F O K U S

Nabi Daud Tentang Siapakah Kristus

Ia Adalah Seorang Nabi Dan Ia Telah   Melihat Ke Depan Dan Telah Berbicara Tentang Kebangkitan Mesias Oleh: Blogger Martin Simamora ...

0 Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita

Oleh: Martin Simamora

Supaya Dalam Dia Kita Dibenarkan oleh Allah

Pernyataan tersebut dapat anda temukan dalam  2 Korintus 5:21 yang merupakan sebuah konklusi yang menakjubkan dari seorang rasul Paulus. Ia menyatakan bahwa Yesus yang tak berdosa sama sekali dalam totalitasnya, telah dibuat oleh Allah menjadi dosa. Tetapi ketakjuban itu tak sampai disitu saja, karena Paulus menunjukan apakah tujuan Allah membuatnya menjadi dosa karena kita, yaitu supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah. Inilah satu-satunya manusia yang dijadikan berdosa untuk menghasilkan pembenaran bagi kita dalam sebuah cara yang menunjukan bahwa sekalipun Ia telah dibuat-Nya berdosa, sama sekali tak menjadikan Yesus adalah taklukan dosa, tetapi seorang penakluk dan pembebas manusia dari kuasa dosa, yang dalam bahasa Paulus: dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah. Wujud bahwa memang benar Yesus telah dibuat Allah menjadi dosa, sungguh begitu vulgar, dan pasti siapapun akan sulit untuk tidak mengatakan bahwa Dia adalah manusia berdosa, jika tidak mengapa Allah membiarkannya dalam sengsara dan salib? Mari kita perhatikan rentet catatan Alkitab berikut ini yang akan mengantarkan kita untuk mendapatkan gambaran besar pada bagaimana Yesus memasuki sebuah fase kehidupan sebagai seorang pesakitan atau terdakwa dengan dakwaan seorang manusia yang sangat bersalah dan sangat tercela, sekalipun ia terbukti secara publik sebagai manusia tanpa salah sama sekali:

0 Ketika Manusia Merasa Terhina oleh Kedaulatan Allah



Oleh: Martin Simamora

Pengenalan & Perjumpaan dengan Tuhan Bukan Soal Seberapa Besar Perjuangan  Seorang Untuk Mengejar-Nya, Tetapi Karena Bapa Menganugerahkannya Melalui Anak dan Roh Kudus dalam Pembacaan Firman Tertulis

Ini adalah problem yang dahsyat karena pada hakikatnya manusia adalah makhluk yang berpikir, memiliki hati nurani dan mampu mengembangkan nilai-nilai luhur dan spiritualitas terhadap Tuhan. Jika dikatakan bahwa tidak ada satupun yang dapat pada dirinya sendiri mengejar pengenalan dan perjumpaan dengan Tuhan, maka reaksi pertama manusia adalah: tidak percaya, mengada-ada dan berarti meniadakan peran-peran  manusia yang semestinya. Mari kita perhatikan  interaksi Yesus Kristus berikut ini:

Yohanes 5:37 Bapa yang mengutus Aku, Dialah yang bersaksi tentang Aku. Kamu tidak pernah mendengar suara-Nya, rupa-Nyapun tidak pernah kamu lihat,

Perkataan Yesus ini menegaskan bahwa mustahil bagi manusia dapat mengejar pengenalan akan Tuhan dan menemukannya pada usaha atau kerja kerasnya sendiri, oleh sebab satu hal yang tak mungkin, yaitu: 

Kamu tidak pernah mendengar suara-Nya
rupa-Nyapun tidak pernah kamu lihat

Ini bukan sebuah asumsi bahkan interpretasi, karena Sang Mesias selanjutnya menunjukan hal-hal praktis yang merupakan praktik sehari-hari manusia yang berupaya semaksimalnya melakukan pengejaran untuk mencapai Tuhan dan memiliki pengenalan atau perjumpaan dengan Tuhan. Perhatikan peringatan-peringatan Yesus berikut ini:

0 Perjalanan yang Tidak Bisa Dilakukan Manusia Berdasarkan Kekuatannya Sendiri

Oleh: Martin Simamora

Ketika Yesus Menyatakan Limitasi Diri Manusia yang Tak Siapapun Dapat Melintasinya Sendirian


Pada satu kesempatan, Petrus menyergap pengajaran Yesus dengan sebuah penentangan yang sangat keras dalam tindakan dan seruan yang tak pernah terbayangkan olehnya sendiri akan dikemukakan terhadap Guru yang begitu dikagumi dan diyakini sebagai penggenap pengharapan mesianik sebagaimana diyakini dalam kepercayaan berdasarkan pemahaman kitab suci yang telah diajarkan oleh  para pengajar bangsa Yahudi. Selama ini kemanapun dan apapun pengajaran yang dikemukakan Yesus kepada para muridnya tidak pernah menimbulkan sebuah argumen yang sekeras ini, melahirkan sebuah emosi yang tak dapat dikuasai oleh tubuh, dan lidah tak kuasa menahan untuk tak menghardik, mengecam Yesus. Tak terbayangkan bagi Petrus untuk meghardik Yesus dan apalagi melihat Yesus yang dalam pandangannya telah melontarkan sebuah pengajaran yang melampaui kebenaran tertinggi yang bagaimanapun yang selama ini diyakini oleh iman bangsa ini sebagai umat Tuhan. Yesus nampaknya terlihat berada di luar kebenaran yang berlandaskan kitab suci, atau setidaknya Yesus telah melakukan tafsir ajaran kitab suci berdasarkan dirinya sendiri sebagai sentralitas kebenaran itu sendiri. Sungguh ini sebuah pengajaran yang asing, sungguh asing dan mustahil untuk dipercayai begitu saja. Mari kita membaca dahulu ketegangan diri Petrus karena tak kuasa mendengar Yesus mengucapkan hal yang sungguh asing untuk diakui sebagai kebenaran, apalagi kebenaran suci-kitab suci:

Matius 16:21-22 Sejak waktu itu Yesus mulai menyatakan kepada murid-murid-Nya bahwa Ia harus pergi ke Yerusalem dan menanggung banyak penderitaan dari pihak tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga.  Tetapi Petrus menarik Yesus ke samping dan menegor Dia, katanya: "Tuhan, kiranya Allah menjauhkan hal itu! Hal itu sekali-kali takkan menimpa Engkau."

bandingkan dengan KJV
From that time forth began Jesus to shew unto his disciples, how that he must go unto Jerusalem, and suffer many things of the elders and chief priests and scribes, and be killed, and be raised again the third day. Then Peter took him, and began to rebuke him, saying, Be it far from thee, Lord: this shall not be unto thee.

Ini benar-benar sebuah Limitasi yang dinyatakan Yesus. Bahwa pengikutan terhadap Yesus untuk kali pertamanya melahirkan realita keterbatasan manusia untuk beriman lebih lanjut. Ini benar- benar limitasi yang siapapun tak dapat melintasinya. Ada 2 hal yang gamblang dinyatakan Yesus, yang menunjukan ketidakmungkinan bagi manusia untuk mempercayainya begitu saja. Itu memang kebenaran. Mari kita memperhatikan 2 faktor penting ini:


Apa yang harus dialami: menanggung banyak penderitaan
Sumber atau penyebab: tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat

0 Yesus si Tukang Kayu, Pengajar Kitab Suci Datang dari Sorga?



Oleh: Martin Simamora


Yesus Kristus di Antara Realitas Dirinya di Tengah-Tengah Masyarakat dan Diri-Nya Sebagai Sang Firman yang Menjadi Manusia di Antara Manusia

Jesus Son of Mary
Satu hal yang menarik pada diri Yesus Kristus, bukan soal menjadi begitu berbeda dengan dunia ini pada realitasnya dan pada jati dirinya. Ia sebetulnya tidak dapat anda dekati pada ranah “berani memilih berbeda dengan dunia ini dengan segala keinginan dan kebenaran-kebenaran versinya.” Yesus Kristus dalam Ia sebagai manusia sudah terlampau keras untuk dikenali oleh siapapun pada apakah realitasnya. Secara umum masyarakat pada eranya beranggapan bahwa Yesus terjebak dalam problem kejiwaan yang begitu berat hingga ia tidak mampu membedakan antara fantasi dan realita sosial sesungguhnya. Mari segera kita lihat problem ini, memang di sini kita perlu untuk membaca secara lebih cermat dan teliti sehingga kita dapat menangkap sebuah kegelisahan dan kebingungan yang berkecamuk di antara para pendengarnya atau para pengelunya, mari kita membaca situasi-situasi berikut ini:

►Markus 6:3 Bukankah Ia ini tukang kayu, anak Maria, saudara Yakobus, Yoses, Yudas dan Simon? Dan bukankah saudara-saudara-Nya yang perempuan ada bersama kita?" Lalu mereka kecewa dan menolak Dia.

►Matius 13:55 Bukankah Ia ini anak tukang kayu? Bukankah ibu-Nya bernama Maria dan saudara-saudara-Nya: Yakobus, Yusuf, Simon dan Yudas? Dan bukankah saudara-saudara-Nya perempuan semuanya ada bersama kita? Jadi dari mana diperoleh-Nya semuanya itu?"

►Yohanes 6:42 Kata mereka: "Bukankah Ia ini Yesus, anak Yusuf, yang ibu bapanya kita kenal? Bagaimana Ia dapat berkata: Aku telah turun dari sorga?"

Bagi masyarakat ada problem jati diri dan terutama akal sehat pada diri Yesus. Ada satu perilaku dan pengidentitasan diri yang melampaui siapakah ia sebagaimana masyarakat mengenalnya.  Ini terungkap jelas dari kegusaran semacam ini: 

●Bukankah ia ini tukang kayu?
●Bukankah ibunya: Maria?
●Bukankah  saudara-saudaranya: Yakobus, Yusuf, Simon dan Yudas?
●Bukankah ia ini Yesus, anak Yusuf, yang ibu bapanya kita kenal?
●Bukankah saudara-saudaranya perempuan semuanya ada bersama kita?

Kalau saya buatkan data kependudukan sederhana pada diri Yesus, sederhananya ini:

0 Jalan Keselamatan Bukan Rivalitas Kebenaran-Kebenaran



Oleh: Martin Simamora


 Keselamatan Dari Tuhan, Bukan Melalui Perjuangan atau Fanatisme Hidup Kudus, dan Taurat
Tidak Pernah Ada Dualitas pada Keselamatan
Hanya Datang Dari Allah



Kalau kita membicarakan satu satunya keselamatan, maka bukan merupakan konsepsi dan tidak akan pernah sebuah rivalitas di antara alternatif alternatif lainnya. Alkitab sama sekali tidak pernah membicarakan konteks yang demikian. Bahkan hal ini tetap begitu jelas dalam peristiwa negatif atau peristiwa kelam. Mari kita perhatikan teks ini yang juga akan menjadi sentral pada khotbah kali ini :

Lukas 11:49-51 (TB)  Sebab itu hikmat Allah berkata: Aku akan mengutus kepada mereka nabi-nabi dan rasul-rasul dan separuh dari antara nabi-nabi dan rasul-rasul itu akan mereka bunuh dan mereka aniaya, supaya dari angkatan ini dituntut darah semua nabi yang telah tertumpah sejak dunia dijadikan, mulai dari darah Habel sampai kepada darah Zakharia yang telah dibunuh di antara mezbah dan Rumah Allah. Bahkan, Aku berkata kepadamu: Semuanya itu akan dituntut dari angkatan ini.

Apa yang menarik dari teks ini, fakta para pembawa kebenaran yang tidak tunggal: “mereka nabi-nabi dan rasul-rasul” namun tidak sedikitpun mengindikasikan kemajemukan kebenaran atau keberagaman “hikmat Allah” terkait keselamatan. Kebenaran ini telah diungkapkan oleh Yesus sebagai kebenaran “sejak dunia dijadikan.” Jadi dengan demikian, Yesus Kristus dalam hal ini sedang membicarakan kebenaran Allah yang telah ada sejak pra eksistensi Israel! Walau Yesus adalah Mesias yang dijanjikan bagi Israel dan datang dari bangsa ini, spektrum peruntukannya adalah bagi dunia dan sejak permulaan waktu sejarah manusia. Konteks Lukas 11:49-51 adalah Yesus yang sedang mengecam bangsa Israel sebagai bangsa yang begitu berlumuran darah, sekaligus menunjukan kalau hanya bangsa ini saja yang memiliki para nabi dan para rasul yang datang dari satu-satunya Allah. Hanya dari bangsa ini saja dan tidak akan ada dari bangsa lain manapun juga, sementara kebenaran yang diterima bangsa ini telah merupakan kebenaran yang telah dinyatakan sejak sebelum Israel itu sendiri ada: “supaya dari angkatan ini dituntut darah semua nabi yang telah tertumpah sejak dunia dijadikan, mulai dari darah Habel sampai kepada darah Zakharia yang telah dibunuh di antara mezbah dan Rumah Allah. Bahkan


Yesus Kristus tidak membicarakan banyak varian atau administrasi jalan keselamatan yang pernah ditawarkan pada zaman demi zaman, tetapi membicarakan kejahatan manusia terhadap para nabi pembawa suara dan kehendak Tuhan terhadap manusia. Yesus menunjukan pemberontakan manusia yang merupakan pemerintahan dosa dalam rupa paling keji: membunuh para nabi kudus Allah yang sama sekali tidak datang dengan kekerasan dan bala tentara perkasa. Coba kita perhatikan sabda Sang Kristus berikut ini:

0 Perjumpaan Yesus Kristus dengan Dunia



Oleh: Martin Simamora

Bukan Harmoni Tetapi Terang Masuk Kedalam Dunia dalam Kegelapan


Apa yang saya maksudkan dengan perjumpaan Yesus Kristus dengan dunia adalah momentum dimana Yesus secara publik tampil memulai apa yang harus dilakukan dan disampaikannya sebagaimana Bapa-Nya menghendakinya untuk dikatakan dan dilakukannya (Yohanes 12:49, 3:11, 5:19, 7:16,8:26-28). Beginilah injil Markus menyatakan perjumpaan Yesus Kristus dengan dunia:

Markus 1:14-15 Sesudah Yohanes ditangkap datanglah Yesus ke Galilea memberitakan Injil Allah, kata-Nya: "Waktunya telah genap; Kerajaan Allah sudah dekat. Bertobatlah dan percayalah kepada Injil!"

Yesus tampil setelah Yohanes Pembaptis ditangkap. Tetapi Yesus sendiri tidak tampil karena semacam kekosongan akibat Yohanes ditangkap, tetapi karena: waktunya telah genap. Semenjak kelahirannya, masa kanak-kanaknya dan masa ia menjadi dewasa, ia tidak pernah tampil sebagaimana momentum ini, sebab hanya kalau waktunya telah genap, ia akan tampil.

Pemberitaan Yohanes Pembaptis dan Yesus adalah sama, baik Yesus dan Yohanes Pembaptis memberitakan atau menyerukan pertobatan. Hanya saja, Yohanes Pembaptis dalam seruan pertobatan itu, mengintroduksi seseorang  yang sangat tinggi dan sangat mulai baginya dan bagi dunia ini. Beginilah Yohanes Pembaptis menyatakan sosok tersebut:

"Sesudah aku akan datang Ia yang lebih berkuasa dari padaku; membungkuk dan membuka tali kasut-Nyapun aku tidak layak.- Markus 1:7

0 Ketika Manusia Memanipulasi Tuhan dan Sesamanya



Oleh: Martin Simamora

Tidak Ada Sesuatupun yang Tersembunyi  yang Tidak Akan Diketahui
Membasuh tangan- rd.com

Apa yang paling menakjubkan pada diri manusia adalah kemampuannya yang luar biasa untuk menutupi sebuah kebercelaan demi sebuah sinaran kesuciannya tetap memendar di hadapan manusia. Bahwa manusia memang begitu luar biasa hebatnya menjaga kemuliaan dirinya dari kemungkinan cela-cela yang bisa membuat orang lain mengetahui  berbagai motif abu-abu atau bahkan hitamnya diri, hingga rahasia-rahasia yang  harus dilindungi sedemikian rupa demi pencitraan diri dan jati dirinya dihadapan publik, bahkan menjadi salah satu konfrontasi yang paling keras antara Yesus Kristus terhadap manusia-manusia yang dikenal suci di dalam masyarakat. Saya ingin mengajak para pembacaku yang budiman untuk membaca  apa yang dicatatkan oleh injil ini bagi kita:

Lukas 12:1 Sementara itu beribu-ribu orang banyak telah berkerumun, sehingga mereka berdesak-desakan. Lalu Yesus mulai mengajar, pertama-tama kepada murid-murid-Nya, kata-Nya: "Waspadalah terhadap ragi, yaitu kemunafikan orang Farisi.

Yesus Kristus bahkan dihadapan beribu-ribu orang banyak mengajar sebuah pokok bahasan yang menunjukan satu aspek pada diri manusia: kemampuan manusia yang luar biasa untuk menutupi sebuah kebercelaan demi sebuah sinaran kesuciannya tetap memendar. Tidak pernah ada satu manusia yang akan berani berkata dihadapan beribu-ribu orang banyak: bahwa mereka semua harus waspada terhadap kemunafikan orang farisi.. Kita tahu bahwa orang-orang Farisi terbilang pemuka-pemuka yang terpandang dalam mahkamah agama Yahudi, coba kita memperhatikan ini untuk sekedar mendapatkan wawasan-sebab saya tidak akan mengulas “siapakah mereka farisi” secara khusus-:


Kisah Para Rasul 23:1,6-9 Sambil menatap anggota-anggota Mahkamah Agama, Paulus berkata: "Hai saudara-saudaraku, sampai kepada hari ini aku tetap hidup dengan hati nurani yang murni di hadapan Allah."… Dan karena ia tahu, bahwa sebagian dari mereka itu termasuk golongan orang Saduki dan sebagian termasuk golongan orang Farisi, ia berseru dalam Mahkamah Agama itu, katanya: "Hai saudara-saudaraku, aku adalah orang Farisi, keturunan orang Farisi; aku dihadapkan ke Mahkamah ini, karena aku mengharap akan kebangkitan orang mati." Ketika ia berkata demikian, timbullah perpecahan antara orang-orang Farisi dan orang-orang Saduki dan terbagi-bagilah orang banyak itu. Sebab orang-orang Saduki mengatakan, bahwa tidak ada kebangkitan dan tidak ada malaikat atau roh, tetapi orang-orang Farisi mengakui kedua-duanya. Maka terjadilah keributan besar. Beberapa ahli Taurat dari golongan Farisi tampil ke depan dan membantah dengan keras, katanya: "Kami sama sekali tidak menemukan sesuatu yang salah pada orang ini! Barangkali ada roh atau malaikat yang telah berbicara kepadanya."
Anchor of Life Fellowship , Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri - Efesus 2:8-9