Oleh: Henry Clarence Thiessen
Bacalah
lebih dulu “Justifikasi dan Dilahirkan Kembali”
Ini adalah poin akhir
dalam tinjauan aplikasi keselamatan
dalam permulaannya. Persatuan orang percaya dengan Kristus dan posisinya oleh
pengangkatan atau adopsi menjadi anak-anak Allah harus dianalisa.
I.Persatuan
Orang Percaya Dengan Kristus
Jiwa
yang telah dilahirkan kembali dibawa masuk ke dalam sebuah persatuan vital
dengan Kristus. Ini bukan untuk
menyangkal, pertama-tama, sebuah
persatuan yang representatif atau federal, dengan Kristus. Dengan persatuan
legal, Kristus sebagai adam kedua (1Kor 15:22), mengambil tanggung jawab mereka
yang gagal memenuhi kewajiban-kewajibanya, yang gagal dilakukan oleh Adam
pertama, dan memenuhi semua kewajiban-kewajiban tersebut untuk kepentingan
semua umat manusia. Hasil-hasil persatuan dengan Kristus ini adalah pengimputasian atau diperhitungkannya
dosa-dosa kita kepada Yesus dan diperhitungkannya kebenaran Yesus kepada atau
ke dalam diri kita, dan semua manfaat-manfaat turunan terlibat dalam
pengimputasian tersebut. Akan tetapi, kita sekarang mengarahkan perhatian pada
persatuan yang sangat penting, orang
percaya dengan Kristus.
A.Natur Persatuan Ini
Kitab
suci menggambarkan persatuan orang percaya dengan Kristus dalam ragam
cara. Pertama, ada analogi-analogi yang ditarik
dari relasi-relasi yang dapat ditemukan
di dalam dunia ini. Seperti persatuan sebuah bangunan dengan fondasinya (Efesus
2:20-22; Kolose 2:7; 1 Petrus 2:4dst), persatuan antara suami dengan isteri
(Roma 7:4; Efesus 5:31 dst; Wahyu 19:7-9), persatuan antara pokok anggur dengan
cabang-cabangnya (Yohanes 15:1-6), persatuan antara kepala dengan tubuh
(1Korintus 6:15,19; 12:12; Efesus 1:22 dst; 4:15 dst), dan persatuan antara
Adam dengan keturunan-keturunannya ( Roma 5:12,21; 1Kor 15:22,49; bandingkan juga
dengan persatuan antara gembala dan domba, Yohanes 10:1-18; Ibrani 13:20;1
Petrus 2:25).
1.Gambaran-Gambaran Kitab Suci.
Ada juga banyak pernyataan-pernyataan langsung atas fakta ini. Sering kali, dikatakan bahwa orang
percaya itu “di dalam Kristus.” Yesus telah mengatakan terkait orang-orang
percaya sebagai di dalam dia (Yohanes 14:20), dan dalam epistel-epistelnya,
Paulus, kembali dan berulang mengatakan bahwa orang-orang percaya sebagai orang yang berada di dalam Kristus (Roma
6:11; 8:1;2 Kor 5:17; Efesus 2:13; Kolose 2:11 dst). Ini sama juga dengan
epistel-epistel Yohanes (1Yohanes
2:6;4:13; bandingkan dengan 2 Yohanes 9). Kerap juga dikatakan bahwa Kritus
berada di dalam orang percaya (Yohanes 14:20; Roma 8:10; Galatia 2:20; Kolose
1:27). Memang Yesus mendeklarasikan bahwa baik dia dan Bapa tinggal di dalam
orang percaya (Yohanes 14:23). Orang percaya itu, lebih lanjut, telah
digambarkan turut mengambil bagian Kristus ( Yohanes 6:53,56 dst; 1Kor 10:16
dst) dan turut mengambil bagian ilahi (2 Petrus 1:4), dan orang percaya itu sebagai satu roh dengan
Tuhan (1Kor 6:17). Benih Allah tetap di dalam dia ( 1Yohanes 3:9).
2.Sisi negatif.
Untuk memahami apa yang tidak di dalam persatuan ini, konsep-konsep tertentu
harus dibuang. Pertama, persatuan ini bukanlah
persatuan bersifat mistik seperti pada
seorang pantheis. Kitab suci tidak
mengenal adanya persatuan antara Allah atau Kristus dan orang-orang yang tidak
dilahirkan kembali. Tidak juga persatuan tersebut belaka persatuan moral,
sebuah persatuan kasih dan simpati, seperti halnya antara sahabat. Jiwa Yonatan telah
terjalin dengan jiwa Daud (1Sam 18:1), tetapi persatuan orang percaya
dengan Kristus melampaui semua persatuan kepentingan dan tujuan. Juga bukan
merupakan persatuan esensi yang mana dalam
persatuan itu kepribadian manusia dihancurkan atau diserap kedalam Kritus atau
Allah. Pandangan ini dianut oleh sejumlah mistik, tetapi Kitab suci menggambarkan hubungan antara
Kristus dengan orang percaya sebagi hubungan “Aku” dan “engkau”, bahkan dalam kasus mereka yang lebih maju dalam
kehidupan Kristen (Filipi 3:7-14). Juga bukan, pada ahirnya, persatuan itu
adalah sebuah persatuan fisik dan material, yang mana ini diklaim untuk
memilikinya dengan berpartisipasi dalam penetapan-penetapan/ordinansi-ordinansi
gereja. Ordinansi-ordinansi menurut kitab suci tidak mengamankan persatuan ini,
karena ordinansi-ordinansi digambarkan sebagai telah mengasumsikan sejak dini
bahwa persatuan itu telah ada terjadi
atau berlangsung.
3.Sisi
Positif. Apakah persatuan itu? (1)Kita dapat berkata secara positif bahwa itu
adalah sebuah persatuan rohani. “Tetapi siapa yang mengikatkan dirinya pada Tuhan,
menjadi satu roh dengan Dia” (1Kor 6:17; bandingkan dengan 12:13; Rom 8:9 dst;
Efesus 3:16dst). Roh Kudus adalah pemula persatuan ini. (2)Adalah sebuah
persatuan yang vital. Paulus menulis,”
namun
aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang
hidup di dalam aku. Dan hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah
hidup oleh iman dalam Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan
diri-Nya untuk aku” (Galatia 2:20), dan “Sebab kamu telah mati dan hidupmu
tersembunyi bersama dengan Kristus di dalam Allah. Apabila Kristus, yang adalah
hidup kita, menyatakan diri kelak, kamupun akan menyatakan diri bersama dengan
Dia dalam kemuliaan” (Kolose 3:3 dst). Hidup Kristus adalah hidup orang
percaya. (3)Itu adalah persatuan yang utuh. Kembali Paulus menulis,” Kamu semua
adalah tubuh Kristus dan kamu masing-masing adalah anggotanya” (1Kor 12:27),
dan “karena kita adalah anggota tubuh-Nya” (Efe 5:30; bandingkan dengan 1 Kor
6:15). Setiap bagian anggota adalah sebuah sarana dan sebuah tujuan. Tangan-tangan hadir bagi sepasang mata, dan sepasang mata bagi tangan.
Setiap bagian ada bagi kepala, dan kepala bagi setiap bagian. (4) itu adalah
sebuah persatuan yang tidak mudah untuk dipahami. Kitab suci berkata, “Rahasia
ini besar, tetapi yang aku maksudkan ialah hubungan Kristus dan jemaat” (Efe
5:32), dan “betapa kaya dan mulianya rahasia itu di antara bangsa-bangsa lain,
yaitu: Kristus ada di tengah-tengah kamu, Kristus yang adalah pengharapan akan
kemuliaan!”(Kolose 1:27). Bahwa
orang-orang non Yahudi dapat diterima dan disatukan menjadi satu tubuh adalah sebuah misteri. (5)Dan terakhir, persatuan itu mustahil diretakan. Yesus telah
berkata “dan Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti
tidak akan binasa sampai selama-lamanya dan seorangpun tidak akan merebut
mereka dari tangan-Ku” (Yohanes 10:28). Paulus bertanya,” Siapakah yang akan
memisahkan kita dari kasih Kristus? Penindasan atau kesesakan atau
penganiayaan, atau kelaparan atau ketelanjangan, atau bahaya, atau pedang?”
(Roma 8:35,37; bandingkan dengan ayat 38 dst). Kristus memberikan kita hidup
kekal, yang bermakna bahwa kita tidak akan pernah binasa; menambahkan hal ini,
dia memegang kita dalam tangannya, dan penjaminan bagi kita, bahwa tidak ada yang merampas kita
dari tangannya.
B.Metoda Persatuan ini
Bagaimana
persatuan antara Kristus dengan orang Kristen itu didirikan? Kitab suci sedikit
mengatakan ini secara langsung. Tetapi beberapa hal dapat dicatat. Persatuan
ini permulaannya dijumpai dalam tujuan
dan rencana Allah. Kitab suci berkata, “Sebab di dalam Dia Allah telah memilih kita
sebelum dunia dijadikan”(Efe 1:4), dan “Sama seperti Engkau telah memberikan
kepada-Nya kuasa atas segala yang hidup, demikian pula Ia akan memberikan hidup
yang kekal kepada semua yang telah Engkau berikan kepada-Nya” (Yohanes 17:2).
Persatuan itu mulai di dalam orang-orang Kristen ketika kita dihidupkan bersama
dengan Kristus (Efe 2:5). Paulus berkata mengenai kita yang telah menjadi “satu dengan apa yang sama dengan kematian-Nya”(Roma
6:5). Dan dalam 1 Kor 12:13 kita telah diberitahukan bahwa kita telah
dibaptiskan menjadi satu tubuh oleh Roh Kudus. 1 Kor 6:17 merujuk pada fakta
keberadaan kita yang telah disatukan dengan Tuhan, tetapi teks itu tidak
mengatakan bagaimana kita mengalami menjadi telah disatukan itu. Tentu saja,
hanya Allah yang dapat mengambil seserang dan mengimplankannya ke dalam Kristus.
Persatuan itu terkait mereka yang telah
dihidupkan sehingga mereka dibuat mengambil bagian dalam hidup persatuan dengan
Kristus.
C.Konsekuensi Persatuan Ini
Ada
empat hal. (1)Persatuan dengan Kristus bermakna keamanan (Yohanes 10:28-30).
Tidak ada yang dapat memisahkan orang percaya dari kasih Allah, yang ada
didalam Kristus Yesus Tuhan kita (Roma 8:38 dst). Ketika Yesus berbicara
membuang cabang yang tidak tinggal di dalamnya, dia pasti bermaksud orang itu hanyalah berstatus dalam
Kristus (Yohanes 15:6), karena “Sebab jika kita telah menjadi satu dengan apa
yang sama dengan kematian-Nya, kita juga akan menjadi satu dengan apa yang sama
dengan kebangkitan-Nya” (Roma 6:5). (2) Persatuan dengan Kristus juga bermakna
keberbuahan (Yohanes 15:5). Ini adalah buah Roh (Galatia 5:22 dst; bandingkan
dengan Roma 6:22; 7:4; Efe 5:9). Pemangkasan adalah salah satu metoda Tuhan meningkatkan produksi buah dalam
cabang yang tinggal di dalam dia (Yohanes 15:1dst). (3) Persatuan dengan
Kristus bermakna karunia kemampuan untuk melayani. Orang-orang percaya adalah
anggota-anggota Kristus dan, dengan demikian, memiliki berbagai kedudukan dan karunia-karunia kemampuan
melayani (1Kor 12:4-30). Kepala yang mengendalikan pelayanan tersebut.
Persatuan dengan Kristus ini membawa serta, secara logika, kerjasama di antara
anggota-anggota. Persatuan membawa kesatuan dalam tubuh di tengah-tengah
keragaman. (4) Paling ahir, kesatuan
dengan Kristus bermakna persekutuan dengan Kristus. Kita dibawa masuk ke
dalam rahasianya dan telah dijadikan
mengenali dengan sangat baik maksud-maksud dan rencana-rencananya (Efesus
1:8f).
II.Pengangkatan
Orang-Orang Percaya Menjadi Anak-Anak Allah
Doktrin
ini sepenuhnya ditemukan dalam
surat-surat Paulus, dan kita akan memperhatikannya pada bagian akhir. Para penulis Perjanjian Baru
lainnya mengaitkan berkat-berkat yang Paulus kaitkan dengan adopsi, dengan doktrin-doktrin dilahirkan
kembali dan pembenaran. Kata Yunani yang diartikan menjadi “adopsi” muncul
hanya 5 kali dalam kitab suci. Dan hanya ditemukan dalam tulisan-tulisan Paulus
(Roma 8:15,23; 9:4; Galatia 4:5; Efe 1:5). Saat Paulus menerapkan istilah
Israel sebagai sebuah bangsa (Roma 9:4); saat dia merujuk pewujudan penuh
adopsi pada kedatangan Kristus kedua kali (Roma 8:23); dan 3 kali dia
mendeklarasikannya menjadi sebuah fakta saat ini dalam hidup Kristen.
A.Definisi Adopsi atau Pengangkatan Menjadi Anak-Anak
Allah
Seperti
diindikasikan kata Yunani mengindikasikan, adopsi atau pengangkatan menjadi
anak- anak Allah secara literal adalah “menempatkan sebagai seorang anak.”
Evans telah merangkumkannya secara bagus “Dilahirkan kembali memiliki hubungan dengan perubahan kita dalam
tampilnya manusia baru; pembenaran, memiliki hubungan dengan perubahan kita
dalam posisi; pengudusan, berhubungan dengan perubahan kita dalam karakter;
adopsi, dengan perubahan kita dalam posisi”[1]. Kata ini digunakan
orang-orang percaya ketika pertanyaan hak-hak, posisi, dan keistimewaan
dilibatkan. Penekanan Yohanes pada hubungan orang-orang percaya sebagai
anak-anak Allah; kita dilahirkan Allah dan tumbuh menuju kedewasaan (Yohanes 1:12f; 1 Yohanes
3:1). Penekanan Paulus lebih pada posisi; kita adalah anak-anak Allah, dan kita
telah diadopsi masuk ke dalam keluarga Allah.
Nampaknya
Paulus telah menilai orang-orang percaya Perjanjian Lama sebagai “anak-anak,”
namun demikian sebagai “yang minor”; tetapi orang-orang percaya Perjanjian
Baru, dia telah menilainya baik “anak-anak” dan “anak-anak yang telah dewasa.”
Keunggulan-keunggulan utama ke-anak-an, menurut Paulus, adalah dilepaskan dari
hukum (Galatian 4:3-5) dan kepemilikan Roh Kudus, Roh adopsi dan ke-anak-an (
Galatia 4:6; bandingkan dengan Roma 8:15 dst). Kita dapat merangkumkan: Dalam
dilahirkan kembali kita menerima hidup baru; dalam pembenaran, sebuah ciptaan
baru tampil berdiri; dalam adopsi, sebuah posisi baru.
B.Waktu Adopsi
Adopsi
memiliki 3 bagian hubungan waktu. (1) Dalam sidang –sidang Allah, adopsi adalah
sebuah tindakan dalam masa lampau di kekekalan (Efesus 1:5). Sebelum dia pernah
sama sekali memulainya dengan ras Ibrani, ya, sebelum penciptaan, dia telah
menetapkan sebelumnya (mempredestinasikan) kita pada posisi ini. (2)Dalam pengalaman
pribadi, menjadi kenyataan bagi orang percaya pada saat penerimaannya terhadap Yesus Kristus. Kitab suci
mendeklarasikan, “Sebab kamu semua adalah anak-anak Allah karena iman di dalam
Yesus Kristus” (Galatia 3:26), dan “Dan karena kamu adalah anak, maka Allah
telah menyuruh Roh Anak-Nya ke dalam hati kita” (Galatia 4:6). Sebelum
keselamatan, orang-orang non Yahudi merupakan budak dan orang Yahudi adalah
anak-anak yang minor; melalui adopsi, keduanya memiliki sebuah posisi
berkekuatan hukum sebagai anak-anak Allah (Galatia 4:1-7). (3) Tetapi
realisasi penuh atau utuh ke-anak-an ini
menantikan kedatangan Kristus. Itulah saat atau waktu dimana adopsi akan
menjadi penuh diwujudkan (Roma 8:23). Kemudian tubuh-tubuh kita akan dibebaskan
dari kerusakan dan mortalitas atau kefanaan/kematian dan diubahkan menjadi
tubuh kemuliaannya sendiri (Filipi 3:20 dst).
C.Hasil-Hasil Adopsi
Barangkali
yang utama diantara yang lainnya adalah dibebaskan dari hukum (Roma 8:15;
Galatia 4:4 dst). Orang percaya tidak lagi dibawah pengawasan penjaga-penjaga
dan manajer-manajer, tetapi merdeka dari belenggu-belenggu semacam ini. Selanjutnya,
adalah sebagaimana telah telah
disebutkan, sebuah janji kokoh akan sesuatu yang diwariskan. Ini adalah Roh
Kudus itu sendiri (Galatia 4:6 dst; bandingkan dengan Efe 1:11-14). Sang Bapa
mulai menanamkan pada anak-anaknya dengan Roh, menjadi miliknya. Ini adalah
pembayaran awal akan warisan sepenuhnya yang akan diterima kala Kristus datang.
Kemudian ada kesaksian Roh, atau jaminan
(Roma 8:15 dst; Galatia 4:6). Jika orang percaya menghargai pemberian atau karunia tinggi ini, dia akan
secara spontan masuk ke dalam hubungan dengan Bapa (Roma 8:15; Galatia 4:6).
Ini akan secara alami diikuti oleh sebuah berjalan dalam Roh, karena orang
percaya akan dituntun oleh Roh (Roma 8:14; bandingkan dengan Galatia 5:18).
Hasilnya akan berupa keselarasan yang kian lama kian lebih besar terhadap citra
Anak Allah (Roma 8:29). Dan bagi masa depan, orang percaya memiliki
prospek pada suatu saat dijadikan sosok
yang memanifestasikan seorang anak (Roma 8:19). Ini adalah hasil-hasil mulia
dari keselamatan.
Bab
ini selesai.
Lectures
In Systematic Theology, Chapter 31 p.282-286|diterjemahkan dan diedit oleh:
Martin Simamora
Selanjutnya
akan memasuki bab-bab: “Pengudusan” ; “Dipelihara Allah Sejak Awal Hingga
Kesudahannya” dan “Sarana-Sarana
Anugerah”
Catatan
kaki
1‘Evans,
The Great Doctrines of the Bible, p. 161.
No comments:
Post a Comment