F O K U S

Nabi Daud Tentang Siapakah Kristus

Ia Adalah Seorang Nabi Dan Ia Telah   Melihat Ke Depan Dan Telah Berbicara Tentang Kebangkitan Mesias Oleh: Blogger Martin Simamora ...

Showing posts with label Tinjauan Pengajaran. Show all posts
Showing posts with label Tinjauan Pengajaran. Show all posts

0 Tinjauan Pengajaran Pdt. Dr. Erastus Sabdono Pada Keselamatan Di Luar Kristen (6.E)



Oleh: Martin Simamora

“Yesus Sang  Mesias, Satu-Satunya Anak Domba Allah Yang  Memberikan Pembebasan Dari Segala Dosa, Karena Hukum Musa Tak Dapat Memberikannya(6.E)”




Pemberitaan Injil Kerajaan Sorga sejak di Yerusalem pada hakikatnya memang pertama-tama memberikan bidikan khusus pada orang-orang Yahudi, sebab  Yesus sendiri secara khusus membidik orang-orang Israel secara khusus pada tempat pertama. Mari kita memperhatikan hal-hal berikut ini:

Yohanes 5:39-40 Kamu menyelidiki Kitab-kitab Suci, sebab kamu menyangka bahwa oleh-Nya kamu mempunyai hidup yang kekal, tetapi walaupun Kitab-kitab Suci itu memberi kesaksian tentang Aku, namun kamu tidak mau datang kepada-Ku untuk memperoleh hidup itu.


Yohanes 5:46 Sebab jikalau kamu percaya kepada Musa, tentu kamu akan percaya juga kepada-Ku, sebab ia telah menulis tentang Aku.


Lukas 24:26-27 Bukankah Mesias harus menderita semuanya itu untuk masuk ke dalam kemuliaan-Nya?" Lalu Ia menjelaskan kepada mereka apa yang tertulis tentang Dia dalam seluruh Kitab Suci, mulai dari kitab-kitab Musa dan segala kitab nabi-nabi.


Lukas 4:23 Yesuspun berkeliling di seluruh Galilea; Ia mengajar dalam rumah-rumah ibadat dan memberitakan Injil Kerajaan Allah serta melenyapkan segala penyakit dan kelemahan di antara bangsa itu.

Kehendak Yesus adalah: agar orang-orang Yahudi percaya bahwa Kitab-Kitab Suci sedang menuliskan tentang dirinya, sebagai sumber kehidupan atau pemberi hidup. Yesus bahkan berkata:”Jikalau kamu percaya kepada Musa, tentu kamu akan percaya kepada-Ku, sebab ia telah menulis tentang Aku.” Betapa itu bukan saja sangat penting tetapi Yesus sedang menyatakan bahwa dirinya merupakan kegenapan pada apa yang sedang dinyatakan oleh Kitab-Kitab Suci, termasuk Musa! Pemberitaan ini dinyatakan Yesus sebagai memberitakan Injil Kerajaan Allah, sebuah pemberitaan yang pada dasarnya merupakan berita dirinya sendiri, sebagaimana juga nabi Yohanes  sedang memberitakan dirinya saat berseru: “Bertobatlah, sebab Kerajaan Sorga sudah dekat!”-Yoh 3:2, sebuah peristiwa yang telah dituliskan jauh sebelumnya oleh nabi Yesaya:” Sesungguhnya dialah yang dimaksudkan nabi Yesaya ketika ia berkata: "Ada suara orang yang berseru-seru di padang gurun: Persiapkanlah jalan untuk Tuhan, luruskanlah jalan bagi-Nya-Matius 3:3." Sehingga memang, di sini, Yesus memberitakan dirinya adalah kabar baik itu sendiri, yaitu bahwa benar sesuai Kitab Suci: “Dia yang dinantikan kedatangannya dan telah dituliskan oleh para nabi, termasuk Musa.” Yesus tidak sama sekali mengabarkan kembali kebenaran berdasarkan taat pada hukum Taurat, tetapi malah memperkenalkan dirinya sebagai Sang Penggenap Hukum Taurat itu. Sangat penting untuk diperhatikan, pondasi pemberitaan dirinya adalah: datanglah kepadaku untuk mendapatkan hidup.


Inilah yang diberitakan Yesus di rumah-rumah ibadat Yahudi, bahwa diri-Nya saja yang dapat memberikan kehidupan, sehingga tidak binasa. Setelah penolakan  bangsa Yahudi dan penyalibannya, hingga kematian dan kebangkitannya, sampai kenaikannya ke sorga, itupun merupakan wujud dan isi pemberitaan injil mulai dari Yerusalem, oleh para rasul Kristus.

0 Tinjauan Pengajaran Pdt. Dr. Erastus Sabdono Pada Keselamatan Di Luar Kristen (6.D)

Oleh: Martin Simamora

“Hukum Taurat Tidak Lagi Bekerja Karena Dia Yang Dinantikan Para Nabi Telah Datang (6.D)”


Pengajaran Yesus Kristus dalam perumpamaan penggarap anggur  sebagaimana dicatat dalam Matius 21:37-45, dan telah saya sajikan dalam bagian sebelumnya, memang telah menjadi pondasi tunggal bagi pemberitaan injil Kerajaan Allah kepada semua bangsa, agar barangsiapa yang menjadi percaya, selamat. Bukan hanya itu, sebab memiliki pasangannya, sehingga menjadikan perumpamaan itu satu-satunya kebenaran dari mulut Yesus sendiri yang menghakimi bangsa Yahudi sendiri dalam penyelamatan yang hendak dilakukannya, bahwa tak akan pernah ada kebenaran lainnya bagi mereka selain harus mengikut-Nya, sebab Ia telah menggenapi hukum Taurat dan kitab para nabi [Matius 5:17]. Penolakan mereka terhadap Yesus telah menggenapi apa yang tertulis dalam Kitab Suci- Maz 118:22, bahwa Dialah batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan [Matius 21:37-45]. Itu pun telah  menjadi dasar bagi para rasul untuk menghakimi bangsanya sendiri sebagai rasul-rasul Kristus yang telah diperintahkan-Nya untuk menyampaikan segala sesuatu yang telah diajarkan-Nya [Matius 28:20; Lukas 24:44-48], dan demikianlah yang disampaikan oleh rasul Yohanes dan rasul Petrus, ketika mereka diperiksa oleh Imam Besar Hanas dan Kayafas, Yohanes dan Aleksander dan semua orang lain yang termasuk keturunan Imam Besar (Kisah Para Rasul 4:6) dengan sebuah pertanyaan yang begitu tajam: "Dengan kuasa manakah atau dalam nama siapakah kamu bertindak demikian itu?" Rasul Yohanes dan rasul Petrus ditangkap oleh para imam karena mereka memberitakan kebangkitan Yesus, itu telah membangkitkan kemarahan yang begitu besar pada kelompok imam besar, orang-orang Saduki sehingga mereka dengan bantuan kepala pengawal Bait Allah menangkap mereka berdua (Kisah Para Rasul 4:1-2)untuk kemudian dipenjara (ayat 3).


Rasul Yohanes dan rasul Petrus, dengan kuasa  manakah atau dalam nama siapakah mereka bertindak? Apa yang dilakukan oleh Yohanes dan Petrus memang tidak berdaya sama sekali untuk dilakukan oleh para imam Yahudi, sementara orang tersebut sejauh pemandangan mata mereka: “Di situ ada seorang laki-laki, yang lumpuh sejak lahirnya sehingga ia harus diusung. Tiap-tiap hari orang itu diletakkan dekat pintu gerbang Bait Allah, yang bernama Gerbang Indah, untuk meminta sedekah kepada orang yang masuk ke dalam Bait Allah. Ketika orang itu melihat, bahwa Petrus dan Yohanes hendak masuk ke Bait Allah, ia meminta sedekah. Mereka menatap dia dan Petrus berkata: "Lihatlah kepada kami." Lalu orang itu menatap mereka dengan harapan akan mendapat sesuatu dari mereka. Tetapi Petrus berkata: "Emas dan perak tidak ada padaku, tetapi apa yang kupunyai, kuberikan kepadamu: Demi nama Yesus Kristus, orang Nazaret itu, berjalanlah!" Lalu ia memegang tangan kanan orang itu dan membantu dia berdiri. Seketika itu juga kuatlah kaki dan mata kaki orang itu. Ia melonjak berdiri lalu berjalan kian ke mari dan mengikuti mereka ke dalam Bait Allah, berjalan dan melompat-lompat serta memuji Allah. Seluruh rakyat itu melihat dia berjalan sambil memuji Allah, lalu mereka mengenal dia sebagai orang yang biasanya duduk meminta sedekah di Gerbang Indah Bait Allah, sehingga mereka takjub dan tercengang tentang apa yang telah terjadi padanya- Kisah Para Rasul 3:2-10.”

0 Tinjauan Pengajaran Pdt. Dr. Erastus Sabdono Pada Keselamatan Di Luar Kristen (6.C)

Oleh: Martin Simamora

“Hukum Taurat Tidak Lagi Bekerja Karena Dia Yang Dinantikan Para Nabi Telah Datang (6.C)”




Jadi,dengan demikian, bagaimana menjelaskan relasi antara hukum Taurat dengan Yesus Kristus?[mengenai perihal ini, telah saya jelaskan pada “Tinjauan Pengajaran Pdt. Dr. Eratus (1G)”] Apakah salah satu menggenapi yang  lainnya, atau kedua-duanya ko-eksis atau hidup berdampingan satu sama lain? Kembali, rasul Paulus menjelaskannya bagi kita:

Roma8:3-4 Sebab apa yang tidak mungkin dilakukan hukum Taurat karena tak berdaya oleh daging, telah dilakukan oleh Allah. Dengan jalan mengutus Anak-Nya sendiri dalam daging, yang serupa dengan daging yang dikuasai dosa karena dosa, Ia telah menjatuhkan hukuman atas dosa di dalam daging, supaya tuntutan hukum Taurat digenapi di dalam kita, yang tidak hidup menurut daging, tetapi menurut Roh.

Tidak ada sebuah kehidupan saling berdampingan antara Yesus dan hukum Taurat dengan sebuah pemikiran jikalau ada orang-orang Yahudi yang  berusaha melakukan hukum Taurat termasuk darah anak domba maka mereka akan memiliki kesempatan untuk masuk ke dunia yang baru, sebagaimana yang diajarkan oleh pendeta Dr.Erastus Sabdono. Perhatikan  sub bagian yang menjadi fokus tinjauan kali ini:



Rasul Paulus menjelaskan, pertama: hukum Taurat tidak mungkin memberikan kehidupan kekal karena manusia tidak berdaya untuk melakukannya, dan kedua: Allah sendiri telah melakukan apa yang tidak mungkin dilakukan hukum Taurat dengan jalan mengutus Anak-Nya sendiri sebagai satu-satunya yang dapat menggenapi hukum Taurat di dalam keserupaannya dengan kita, yaitu berdaging. Daging yang sama dengan manusia, yang dapat digoda oleh dosa. Hanya saja, Yesus dalam keadaan yang demikian tidak pernah berdosa [Ibrani 4:15 Sebab Imam Besar yang kita punya, bukanlah imam besar yang tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya sama dengan kita, Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa]. karena  Ia telah menggenapi  tuntutan hukum Taurat itu bukan saja bagi dirinya tetapi penggenapannya juga bekerja bagi orang yang percaya kepada-Nya.


Apakah dasarnya untuk menyatakan bahwa hukum Taurat itu sama sekali tak dapat menjadi JALAN bahkan untuk sekedar masuk ke dalam dunia yang baru?Satu-satunya jawaban untuk ini, yaitu: karena hukum Taurat tidak mungkin memberikan pada manusia kehidupan oleh kekuatan kemanusiaan atau kedagingan manusia itu sendiri untuk menanggapi kekudusan sebagai jalan dan penentu keselamatan.


Paulus tidak mengada-ada, sebab Yesus Sang Mesias membenarkannya atau Yesuslah sumber pengajarannya.

0 Tinjauan Pengajaran Pdt. Dr. Erastus Sabdono Pada Keselamatan Di Luar Kristen (6.B)

Oleh: Martin Simamora

“Kompleksitas Etimologi Dosa Tidak Hendak Menunjukan Keberagaman Jalan Keselamatan, Sebab Hanya Ada Satu Yang Dapat Menarik Keluar Manusia Dari Kuasa  Dosa (6.B)”


Apakah kesuksesan bangsa Israel untuk mentaati hukum Taurat akan menentukan kesuksesan Allah dalam menghadirkan Mesias melalui bangsa ini? Inilah yang menjadi fokus tinjauan kali ini. Pemikiran sedemikian telah menjiwai pengajaran pendeta Dr. Erastus Sabdono, sebagaimana yang dinyatakannya  dalam buku “Keselamatan Di Luar Kristen”:

▓“Bila bangsa Israel tidak hidup sesuai dengan hukum torat, maka sebagai akibatnya rencana Allah atas bangsa itu bisa gagal. Rencana Allah atas Israel adalah mewarisi pengenalan akan Allah dan melahirkan Messias di tengah-tengah bangsa itu. Dalam hal ini kita temukan dalam hidup bangsa Israel terdapat rencana dan pengaturan Allah.Rencana dan pengaturan tersebut dikenakan mutlak atau diberlakukan bagi “umat pilihan Allah.” Berkenaan dengan ini Paulus memakai kata parabasis, bahwa dosa adalah gerakan membelok dari jalan yang lurus. Dalam bahasa Inggris diterjemahkan dengan transgression.”

Ini merupakan bagian dari pelajaran 6 pada situs Rhema Church Australia, namun tidak turut tersaji, sehingga di sini disajikan dari buku karya pendeta Erastus dengan judul yang sama, dan anda dapat membaca di sini:



Apa yang harus dijawab dalam fokus tinjauan kali ini, adalah: benarkah rencana Allah dapat gagal karena kegagalan Israel untuk hidup dalam atau untuk menaati hukumTaurat, atau dengan kata lain, benarkah Allah begitu bergantung pada perilaku manusia yang kebenarannya berdasarkan pada ketaatan terhadap  hukum Taurat, untuk mewujudkan rencana keselamatan-Nya bagi manusia di dunia ini?

0 Tinjauan Pengajaran Pdt. Dr. Erastus Sabdono Pada Keselamatan Di Luar Kristen (6.A)

Oleh: Martin Simamora

“Kompleksitas Etimologi Dosa Tidak Hendak Menunjukan Keberagaman Jalan Keselamatan, Sebab Hanya Ada Satu Yang Dapat Menarik Keluar Manusia Dari Kuasa  Dosa (6.A)”





Senyata apakah Yesus Sang Mesias itu adalah Terang Dunia dan senyata apakah bahwa manusia itu berada di dalam ketakberdayaan atas apa yang hanya Allah bisa mengatasinya sehingga dapat disebut Juruselamat manusia. Dua realitas itu dapat dikerucutkan menjadi: seluas apakah keselamatan yang dikerjakan oleh Sang Mesias itu bagi manusia. Jawaban cepatnya: seluas dan melampaui kayanya terminologi-terminologi dosa yang digambarkan begitu tajam pada sejarah manusia oleh para penulis Kitab-Kitab Suci itu.


Yesus Sang Mesias itu menunjukan hal itu dalam nada-nada yang penuh peringatan dan penuh penegasan akan 2 realitas itu yang secara langsung berkait dengan dirinya sendiri, sebagaimana telah ditunjukannya dalam pernyataan ini:

Yohanes 8:12 Maka Yesus berkata pula kepada orang banyak, kata-Nya: "Akulah terang dunia; barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup."

Yohanes 12:27 Sekarang jiwa-Ku terharu dan apakah yang akan Kukatakan? Bapa, selamatkanlah Aku dari saat ini? Tidak, sebab untuk itulah Aku datang ke dalam saat ini.

Yohanes 12:28-30 Bapa, muliakanlah nama-Mu!" Maka terdengarlah suara dari sorga: "Aku telah memuliakan-Nya, dan Aku akan memuliakan-Nya lagi!" Orang banyak yang berdiri di situ dan mendengarkannya berkata, bahwa itu bunyi guntur. Ada pula yang berkata: "Seorang malaikat telah berbicara dengan Dia." Jawab Yesus: "Suara itu telah terdengar bukan oleh karena Aku, melainkan oleh karena kamu.

Peristiwa Yohanes 12:28-30 adalah momentum  termulia di hadapan orang banyak tepat saat dia menyatakan bahwa tujuan kedatangan-Nya ke dunia ini terkait dengan ketakberdayaan manusia dengan mengalami apa yang menjadi ketakberdayaan manusia itu [Yohanes 12:27] untuk pada akhirnya menaklukannya hanya pada dirinya sendiri, secara kokoh di hadapan penguasa dunia tanpa perbantahan. Menjadikan diri Sang Mesias sebagai satu-satunya keselamatan atas penguasaan kuasa dosa yang begitu kaya dengan karya mautnya atas manusia, tepat sebagaimana telah dilukiskan oleh para penulis perjanjian lama. Ia sendiri, bahkan, menyelenggarakan penghakiman atas penguasa dunia ini:

Yohanes 12:31 Sekarang berlangsung penghakiman atas dunia ini: sekarang juga penguasa dunia ini akan dilemparkan ke luar

Ia memiliki keluasan penanggulangan dosa melampaui keragaman terminologi-terminologi dosa itu sendiri, karena Ia saja yang berkuasa untuk menghakimi bapa segala kuasa untuk perbuatan-perbuatan dosa tersebut, sekaligus menghempaskan takhta penguasa dunia beserta kuasa dosanya.

0 Tinjauan Pengajaran Pdt. Dr. Erastus Sabdono Pada Keselamatan Di Luar Kristen (5.O- Selesai)

Oleh: Martin Simamora 

Benarkah Karena Tidak Menolak Injil Hingga Ke Tingkat Penghinaan Maka  Ada Kebenaran Lain Di Luar Kristus (5.O-Selesai)





Jikalau seseorang sungguh mengasihi Yesus, maka ia akan sungguh-sungguh memperhatikan perintah-Nya ini:

Yohanes 14:23 Jawab Yesus: "Jika seorang mengasihi Aku, ia akan menuruti firman-Ku dan Bapa-Ku akan mengasihi dia dan Kami akan datang kepadanya dan diam bersama-sama dengan dia.


Jikalau seorang berkata ia mengasihi Yesus namun telah memperlakukan firman-Nya diluar apa yang dimaksudkan-Nya atau dikehendaki-Nya, maka inilah yang sebenarnya terjadi:

Yohanes 14:24 Barangsiapa tidak mengasihi Aku, ia tidak menuruti firman-Ku; dan firman yang kamu dengar itu bukanlah dari pada-Ku, melainkan dari Bapa yang mengutus Aku.


Seorang yang mengaku mengasih Tuhan dan berdiri dihadapan jemaat Tuhan sebagai seorang guru kebenaran, tentu harus menyadari bahwa lidahnya tidak boleh melahirkan berbagai pengajaran berdasarkan kehendaknya sendiri, selain apa yang menjadi kehendak-Nya yang telah dinyatakan dalam Alkitabmu.


Tepat sebagaimana para rasul yang tak mungkin mengajar atau bahkan melakukan interpretasi sehingga sedemikian rupa menjadi begitu berlawanan dengan maksud Yesus yang dinyatakan oleh Roh Kudus bagi mereka:

Yohanes 14:26 tetapi Penghibur, yaitu Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam nama-Ku, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu.


Tepat sebagaimana Roh Kudus yang tak akan berkata dari dirinya sendiri, selain dari apapun yang telah dikemukakan oleh Yesus sendiri:

Yohanes 16:13-15 Tetapi apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran; sebab Ia tidak akan berkata-kata dari diri-Nya sendiri, tetapi segala sesuatu yang didengar-Nya itulah yang akan dikatakan-Nya dan Ia akan memberitakan kepadamu hal-hal yang akan datang. Ia akan memuliakan Aku, sebab Ia akan memberitakan kepadamu apa yang diterimanya dari pada-Ku. Segala sesuatu yang Bapa punya, adalah Aku punya; sebab itu Aku berkata: Ia akan memberitakan kepadamu apa yang diterimanya dari pada-Ku."

Apakah yang akan diberitakan oleh Roh Kudus berdasarkan apa  yang telah diterimanya dari Sang Mesias itu? Inilah yang diberitakan oleh Roh Kudus tersebut:

Yohanes 16:7-11Namun benar yang Kukatakan ini kepadamu: Adalah lebih berguna bagi kamu, jika Aku pergi. Sebab jikalau Aku tidak pergi, Penghibur itu tidak akan datang kepadamu, tetapi jikalau Aku pergi, Aku akan mengutus Dia kepadamu. Dan kalau Ia datang, Ia akan menginsafkan dunia akan dosa, kebenaran dan penghakiman; akan dosa, karena mereka tetap tidak percaya kepada-Ku; akan kebenaran, karena Aku pergi kepada Bapa dan kamu tidak melihat Aku lagi; akan penghakiman, karena penguasa dunia ini telah dihukum.

Roh Kudus datang untuk menginsafkan dunia akan dosa- ini adalah sebuah penghakiman oleh Roh Kudus sebab ini terkait dengan “penguasa dunia ini telah dihukum [bandingkan dengan pernyataan Yesus bahwa penghukuman atas penguasa dunia ini terkait dengan apa yang telah dilakukannya di Salib dalam kematian dan kebangkitannya: “Tidak banyak lagi Aku berkata-kata dengan kamu, sebab penguasa dunia ini datang dan ia tidak berkuasa sedikitpun atas diri-Ku Tetapi supaya dunia tahu, bahwa Aku mengasihi Bapa dan bahwa Aku melakukan segala sesuatu seperti yang diperintahkan Bapa kepada-Ku, bangunlah, marilah kita pergi dari sini- Yoh 14:30-31"].

0 Tinjauan Pengajaran Pdt. Dr. Erastus Sabdono Pada Keselamatan Di Luar Kristen (5.N)

Oleh: Martin Simamora  

Benarkah Karena Tidak Menolak Injil Hingga Ke Tingkat Penghinaan Maka  Ada Kebenaran Lain Di Luar Kristus (5.N)



Dosa, bukan sekedar pelanggaran, bukan sekedar perbuatan jahat, bukan sekedar ketaksucian dalam arti yang dapat dipulihkan atau direstorasi dan diluruskan dengan pertobatan atau pengoreksian dan komitmen untuk membangun kehidupan yang lebih baik oleh dan pada diri manusia itu sendiri. Natur dosa, yang sedang dibicarakan Alkitab menunjukan bahwa manusia tak berdaya untuk memulihkan, merestorasi atau meluruskan kebengkokan itu. Perjanjian baru menegaskan hal ini bahkan menunjukan  natur semacam itu  saat  pengandungan Sang Mesias dalam rahim  anak dara  Maria:

Matius 1:18-21 Kelahiran Yesus Kristus adalah seperti berikut: Pada waktu Maria, ibu-Nya, bertunangan dengan Yusuf, ternyata ia mengandung dari Roh Kudus, sebelum mereka hidup sebagai suami isteri. Karena Yusuf suaminya, seorang yang tulus hati dan tidak mau mencemarkan nama isterinya di muka umum, ia bermaksud menceraikannya dengan diam-diam. Tetapi ketika ia mempertimbangkan maksud itu, malaikat Tuhan nampak kepadanya dalam mimpi dan berkata: "Yusuf, anak Daud, janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai isterimu, sebab anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus. Ia akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan menamakan Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka."


Belum menikah namun sang kekasih sudah mengandung seorang anak, itu adalah sebuah skandal: mencemarkan nama calon isterinya di muka umum? Ini kondisi yang tak dapat diperbaiki, tak dapat direstorasi dan tak dapat diluruskan jika merupakan sebuah perbuatan cemar atau dosa. Yusuf tak mengerti dan tak memahami, tetapi  jelas, karena Maria mengandung sementara belum ia menyentuhnya sebagai seorang suami, telah begitu mencemaskan dan begitu menekan jiwanya, sampai-sampai: “Ia bermaksud menceraikannya atau menyudahi ikatan pertunangan yang begitu kokoh itu,secara diam-diam.” Tetapi jelas mengandungnya Maria bukanlah sebuah kecemaran atau kenajisan, sebaliknya: “anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus.”

Bukan saja dikandung dari Roh Kudus, tetapi malaikat Tuhan telah menyatakan atau menunjukan betapa realitas semua manusia itu tak berdaya untuk melepaskan dirinya dari pelukan  kuasa dosa yang begitu kokoh, dengan menyingkapkan siapakah Anak dan apakah kuasanya atas dosa: “Dialah yang akan menyelamatkan semua manusia yang menjadi umat-Nya dari dosa.” Di sini, bahkan, sejak Sang Immanuel dilahirkan, dosa telah dinyatakan sebagai problem tak tersolusikan oleh manusia, selain oleh Sang Immanuel itu sendiri.

0 Tinjauan Pengajaran Pdt. Dr. Erastus Sabdono Pada Keselamatan Di Luar Kristen (5.M)

Oleh: Martin Simamora   

Benarkah Karena Tidak Menolak Injil Hingga Ke Tingkat Penghinaan Maka  Ada Kebenaran Lain Di Luar Kristus (5.M)

Dalam Terang, manusia yang beriman kepada Yesus, menjadi tahu kemana harus pergi. Itu tak lepas dari diri Kristus sendiri, yaitu mengikut diri-Nya; dalam terang manusia itu, ia menjadi tahu dan diberikuasa untuk membuat keputusan mahapenting: mengikut dia. Mengikuti Yesus, apakah pentingnya? Penting karena keselamatan itu sendiri merupakan peristiwa atau “event” keberimanan seseorang secara aktual, bukan belaka konsepsi atau sekedar beragam komposit kebenaran-kebenaran  yang dilahirkan dari sebuah keanggunan pikir teologisnya, yang kemudian dipercayai sekedar untuk diajarkan. Keselamatan adalah kebenaran teologis sekaligus peristiwa aktual iman di dunia ini, dan itu semua dimulai dengan satu perintah-Nya: ikutlah Aku.

Sekali lagi, apakah pentingnya mengikut Yesus dalam peristiwa iman seorang percaya sehari-hari, dalam situasi-situasi menuntut kesetiaan sekalipun membahayakan, dan setia atau bertahan hingga kesudahannya?


Yesus sendiri menunjukan apakah pentingnya diri-Nya itu harus diikuti, melalui sejumlah perintah kepada para murid atau setiap orang percaya di segala jaman, yang menuntut ketahanan iman hingga kesudahannya. seperti:


►Matius 24:13 Tetapi orang yang bertahan sampai pada kesudahannya akan selamat.  

Bandingkan dengan:
Matius 10:22 Dan kamu akan dibenci semua orang oleh karena nama-Ku; tetapi orang yang bertahan sampai pada kesudahannya akan selamat.
Lukas 21:19 Kalau kamu tetap bertahan, kamu akan memperoleh hidupmu."


“Orang yang bertahan sampai kesudahannya akan selamat,” ini telah menunjukan kepada setiap orang percaya bahwa sementara keselamatan yang telah dimiliki itu adalah karya Sang Mesias di atas salib dan telah diterima sebagai sebuah anugerah terindah, namun sementara masih di dunia ini, memerlukan sebuah katahanan atau stamina yang harus senantiasa kokoh hingga kesudahannya-hingga saya dan anda menutup mata ini, kapanpun, dimanapun dan yang bagaimanapun juga.


Apakah dengan demikian, ini adalah sebuah kesendirian dan sebuah penuntutan kekuatan diri sendiri untuk bertahan hingga kesudahannya, agar memiliki hidup itu menjadi otentik dimilikinya?

0 Tinjauan Pengajaran Pdt. Dr. Erastus Sabdono Pada Keselamatan Di Luar Kristen (5.L)

Oleh: Martin Simamora    

Benarkah Karena Tidak Menolak Injil Hingga Ke Tingkat Penghinaan Maka  Ada Kebenaran Lain Di Luar Kristus (5.L)



Salah satu momen indah dan megah pada kedatangan Yesus Kristus ke dalam dunia ini, adalah percakapannya dengan seorang perempuan Samaria. Ya, Samaria, bangsa yang tak boleh dikunjungi oleh para murid-Nya kala Ia mengutus mereka untuk memberitakan Kerajaan Sorga, yaitu dirinya sendiri. Sebagaimana telah saya tunjukan pada bagian sebelumnya. Pertemuan ini, karenanya, telah menjadi sebuah pertemuan yang memperlihatkan bahwa Yesus adalah kebenaran dan hakim atas segala bangsa, sebab didalam perjumpaan ini pun, telah disampaikan-Nya kebenaran yang menyatakan keselamatan yang datang dari-Nya dan oleh-Nya, sekaligus menghakimi semua manusia. Mari kita memperhatikan dialog berikut ini:

Yohanes 4:3-12 Iapun meninggalkan Yudea dan kembali lagi ke Galilea. Ia harus melintasi daerah Samaria. Maka sampailah Ia ke sebuah kota di Samaria, yang bernama Sikhar dekat tanah yang diberikan Yakub dahulu kepada anaknya, Yusuf. Di situ terdapat sumur Yakub. Yesus sangat letih oleh perjalanan, karena itu Ia duduk di pinggir sumur itu. Hari kira-kira pukul dua belas. Maka datanglah seorang perempuan Samaria hendak menimba air. Kata Yesus kepadanya: "Berilah Aku minum." Sebab murid-murid-Nya telah pergi ke kota membeli makanan. Maka kata perempuan Samaria itu kepada-Nya: "Masakan Engkau, seorang Yahudi, minta minum kepadaku, seorang Samaria?" (Sebab orang Yahudi tidak bergaul dengan orang Samaria.) Jawab Yesus kepadanya: "Jikalau engkau tahu tentang karunia Allah dan siapakah Dia yang berkata kepadamu: Berilah Aku minum! niscaya engkau telah meminta kepada-Nya dan Ia telah memberikan kepadamu air hidup." Kata perempuan itu kepada-Nya: "Tuhan, Engkau tidak punya timba dan sumur ini amat dalam; dari manakah Engkau memperoleh air hidup itu? Adakah Engkau lebih besar dari pada bapa kami Yakub, yang memberikan sumur ini kepada kami dan yang telah minum sendiri dari dalamnya, ia serta anak-anaknya dan ternaknya?"


Perempuan Samaria itu mengenal Yesus, bahwa Ia adalah seorang Yahudi bukan sebagai Sang Terang Dunia. Itu sebabnya ia terperanjat dengan permintaan Yesus yang begitu janggal mau bergaul dengan dirinya yang seorang Samaria. Dalam Alkitab jelas terlihat bahwa relasi antara Yahudi dengan Samaria memang sangat negatif, bagi orang Yahudi, orang Samaria  adalah warga kelas dua dan memiliki sejarah relasi Israel-Samaria yang begitu negatif atau anti Samaria, seperti tercatat pada 2 Raja-Raja 17: “Raja Asyur mengangkut orang dari Babel, dari Kuta, dari Awa, dari Hamat dan Sefarwaim, lalu menyuruh mereka diam di kota-kota Samaria menggantikan orang Israel; maka orang-orang itupun menduduki Samaria dan diam di kota-kotanya. Pada mulanya waktu mereka diam di sana tidaklah mereka takut kepada TUHAN, sebab itu TUHAN melepaskan singa-singa ke antara mereka yang membunuh beberapa orang di antara mereka-2 Raja-Raja 17:24-25 [ anda bisa membaca untuk kepentingan studi: “The Origin And History Of The Samaritans,” dan “The Samaritans in Josephus’ Jewish History.”). Nenek moyang orang Samaria bukan orang Ibrani tetapi bangsa-bangsa asing. Ketika perempuan Samaria  menyebut Yakub adalah bapa kami, maka jelas ia menganggap dirinya adalah keturunan Yakub yang mana tak mengherankan karena mereka memiliki sejarah yang begitu panjang hidup sebagai pendatang di negeri bangsa Yahudi. Perkawinan campur adalah hal yang tak terelakan, setidak-tidaknya. Itu juga yang menjelaskan mengapa perempuan Samaria pun menantikan Mesias, sebagaimana ia mengatakannya: “Jawab perempuan itu kepada-Nya: "Aku tahu, bahwa Mesias akan datang, yang disebut juga Kristus;apabila Ia datang, Ia akan memberitakan segala sesuatu kepada kami- Yoh 4:25." Mereka karenanya tidak diperhitungkan sebagai domba-domba yang hilang dari Israel, saat pengutusan 12 murid.


Keterperanjatan perempuan Samaria itu dijawab oleh Yesus, bukan sebagai orang Yahudi tetapi IA adalah Allah yang menyatakan kasih karunia Allah, dan juga penghakiman atas realita dirinya di hadapannya. Maka dengarkanlah apa yang dikatakannya ini: “Jawab Yesus kepadanya: "Jikalau engkau tahu tentang karunia Allah dan siapakah Dia yang berkata kepadamu: Berilah Aku minum! niscaya engkau telah meminta kepada-Nya dan Ia telah memberikan kepadamu air hidup- Yoh 4:10." Kepada perempuan Samaria itu, Yesus memberikan kepadanya air hidup yang bukan dari dunia ini yang dapat menghilangkan dahaga sesaat saja (Barangsiapa minum air ini, ia akan haus lagi- Yoh 4:13), tetapi dengan meminumnya tak akan pernah haus lagi: ”tetapi barangsiapa minum air yang akan Kuberikan kepadanya, ia tidak akan haus untuk selama-lamanya.

0 Tinjauan Pengajaran Pdt. Dr. Erastus Sabdono Pada Keselamatan Di Luar Kristen (5.K)

Oleh: Martin Simamora     

Benarkah Karena Tidak Menolak Injil Hingga Ke Tingkat Penghinaan Maka  Ada Kebenaran Lain Di Luar Kristus (5.K)



Bagaimana dengan Yesus sendiri, terhadap pernyataan pendeta Dr.Erastus Sabdono yang berbunyi “Kalau mereka tidak melihat atau tidak pernah mendengar Injil secara memadai mereka tidak berdosa, tetapi kalau mereka melihat (mendengar Injil secara memadai) tetapi tidak percaya maka dosa mereka kekal (Yoh 9:41)? “ Apakah Yesus sendiri membicarakan dosa bukan dalam sebuah kontinum waktu, yang sejak kejatuhan Adam hingga kini?Apakah dosa itu telah ada memerintah segenap manusia sejak perjanjian lama hingga memasuki eranya-saat Ia masuk ke dalam dunia ini? Adakah Ia menunjukan sebuah kesinambungan tak terputus tepat pada dirinya sendiri yang menunjukan bahwa dosa sudah ada sejak sebelum dirinya di dunia ini hadir, dalam cara yang sangat tajam?

Maka jawabannya: ya,ada, bahkan begitu tajam menunjukan bahwa Ia sendiri adalah Sang Hakim atas dosa yang sejak dahulu kala menguasai dunia.


Marilah kita memperhatikan, mengarahkan diri kita kepada sabdanya berikut ini, sebuah sabda penghakiman:

▬▬Matius 10:14-15 Dan apabila seorang tidak menerima kamu dan tidak mendengar perkataanmu, keluarlah dan tinggalkanlah rumah atau kota itu dan kebaskanlah debunya dari kakimu. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya pada hari penghakiman tanah Sodom dan Gomora akan lebih ringan tanggungannya dari pada kota itu."


▬▬Lukas 17:26-30 Dan sama seperti terjadi pada zaman Nuh, demikian pulalah halnya kelak pada hari-hari Anak Manusia: mereka makan dan minum, mereka kawin dan dikawinkan, sampai kepada hari Nuh masuk ke dalam bahtera, lalu datanglah air bah dan membinasakan mereka semua. Demikian juga seperti yang terjadi di zaman Lot: mereka makan dan minum, mereka membeli dan menjual, mereka menanam dan membangun. Tetapi pada hari Lot pergi keluar dari Sodom turunlah hujan api dan hujan belerang dari langit dan membinasakan mereka semua. Demikianlah halnya kelak pada hari, di mana Anak Manusia menyatakan diri-Nya. Barangsiapa pada hari itu sedang di peranginan di atas rumah dan barang-barangnya ada di dalam rumah, janganlah ia turun untuk mengambilnya, dan demikian juga orang yang sedang di ladang, janganlah ia kembali. Ingatlah akan isteri Lot!


▬▬Matius 11:20-24 Lalu Yesus mulai mengecam kota-kota yang tidak bertobat, sekalipun di situ Ia paling banyak melakukan mujizat-mujizat-Nya: Celakalah engkau Khorazim! Celakalah engkau Betsaida! Karena jika di Tirus dan di Sidon terjadi mujizat-mujizat yang telah terjadi di tengah-tengah kamu, sudah lama mereka bertobat dan berkabung. Tetapi Aku berkata kepadamu: Pada hari penghakiman, tanggungan Tirus dan Sidon akan lebih ringan dari pada tanggunganmu. Dan engkau Kapernaum, apakah engkau akan dinaikkan sampai ke langit? Tidak, engkau akan diturunkan sampai ke dunia orang mati! Karena jika di Sodom terjadi mujizat-mujizat yang telah terjadi di tengah-tengah kamu, kota itu tentu masih berdiri sampai hari ini. Tetapi Aku berkata kepadamu: Pada hari penghakiman, tanggungan negeri Sodom akan lebih ringan dari pada tanggunganmu."


Tidakah anda melihat,dengan demikian, siapakah Yesus? Ia adalah Sang Hakim kekal. Bagaimana bisa dia berbicara penghakiman atas dosa yang pasti menunjukan pembinasaan oleh Allah sementara ia sendiri  baru muncul di dunia ini dalam era yang kini kita sebut sebagai perjanjian baru? Pernyataan pendeta Erastus, sebetulnya, hendak menyatakan Yesus itu sendiri baru ada atau eksistensinya baru ada sejak kelahirannya di bumi ini dengan memandang bahwa IA datang dalam sebuah ketentuan dosa yang terpisah dari segala zaman dan segala manusia di bumi, sehingga dosa menurut Yesus bukanlah realita dosa global. Ini pertama-tama bagaikan konflik antara orang-orang Yahudi yang mempertanyakan Yesus, pada siapakah Yesus sampai bisa-bisanya menyatakan dirinya adalah Sang Hakim sejak era perjanjian lama.


Mari perhatikan situasi tersebut:

0 Tinjauan Pengajaran Pdt. Dr. Erastus Sabdono Pada Keselamatan Di Luar Kristen (5.J)

Oleh: Martin Simamora      

Benarkah Karena Tidak Menolak Injil Hingga Ke Tingkat Penghinaan Maka  Ada Kebenaran Lain Di Luar Kristus (5.J)


Tak terhindarkan juga maka pernyataan pendeta Dr. Erastus Sabdono pada bagian berikutnya sebagaimana pada paragraf “Keselamatan Di Luar Kristen (Pelajaran 05)” yang ditampilkan oleh situs resmi GBI Rhema Church,dengan demikian, sangat salah:

Bagi mereka yang menolak Tuhan Yesus, berarti mereka berpihak kepada kuasa kegelapan. Mereka menyaksikan dan mengalami bagaimana kuasa Allah dinyatakan yaitu dengan pengusiran setan dan berbagai mujizat. Tetapi mereka menolak Tuhan Yesus maka berarti mereka di pihak kuasa kegelapan (Luk 11:20). Kalau mereka tidak melihat atau tidak pernah mendengar Injil secara memadai mereka tidak berdosa, tetapi kalau mereka melihat (mendengar Injil secara memadai) tetapi tidak percaya maka dosa mereka kekal (Yoh 9:41). Penolakan mereka dalam ekspresi nyata yaitu memusuhi Tuhan Yesus dan menuduh Tuhan Yesus menggunakan kuasa penghulu setan (baalzebul). Mereka menganggap Tuhan Yesus sesat dan pantas dimusuhi, ajaran dan pengikut-Nya pantas diberantas.

Sebagaimana pada bagian sebelumnya, sudah saya tunjukan bahwa “dosa” bukan sebuah keadaan yang  baru muncul setelah Yesus hadir pada tindakan menolak-Nya, sebaliknya Yesus sebagai Terang Dunia menunjukan realitas dunia berserta segenap mahkluk sejak kejatuhan Adam hingga kini. Apakah saat saya menyatakan”sangat salah,” itu berdasarkan penghakiman yang lahir dari sebuah analisa? Jawabnya: Tidak sama sekali. Tetapi secara gamblang Alkitab telah menunjukan.


Saya ingin menunjukan pernyataan pendeta Erastus yang berbunyi “kalau mereka tidak melihat atau tidak pernah mendengar Injil secara memadai mereka tidak berdosa” adalah salah, sebab yang benar, bahkan sebelum Yesus masuk ke dalam dunia ini, dosa sudah menguasai dan menjajah segenap manusia.

0 Tinjauan Pengajaran Pdt. Dr. Erastus Sabdono Pada Keselamatan Di Luar Kristen (5.i)

Oleh: Martin Simamora

Benarkah Karena Tidak Menolak Injil Hingga Ke Tingkat Penghinaan Maka  Ada Kebenaran Lain Di Luar Kristus (5.i)



Tidak ada satupun di situ sebuah momentum pemaksaan sebagaimana yang dimaksudkan oleh pendeta Dr. Erastus Sabdono, apa yang ada dan terjadi sebetulnya, Yesus Sang Terang Dunia itu sedang menunjukan sebuah realita manusia yang hanya akan terlihat atau tersingkap kalau itu dinyatakan. Jelas saja sebab kegelapan di sini memang masih memberikan kepada manusia sebuah kehidupan, walau jelas kehidupan yang tidak dipimpin oleh Allah atau Kerajaan Sorga. Realita bahwa kerajaan maut yang menguasai manusia, oleh Yesus, dalam cara semacam ini: "Setiap kerajaan yang terpecah-pecah pasti binasa, dan setiap rumah tangga yang terpecah-pecah, pasti runtuh. Jikalau Iblis itu juga terbagi-bagi dan melawan dirinya sendiri, bagaimanakah kerajaannya dapat bertahan? Sebab kamu berkata, bahwa Aku mengusir setan dengan kuasa Beelzebul. Jadi jika Aku mengusir setan dengan kuasa Beelzebul, dengan kuasa apakah pengikut-pengikutmu mengusirnya? Sebab itu merekalah yang akan menjadi hakimmu”- Lukas 11:17-20, jelas akan memeranjatkan siapapun juga. Mengapa? Sebab pernyataan Yesus tadi menunjukan 2 realita penting bagi dunia: (1) IA adalah penentu sekaligus penguji berada di dalam kerajaan manakah atau milik kerajaan siapakah manusia itu. Dan (2)IA sedang menunjukan tak ada satupun manusia yang tidak berada didalam penguasaan kerajaan penghulu iblis. Ketika mulut seorang Farisi berkata kepada Yesus “Ia mengusir setan dengan kuasa Beelzebul, penghulu setan- Lukas11:15, maka itu adalah gambaran bagaimana sebetulnya ketika terang itu masuk ke dalam dunia ini yang dijumpai-Nya hanyalah kegelapan. Oposisi terhadap Yesus yang bagaimanapun hanya menunjukan realitas yang tak terlihat: dunia ini berada didalam pendudukan kerajaan penghulu setan.


Sehingga begitu indah   pengharapan keselamatan yang dari Allah itu sebagaimana yang turut membuka Injil Yohanes:
Yohanes 1:4-5 Dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia. Terang itu bercahaya di dalam kegelapan dan kegelapan itu tidak menguasainya.

Tepat kala “Yesus mengusir dari seorang suatu setan yang membisukan. Ketika setan itu keluar, orang bisu itu dapat berkata-kata- ayat 14” maka itu bukan sekedar peristiwa ajaib, bukan cuma mengatakan bahwa Yesus itu Sang Pembuat Mujizat atau Sang Tabib Agung, tetapi lebih dari itu, IA adalah “terang yang bercahaya di dalam  kegelapan dan kegelapan itu tidak menguasainya.” Mengatakan kegelapan itu tidak menguasainya menunjukan bahwa IAlah yang berkuasa atas kegelapan itu dalam sebuah makna DIA berotoritas, bahkan, atas dunia kerajaan penghulu setan. Perhatikan sekali lagi bagaimana Yesus menyingkapkan dunia kerajaan penghulu setan dan bagaimana Dia berkuasa mengatasinya, pada ayat 17-20 tadi.

0 Tinjauan Pengajaran Pdt. Dr. Erastus Sabdono Pada Keselamatan Di Luar Kristen (5.H)

Oleh: Martin Simamora

Benarkah Karena Tidak Menolak Injil Hingga Ke Tingkat Penghinaan Maka  Ada Kebenaran Lain Di Luar Kristus (5.H)




Yesus Kristus sendiri menunjukan dirinya sebagai apa yang dinyatakan oleh nabi Yohanes Pembaptis kala menyebut Yesus “Bertobatlah, sebab Kerajaan Sorga sudah dekat!- Matius 3:2” dalam sebuah peristiwa yang menggambarkan bahwa Kerajaan Sorga adalah dirinya sendiri  yang berkuasa atas segala kuasa di dunia ini: ”Tetapi jika Aku mengusir setan dengan kuasa Roh Allah, maka sesungguhnya Kerajaan Allah sudah datang kepadamu- Matius 12:28.” Harus diingat bahwa kebenaran atau penggenapan dalam tatar aktualisasi kehadiran Kerajaan Allah yang Mahakudus dan Mahakuasa telah terjadi dalam:

▬▬Matius 12:22 Kemudian dibawalah kepada Yesus seorang yang kerasukan setan. Orang itu buta dan bisu, lalu Yesus menyembuhkannya, sehingga si bisu itu berkata-kata dan melihat.


Peristiwa ini sebetulnya menyingkapkan apa yang tak dapat dilihat oleh semua manusia. Apakah itu? Bahwa kuasa kegelapan membelenggu manusia hingga jiwa tak dapat berkomunikasi dengan atau menjangkau Allah; bahwa kuasa kegelapan pada episode ini menunjukan rupa kerja kegelapan yang mengurung jiwa manusia hingga tak bisa melihat dan tak bisa mendengarkan kehendak Allah, jika bukan disembuhkan-Nya. Tetapi siapakah yang bisa melihat kebenaran ini? Apa yang bisa dilihat hanyalah: “Orang itu buta dan bisu dan kerasukan setan” tetapi bagaimana itu bertemalian: “buta dan bisu dan kerasukan setan,” hanya Yesus yang sanggup menunjukannya: “lalu Yesus menyembuhkannya sehingga si bisu itu berkata-kata dan melihat.”


Kerajaan Allah bukan berisi kata-kata tanpa kuasa, sebaliknya kata-kata yang berkuasa dan berdaulat penuh untuk mengatasi dan wewujudkan apapun juga yang dikehendaki oleh kata-kata-Nya. Tepat seperti seorang raja sedang bertitah maka semua titahnya dilakukan dengan penuh ketundukan oleh para pelaksana kerajaannya, rakyat, bahkan dapat menentukan mati-hidupnya para penentang atau para penjahat yang mengganggu ketentraman kerajaannya.

Bagi para penyaksi, mereka sedang menyaksikan Yesus bak seorang raja yang begitu berkusa: berkata dan terjadilah, tanpa sebuah jedah dan tanpa sebuah perbantahan!

Dapat dipahami jika rakyat Israel yang telah lama menantikan kedatangan seorang raja dari trah Daud, secara spontan, beberapa diantaranya yang ada di dalam momen itu, telah menduga atau menyangka di pikirannya berdasarkan apa yang telah terjadi di depan mata mereka, dalam keterpanaan, bahwa ia jangan-jangan Anak Daud. Perhatikanlah ini: “Maka takjublah sekalian orang banyak itu, katanya: "Ia ini agaknya Anak Daud- Matius 12:23." Jelas saja, apa yang dilakukan Yesus segera membangkitkan semacam semangat menggebu akan pengharapan mesianik. Jika dengan berkata saja, setan takluk, apalagi kepada kuasa-kuasa politik dunia ini, penguasa Romawi. Begitu besar harapan itu, namun sekaligus begitu keras bertentangan dengan “Kerajaan” yang sedang Yesus perkenalkan kepada mereka, sebuah kerajaan yang telah dinyatakan oleh Yohanes Pembaptis akan menjadi  satu-satunya sumber keselamatan dan pertobatan manusia.

0 Tinjauan Pengajaran Pdt. Dr. Erastus Sabdono Pada Keselamatan Di Luar Kristen (5.G)

Oleh: Martin Simamora

Benarkah Karena Tidak Menolak Injil Hingga Ke Tingkat Penghinaan Maka  Ada Kebenaran Lain Di Luar Kristus (5.G)



Ketika nabi Yohanes Pembaptis berseru memberitakan pertobatan yang terkait erat dengan kedatangan Mesias yang adalah kedatangan Kerajaan Sorga, ia bukan hadir sebagai terang dan kebenaran itu sendiri, karena tujuan kehadirannya adalah sebagai seorang nabi perjanjian lama yang mempersiapkan  kegenapan janji Allah mengenai kedatangan Mesias:

▬▬Matius 3:1-3 Pada waktu itu tampillah Yohanes Pembaptis di padang gurun Yudea dan memberitakan: Bertobatlah, sebab Kerajaan Sorga sudah dekat! Sesungguhnya dialah yang dimaksudkan nabi Yesaya ketika ia berkata: "Ada suara orang yang berseru-seru di padang gurun: Persiapkanlah jalan untuk Tuhan, luruskanlah jalan bagi-Nya."

Yohanes Pembaptis bukan terang itu sendiri, tetapi Penyeru yang meneriakan seru pertobatan dan memberitakan Dia yang akan datang- Kerajaan Sorga. Ia  berseru-seru bahwa Kerajaan Sorga itu sudah dekat. Bahkan Ia sendiri pun tak layak untuk menyentuh Kerajaan Sorga itu sama sekali dalam sebuah ekspresi yang begitu memuliakan Dia yang diberitakannya dan begitu merendahkan dirinya si pemberita-Nya: “aku tidak layak melepaskan kasut-Nya- Matius 3:11.”


Apa yang kemilau di sini, dengan demikian, terang yang dimaksud dalam Injil Yohanes 1:1-5,14, adalah kedatangan Kerajaan Sorga! Kedatangan Yesus adalah kedatangan kerajaan sorga.


Menarik juga untuk mendengarkan Yesus yang menjelaskan siapakah Yohanes itu menurut-Nya:
►Matius 11:7-10 Setelah murid-murid Yohanes pergi, mulailah Yesus berbicara kepada orang banyak itu tentang Yohanes: "Untuk apakah kamu pergi ke padang gurun? Melihat buluh yang digoyangkan angin kian ke mari? Atau untuk apakah kamu pergi? Melihat orang yang berpakaian halus? Orang yang berpakaian halus itu tempatnya di istana raja. Jadi untuk apakah kamu pergi? Melihat nabi? Benar, dan Aku berkata kepadamu, bahkan lebih dari pada nabi. Karena tentang dia ada tertulis: Lihatlah, Aku menyuruh utusan-Ku mendahului Engkau, ia akan mempersiapkan jalan-Mu di hadapan-Mu.

Yohanes adalah nabi yang mempersiapkan dan menunjukan kegenapan penantian akan seorang Mesias yang telah dituliskan oleh nabi-nabi perjanjian lama, bukan terang itu sendiri. Namun mengenai kenabiannya, Yesus berkata bahwa nabi Yohanes lebih daripada nabi.


Mengapa  nabi Yohanes bukan terang itu sendiri, namun juga, oleh Yesus, telah dinyatakan sebagai lebih daripada sekedar nabi?
Anchor of Life Fellowship , Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri - Efesus 2:8-9