang benar didengar-Nya.”
Sekarang
renungkanlah dan tinjaulah hidupmu. Apakah engkau melakukan hal-hal
jahat demi mendapatkan uang atau nafkah dengan cara menipu? Ataukah anda
bekerja di lembaga-lembaga yang tidak memedulikan hal ini. Resikonya memang
tidak main-main kalau anda tunduk kepada apa yang Tuhan tidak setujui.
Anda bisa jadi segera terjerembab dalam masalah ekonomi; bisa jadi pekerjaan
anda yang lama sangat bagus dalam memberikan nafkah, dan tidak mudah mencari
penggantinya. Namun berjuanglah dalam hidup dan bertahanlah dalam kebenaran; jangan takluk hanya karena anda takut
kelaparan! (bandingkan dengan Matius 4:4, Matius 6:25-27, Ayub 38:41, Mazmur 104:27,
Mazmur 104:28, Lukas 12:24—jangan biarkan atas nama kebutuhan hidup yang memang
sangat penting maka anda menjadi pelaku kejahatan dalam hidup ini)
Apa yang menjadi referensi kita dalam artikel singkat ini, memang benar berasal dari sebuah situasi yang berlangsung dari dunia purba, sebuah dunia kuno. Tetapi apa yang kuno dan purba itu ternyata terus menjangkiti dunia moderen kita yang dikatakan sebagai lebih beradab, beretika dan maju.
Itulah daya maut dosa yang penuh daya pikat,
atas nama: demi kelangsungan hidup! Jika anda memiliki intitusi pendidikan, terlebih lagi teologia yang telah mengeluarkan ijazah kesarjanaan namun belum atau
tidak memiliki kualifikasi yang
ditetapkan oleh negara, maka hentikanlah dan penuhilah terlebih
dahulu semua ketentuan yang ditetapkan negara demi integeritas dan mutu
pendidikan teologia yang diberikan! Jika anda membiarkannya, maka sebetulnya anda
sedang mencari uang dengan cara penuh dusta. Jika anda tidak memenuhi
kualifikasi sebagai pengajar teologia dalam sebuah institusi pendidikan
teologia, maka hentikanlah juga dan perlengkapilah diri anda dengan kualifikasi
pendidikan yang memadai sehingga anda membangun integeritas pendidikan pada
dirimu sendiri. Demikian juga berlaku dalam setiap aspek kehidupan dan
pekerjaan, berlakulah jujur
dan taatilah ketentuan negara yang berlaku (bandingkan
dengan Roma 13:1-8, 1Petrus 2:13-14, Titus 3:1-2) , sehingga kita
menjadi teladan atau garam dan terang dunia, kecuali memang anda adalah
orang-orang Kristen Palsu!
Matius 5:13-14 “Kamu adalah garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang. Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi.”
Berupayalah untuk menjadi garam dan terang dalam dunia yang lebih
menyukai kesuksesan hidup dalam cara yang jujur-tulus DAN adil - MEMPERTIMBANGKAN secara penuh
apakah pencapaian kesuksesan hidup (mencari nafkah dan membangun kehidupan yang berkualitas) BUKAN dengan cara MENIPU!
Sebagai penutup, renungkanlah firman Tuhan
ini bagimu dan mintalah Roh Kudus menerangi anda dari pekatnya gelap dunia yang
menguatirkan apa yang hendak dipakai dan apa yang hendak di makan pada hari ini
dan esok hari. Timbanglah nas-nas berikut ini dalam meninjau bagaimana engkau
bekerja atau mencari nafkah :
Ibrani 13 :5“Janganlah kamu menjadi hamba uang dan cukupkanlah dirimu dengan apa yang ada padamu. Karena Allah telah berfirman: "Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau."Mazmur 141:4“Jangan condongkan hatiku kepada yang jahat, untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang fasik bersama-sama dengan orang-orang yang melakukan kejahatan; dan jangan aku mengecap sedap-sedapan mereka.”Mazmur 51:10“Jadikanlah hatiku tahir, ya Allah, dan perbaharuilah batinku dengan roh yang teguh!”Lukas 12:15“Kata-Nya lagi kepada mereka: "Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap segala ketamakan, sebab walaupun seorang berlimpah-limpah hartanya, hidupnya tidaklah tergantung dari pada kekayaannya itu."
Amin
Referensi
-Gill’s Exposition Of The Entire Bible, pada Yeremia 6:13
-Pulpit Commentary, pada
Yeremia 6:13
No comments:
Post a Comment